BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

PEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci.

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB III METODE PERANCANGAN

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:


UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

SEKOLAH NASIONAL BERTARAF INTERNASIONAL PERMATA BANGSA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan proyek

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB III METODE PERANCANGAN. mengembangkan ide rancangan dan pencarian data. Adapun metode perancangan

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan. Alur tersebut meliputi penjabaran dari latar belakang atau ide

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. diharapkan perancangan pada objek Gedung Bisnis Multimedia Malang mampu memenuhi

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah

TK DAN SD BERTARAF INTERNASIONAL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BALAI PELATIHAN KERJA DI KLATEN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selanjutnya, untuk menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi salah satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun peradaban bangsa Indonesia dari satu masa ke masa yang lainnya, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberi manfaat yang luas bagi kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan berakhlak mulia yang menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat sejahtera. Pendidikan juga meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga mampu hidup harmoni dan toleran dalam kemajemukan, sekaligus memperkuat kohesi sosial dan memantapkan wawasan kebangsaan untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis. Disisi lain era globalisasi saat ini yang ditandai dengan persaingan antar negara, baik tingkat regional (ASEAN) maupun internasional. Oleh karenanya, tidak hanya potensi Sumber Daya Alam (SDA) semata, tetapi juga dibutuhkan 1

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Bahkan Depdiknas berkeinginan menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif pada tahun 2025. Keinginan untuk bersaing dengan mutu pendidikan di negara maju sehingga mendorong beberapa anak belajar ke luar negeri, dengan harapan mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Fakta di atas mendorong perlunya peningkatan kualitas layanan pendidikan, seperti layanan pendidikan yang berstandar internasional. Salah satu upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 50 Ayat (3), yakni Model Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bertaraf internasional. Pengembangan sekolah bertaraf internasional dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di forum internasional. Mengapa SBI: a. Meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan di tingkat regional dan internasional. b. Sistem pembelajarannya berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya, misalnya pada proses belajar-mengajar menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. c. Sebagai antisipasi peningkatan migrasi tenaga kerja internasional. d. Meningkatkan daya tenaga saing tenaga kerja Indonesia di pasar tenaga kerja internasional. e. Mempertahankan peluang tenaga kerja Indonesia di pasar kerja nasional yang dibentuk oleh perusahaan Asing di Indonesia. f. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran. Dengan adanya sekolah bertaraf internasional di Kota Kupang tujuannya selain untuk membantu sekolah dalam memenuhi standar nasional pendidikan dan membangun serta mengembangkan budaya mutu secara berkelanjutan, juga 2

meningkatkan kualitas siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Mengigat kesadaran akan pendidikan di Kupang masih sangat rendah serta hasil ujian nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012 berada pada urutan terakhir ( 33 ) secara nasional. Walaupun berada diurutan terakhir, namun prosentase kelulusan mengalami kenaikan dari tahun ajaran sebelumnya 94,43 persen dengan jumlah siswa peserta UN 32.532. Ada beberapa alasan, sehingga NTT berada di urutan terakhir nasional, karena kurang tersedianya sarana prasara pendukung peningkatan mutu pendidikan, seperti laboratorium dan perpustakaan sekolah serta klasifikasi guru yang belum penuhi syarat. Dari total 82 ribu guru di NTT, masih sekitar 54 ribu yang belum sarjana (S1). Sumber Kepala Bagian Pendidikan pada Biro Kesra Setda NTT, Andreas Nuhan (Yoseph Kellen). International School secara arsitektural pun ditawarkan keistimewaan berupa pendekatan rancangan arsitektur hijau dengan maksud agar setiap penyelesaian bangunan yang ada dapat memperhatikan prinsip-prinsip seperti tanggapan terhadap panas matahari, angin dan hujan. Ditambah lagi dengan penyelesaian masalah sampah, energi matahari dan hujan menjadi peluang untuk dapat digunakan kembali. sehingga dapat menjadi pengetahuan tersendiri bagi para siswa/i, dan diharapkan, para siswa/i dapat termotifasi untuk terus belajar sambil memperkaya wawasan yang luas tentang persoalan-persoalan lingkungan serta tanggung jawab terhadap pemeliharaannya, sebagai sebuah gaya hidup. 1.2 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH 1.2.1 IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diidentifikasi adalah : a. Menciptakan pendidikan sekolah serta meningkatkan kualitas siswa,sehingga dapat bersaing untuk itu perlukan sekolah bertaraf international untuk meningkat pendidikan di NTT. 3

b. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung peningkatan mutu pendidikan. c. Menghadirkan kebutuhan ruang untuk mendukung aktivitas dan fasilitas penunjang dalam sekolah. d. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting, untuk itu perlu dihadirkan sebuah wadah yang menarik untuk menarik minat masyarakat untuk semangat dalam belajar. e. Desain bangunan yang berkarakter arsitektur hijau sesuai pendekatan desain, yang dapat mewadai kegiatan belajar mengajar serta kegiatan lainya didalam sekolah. Karakter arsitektur hijau Nampak pada fasad bangunan serta pada tapak bangunan. 1.2.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana merencanakan dan merancang suatu kompleks bangunan International School dengan fungsi utama sebagai pusat pendidikan yang memiliki kompleksitas massa sesuai dengan aktivitas yang terjadi di dalamnya dalam perpaduan kegiatan-kegiatan di luar ruangan, dengan fasilitas yang dapat menampung segala aktivitas sekolah, yang dirancang dengan pendekatan desain arsitektur hijau. 1.2 TUJUAN DAN SASARAN Adapun tujuan dan sasaran dari perencanaan dan perancangan pusat pembinaan rohani katolik ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 TUJUAN 1. Menciptakan suatu fasilitas berupa bangunan yang dapat mewadai kegiatan belajar-mengajar untuk mengali ilmu pengetahuan untuk membantu sekolah dalam memenuhi standar nasional pendidikan dan membangun serta 4

mengembangkan budaya mutu secara berkelanjutan, juga meningkatkan kualitas siswa dalam berpikir kritis, kreatif dan inovatif, dengan landasan pendidikan bagi generasi muda. 2. Menghadirkan bangunan yang berkarakter arsitektur hijau yang dapat menampung kegiatan belajar-mengajar, serta kegiatan lainnya di dalam sekolah, yang didukung oleh pengolahan tapak bangunan (landscaping) sehingga mendukung kegiatan-kegiatan yang di lakukan di luar ruangan. 1.3.2 SASARAN Sasaran yang ingin di capai yaitu terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan arsitektur guna tercapainya International School di Kota Kupang sebagai tempat pendidikan bagi para generasi muda yang berisi : a. Terciptanya fasilitas berupa kompleks bangunan yang dapat mewadahi kegiatan belajar-mengajar dalam pemenuhannya sebagai sarana pendidikan. b. Terwujudnya fasilitas berupa kompleks bangunan International School yang dalam perwujudan bentuk bangunan dapat mengutamakan fungsinya dengan baik. c. Terciptanya bangunan International School dengan fasilitasfasilitas yang lengkap untuk mendukung kegiatan belajarmengajar guna meningkatkan kualitas siswa, serta untuk meningkatkan mutu pendidikan di NTT, dengan pendekatan desain arsitektur hijau. 1.4 RUANG LINGKUP DAN BATASAN STUDI 1.4.1 RUANG LINGKUP Adapun ruang lingkup dalam Perencanaan dan Perancangan International School di Kota Kupang adalah sebagai berikut : 5

1. Ruang lingkup substansial yaitu strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemui dengan memperhatikan potensi dan peluang pengembangan perencanaan International School. 2. Ruang lingkup spasial yang berkaitan dengan lokasi Perencanaan dan Perancangan International School di Kota Kupang yang akan dikaji dalam sebuah konsep berdasarkan data-data yang menyangkut International School dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota sesuai dengan daerah peruntukannya. 1.4.2 BATASAN STUDI Batasan studi Perencanaan dan Perancangan International School : A. Fungsi dan Jenis Kegiatan Penyediaan ruang-ruang yang sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang terjadi. Secara umum ruang untuk aktivitas-aktivitas tersebut berupa: ruang kelas, laboratorium, ruang workshop, ruang audio visual, aula, ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang komite sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, perpustakaan,, ruang osis, ruang pramuka, ruang koperasi sekolah, wc dan kamar mandi, ruang music, klinik, gudang, ruang pramuka, unit kesehatan sekolah (UKS). B. Tampilan Bengunan Perencanaan obyek perancangan diprioritaskan pada masalah perorganisasian ruang, fasilitas bangunan sesuai dengan fungsi dan tujuan bangunan International School yang mengacu pada bentuk dan tampilan arsitektur hijau. 1.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1) Data Primer 6

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan survei/peninjauan langsung ke lokasi. Data tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran tentang lokasi tersebut. Data primer didapatkan dengan cara: a. Melakukan pengamatan/pengukuran guna mendapatkan data ukuran site, kondisi topografi, geologi dan jenis tanah, jenis vegetasi yang tumbuh, orientasi tapak, untuk menunjang analisa site dan kelayakan studi lokasi. b. Melakukan wawancara dengan nara sumber atau pihak-pihak yang terkait yang memiliki pemahaman mengenai obyek perencanaan. Pemahaman yang dibutuhkan dalam hal ini, yaitu : perawatan gigi dan mulut untuk fungsi kesehatan dan fungsi estetis. 2) Data Sekunder Data sekunder merupakan data literatur yang didapat dari instansi-instansi terkait, baik pemerinah maupun swasta. Data ini sebagai data penunjang karena tidak didapat secara langsung saat melakukan survei/peninjauan langsung ke lokasi perencanaan. Data sekunder ini terdiri dari : a. Data regulasi, yaitu data berupa peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku pada lokasi perencanaan. Data tersebut dibutuhkan sebagai penyesuaian antara peraturan pemerintah dengan konsep perencanaan. Data tersebut misalnya peruntukan lahan pada Bagian Wilayah Kota di mana lokasi perencanaan berada, serta fasilitasfasilitas yang telah tersedia: jaringan utilitas, jaringan transportasi, jaringan persampahan, dan lain-lain. b. Studi literatur dari buku-buku (library search) dan artikel tentang pengertian, karakteristik, sarana dan prasarana perawatan gigi dan mulut, dan buku-buku yang berkaitan tentang pendekatan arsitektur modern. 7

