GRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF TAK TERHUBUNG DARI GRAF BINTANG GANDA DAN SUBDIVISINYA. (Skripsi) Oleh SITI NURAZIZAH

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

Bilangan Kromatik Lokasi n Amalgamasi Bintang yang dihubungkan oleh suatu Lintasan

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP:

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN KROMATIK LOKASI PADA GRAF KNESER. ( Skripsi ) Oleh. Muhammad Haidir Alam

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

DIMENSI METRIK GRAF BLOK BEBAS ANTING

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF POHON DAN KARAKTERISASI GRAF DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3 DISERTASI ASMIATI

DIMENSI METRIK PENGEMBANGAN GRAF KINCIR POLA K 1 + mk 3

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

Mizan Ahmad, Tri Atmojo Kusmayadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK KOMBINASI DUA GRAF LINTASAN P 3 DAN P 4

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

Dimensi Metrik dan Dimensi Partisi dari Famili Graf Tangga

Dimensi Metrik Graf Amal( )

BATAS ATAS BILANGAN DOMINASI LOKASI METRIK DARI GRAF HASIL OPERASI KORONA

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

KAITAN ANTARA DIMENSI METRIK DAN DIMENSI PARTISI PADA SUATU GRAF. (Skripsi) Oleh GIOVANNY THEOTISTA

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

{e 1. , e 2. partition dimension of a graph. Aequations Math. 59. no oleh

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

Pengembangan Pewarnaan Titik pada Operasi Graf Khusus

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG. Rismawati Ramdani

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

Aplikasi Teori Ramsey dalam Teori Graf

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

BILANGAN DOMINASI LOKASI METRIK DARI GRAF HASIL OPERASI KORONA. Hazrul Iswadi

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE

KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

. Nilai total ketakteraturan titik graf. Graf Hasil Kali Comb Dan C 5 Dengan Bilangan Ganjil

Yuni Listiana FKIP, Universitas Dr. Soetomo Surabaya

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF

Bilangan Kromatik Dominasi pada Graf-Graf Hasil Operasi Korona

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos BASIS FOR DETERMINING THE WHEEL GRAPH

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF RODA DAN GRAF KUBIK

PEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI. Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip

Pelabelan Harmonious Pada Graf Gabungan Graf Firecracker Teratur. Nola Marina 1, Aini Suri Talita 2

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH OF WEB GRAPH

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

BILANGAN STRONG RAINBOW CONNECTION UNTUK GRAF GARIS, GRAF MIDDLE DAN GRAF TOTAL

PELABELAN TOTAL TRINGULAR PADA BEBERAPA KELAS GRAF POHON

Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

Pelabelan Super Sisi Ajaib pada Subkelas Pohon

3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf. Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya

DAN DIAMETER. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Jalan Sukarno-Hatta Km. 9 Palu 94118, Indonesia

Bilangan Khromatik Pewarnaan Sisi pada Graf Khusus dan Operasinya

PELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN RHO TOPI PADA GRAF 8-BINTANG DENGAN UNTUK GENAP

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

INJEKSI TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF K 1,s DAN GRAF mk 3 UNTUK m GENAP

Konstruksi Pelabelan- Pada Line Digraph dari Graf Lingkaran Berarah dengan Dua Tali Busur

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI GRAF BERLIAN. M.A. Shulhany, A.N.M. Salman

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF BUKU SEGIEMPAT, GRAF KIPAS, DAN GRAF TRIBUN

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN ABSTRACT

BILANGAN DOMINASI PERSEKITARAN PADA GRAF LENGKAP DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

Kekuatan Tak Reguler Sisi Total Pada Graf Umbrella dan Graf Fraktal

MENENTUKAN NILAI KETIDAKTERATURAN GRAF KEMBANG API YANG DIPERUMUM. Edy Saputra, Nurdin, dan Hasmawati

BILANGAN RAINBOW CONNECTION UNTUK BEBERAPA GRAF THORN

Oleh : Hilda Rizky Ningtyas Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2012

PELABELAN GRACEFUL, SKOLEM GRACEFUL DAN PELABELAN PADA GRAF ( )

DIMENSI METRIK DARI (K n P m ) K 1

RAINBOW CONNECTION PADA GRAF DENGAN KONEKTIFITAS 1

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

Transkripsi:

GRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ASMIATI, FITRIANI Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedong Meneng, Bandar Lampung Email : asmiati308@yahoo.com; fitriani_mathunila@yahoo.co.id Abstrak. Misalkan G ( V, E) adalah graf terhubung dan c suatu pewarnaank sejati dari G. Misalkan pula merupakan partisi dari V( G) yang diinduksi oleh pewarnaan c. Kode warna c ( v) dari v adalah koordinat, dengan d ( v, Ci ) min{ d ( v, x) x Ci} untuk 1 i k. Jika semua titik di G mempunyai kode warna berbeda, maka c disebut pewarnaan lokasi. Bilangan kromatik lokasi dari G, dinotasikan dengan ( G ) adalah bilangan terkecil k sehingga G mempunyai pewarnaan-k lokasi. L Graf adalah graf pohon yang hanya memiliki satu titik akar, yaitu x yang mempunyai k anak dan setiap anaknya mempunyai m daun. Graf amalgamasi pohon adalah graf yang diperoleh dari n buah graf dengan cara menyatukan titik x pada setiap graf tersebut. Pada paper ini akan dibahas graf amalgamasi nt k,m yang berbilangan kromatik lokasi empat. Kata Kunci. Bilangan kromatik lokasi, graf amalgamasi. 1 Pendahuluan Pada tahun 2002, Chartrand dkk. [1] memperkenalkan konsep bilangan kromatik lokasi pada suatu graf yang merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi [2] dan pewarnaan graf. Chartrand dkk. [1] mendefinisikan bilangan kromatik lokasi sebagai berikut. Misalkan G ( V, E) adalah graf terhubung dan c suatu pewarnaan-k sejati dari G. Misalkan pula merupakan partisi dari V ( G) yang diinduksi oleh pewarnaan c. Kode warna c ( v) dari v adalah koordinat ( (, ), (, ),, (, )) dengan d( v, C ) min{ d( v, x) x C } d v C1 d v C2 d v C k i untuk 1 i k. Jika semua titik di G mempunyai kode warna berbeda, maka c disebut pewarnaan lokasi. Bilangan kromatik lokasi dari G, dinotasikan dengan ( G ), adalah i L 1399

bilangan terkecil k sehingga G mempunyai pewarnaan-k lokasi. Jelas bahwa graf berorde satu mempunyai bilangan kromatik lokasi satu, sedangkan graf berorde dua mempunyai bilangan kromatik lokasi dua. Secara umum, jika G berorde, maka. Penentuan bilangan kromatik lokasi dari suatu graf secara umum merupakan persoalan NP-hard [1]. Karenanya, kajian penentuan bilangan kromatik lokasi graf dilakukan dengan membatasi untuk bilangan kromatik lokasi tertentu. Pada permasalahan karakterisasi graf dengan bilangan kromatik lokasi tertentu, Chartrand dkk. [3] telah berhasil mengkarakterisasi graf dengan bilangan kromatik lokasi n-1 dan n-2. Asmiati dan Baskoro [4] telah mengkaji karakterisasi graf yang memuat siklus dengan bilangan kromatik lokasi tiga. Karakterisasi pohon dengan bilangan kromatik lokasi tiga juga telah dibahas oleh Baskoro dan Asmiati [5]. Sejauh penelusuran literatur, penelitian yang terkait dengan penentuan bilangan kromatik lokasi dari graf pohon masih terbatas pada lintasan, graf bintang, dan graf bintang ganda [1]. Selanjutnya, Asmiati dkk. [6,7] telah berhasil menentukan bilangan kromatik lokasi pada graf amalgamasi bintang dan graf kembang api. Khusus untuk graf lobster berbilangan kromatik lokasi 4 juga telah dikaji oleh Asmiati [8]. Berikut ini adalah teorema dasar tentang bilangan kromatik lokasi. Teorema 1.1 [1] Misalkan c adalah pewarnaan lokasi pada graf terhubung G. Jika u dan v dua titik yang berbeda di G sedemikian sehingga d (u,w) = d (v,w), untuk setiap, maka. Dalam hal khusus, jika u dan v tidak bertetangga sedemikian sehingga himpunan tetangga u dan v sama (N (u) = N (v)), maka. Akibat dari teorema ini, didapatkan batas bawah dari bilangan kromatik lokasi untuk graf sebarang. Akibat 1.2 [3] Misalkan G adalah graf terhubung. Jika G memuat suatu titik yang bertetangga dengan k daun, maka Graf adalah graf pohon yang hanya memiliki satu titik akar, yaitu x yang mempunyai k anak dan setiap anaknya mempunyai m daun. Graf amalgamasi pohon adalah graf yang diperoleh dari n buah graf dengan cara 1400

