zoning pada tapak, sumber kebisingan bersumber dari :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. penerapan topik dan tema arsitektur tropis pada proyek tersebut. 3. Luas Lahan : 15.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

Bab V Konsep Perancangan

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

87 IV.2.2.6. Analisa Kebisingan Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan dalam perancangan, karena dapat memperngaruhi peletakkan massa bangunan dan zoning pada tapak, sumber kebisingan bersumber dari : Jalan sekunder, sering terjadi kemacetan karena merupakan jalan kecil dengan tingkat kepadatan yang tinggi Jl. Kebon Jeuk raya, Tingkat kebisingan tinggi karena merupakan jalan utama dan sering mengalami kemacetan pada jam tertentu Arahan perencanaan : Gambar 4.5. Analisa Bising Perempatan jalan sekunder, karean terdapat daerah pemukiman penduduk, sehingga pada waktu tertentu akan terjadi macet karena kendaraan masuk keluar Meletakkan vegetasi di sekitar tapak yang langsung berhubungan dengan sumber bising, diharapkan dapat memfilter suara bising dari jalan raya. Memberikan bidang-bidang masif pada bagian yang yang menghadap sumber bising, supaya bising yang masuk area privat dapat di minimalkan Menggunakan ruang- ruang penyangga pada daerah sumber bising seperti ruang publik atau service yang tidak memerlukan ketenangan.

88 Gambar 4.6. Analisa Bising IV.2.2.7. Analisa Pergerakan Matahari Peletakkan massa bangunan dibuat memanjang ke arah Timur dan barat, dikarenakan agar panas matahari yang terserap oleh bangunan dapat di minimalkan, sedangkan untuk bukaan private di buat pada arah utara dan selatan dan bagian barat dan timur digunakan untuk bukaan service. Orientasi massa bangunan menghadap pada sisi utara dan selatan, karena pada daerah tersebut merupakan daerah yang tidak terlalu panas, dan untuk bagian utara karena matahari condong di utara maka bukaan agak sedikit kecil atau dapat disiasati dengan balkon sebagai penghalang. Dan untuk sisi selatan diusahakan bukaan semaksimal mungkin.

89 Gambar 4.7. Analisa Pergerakkan matahari IV.2.2.8. Analisa Zoning Penentuan zoning berdasarkan kepada : Fungsi, sifat kegiatan dan hubungan antar kegiatan Penyesuaian kondisi tapak dan lingkungan Penyesuaian dengan pencapaian dan pola sirkulasi Arahan perencanaan : Penentuan zoning memisahkan kegiatan-kegiatan yang bersifat pribadi, bersama dan service.

90 Penzoningan pada tapak Sifat Kegiatan Letak Pada Tapak Keterangan Publik Bagian Timur, Jl. Kebon Jeruk raya Berhadapan dengan jalan utama, dan merupakan pintu masuk utama Private Bagian Utara- Selatan Terletak di tengah-tengah tapak Semi Publik Bagian Selatan Terletak di tengah Ruang private, yang berfungsi sebagai plaza Service Bagian Barat Tidak terlihat secara umum, dan dekat dengan pintu masuk service Tabel 4.9. Tabel Penzoningan IV.2.3. Analisa Bangunan IV.2.3.1. Analisa Besaran Massa Bangunan Luas tapak Keseluruhan adalah 14.000 m² Luas area yang dapat dibangun, sesuai dengan kondisi KDB 60%, yaitu 60% x 14.000 m² = 8.400 m² Luas area untuk ruang terbuka 14.000 m² 8.400 m² = 5600 m² Ketinggian bangunan yang diijinkan adalah 8 lantai, Direncanakan untuk asrama ini ketinggian bangunan sekitar 7 lantai untuk fasilitas hunian. Luas total maksmal bangunan yang dapat dibangun sesuai kondisi KLB 1.2, yaitu 1.2 x 14.000 m² = 16.800 m²

91 IV.2.3.2. Analisa Jenis Massa Bangunan Penerapan jenis massa bangunan dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Massa Tunggal Luas lahan yang dimanfaatkan pada tapak tidak terlalu besar Terjadi pengabungan kegiatan pada setiap ruang dalam satu bangunan, seperti ruang yang kegiatannya mengganggu akan mengusik ruang yang tenang. Sirkulasi yang dihasilkan kurang dinamis Sifat bangunan terpusat Pencapaian menjadi lebih mudah dan dinamis Gambar 4.8. Massa Tunggal 2. Massa Majemuk Luas lahan yang dimanfaatkan pada tapak relatif besar Terjadi pemisahan ruang, sehingga dapat dibagi antara kelompok ruang yang sifatnya menggaggu dengan ruang private tidak terdapat dalam 1 bangunan. Sirkulasi yang dihasilkan dinamis

