BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Kejadian kanker payudara di Amerika Serikat pada tahun 2013 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 56 juta. orang yang meninggal dunia dan sebanyak 68% kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menimbulkan kematian. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO (2013) mencatat terdapat 7,6 juta

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sejak lama digunakan sebagai obat tradisional. Selain pohonnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti,

BAB I PENDAHULUAN. manusia berbeda-beda ada yang terang, kuning langsat, sawo matang, coklat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB I PENDAHULUAN. Piperaceae merupakan salah satu Famili dalam kelas Magnoliopsida yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

I. PENDAHULUAN. Ganoderma spp. sebagai jamur dengan genus paling besar. Menurut Bhosle (2010),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. obat-obatan kimia. Khasiat obat tradisional pada umumnya dipercaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

ABSTRAK DAN EXCECUTIVE SUMMARY KAJIAN PEMANFAATAN PHYTOESTROGEN DARI BIJI KEDELAI UNTUK PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA PADA MENCIT STRAIN C3H

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Sitotoksisitas Senyawa Golongan Poliketida terhadap Sel HeLa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. antikanker ialah tapak dara (Catharanthus roseus). Tumbuhan ini umumnya

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Struktur flavonoid (Middelton et al. 2009).

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2013 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 Februari 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan

kanker). Tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Perubahan pola makan di negara-negara berkembang seperti Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian dengan urutan ke-2 di dunia dengan persentase sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular (Kemenkes, 2014). Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan sekitar 347.792 orang penduduk di Indonesia menderita kanker. Data lain oleh IARC (International Agency for Research on Cancer) tahun 2012 menunjukkan kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian sebesar 12,9% (Kemenkes, 2015). Pengobatan kanker adalah pengobatan yang kompleks karena selain melibatkan obat yang memiliki aktivitas antikanker, obat ini juga bersifat merusak sel tubuh yang normal (BPOM, 2015). Pengobatan kanker payudara dengan kemoterapi merupakan pilihan potensial yang banyak dipilih oleh penderita kanker di Indonesia. Akan tetapi, pengobatan kanker menggunakan agen kemoterapi mengakibatkan kegagalan pengobatan karena obat cenderung menimbulkan resistensi terhadap kanker itu sendiri (Stærk et al., 2002). Eksplorasi bahan herbal merupakan upaya untuk menemukan agen kemoterapi antikanker yang mempunyai daya sitotoksik tinggi dan mempunyai efek samping yang rendah. Beberapa tanaman yang dapat dikembangkan sebagai agen kemoterapi antikanker adalah tanaman sukun (Artocarpus altilis) (Wang et al., 2007), nangka (Artocarpus heterophyllus) (Arung et al., 2010) dan kluwih (Artocarpus camansi) (Tantengco and Jacinto, 2015). Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis) mengandung sejumlah flavonoid yaitu geranyl dihydrochalcones yang terbukti mempunyai aktivitas sitotoksik pada beberapa sel kanker seperti pada sel adenocarcinoma (SPC-A-1), sel kanker kolon (SW-480), dan sel kanker hepatocellular (SMMC-7721) (Wang et al., 2007) Penelitian lain menyebutkan bahwa ekstrak metanol kayu nangka (Artocarpus heterophyllus) mempunyai efek sitotoksik terhadap sel B16 melanoma dengan 1

2 IC 50 sebesar 10,3 µm dan 12,5 µm pada senyawa artocarpin dan crudaflavon B (Arung et al., 2010). Ekstrak metanol daun nangka juga kaya akan senyawa flavonoid dan fenol dengan jumlah 86,75 mg/g dan 524,86 mg/g (Raaman and Sivaraj, 2014). Tanaman lain yang juga telah diteliti aktivitas sitotoksiknya adalah kluwih. Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon HCT116 dengan IC 50 sebesar 38,18 μg/ml (Tantengco and Jacinto, 2015). Menurut Saravanan et al., (2014) beberapa senyawa dari bahan herbal seperti flavonoid terbukti berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen kemoterapi antikanker khususnya pada kanker payudara. Merujuk pada penelitian-penelitian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antikanker ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi) terhadap sel kanker payudara MCF-7 yang tidak mengekspresikan caspase-3 sebagai efektor apoptosis dan resisten terhadap agen kemoterapi doksorubisin (Crawford and Bowen, 2002; Zampieri et al., 2002). Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk pengembangan agen kemoterapi antikanker yang lebih baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi) memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker payudara MCF-7? 2. Berapa nilai IC 50 ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi) pada sel kanker payudara MCF-7? 3. Apakah golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi)?