menyatukan titik x pada setiap graf tersebut. Pada paper ini akan didiskusikan graf amalgamasi nt k,m yang berbilangan kromatik lokasi empat. 2 Hasil Utama Pada bagian ini akan didiskusikan beberapa hasil dari graf amalgamasi nt k,m yang berbilangan kromatik lokasi empat. Konstruksi graf nt k,m diberikan sebagai berikut. Gambar 1. Konstruksi Graf nt k,m Teorema 2.1 Graf amalgamasi pohon nt k,m yang berbilangan kromatik lokasi empat adalah sebagai berikut. 1., untuk 2., untuk 3., untuk 4., untuk ; 5., untuk. 1401

Bukti. 1. Pertama, akan ditentukan batas atas L (nt 2,1 ), dengan 3 n 9. Misalkan c adalah pewarnaan-4 pada graf nt 2,1, untuk 3 n 9, dengan aturan sebagai berikut. a. c(x) = 1; b., untuk i = 1, 2,, n diwarnai secara berturu-turut dengan warna 2, 3 4 dengan masing-masing warna diberikan paling banyak kali; c. dipilih dua dari himpunan, dengan d. daun-daun, dengan Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa kode warna untuk setiap titik, dengan 3 n 9, berbeda. a. Jika, maka. Hal ini dikarenakan pada memuat tepat 3 komponen bernilai 1, sedangkan pada memuat tepat 1 komponen bernilai 1. b. Jika, maka. Hal ini dikarenakan pada memuat tepat 3 komponen bernilai 1, sedangkan pada memuat tepat 1 komponen bernilai 1. c. Jika, dengan maka. Hal ini dikarenakan pada memuat sekurang-kurangnya 2 komponen bernilai 1, sedangkan pada memuat tepat 1 komponen bernilai 1. d. Jika maka. Hal ini dikarenakan pada memuat sekurang-kurangnya 2 komponen bernilai 1, sedangkan pada memuat tepat 1 komponen bernilai 1. e. Jika, dengan maka. Hal ini dikarenakan. 1402

f. Jika, dengan maka. Hal ini dikarenakan jika, maka. Akibatnya,. Berdasarkan semua kasus yang telah diuraikan, kode warna untuk semua titik pada graf nt 2,1, untuk 3 n 9, berbeda. Jadi, c merupakan pewarnaan-4 lokasi. Akibatnya, L (nt 2,1 ) 4, untuk 3 n 9. Selanjutnya, akan ditentukan batas bawah L (nt 2,1 ), untuk 3 n 9. Perhatikan gambar berikut ini. Gambar 2. Konstruksi batas bawah L (nt 2,1 ) dengan 3 n 9 Andaikan c pewarnaan-3 pada graf 3T 2,1 dengan aturan sebagai berikut. a. c(x) = 1, b., c.,,,,. Karena, maka warna yang mungkin untuk dan adalah 1. Akibatnya, warna untuk dan. Jadi,. Jadi, c bukan merupakan pewarnaan-3 lokasi. Sehingga, sekurang-kurangnya dibutuhkan 4 warna untuk mewarnai graf 1403

tersebut. Oleh karena itu, L (3T 2,1 ) 4. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, untuk. 2. Penentuan batas atas, dengan. Cara pemberian warna yang digunakan pada graf hampir serupa dengan pemberian warna pada graf. Yang menjadi perbedaannya adalah penentuan warna daun-daun pada graf diberikan sebagai berikut:, dengan Sedangkan, penentuan warna daun-daun pada graf, adalah dipilih dua dari, dengan dan. Akibatnya,. Selanjutnya, dengan cara serupa sebagaima menentukan batas bawah, diperoleh. Oleh karena itu,, untuk. 3. Penentuan batas atas. Cara pemberian warna yang digunakan pada graf hampir serupa dengan pemberian warna pada graf. Yang menjadi perbedaannya adalah penentuan warna daun-daun pada graf diberikan sebagai berikut:, dengan Sedangkan, penentuan warna daun-daun pada graf,, dengan dan Akibatnya,. Selanjutnya, akan ditentukan batas bawah dengan. Karena setiap titik, bertetangga dengan 3 daun, maka berdasarkan Akibat 1.2,. Oleh karena itu, untuk. 4. Akan ditentukan batas atas L (nt 3,1 ), dengan 2 n 3. Misalkan c adalah pewarnaan-4 pada graf nt 3,1, untuk 2 n 3, dengan aturan sebagai berikut. a. c(x) = 1; b., untuk i = 1, 2,, n diwarnai secara berturut-turut dengan warna 2, 3, 4; 1404