92 Sifat bangunan menyebar dan terpusat pada suatu titik aktivitas Gambar 4.9. Massa Majemuk Arahan perencanaan : Perancangan asrama mahasiswa Bina Nusantara ini memilih jenis massa bangunan majemuk, hal ini di karenakan dengan beberapa pertimbangan, yaitu : Adanya pengelompokkan aktivitas Bentuk massa lebih terorganisir Sirkulasi pencapaian Lahan yang luas Akan tercipta ruang terbuka untuk penghijauan. IV.2.3.3. Analisa Sirkulasi dalam Bangunan Sirkulasi yang terjadi di dalam bangunan terdiri dari 2 jenis yaitu :

93 1. Sirkulasi horisontal, dapat berupa selasar atau koridor. Sirkulasi horisontal ini terdiri dari beberapa jenis antara lain : a. Sistem linier, yaitu jalan lurus yang memanjang dan dapat menjadi unsur pengorganisir yang utama untuk 1 deretan ruang-ruang. Sifat dari sirkulasi ini jelas dan terarah, berkesan merupakan urutan kegiatan. Gambar 4.10. Sistem linier menerus Gambar 4.11. Sistem linier bertekuk Gambar 4.12. Sistem linier bercabang b. Sistem radial, yaitu memiliki jalan yang berkembang atau berhenti pada satu pusat. Sifat dari sirkulasi ini adalah arah lebih bebas, kegiatan bersifat terpusat, kegiatan lebih berkembang

94 Gambar 4.13. Sistem radial c. Sistem grid, terdiri dari 2 jalan-jalan sejaajr yang saling berpotongan pada jarak yang sama sehingga menciptakan kawasan yang segi empat. Sifat dari sirkulasi ini adalah arah tidak jelas, membingungkan, sifat ruang tidak flekibel. Gambar 4.14. Sistem grid Arahan perencanaan : Untuk asrama mahasiswa untuk sirkulasi horisontal lebih mengacu pada sistem linier dengan prinsip single loaded, diman akan terjadi bukaan di area koridor sehingga pencahayaan dan pengudaraan alami akan terjadi dan akan masuk ke dalam kamar.

95 Gambar 4.15. Sistem single loaded Gambar 4.16. Sistem Single loaded 2. Sirkulasi vertikal Untuk sirkulasi vertikal direncanakan menggunakan tangga da lift sebagai sirkulasi utama. Karena bangunan asrama ini di rencanakan sekitar 7 lantai. IV.2.3.4. Analisa Penampilan Bangunan Untuk penampilan bangunan pada asrama mahasiswa harus memperhatikan hal hal sebagai berikut : 1. Fungsional Sesuai dengan proyek yang akan dikerjakan yaitu asrama mahasiswa maka efisiensi menjadi salah satu petimbangan dalam rancangan bangunan. Yang akan terlihat dari bentu bangunan secara keseluruhan. 2. Sederhana

96 Tercermin dari adanya keteraturan dari modul dan struktur bangunan, serta keteraturan dari bukaan yang ada. 3. Penyesesuaian iklim Penampilan bangunan harus memperhatikan iklim tropis lembab, serta pemilihan bahan bangunan yang disesuaikan juga dengan kondisi iklim. Sehingga bangunan tersebut harus mencerminkan arsitektur tropis. Arahan perencanaan : Untuk penampilan bangunan asrama mahasiswa yang mencerminkan arsitektur tropis harus menampilkan karakter dari arsitektur tropis yaitu seperti pemakaian bahan bangunan mulai dari dinding, atap juga dapat dengan permainan bayangan pada fasadenya, serta pemanfaatan teritisan yang dapat mengurangi panas matahari, serta air hujan. Gambar 4.17. Penampilan bangunan IV.2.3.5. Analisa Orientasi Bangunan Dalam Asrama mahasiswa ini orientasi bangunan terdiri dari 2 yaitu :