3 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui aktivitas antikanker ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi) terhadap sel kanker payudara MCF-7. 2. Mengetahui nilai IC 50 ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi) pada sel kanker payudara MCF-7. 3. Mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi). D. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Sukun (Artocarpus altilis) a. Klasifikasi Tanaman Kedudukan tanaman sukun dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Devision : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Order : Urticales Family : Moraceae Genus : Artocarpus Spesies : Artocarpus altilis (Syamsuhidayat and Hutapea, 1991)

4 b. Kandungan Kimia Kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrak metanol daun sukun adalah flavonoid yang berupa geranil flavonoid (Gambar 3) dan geranil dihidrokalkon (Gambar 4) (Wang et al., 2007). Penelitian oleh Tehubijuluw and Tenggara (2013) menunjukkan ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa steroid (Gambar 2) dan flavonoid (Gambar 1). Gambar 1. Struktur kimia flavonoid Gambar 2. Struktur kimia steroid Gambar 3. Struktur kimia geranil flavonoid Gambar 4. Struktur kimia geranil dihidrokalkon c. Aktivitas Farmakologi Senyawa geranyl dihydrochalcones pada daun sukun mempunyai aktivitas sitotoksik pada sejumlah sel kanker seperti pada sel adenocarcinoma (SPC-A-1), sel kanker kolon (SW-480) dan sel kanker hepatocellular (SMMC-7721) (Wang et al., 2007). Ekstrak metanol daun sukun juga mempunyai aktivitas sitotoksik pada sel kanker pancreas PANC-1 (Nguyen et al., 2014). Penelitian oleh Arung et al. (2009) menunjukkan ekstrak dietileter kulit kayu sukun dapat menginduksi apoptosis sel kanker payudara T47D dan memacu terbentuknya fase sub-g1.

5 2. Tanaman Nangka (Artocarpus heterophyllus) a. Klasifikasi Tanaman Kedudukan tanaman nangka dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Order : Urticales Family : Moraceae Genus : Artocarpus Species : Artocarpus heterophyllus (Syamsuhidayat and Hutapea, 1991) b. Kandungan Kimia Ekstrak metanol daun nangka kaya akan senyawa flavonoid dan fenol (Raaman and Sivaraj, 2014). Penelitian oleh (Chandrika et al., 2005) menunjukkan ekstrak metanol buah nangka yang tersaponifikasi dengan kalium hidroksida mengandung senyawa β-karoten (Gambar 5) dan kuersetin (Gambar 6). Gambar 5. Struktur kimia β-karoten Gambar 6. Struktur kimia kuersetin

6 c. Aktivitas Farmakologi Senyawa turunan flavonoid seperti artokarpin dari ekstrak metanol kayu nangka mempunyai aktivitas sitotoksik pada sel melanoma B16 (Arung et al., 2010). Penelitian lain menyebutkan ekstrak metanol biji nangka mempunyai aktivitas sitotoksik pada sel kanker paru-paru A549 (Patel and Patel, 2011). 3. Tanaman Kluwih (Artocarpus camansi) a. Klasifikasi Tanaman Kedudukan tanaman kluwih dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Order : Urticales Family : Moraceae Genus : Artocarpus Species : Artocarpus camansi (Syamsuhidayat and Hutapea, 1991) b. Kandungan Kimia Ekstrak diklorometan daun kluwih mengandung senyawa β-sitosterol (Gambar 10), stigmasterol (Gambar 7) dan phytol (Gambar 8) (Tsai et al., 2010). Isolasi biji kluwih menghasilkan senyawa lektin (Occena et al., 2007). Penelitian oleh Apsari (2007) menunjukkan isolasi ekstrak metanol kulit batang kluwih mengandung senyawa flavonoid khas untuk golongan flavanon (Gambar 9). Gambar 7. Struktur kimia stigmastrol Gambar 8. Struktur kimia phytol

7 Gambar 9. Struktur kimia flavanon Gambar 10. Struktur kimia β-sitosterol c. Aktivitas Farmakologi Hasil penelitian oleh Salasiah (2007) menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit batang kluwih mempunyai efek sitotoksik pada sel HeLa. Ekstrak etanol daun kluwih menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon HCT116 (Tantengco and Jacinto, 2015). Penelitian lain menunjukkan ekstrak metanol kulit kayu kluwih mempunyai efek kemopreventif pada karsinogenesis kanker payudara tikus betina yang diinduksi dengan DMBA (Saputra, 2010). 4. Kanker Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali, menginvasi jaringan disekitarnya dan dapat bermetastasis ke bagian tubuh yang lain. Jenis kanker yang sering terjadi adalah kanker prostat, kanker payudara, kanker paru dan kanker kolon (Dipiro et al., 2008). Jenis kanker yang dalam persentase tinggi menyerang wanita adalah kanker payudara. Wanita-wanita muda memiliki jaringan yang sensitif terhadap agenagen penyebab kanker (karsinogen). Pembelahan dengan cepat selama masa pubertas terjadi pada sel-sel payudara yang belum matang. Terjadinya mutasi pada proses pembelahan sel menyebabkan sel akan lebih mudah untuk mengikat senyawa karsinogen, sehingga penting untuk mengurangi paparan senyawa karsinogen bagi wanita muda dan remaja yang kemungkinan paparannya bisa merusak DNA selama perkembangan payudara (Warren and Devine, 1998). Gen penyebab kanker ada 2 macam, yaitu BRCA-1 dan BRCA-2. Protein BRCA-1 dan BRCA-2 mengikat enzim DNA repair Rad51 untuk memperbaiki DNA yang rusak. Mutasi pada gen BRCA menyebabkan akumulasi mutasi yang tidak dapat diperbaiki pada gen supresor tumor dan onkogen (Dipiro et al., 2008).