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1) Observasi Lapangan Dilakukan dengan cara melakukan survei/peninjauan langsung ke lokasi perencanaan sehingga memperoleh data-data eksisting terkait lokasi tersebut. Data lokasi perencanaan yang dibutuhkan antara lain: a. Tinjauan administrasi lokasi perencanaan. b. Luasan dan batas-batas lokasi perencanaan. c. Keadaan topografi lokasi perencanaan. d. Keadaan geologi lokasi perencanaan. e. Keadaan vegetasi lokasi perencanaan. f. Keadaan hidrologi lokasi perencanaan. g. Peruntukan lahan berdasarkan RTRW Kota Kupang. 2) Wawancara Wawancara tak berstruktur dilakukan oleh perencana (peneliti) sebagai instrumen penelitian dengan pihak-pihak yang terkait mengenai perawatan gigi dan mulut, dimana wawancara ini dilakukan guna mendapatkan informasi tambahan yang dapat melengkapi dan mendukung data-data yang didapat dari observasi lapangan. 3) Dokumentasi Pengambilan dokumentasi berupa foto-foto, misalnya fasilitas yang telah tersedia di lokasi maupun pengamatan secara langsung yang berhubungan dengan keperluan perencanaan yang nantinya dipakai sebagai data, bahan analisis yang menunjang perencanaan dan perancangan Internasional School di Kota Kupang. 8

1.6 Teknik Analisa Data 1.6.1 Analisa Kualitatif Menganalisa data-data yang ada dengan cara melihat hubungan sebab-akibat dalam kaitannya dengan penciptaan suasana yang berhubungan dengan Internasional School yang direncanakan. Analisa ini dikaitkan pada: a) Kualitas ruang yang tercipta: perletakan massa bangunan yang dihubungkan dengan orientasi tapak terhadap jalan, sinar matahari dan arah angin, kenyamanan yang berhubungan dengan penghawaan dan tingkat pencahayaan, elemen-elemen dekoratif yang menunjang fungsi bangunan, pemilihan warna, dan lain-lain. b) Kualitas hubungan organisasi ruang-ruang yang tercipta dengan memperhatikan pengelompokan zona fungsi ruang-ruang, yang didasarkan pada jenis pemakai, aktifitas yang terjadi, dan sifat ruang. c) Kualitas estetika bentuk dan tampilan bangunan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan desain arsitektur hijau. d) Kualitas desain ruang luar (landscaping) yang mendukung fungsi bangunan sebagai wadah pendidikan. 1.6.2 Analisa Kuantitatif Menganalisa dengan membuat perhitungan-perhitungan tertentu berdasarkan studi yang dibuat guna menentukan besaran atau luasan ruang dalam kebutuhan ruang yang direncanakan. Analisa ini diorientasikan pada: a) Jumlah pemakai dan aktivitas yang dilakukan. b) Dimensi ruangan, baik ruang luar maupun ruang dalam, yang dapat menampung aktivitas yang terjadi di dalamnya. c) Perabot-perabot yang dipakai dalam melakukan aktivitas di dalam dan di luar ruangan obyek perencanaan sesuai dengan fungsi dari bangunan. 9

1.7 Kerangka Berpikir Adapun kerangka berpikir yang direncanakan, yaitu : Latar Belakang/ Permasalahan Judul Tujuan Ruang Lingkup Proyek Pemahaman Proyek Data Fisik Tapak Data Primer - Geografis dan Administatif - Topografi dan Geologi - Klimatologi - Hidrologi - Sosbud dan Ekonomi Data pendidikan s sekolah di Kota Kupang s Data Data Pustaka Data Sekunder - Pemahaman Judul - Pemahaman Tema Rancangan - Aturan Pemerintah Tentang International School - Pemahaman Kegiatan Pendidikan Sekolah Analisa SITE Zoning Orientasi Sirkulasi Pencapaian Utilitas Tapak Jenis Aktivitas dan Pemakai Jenis Jumlah Karakter Organisasi Bangunan Tata Ruang Tampilan Struktur Utilitas Zoning Orientasi Konsep Dasar Konsep Rancangan PRODUK RANCANGAN 10

1.8 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan dan Sasaran, Ruang Lingkup dan Batasan Studi, Metode dan Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, Kerangka Berpikir serta Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, meliputi: Pemahaman judul, Tinjauan Umum Objek Studi dan Pemahaman Tema Desain. BAB III TINJAUAN LOKASI DAN OBYEK PERENCANAAN, meliputi: Tinjauan Umum Wilayah dan Lokasi Perencanaan, Tinjauan Khusus Lokasi Perencanaan, Potensi dan Peluang. BAB IV ANALISA, meliputi: analisa ruang yang mempengaruhi bangunan Internasional School di Kota Kupang. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN, meliputi: metode yang digunakan dalam perancangan susunan ruang dan bentuk massa bangunan Internasional School di Kota Kupang. 11

12