97 1. Orientasi kedalam, dengan arahan perencanaan : Diarahakan agar tercipta sebuah ruang pengikat yang berfungsi sebagai temapat interaksi atau komunikasi, seperti adanya plaza terbuka dan sebgainya. 2. Orientasi keluar, dengan arahan perencanaan : Membentuk ruang-ruang lingkungan, dengan memanfaatkan elemenelemen bangunan, membuat lansekap dan sebagainya sehingga akan terbentuk ruang antara bnagunan dalam tapak dengan bangunan di sekitar luar tapak. Orientasi kedalam Gambar 4.18. Orientasi kedalam Gambar 4.19. Orientasi keluar IV.2.3.6. Analisa Modul Bangunan Penentuan modul bangunan dipertimabnagkan terhadap modul gerak dari si pemakai, perabot (furniture), Modul dari struktur yang dipakai, serta dari bahan bangunan. Arah perencanaan :

98 Pada bangunan asarama ini kita mengambil modul dari kamar tidur yaitu luasan kamar yang akhirnya akan menjadi modul dari struktur, selain itu karena adanya fasilitas parkir basement maka harus diperhatikan besaran dari ruang parkir tersebut, untuk dipertimbangkan dalam penentuan modul. Berdasarkan Sustisna Sutarki Lina Purnama, Modul dalam arsitektur, Perpustakaan Teknik Untar, 1983. Beberapa pertimbangan pemilihan modul antara lain : 1. Kebutuhan ruang dan perabotan, umumnya kelipatan 30 cm 2. Bahan kontruksi baja kelipatan 6 12 m 3. Bahan konstruksi beton kelipatan 5-9 m 4. Ruang gerak manusia dan sirkulasi, umunya kelipatan 60 cm. Untuk modul dari unit di dapat dengan pertimbangan dari penataan perabot (furniture) dalam kamar Gambar 4.20. Alternatif modul ruang tidur single

99 Gambar 4.21. Alternatif modul ruang tidur double IV.2.3.7. Analisa Pola Gubahan Massa Bangunan asrama mahasiswa ini terdiri dari beberapa buah massa yang dikelompokkan sesuai dengan zoning kegiatannya dan memanfaatkan ruang terbuka seperti plaza terbuka sebagai pengikatnya. Alternatif 1 Hunian putra Hunian putri Penunjang Inner court

100 Alternatif 2 Gambar 4.22. Alternatif Gubahan Massa Arahan perencanaan : Massa-massa bangunan diletakkan dengan mengelilingi ruang terbuka sehingga akan tercipta suatu inner court yang akan menjadi pusat, serta disesuaikan dengan bentuk tapak. Lebih mengarah pada alternatif 1 karena ruang luar yang tercipta akan lebih besar dan dapat dinikmati secara maksimal baik untuk publik maupun untuk penghuni. IV.2.3.8. Analisa Sistem Struktur Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan struktur khusunya pada bangunan asrama mahaiswa ini adalah : a. Pertimbangan fungsi Struktur dapat menyalurkan semua macam beban ke tanah dan juga dapat melindungi suatu ruang. b. Pertimbangan ekspresi bentuk arsitektur

101 Struktur yang secara visual ditampakkan akan memberikan ekspresi pada bentuk dan penampilan dari bangunan c. Pertimbangan faktor fisik bangunan Tututan fisik bangunan meliputi daya tahan terhadap beban vertikal berupa beban bangunan dan gravitasi dan horisontal berupa beban angin, gempa. Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 yakni : 1. Struktur bawah Merupakan struktur bagian bawah yang berfungsi untuk menyalurkan bebanbean yang berasal dari atas ke bawah. Struktur bawah yang dimaksud khusunya adalah pondasi, selain itu juga terdapat sloff, plat. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan struktur bawah adalah : d. Jenis tanah, kedalaman, dan daya dukung tanah, karena beban dari atas harus disalurkan merata menuju tanah e. Pertimbangan biaya pelaksanaan, bahan bangunan yang tersedia dan yang digunakan. f. Beban yang dipikul dan jumlah lantai yang direncanakan Beberapa alternatif pondasi, yaitu : Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan Pondasi tiang pancang Dapat menahan beban yang Membutuhkan tambahan besar (> 4 lantai) biaya Kedalamannya 10-15 m Menyebabkan kebisingan

102 Prinsip kerjanya adalah saat pemancangan menyalurkan beban Memungkinkan tanah di langsung ke tanag keras di bawahnya sekitar area pemancangan akan naik Pondasi Tiang Bor (Bore Pile) Kualitas terjaga karena dibuat di pabrik Dapat menahan beban yang cukup besar Kedalamannya 30-40 m Tidak perlunya sambungan antar tiang Biaya yang dikeluarkan akan besar Memakan banyak material bangunan khusunya cor-an beton Tabel 4.10. Alternatif Pondasi 2. Struktur atas (upper Structure) Merupakan struktur utama yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas berupa beban hidup (manusia) maupun beban mati (bangunan) ke pondasi baik secara vertikal maupun horisontal. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan struktur atas adalah : a. Penyaluran beban horisontal dan vertikal ke pondasi membentuk hubungan kaku b. Mempunyai kekuatan dan kestabilan yang kuat untuk memberikan bentuk permanent dan mampu mendukung kontruksi atapnya. c. Dapat memberikan bentuk yang artistic d. Memberikan kenyamanan pada penghuni

