Penurunan Populasi Bakteri dalam Saliva setelah Mengunyah Permen Karet

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci: permen karet, probiotik, Lactobacillus reuteri, Streptococcus mutans.

ABSTRAK. Xylitol, populasi bakteri aerob, plak gigi.

ABSTRAK. Elisa Surjadi, 2007; Pembimbing 1 : Philips Onggowidjaja, S.Si, M.Si. Pembimbing 2 : Lindawati S., drg.

ABSTRAK PENGARUH BAHAN TALI JAM TANGAN LOGAM DAN KULIT TERHADAP POPULASI BAKTERI PAD A KULIT

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.

ABSTRAK. Kata kunci: populasi bakteri aerob, saliva, sari buah delima merah dan putih.

ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HELM SIKAT GIGI DALAM MENGENDALIKAN POPULASI BAKTERI AEROB PADA KEPALA SIKAT GIGI SELAMA PENYIMPANAN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SIKAT GIGI BIASA DAN KHUSUS DALAM MENURUNKAN JUMLAH BAKTERI AEROB PADA PEMAKAI ALAT ORTODONTI CEKAT

ABSTRAK. : Philips Onggowidjaja, S.Si., M.Si. : Djaja Rusmana, dr., M.Si. Anna Noviana, 2008; Pembimbing I Pembimbing II

ABSTRAK. Kata kunci : Daun sirih merah, daun sirih hijau, bakteri aerob, saliva

ABSTRAK. Kata kunci: permen karet, sukrosa, xylitol, kapasitas bufer, ph saliva

ABSTRAK. Riyma Meilieza, Pembimbing I : Endah Tyasrini, S.Si., M.Si. Pembimbing II: Djaja Rusmana, dr., M.Si.

ABSTRAK. KONTAMINASI SALMONELLA sp. DAN COLIFORM PADA BEBERAPA MACAM SUSHI YANG DIJUAL SEBUAH SUPERMARKET DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2005

Pengaruh ph terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi In Vitro

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

Keberadaan Salmonella dan Bakteri Coliform pada Bumbu Kacang Baso Tahu

PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

ABSTRAK. KEBERADAAN Salmonella DAN BAKTERI Coliform PADA BUMBU KACANG BASO TABU. INDRAWATY, 2002, PEMBIMBING: PHILIPS ONGGOWIDJAJA, S.Si, M.Si.

ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SINAR ULTRAVIOLET C UNTUK MENGONTROL PERTUMBUHAN BAKTERI PADA TAS KULIT

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIPERSPIRAN DAN DEODORAN SPRAY MEREK "X" DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI DI KETIAK

Bakteri Coliform dalam Es Batu pada Tiga Rumah Makan Ayam Goreng Siap Saji di Bandung

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK KULIT LEMON (Citrus limon Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans PADA LANDASAN GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT CURED

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN... iv

Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung

ABSTRAK PENGARUH KUNYIT DALAM AIR RENDAMAN TAHU KUNING TERHADAP KEHADIRAN BAKTERI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Saliva. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH PEMBERIAN TABLET HISAP Xylitol DAN TABLET HISAP SUKROSA TERHADAP ph SALIVA PADA ANAK USIA TAHUN

ABSTRAK. Kiky Fitria, Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja,M.Si. Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes.

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection

ABSTRAK. Kata kunci: premenopause, menopause, gingivitis, permen karet, probiotik

Kata kunci: Self-ligating bracket, conventional bracket, Streptococcus mutans.

BAB 4 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : anak SD, jajanan, sukrosa, ph saliva, indikator ph, karies

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Thompson Seedless, plak gigi, O Leary

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

ENUMERASI DAN ANALISIS BAKTERI TANAH DI HUTAN LARANGAN ADAT RUMBIO

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Distribusi kapasitas dapar saliva sesudah pengunyahan parafin, 2 buah xylitol, dan 4 buah xylitol

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

BAB 5 HASIL PENELITIAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

ABSTRAK. Mahasiswa. S.Si., M.Si., & Johan Lucianus, dr.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

GAMBARAN ORAL HABIT PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

Pengaruh Asap Rokok Terhadap Pertumbuhan Bakteri In Vitro

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

ABSTRAK UJI KEBERADAAN BAKTERI COLIFORM DALAM AIR MINUM ISI ULANG PADA 5 DEPOT PENGISIAN DI SEKITAR RUMAH SUSUN SARIJADI

SKEMA ALUR FIKIR. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

SURVEI MIKROBIOLOGI PERMlJKAAN MEJA LABORATORIUM-LABORATORIUM

ABSTRAK. Kata kunci : susu kemasan tertentu, bakteri coliform, tes reduktase

ABSTRAK HASIL KULTUR MIKROBIOLOGI BEBERAPA SAMPEL MAKANAN DARI BEBERAPA WARUNG MAKAN DI SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