8 5. Sel MCF-7 Sel kanker payudara MCF-7 (Michigan Cancer Foundation-7) adalah sel kanker yang diambil dari jaringan payudara seorang wanita berusia 69 tahun dengan golongan darah O, Rh positif yang telah dikultur pada medianya (CCRC, 2014). Sel MCF-7 mempunyai karakteristik yaitu resisten terhadap agen kemoterapi karena sel mengekspresikan protein wild-type p-53 dan mengalami mutasi pada caspase-3 (Crawford and Bowen, 2002). Selain karakteristik tersebut sel MCF-7 juga mengekspresikan reseptor estrogen (ER+) dan overekspresi Bcl-2 (Butt et al., 2000). ER-α yang diekspresikan oleh sel ini juga tahan terhadap paparan doksorubisin (Zampieri et al., 2002). 6. Uji Sitotoksik Uji sitotoksik adalah uji aktivitas antikanker yang dilakukan secara in vitro dengan kultur sel yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas antineoplastik suatu senyawa. Metode ini biasa dilakukan untuk mendapatkan agen sitotoksik dan berupa uji kualitatif dengan cara penetapan kematian sel (Peterson, 1993). Salah satu metode yang digunakan dalam uji sitotoksik adalah MTT assay. MTT assay adalah suatu metode untuk mengukur aktivitas mitokondria berdasarkan reaksi enzim suksinat dehidrogenase dengan garam tetrazolium metiltiazol. Reaksi yang terjadi adalah pemecahan garam tetrazolium dari pereaksi MTT menjadi kristal formazan oleh enzim dehidrogenase suksinat. Reaksi ini terjadi dalam jalur respirasi sel pada mitokondria yang aktif pada sel hidup. Hasil kristal formazan tersebut berwarna ungu dan dapat dibaca absorbansinya dengan ELISA reader (Doyle and Griffiths, 1998). E. Landasan Teori Senyawa flavonoid terbukti secara klinis memberikan efek antikanker dengan berbagai mekanisme aksi seperti induksi apoptosis, inhibisi angiogenesis, inaktivasi karsinogen dan antiproliferasi (Ren et al., 2003). Senyawa tersebut terakumulasi di dalam ekstrak tanaman sukun (Artocarpus altilis) (Tehubijuluw and Tenggara, 2013), nangka (Artocarpus heterophyllus) (Raaman and Sivaraj, 2014) dan kluwih (Artocarpus camansi) (Apsari, 2007).

9 Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis) mengandung sejumlah flavonoid yaitu geranyl dihydrochalcones yang terbukti mempunyai aktivitas sitotoksik pada beberapa sel kanker seperti pada sel adenocarcinoma (SPC-A-1), sel kanker kolon (SW-480) dan sel kanker hepatocellular (SMMC-7721) dengan nilai IC 50 masing-masing sebesar 28,14 µm; 34,62 µm; dan 49,86 µm (Wang, 2007). Tanaman lain yang telah diteliti aktivitas sitotoksiknya adalah tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus). Ekstrak etanol ranting dan daun nangka diketahui mengandung senyawa turunan flavonoid, yaitu artocarpin. Ekstrak ini mempunyai aktivitas sitotoksik pada sel kanker prostat PC-3 dan sel kanker paru-paru H460 dengan IC 50 masing-masing sebesar 7,9 µm dan 8,3 µm (Di, 2013). Tanaman kluwih (Artocarpus camansi) juga telah diteliti aktivitas sitotoksiknya. Ekstrak etanol daun kluwih yang mengandung senyawa flavonoid menunjukkan aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon (HCT116), sel kanker paru-paru (A549), dan sel kanker payudara (MCF-7) dengan IC 50 berturut-turut sebesar 38,18; 43,42 dan 9,58 μg/ml dengan kontrol positif doksorubisin (Tantengco and Jacinto, 2015). F. Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang memuat berbagai penelitian tentang genus artocarpus sebagai agen antikanker, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut : 1. Ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi) memiliki aktivitas sitotoksik pada sel kanker payudara MCF-7. 2. Ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kluwih (Artocarpus camansi) memiliki nilai IC 50 yang menunjukkan potensi sebagai agen antikanker. 3. Golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus altilis), nangka (Artocarpus heterophyllus) dan daun kluwih (Artocarpus camansi) adalah flavonoid.