Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

dokumen-dokumen yang mirip
Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SABUN TRANSPARAN

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Lampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

I. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan

PENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan Virgin Coconut Oil (Vco) Dari Kelapa Hibrida Dengan Metode Enzimatis Dan Aplikasinya Sabun Padat Transparan

TINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

Transkripsi:

IOCD International Symposium and Seminar of Indonesian Medicinal Plants xxxi, Surabaya 9-11 April 2007 Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven Yudi Padmadisastra Amin Syaugi Sri Widodo, Nurdjanah ABSTRAK Telah dilakukan pembuatan krim, dengan fasa minyak dari Virgin Coconut Oil (VCO) pada suhu 70 C. Pemanasan dilakukan dalam microwave oven yang beroperasi dengan pelepasan gelombang mikro (microwave) yang saling bertabrakan oleh tabung elektron sehingga menghasilkan panas.. Dibuat tiga formula yang terdiri dari emulgator.dengan konsentrasi berbeda yaitu 5%, 8% dan 10%. vaselin 10%, setil alkohol 6%, dimeticon 0,5%, propilenglikol 5%, metil paraben 0,2%, propil paraben 0,1%, aqua rosae 0,1% dan aquadest sampai 100%. Diperoleh hasil bahwa tidak terjadi perbedaan Ketiga formula krim diamati stabilitasnya selama 48 hari, meliputi perubahan homogenitas/penampilan, perubahan2 dalam warna, bau, konsistensi, ph dan viskositas. PENDAHULUAN Emulgator atau zat pengemulsi merupakan zat yang berguna untuk mengemulsikan atau mencampurkan zat-zat yang tidak bercampur. Emulgator membantu menstabilkan sediaan yang terdiri dari dua fasa yang tidak bercampur. Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan tipe dan sifat krim yang dikehendaki. Kandungan Tanaman Asam lemak utama adalah asam laurat (45-50%), asam miristat (13-20%), asam palmitat (7-10%), asam kaprilat (5-10%), termasuk juga asam stearat, asam linoleat, dan asam kaprat. Asam lemak bebas mencapai 3 sampai 5 %. Asam

lemak Delta-lactones of 5-hydroxy merupakan delta oktalakton yang berguna sebagai senyawa aroma. 2. 4. 4. Khasiat dan Kegunaan Minyak kelapa memiliki jumlah asam lemak berantai pendek yang banyak dan sedikit asam lemak tak jenuh. Minyak kelapa banyak digunakan sebagai dietik. Efek imunomodulator diketahui pada binatang percobaan, sama seperti pada efek inhibisi terhadap pertumbuhan sel karsinoma kolon secara in vitro. Minyak kelapa telah lama digunakan untuk menyembuhkan luka dan infeksi kulit. Untuk pemakaian internal, minyak kelapa digunakan untuk radang tenggorokan dan pembusukan gigi (Anonim, 2000). VCO adalah minyak yang terbuat dari daging kelapa segar dengan pemanasan yang minimal dan tanpa proses permurnian kimiawi. Oleh sebab itu, VCO memiliki rasa dan bau kelapa yang unik. Berbeda dengan minyak kelapa biasa (Refined, Bleached, and Deodorized Oil), VCO tidak perlu mengalami proses pemurnian, pemucatan, dan deodorized serta permanasan tinggi dan bahan PERCOBAAN Dibuat emulgator dari reaksi penyabunan VCO dengan NaOH lalu dimasukkan ke dalam formula. Dilakukan pembuatan krim dan diperiksa kualitas krm yang terbentuk HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembuatan emulgator dari reaksi penyabunan VCO dengan NaOH Hasil pembuatan tiga emulgator yang terdiri dari VCO dan NaOH dengan jumlah NaOH yang bervariasi yaitu yang sesuai dengan bilangan penyabunan VCO, dikurangi 25 mg dari bilanagn penyabunan VCO dan ditambah 25 mg dari bilanagn penyabunan VCO tercantum pada Lampiran 10 dan Tabel di bawah ini: Tabel Pemilihan Basis Krim Emulgator VCO NaOH E 1 50 g 9,06 E 2 50 g 7.,86 E 3 50 g 10,36 Keterangan: E 1 E 2 E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan VCO = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCO Basis krim M/A formula A (Fa) memiliki konsistensi kental homogen, berwarna putih, dan bau khas serta stabil selama masa penyimpanan tujuh hari. Basis krim M/A formula B (Fb) memiliki konsistensi cair homogen, berwarna kuning, dan bau khas, serta stabil selama tujuh hari penyimpanan. Basis krim A/M formula C (Fc) memiliki konsistensi kental, berwarna putih, dan bau khas, selama tujuh hari penyimpanan tidak mengalami perubahan. Demikian pula dengan basis krim A/M