ABSTRAK KONTAMINASI MIKROORGANISME PADA BEDAK PADAT YANG SUDAH DIGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

GAMBARAN KUALITATIF BAKTERI PROBIOTIK (LACTOBACILLUS SP.) DALAM SUSU FERMENTASI

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

KARYA TULIS ILMIAH. PENGARUH MEROKOK TERHADAP ph SALIVA TERSTIMULASI PADA PEROKOK DEWASA MUDA

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

Kata kunci: Infusa Siwak, Staphylococcus aureus, konsentrasi, waktu kontak.

PERBEDAAN INDEKS PLAK SEBELUM DAN SESUDAH PENGUNYAHAN BUAH APEL

ABSTRAK. KEBERADAA.N Stapltylococcus DAN BAKTERI COLIFORiU PADA DAGING AYAM DAN SAMBAL YANG DUVAL DI Rlm'L-\H MAKAN "X"

ABSTRAK PERBEDAAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB DI RONGGA MULUT SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI YOGHURT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya permintaan perawatan ortodontik (Erwansyah, 2012). Perawatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kelompok mikroba di dalam rongga mulut dan dapat diklasifikasikan. bakteri aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

EFFECT AROMATHERAPHY OF ROSE ESSENTIAL OIL (Rosa domacena MILL) TO DECREASE NUMBER A BACTERIAL IN AIR OF CONDITIONED ROOM

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

Artikel Karya Tulis Ilmiah

BAB 5 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMAKAIAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE PADA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DALAM MENURUNKAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

MIKROBIOLOGI Semester II/ 2 SKS/KKU 2212

PERBANDINGAN JUMLAH KOLONI BAKTERI SALIVA PADA ANAK-ANAK KARIES DAN NON KARIES SETELAH MENGKONSUMSI MINUMAN BERKARBONASI

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata kunci: Pasta gigi herbal, pasta gigi non herbal, indeks plak, ortodontik cekat.

Kata kunci: Stres akademis mahasiswa kedokteran, indeks plak, plak gigi.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODE PENELITIAN. komparasi tanpa memberikan perlakuan pada sampel Populasi Sampel, Sampel, dan Besar Sampel

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERMEN KARET XYLITOL DAN PERMEN KARET PROBIOTIK TERHADAP JUMLAH KOLONI Streptococcus sp. PADA SALIVA SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

Transkripsi:

Penurunan Populasi Bakteri dalam Saliva setelah Mengunyah Permen Karet Philips Onggowidjaja, Liessyana Tirtanamala, Dian Hendriani Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui apakah mengunyah permen karet dapat mengurangi populasi bakteri di dalam saliva. Saliva dikumpulkan dari 10 sukarelawan sebelum mengunyah permen karet, 5 menit sesudahnya, dan 20 menit sesudahnya. Sampelsampel saliva diencerkan lalu ditanam pada lempeng agar nutrisi. Koloni-koloni (unit pembentuk koloni) yang tumbuh dihitung, data ditabulasi dan dianalisis menurut Student t test. Hasilnya menunjukkan, bahwa mengunyah permen karet menunjukkan efek nyata dalam menurunkan populasi bakteri di dalam saliva setelah mengunyah permen karet selama 5 menit dan 20 menit. Kata kunci : mengunyah permen karet, bakteri saliva dalam rongga mulut Abstract Research has been performed to know whether chewing gum was effective significantly in decreasing bacteria population in salivla. Saliva was collected from 10 volunteers before chewing gum, 5 minutes after, and 20 minutes after. Saliva samples were diluted then cultured in Nutrient Agar Plates. Grown colonies (cfu, colony forming unit) were counted, data were tabulated and analyzed by using student t test. Chewing gum showed significant effect on decreasing bacteria population in salival, after 5 and 20 minutes of chewing gum. Key words : chewing gum, salival bacteria in mouth cavity Pendahuluan Kehadiran berbagai bakteri dalam rongga mulut, termasuk dalam saliva, adalah hal yang wajar (Houwink, et al., 1993 ; Rensburg, 1995). Meskipun demikian, bila jumlah bakteri-bakteri ini tidak terkendali, berbagai masalah dapat timbul, misalnya bau mulut, karies gigi, dan periodontitis (Murray, Rosenthal, Kobayashi, & Aller, 2002 ; Brooks, et al, 1998). Mengunyah permen karet adalah kebiasaan yang sudah dikenal lama, bahkan orang Indian sudah mempraktekkannya berabad-abad yang lalu (Anonymous, available at http: //www.kompas.com. Yulianto (2002, dalam http: // www.kompas. com) menulis- 66