103 Beberapa alternatif struktur atas adalah : Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan Struktur rangka kaku (rigid Frame) Titik hubung yang menghubungkan balok dan kolom cukup kaku, Waktu pengerjaan yang realatif cukup lama sehingga kemampuan memungkinkan untuk memikul beban lateral (beban gempa, beban angin) Struktur rangka kaku dapat memikul beban vertikal (gravitasi) Rangka kaku dapat diterapkan pada gedung bertingkat rendah maupun gedung bertingkat rendah Struktur dinding Ruangan yang dihasilkan Bukaan yang dihasilkan Pemikul (bearing babas kolom relatif kecil Walls) Kekakuan cukup tinggi Penggunaan material yang cukup banyak Tabel 4.11. Alternatif struktur Bangunan asrama mahasiswa ini memakai alternatif bahan konstruksi bangunan berupa :

104 Konstruksi beton bertulang, dengan pertimbangan : o Merupakan bahan yang tahan api, tidak rusak oleh panas dan hujan o Rangka beton lebih mudah dalam menghasilkan bentuk yang fleksibel o Kerangka bangunan dapat menahan beban yang cukup besar Kontruksi baja, dengan pertimbangan : o Waktu pengerjaan yang relatif singkat o Kerangka bangunan dapat menahan beban yang cukup besar o Mampu menahan beban kantilever yang cukup panjang IV.2.3.9. Analisa sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang dipakai dalam asrama mahasiswa ini dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Pencahayaan alami Dengan memanfaatkan semaksimal mungkin cahaya matahari masuk pada bangunan di siang hari untuk menhemat energi listrik, cahaya matahari didapat dari bukaan pada jendela. Cahaya matahari yang masuk harus merata ke seluruh ruangan dan tidak terlalu silau. Sehingga tanpa cahay buatan kita dapat melihat dengan jelas 2. Pencahayaan buatan

105 Sistem pencahayaan dengan memanfaatkan energi buatan dari listrik seperti lampu. Digunakan pada malam hari ataupun ruangan yang memerlukan pencahayaan tambahan supaya manusia merasa nyaman pada penglihatannya. IV.2.3.10. Analisa Sistem Pengudaraan Sistem pengudaraan yang dipakai dalam asrama mahasiswa ini dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Pengudaraan alami Dengan memasukkan udara luar yang bersih kedalam bangunan dengan menerapkan sistem cross ventilation (ventilasi silang). Dengan membuat adanya bukaan pada sisi-sisi ruangan yang berlawanan, supaya udara dapat mengalir Gambar 4.23. Cross ventilation 2. Pengudaraan buatan Digunakan untuk mendapatkan temperature udara yang diinginkan dengan

106 melihat kondisi sekitar tidak mendukung. Dengan memakai bantuan alat yaitu AC (Air Conditioner), AC yang dipakai adalah AC central dan AC split. IV.2.3.11. Analisa Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih pada asrama mahasiswa ini diperoleh dari PAM yang kemudian di tarik oleh pompa dan ditampung ke resevoir atas selanjutnay didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan. Dan distribusinya memakai sistem down feed (gravitasi) sehingga jika sewaktu-waktu aliran listrik terputus, distribusi air tetap berlangsung. Instalasi air bersih ini digunakan untuk : 1. Intalasi untuk toilet, kamar mandi dan dapur 2. Intalasi untuk keamanan kebakaran, sepeerti : splinker, hydrant. Reservoir atas Pompa Pompa PAM Meteran Reservoir bawah Alat-alat sanitair Jet pump Deep well pompa Reservoir kebakaran Alat-alat pemadam Skema 4.6. Skema sistem air bersih