formula D (Fd) yang memiliki konsistensi padat, berwarna putih, dan bau khas juga stabil selama masa penyimpanan tujuh hari. Hasil pembuatan basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel Hasil Formulasi Basis Krim dengan berbagai konsentrsi Emulagor hasil penyabunan VCO Emulgator Formula Konsistensi Warna Bau Khk F1 Kkh P Kh Khk F2 Kkh P Kh F3 Kkh P Kh F 4 Kach P Kh F5 Kach P Kh F 1 Kkh P Kh E 2 F 2 Kkh P Kh F 3 Kkh P Kh F 4 Kach P Kh F 5 Kach P Kh F 1 Kkh P Kh E 3 F 2 Kkh P Kh F 3 Kkh P Kh F 4 Kkh P Kh F 5 Kkh P Kh Keterangan: E 1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan dari VCO E 2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCOk F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3% F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4% F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5% F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6% F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7% Kkh = krim kental homogen

Kach = krim agak cair homogen P Kh = putih = bau khas mawar Dari Tabel di atas, diketahui bahwa pada basis krim terjadi perubahan konsistensi dari kental menjadi agak cair setelah ditambahkan emulgator dengan konsentrasi yang makin besar namun tidak mengalami perubahan warna dan perubahan bau. Hasil Pengamatan Perubahan Organoleptis Hasil pengamatan perubahan konsistensi, warna, dan bau dari basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama 56 hari waktu penyimpanan, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel Hasil Pengamatan Perubahan Organoleptis Basis Krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH Selama Waktu Penyimpanan Emulgator Formula Karakteristik yang diamati Perubahan organolpetis krim setelah penyimpanan hari ke- 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 F1 F2 E1 F3 Konsistensi - - - - - - - - - F4 F5 F1 F2

E2 E3 F3 F4 F5 F1 F2 F3 F4 F5 Bau - - - - - - - - - Konsitensi - - - - - - - - - - Keterangan: E 1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan dari VCO E 2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCOk F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3% F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4% F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5% F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6% F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7% + = terdapat perubahan - = tidak terdapat perubahan

Dari data pada Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH tidak mengalami perubahan konsistensi, warna, dan bau selama masa penyimpanan. Hal ini menunjukkan tidak ada interaksi antara komponen atau kerusakan komponen dalam basis krim yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan konsistensi, warna, dan bau. Selain itu juga dikarenakan metode pembuatan krim telah dilakukan dengan benar, yaitu dengan pemanasan dan pencampuran kedua fasa dalam suhu yang sama yaitu sekitar 70C, serta pengadukan yang dilakukan secara konstan selama beberapa saat, dan setelah dingin segera dimasukkan ke dalam wadah. Pemanasan fasa air dan fasa minyak dilakukan dalam microwave oven. Proses pemanasan dengan menggunakan microwave oven terjadi dengan cepat karena adanya panas yang timbul akibat tabrakan gelombang mikro yang dikeluarkan oleh tabung elektron dalam microwave dan penyebaran panas yang merata di seluruh bagian oven yang disebarkan oleh kipas pemutar.dengan cepatnya proses pemanasan maka tidak terjadi kerusakan dari zat-zat yang dipanaskan. Hasil Pengukuran ph Hasil pengukuran ph basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama waktu penyimpanan, dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel Hasil Pengamatan Rata-rata Perubahan ph Basis Krim dengan Berbagai Konsentrasi Emulgator Hasil Penyabunan VCO dengan NaOH Selama Waktu Penyimpanan Emulgator E1 E2 E3 Formula Perubahan ph Krim pada Hari ke- 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 F1 8,20 8,20 8,20 8,30 8,30 8,30 8,30 8,30 8,30 8,30 F2 8,60 8,60 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 F3 9,10 9,10 9,20 9,20 9,20 9,20 9,20 9,20 9,20 9,20 F4 9,20 9,20 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 F5 9,30 9,30 9,30 9,30 9,40 9,40 9,40 9,40 9,40 9,40 F1 8,00 8,00 8,10 8,10 8,10 8,10 8,10 8,10 8,10 8,10 F2 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,30 8,30 8,30 8,30 F3 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 F4 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 F5 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 F1 8,40 8,40 8,40 8,40 8,40 8,40 8,50 8,50 8,50 8,50 F2 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 F3 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 F4 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,40 9,40 9,40 9,40 F5 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 Keterangan: E 1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan dari VCO E 2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCOk F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3% F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4% F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5% F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6% F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7% Dari Tabel di atas diketahui bahwa ph basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama waktu