Penurunan Populasi Bakteri dalam Saliva setelah Mengunyah Permen Karet Philips Onggowidjaja, Liessyana Tirtanamala, Dian Hendriani kan, bahwa mengunyah permen karet yang mengandung xilitol mampu merangsang sekresi saliva. Hal ini selanjutnya menyebabkan pengurangan jumlah bakteri dalam rongga mulut berkat efek pembilasan. Tumewu (pers. com.) menyatakan, bahwa orang-orang barat menjadikan mengunyah permen karet sebagai tindakan menjaga kebersihan gigi. Berdasarkan hal-hal tersebut, perlu diteliti sejauh mana mengunyah permen karet yang tidak mengandung xilitol dapat mengurangi jumlah bakteri dalam saliva, setelah pengunyahan 5 menit, 20 menit. Bahan dan Cara Bahan-bahan yang dipergunakan, adalah : agar nutrisi, permen karet merek `Wrigley` rasa jeruk, saliva (dari 10 orang sukarelawan), dan larutan NaCl 0,85 % untuk pengenceran sampel saliva. Sukarelawan adalah mahasiswi UKM berusia 21 23 tahun, diberi pengarahan persiapan (menyikat gigi pagi hari, tidak sarapan), cara menampung saliva, frekuensi mengunyah permen karet (kira-kira 90x/menit), dll. Saliva tiap sukarelawan ditampung dalam vial, dilanjutkan dengan mengunyah permen karet selama 5 menit. Saliva kembali ditampung, lalu mengunyah permen karet dilanjutkan hingga total 20 menit mengunyah permen karet. Saliva kembali ditampung. Seluruh sampel saliva diencerkan secara berseri. Hasil pengenceran ditanam secara pour plate (Cappuccino & Sherman, 1998) pada agar nutrisi. Setelah inkubasi semalam pada 37 C, jumlah koloni (unit pembentuk koloni) dihitung. Data diolah (dikalikan faktor pengenceran), lalu dianalisis dengan student t test (Microstat, copyright 1978 1985 by Ecosoft, Inc.). Hasil dan Pembahasan Hasil pengolahan data unit pembentuk koloni (cfu) disajikan dalam Tabel 1. Data tersebut disamakan ordenya menjadi 10 6, kemudian disajikan dalam Grafik 1. 67

JKM. Vol.45 No. 2, Februari 2005 Tabel 1. Data Unit Pembentuk Koloni (cfu)/ml Saliva sebelum dan sesudah Mengunyah Permen Karet Kode Sukarelawa Sebelum Sesudah 5` Sesudah 20` n 1 1,87x10 7 1,34x10 7 6,89x10 6 2 1,83x10 7 1,30x10 7 6,42x10 6 3 1,31x10 7 9,48x10 6 6,15x10 6 4 1,39x10 7 1,24x10 7 7,53x10 6 5 1,31x10 7 8,01x10 6 7,33x10 6 6 1,85x10 7 1,38x10 7 8,67x10 6 7 1,27x10 7 7,91x10 6 6,34x10 6 8 1,28x10 7 7,60x10 6 6,95x10 6 9 1,56x10 7 1,36x10 7 7,21x10 6 10 1,26x10 7 7,50x10 6 6,30x10 6 Keterangan : Sebelum = Jumlah cfu sebelum mengunyah permen karet Sesudah 5` = Jumlah cfu sesudah mengunyah permen karet selama 5 menit Sesudah 20` = Jumlah cfu sesudah mengunyah permen karet selama 20 menit Grafik Profil Penurunan Jumlah Bakteri dalam Saliva Sebelum dan Setelah Mengunyah Permen Karet Jumlah cfu (x 10 6 ) 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sebelum Sesudah 5` Sesudah 20` Tren Sebelum Tren Sesudah 5` Tren Sesudah 20` Kode Sukarelawan Keterangan : Sebelum = jumlah cfu sebelum mengunyah permen karet 68