107 IV.2.3.12. Analisa Pembuangan Air Kotor Air kotor terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Air kotor padat, Melalui kloset diteruskan menuju shaft air kotor padat di salurkan ke STP (Sewage Treatment Plant). Lalu di proses secara kimia sehingga dapat dimanfaatkan untuk air yang tidak dikonsumsi oleh manusia, seperti untuk menyiram tanaman. Kotoran padat STP Skema 4.7. Skema sistem pembuanagnair kotor padat 2. Air kotor cair dan air hujan, Melalui shaft yang ternanam di dinding di slurkan ke riol bagian bawah dan dilanjutkan ke riol kota, dan tiap jarak tertentu mempunyai bak kontrol Wastafel Floor drain Sink dapur Bak kontrol Bak Penampung Riol kota Skema 4.8. Skema sistem pembuangan air kotor cair Air hujan Talang Bak kontrol Sumur resapan Riol kota Skema 4.9. Skema sistem pembuangan air hujan

108 IV.2.3.13. Analisa Sistem Pembuangan Sampah Sistem pembuangan samaph pada asrama mahasiswa ini dengam membuang sampah dari tiap kamar melalui shaft sampah selanjutnya dikumpulkan pada tempat penampungan sementara dan kemudian diangkut ke bak penampungan utama, dan diangkut oleh dinas kebersihan ke tempat pembuangan akhir. Tempat sampah Pembuangan sementara Pembuangan akhir Petugas Dinas kebersihan Skema 4.10. Skema sistem pembuangan sampah IV.2.3.14. Analisa Sistem Pencegahan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran di asrama mahasiswa ini terdidri dari : 1. Memakai alat deteksi berupa alarm yang dipasang dengan jarak pelayanan 75 m yang terdiri dari : a. Heat Detector : Untuk mendeteksi panas b. Smoke detector : Untuk mendeteksi asap c. Flame detector : Untuk mendeteksi lidah api 2. lampu darurat, lampu yang akan menyala ketika alaram aktif 3. Sistem komunikasi darurat, sistem ini akan mematikan sarana (fasilitas) secara otomatif saat terjadi kebakaran 4. Alat pemadam kebakaran, diantaranya :

109 a. Sprinkler : memadamkan api dengan menyemprotkan air atau zat lain secara otomatis pada ruang yang terbakar, bekerja efektif dengan daya jangkau 25 m²/unit b. Hydrant kebakaran, terdapat di dalam dan luar bangunan, dan di letakkan pada posisi yang mudah untuk dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran. Dengan radius pelayanan 30 m²/unit c. Fire extinguisher : pemadam ringan berupa tabung-tabung yang diletakkan setiap jarak 20 m dengan luas pelayanan 200 m². 5. Alat bantu evakuasi berupa tangga darurat yang dilengkapi dengan blower dan pintu serta dinding yang tahan api. Detector Alarm Ruang kontrol Splinkler Hydran Area kebakaran Pompa Deep well Pompa Resevoir kebakaran Skema 4.11. Skema sistem pencegahan kebakaran IV.2.3.15. Analisa Sistem Instalasi Listrik Instalasi listrik sangat diperlukan pada bangunan asrama mahasiswa ini karena akan menunjang segala kegiatan di dalam bangunan. Sumber listrik

110 utama berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama, dan kemudian di salurkan ke ruang-ruang. Dan untuk tenaga cadangan digunakan generator (genset) yang dapat mensuplai 75% dari total kapasitas keseluruhan listrik dalam bangunan. Peletakkan ruang genset diusahakan sejauh mungkin dengan ruang private untuk dapat menjaga kenyamanan dan ketenangan ruang tersebut. PLN Meteran Gardu listrik Gardu distribusi Panel cabang Panel utama Trafo Genset Skema 4.12. Skema sistem instalasi listrik IV.2.3.16. Analisa Sistem Penangkal Petir Penangkal petir merupakan salah satu sistem yang dipakai untuk menangkal petir yang menyambar pada bangunan dan menyalurkan aliran petir tersebut ke dalam tanah. Sistem penangkal petir terdiri dari : 1. Sistem faraday : pembentukkan daerah bujur sangkar dengan tiang baja penangkar pada atap bangunan yang berhubungan dengan sekeliling bangunan sekitar, sehingga aliran petir langsung dialirkan ke tanah dengan kawat tembaga 2. Sistem franklin : Memberikan perlindungan dengan membentuk sudut 45 dari tanah, sehingga petir akan terhantar melalui antena penghubung menuju tanah.

111 IV.2.3.17. Analisa sistem Komunikasi Sistem komunikasi yang digunakan dalam asrama mahasiswa ini adalah : 1. Sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange) = Komunikasi dari luar dan dalam melalui operator 2. Sistem Intercom : Komunikasi antar ruang dan bangunan