penyimpanan 56 hari adalah antara 8,0 9,5. Hal ini disebabkan karena dalam emulgator yang digunakan untuk pembuatan basis krim Mengandung NaOH yang bersifat basa sehingga ph dari basis krim yang terbentuk adalah ph basa (lebih dari 7). Dan setelah dilakukan perhitungan secara statistik pada masing-masing emulgator dengan desain blok lengkap acak sub sampling ph dengan model tetap diperoleh hasil bahwa pada taraf signifikan α = 0,05, disimpulkan bahwa Hipotesis nol (H 0 ) diterima, dengan asumsi tidak terdapat perbedaan rata-rata efek perlakuan yang diuji, karena F hitung untuk emulgator pertama, kedua dan ketiga berturut-turut adalah 2,5; 2,5; dan 2,6, sehingga lebih kecil dari F tabel yang mempunyai nilai 2,61. Hal ini berarti bahwa perbedaan konsentrasi emulgator dalam formula tidak menyebabkan perbedaan yang nyata (signifikan) terhadap ph basis krim. ph dari basis krim mengalami peningkatan setelah penyimpanan bebrapa minggu. Peningkatan nilai ph tersebut terjadi karena sifat dari emulgator adalah basa akibat adanya NaOH yang bersifat basa. Hasil Pengukuran Viskositas Hasil pengukuran viskositas basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama masa penyimpanan, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel Hasil Pengamatan Rata-rata Perubahan Viskositas Basis Krim dengan Berbagai Konsentrasi Emulgator Hasil Penyabunan VCO dengan NaOH Selama Waktu Penyimpanan Emulgator Formula Perubahan Viskositas (poise) Krim pada Hari ke- 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56

E1 E2 E3 F1 96 90 85 81 75 70 68 68 68 68 F2 92 87 81 74 70 65 60 58 58 58 F3 64 56 54 52 52 52 50 50 50 50 F4 60 52 48 45 44 42 41 40 40 40 F5 53 48 42 38 36 34 32 30 30 30 F1 80 76 74 73 72 70 67 67 67 67 F2 76 73 67 65 60 57 52 50 50 50 F3 75 70 66 60 58 55 52 50 50 50 F4 65 58 55 50 48 43 40 40 40 40 F5 60 57 53 48 45 39 35 31 31 31 F1 98 90 84 80 77 74 72 70 70 70 F2 90 88 84 78 75 70 66 63 63 63 F3 81 77 71 67 64 58 54 54 54 54 F4 66 61 59 55 52 50 47 45 45 45 F5 57 52 48 43 39 36 33 33 33 33 Keterangan: E 1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan dari VCO E 2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCOk F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3% F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4% F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5% F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6% F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7% Dari Lampiran Tabel di atas, diketahui bahwa viskositas dari basis krim yang dibuat dengan emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH mengalami penurunan akibat penambahan konsentrasi emulgator dan selama 56 hari penyimpan viskositasnya menurun. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya dalam krim dengan adanya pengaruh tekanan mekanik dari alat yang digunakan selama pengujian, karena pengaruh dari suhu dan lingkungan. Dan setelah

dilakukan perhitungan secara statistik pada masing-masing emulgator menggunakan desain blok lengkap acak subsampling viskositas dengan model tetap pada taraf signifikan α= 0,05, disimpulkan bahwa Hipotesis nol (Ho) diterima, karena F hitung dari ketiga emulgator masing-masing adalah 1,5; 2,6; dan 2,57 sehingga lebih kecil daripada F tabel adalah 2,61. Hal ini berati bahwa tidak terdapat perbedaan konsentrasi emulgator tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap viskositas basis krim.