Penurunan Populasi Bakteri dalam Saliva setelah Mengunyah Permen Karet Philips Onggowidjaja, Liessyana Tirtanamala, Dian Hendriani Sesudah 5` = jumlah cfu sesudah mengunyah permen karet selama 5 menit Sesudah 20` = jumlah cfu sesudah mengunyah permen karet selama 20 menit Tren Sebelum = kecenderungan jumlah cfu sebelum mengunyah permen karet Tren Sesudah 5` = kecenderungan jumlah cfu sesudah mengunyah permen karet 5 menit Tren Sesudah 20` = kecenderungan jumlah cfu sesudah mengunyah permen karet 20 menit Hasil analisis statistik dengan uji t adalah sebagai berikut. Jumlah cfu sebelum mengunyah dibandingkan dengan sesudah mengunyah selama 5 menit memberikan nilai t hitung 9,54 (p < 10-4 ), jumlah cfu sesu-dah mengunyah 5 menit diban-dingkan dengan sesudah me-ngunyah selama 20 menit mem-berikan nilai t hitung 4,67 (p = 0,0006). Pada Grafik nampak jumlah cfu turun setelah mengunyah permen karet selama 5 menit, dan kian turun pada menit ke-20. Hasil analisis statistik menunjukkan, bahwa perbedaan jumlah kuman antara sebelum mengunyah dan sesudah mengunyah 5 menit, serta antara sesudah mengunyah 5 menit dan sesudah 20 menit adalah bermakna. Penurunan jumlah cfu ini disebabkan oleh pembilasan saliva (Yulianto, 2002 dalam http://www.kompas. com) yang dirangsang dihasilkan lebih banyak melalui aktivitas mengunyah (Guyton & Hall, 1997). Bakteri (dalam hal ini cfu) dalam saliva tertelan bersama saliva. Kehadiran zat-zat antibakteri dalam saliva (lisozim, imunoglobulin A, laktoperoksidase, laktoferin, dan sebagainya) turut membantu mengurangi jumlah bakteri saliva dalam rongga mulut. Faktor lain yang mendukung penurunan jumlah bakteri tersebut, adalah peningkatan konsentrasi bikarbonat hingga 30-60mM yang terjadi seiring peningkatan sekresi Saliva. Hal ini meningkatkan ph saliva hingga 7,5 7,8 yang tidak mendukung pertumbuhan populasi bakteri dalam rongga mulut (Houwink et al., 1993). Fluktuasi jumlah cfu (unit pembentuk koloni) antar sukarelawan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor individual maupun kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan penelitian. Faktor individual yang diperkirakan berperan adalah relativitas kekuatan mengunyah (perlu dilakukan penelitian tersendiri), kebiasaan menjaga higiene mulut sebelumnya, dan sebagainya, yang sulit dikenda- 69

JKM. Vol. 3, No.2, Februari 2004 likan pada pelaksanaan penelitian. Kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan mencakup halhal teknik yang belum diseragamkan, misalnya kehadiran aktivitas-aktivitas yang dapat menginterupsi pengunyahan (tersenyum, memindahkan sisi pengunyahan, mengobrol insidentil, dan sebagainya). Pada grafik terlihat pula tren berkurangnya fluktuasi setelah pengunyahan 5, terutama setelah 20 menit. Hal ini dapat disebabkan telah berkurangnya sebagian besar bakteri pada semua sukarelawan, terutama oleh efek pembilasan oleh saliva. Meskipun jumlah bakteri saliva kian berkurang dengan kian lamanya mengunyah permen karet, tidak berarti semua bakteri dalam rongga mulut terkendali kehadirannya, misalnya bakteribakteri yang masih menempel di sela-sela gigi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan, bahwa mengunyah permen karet dapat mengurangi populasi bakteri dalam saliva secara signifikan. Mengunyah permen karet disarankan untuk mengendalikan populasi bakteri dalam saliva hingga batas tertentu. Beberapa penelitian yang rele- van dapat dilakukan, misalnya sejauh mana pengaruh tekstur permen karet dan beberapa kandungan zat aktif dalam permen karet dalam membantu mengendalikan populasi bakteri dalam saliva. Daftar Pustaka Anonymous. Available at http:// www.wrigley.com/wrigley/prod ucts/products_made_of, asp #flavorings Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A. 2001. Jawetz, melnick, & Adelberg`s Medical Microbiology, 22 nd ed. New York : Lange Medical Books/McGraw-Hill. Cappuccino, J.G. & Sherman, N. 1998. Microbiology : A Laboratory Manual, 5 th ed. California : Benjamin/Cummings Science Publishing. Guyton, A.C. & Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 9 (Terj. cet. 1). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Houwink, B. et al. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan (alih bahasa Sutatmi Suryo). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Murray, P.R., Rosenthal, K.S., Kobayashi, G.S., Aller, M.P.F. 2002. Medical Microbiology, 4 th ed. London : A Harcourt Health Sciences Company. Rensburg, B.G.J.V. 1995. Oral Biology. Chicago : Quintessence Publishing Company, Inc. Yulianto, W.A. 2002. Xilitol, Pemanis Alami Pelindung Gigi, dalam http://www.kompas.com/ kompas-cetak/0202/iptek/ xili22/htm 70

71