c. diwarnai secara berturut-turut dengan warna, dengan d. daun-daun, Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa kode warna untuk setiap titik, dengan 2 n 3, berbeda. a. Jika, maka. Hal ini dikarenakan pada memuat tepat 3 komponen bernilai 1, sedangkan pada memuat tepat 1 komponen bernilai 1. b. Jika, maka. Hal ini dikarenakan pada memuat tepat 3 komponen bernilai 1, sedangkan pada memuat tepat 1 komponen bernilai 1. c. Jika, dengan maka. Hal ini dikarenakan pada memuat tepat 3 komponen bernilai 1, sedangkan pada memuat tepat 1 komponen bernilai 1. d. Jika maka. Hal ini dikarenakan pada memuat tepat 3 komponen bernilai 1, sedangkan pada memuat tepat 1 komponen bernilai 1. e. Jika, dengan maka. Hal ini dikarenakan. Berdasarkan semua kasus yang telah diuraikan, kode warna untuk semua titik pada graf nt 3,1, untuk 2 n 3, berbeda. Jadi, c merupakan pewarnaan lokasi. Akibatnya, L (nt 3,1 ) 4, untuk 2 n 3. Selanjutnya, akan ditentukan batas bawah L (nt 3,1 ), untuk 2 n 3. 1405

Perhatikan gambar berikut ini. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 Gambar 3. Konstruksi batas bawah L (2T 3,1 ) Andaikan c pewarnaan-3 pada graf 2T 3,1 dengan aturan sebagai berikut. a. c(x) = 1, b., c.,,,, d.,,,, Karena, maka warna yang mungkin untuk dan adalah 1 atau 2. Akibatnya, warna untuk dan. Jadi, = (0, 2, 1). Jadi, c bukan merupakan pewarnaan lokasi. Sehingga, sekurang-kurangnya dibutuhkan 4 warna untuk mewarnai graf tersebut. Oleh karena itu, L (2T 3,1 ) 4. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, untuk. 5. Penentuan batas atas, dengan. Cara pemberian warna yang digunakan pada graf hampir serupa dengan pemberian warna padab graf. Yang menjadi perbedaannya adalah penentuan warna daundaun pada graf diberikan sebagai berikut:, dengan 1406

Sedangkan, penentuan warna daun-daun pada graf, adalah dipilih dua dari Akibatnya,, dengan. Selanjutnya, dengan cara serupa sebagaimana menentukan batas bawah, diperoleh. Oleh karena itu,, untuk. 3 Kesimpulan Graf amalgamasi nt k,m yang berbilangan kromatik lokasi empat adalah sebagai berikut. 1., untuk 2., untuk 3., untuk 4., untuk ; 5., untuk. 4 Daftar Pustaka [1] G. Chartrand, D. Erwin, M.A. Henning, P.J. Slater, dan P. Zhang, The locating-chromatic number of a graph, Bull. Inst. Combin. Appl., 36, 89-101, 2002. [2] G. Chartrand, E. Salehi, dan P. Zhang, On the partition dimension of graph, Congr. Numer., 130, 157-168, 1998 [3] G. Chartrand, D. Erwin, M.A. Henning, P.J. Slater, dan P. Zhang, Graph of order n with locating-chromatic number n-1, Discrete Math., 269, 65-79, 2003. [4] Asmiati, E. T. Baskoro, Characterizing all graphs containing cycles with locating chromaticnumber 3, AIP Conf. Proc.1450, 351-357, 2012. [5] E. T. Baskoro, Asmiati, Characterizing all trees with locating chromatic-number 3, Electronic Journal of Graph Theory and Applications 1 (2), 109 117, 2013. [6] Asmiati, H. Assiyatun, E.T. Baskoro, Locating-Chromatic Number of Amalgamation of Stars, ITB J.Sci., 43A, 1-8, 2011 [7] Asmiati, H. Assiyatun, E.T. Baskoro, D. Suprijanto, R. Simanjuntak, S. Uttunggadewa, Locating-Chromatic Number of Firecracker Graphs, Far East Journal of Mathematical Sciences, 63(1), 11-23, 2012. [8] Asmiati, Graf lobster berbilangan kromatik lokasi 4, Prosiding Semirata BKS-PTN Barat, 35-38, 2013. 1407

11-14 Juni 2014, ITS, Surabaya 1408