STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

dokumen-dokumen yang mirip
Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

LAMPIRAN 2 ANALISA SWOT AIR LIMBAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 SWOT ANALISYS AIR LIMBAH KOTA LANGSA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Sub Sektor : Air Limbah

Adanya Program/Proyek Layanan Pengelolaan air limbah permukiman yang berbasis masyarakat yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dan STBM

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

Sub Sektor : AIR LIMBAH

Tabel Skor Air Limbah Domestik Skor

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Buku Putih Sanitasi 2013

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

DAFTAR ISI...i. DAFTAR TABEL...iii. DAFTAR PETA...vi. DAFTAR GAMBAR...vii PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah Cakupan SSK...

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

Tabel 5.1 Visi, Misi dan Kebijakan Strategis Sanitasi Kabupaten Pesisir Selatan Visi Misi Kebijakan Strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN PPSP STRATEGI SANITASI KOTA. III.1. Aspek Non Teknis

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

BAB 4 PERUMUSAN STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA DEPOK

BAB V Area Beresiko Sanitasi

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB 4 RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SANITASI

Analisa SWOT Kabupaten Lampung Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN PATI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGANN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

Transkripsi:

Bab 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Strategi pengembangan sanitasi dirumuskan berdasarkan hasil analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) sesuai matrik analisis SWOT yang terdapat pada Lampiran 2 dukumen pemuktakhiran SSK. Selain aspek-aspek teknis, analisa SWOT ini juga dilakukan untuk aspek non teknis seperti kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan keberpihakan pada masyakarat miskin. Analisis ini dilakukan berdasarkan isu-isu strategis masing-masing sektor yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah berasal dari luar berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats), sedangkan faktor internal diperoleh dari dalam yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Pengembangan sanitasi untuk ketiga sub sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase dilakukan berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas sanitasi Kabupaten Pidie selama 5 (lima) tahun mendatang yang dimulai dari tahun 2016 sampai dengan 2020. 4.1 Air Limbah Domestik Strategi pengembangan pengelolaan air limbah domestik dirumuskan berdasarkan hasil Analisis SWOT yang menghasikan strategi pengembangan pengololaan air limbah domestik tahun 2016 sampai dengan 2020 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.1. 4-1

Tabel 4.1 Analisis SWOT Sub Sektor Air Limbah Domestik No. Faktor Internal Skor 1 2 3 4 Angka KEKUATAN (STRENGHTS) 1.1 Terbentuknya Pokja Sanitasi di Kabupaten berupa SK Pokja Sanitasi 1.2 Dokumen pendukung kegiatan Sanitasi (RPJMD,RTRW,RENJA) 1.3 Komitmen SKPK dalam pengelolaan sanitasi di Kabupaten 1.4 Adanya SKPK yang menangani Air Limbah Tersedianya Anggaran APBK pada SKPK terkait penanganan Air Limbah 3 Aspek Teknis Operasional 3.1 Sarana dan Prasarana pendukung kegiatan Pokja Sanitasi 3.2 Tersedianya biaya operasional (OM) dan Biaya Pemeliharaan kegiatan Air Limbah 3.3 Adanya program dan kegiatan penanganan air limbah 4 Aspek Komunikasi 4.1 Koordinasi antar SKPK menyangkut sanitasi 5 SDM Tersedianya SDM aparatur daerah untuk perencanaan dibidang air limbah JUMLAH NILAI KEKUATAN 31,00 KELEMAHAN (WEAKNESS) 1.1 Belum adanya regulasi Perda/Qanun yang mengatur tentang Air Limbah 1.2 Organisasi yang mengelola Air limbah belum terbentuk. 1.3 Belum adanya dokumen perencanaan Air Limbah 1.4 Belum adanya SOP Air Limbah Belum optimalnya usulan SKPK yang disetujui oleh Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK) 3 Aspek Teknis Operasional 3.1 Minimnya Sarana dan prasarana air limbah 4-2

3.2 Banyaknya Masyarakat MBR/miskin yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang layak dan memenuhi standar dalam pengelolaan Air Limbah 4 Aspek Komunikasi 4.1 Kurangnya Koordinasi secara kontinyu antar SKPK menyangkut Sanitasi 5 SDM Masih terbatasnya SDM untuk pengelolaan dibidang Air Limbah JUMLAH NILAI KELEMAHAN 29,00 SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN 2,00 PELUANG (OPPORTUNITIES) 1.1 Tersedianya peraturan, rencana induk, organisasi dan standar operasional Air Limbah Ketersediaan Anggaran dari Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam pengelolaan Air Limbah 3 Aspek Komunikasi 3.1 Koordinasi dan Tindak Lanjut penanganan Sanitasi di tingkat provinsi dan Pusat 4 Aspek Teknis Operasional 4.1 Adanya SDM yg membantu menangani sanitasi pada SKPD terkait Air Limbah 4.2 Peningkatan Anggaran operasional kegiatan sanitasi 4.3 Pengembangan teknologi pengolahan air limbah secara modern 5 Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Ketersediaan Anggaran dari masyarakat dan swasta dalam pembangunan dan pengelolaan Air Limbah 1 1,00 6 Aspek Sosial Budaya 6.1 Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 7 Demografi dan LH 7.1 Berkurangnya pencemaran air tanah dan air limbah JUMLAH NILAI PELUANG 22,00 ANCAMAN (THREATS) 4-3

3 Aspek Komunikasi 4 Aspek Teknis Operasional 5 Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Kurangnya Partisipasi masyarakat terhadap penanggulangan air limbah 6 Aspek Sosial Budaya 6.1 Kebiasaan masyarakat yang membuang air limbah tanpa proses 6.2 Pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan air limbah rendah 7 Demografi dan LH 7.1 Tercemarnya air tanah 7.2 7.3 Pertumbuhan Penduduk yang semakin tinggi tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas pengelolaan air limbah Tercemarnya sungai disebabkan pembuangan air limbah tanpa pengolahan JUMLAH NILAI ANCAMAN 24,00 SELISIH NILAI PELUANG ANCAMAN -2,00 POSISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PELUANG Kuadran 3: Mendukung strategi Stabilisation (Stabil) 5 4 3 2 1 Kuadran 1: Mendukung strategi Growth (Pertumbuhan) KELEMAHAN -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 KEKUATAAN -1 Kuadran 4: Mendukung strategi Survive (Bertahan) -2-3 -4-5 ANCAMAN Kuadran 2: Mendukung strategi Diversification (Pertukaran Usaha) 4-4

Untuk mencapai visi dan misi sanitasi diperlukan strategi pengembangan pengelolaan air limbah, antara lain: 1. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah; 2. Menyediakan sarana dan prasarana air limbah yang layak dan memenuhi standar bagi masyarakat berpenghasilan rendah; 3. Penguatan kebijakan Pemerintah Kabupaten serta oenyusunan SOP dan Qanun terkait pengelolaan air limbah; 4. Peningkatan sumber pendanaan untuk pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman; 5. Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi; 6. Penyiapan rencana induk air limbah; 7. Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan air limbah. 4.2 Pengelolaan Persampahan Strategi pengembangan pengelolaan persampahan dirumuskan berdasarkan hasil Analisis SWOT yang menghasikan strategi pengembangan pengololaan persampahan tahun 2016 sampai dengan 2020 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Analisis SWOT Sub Sektor Pengelolaan Persampahan No. Faktor Internal Skor 1 2 3 4 Angka KEKUATAN (STRENGHTS) 1.1 Terbentuknya Pokja Sanitasi di Kabupaten berupa SK Pokja Sanitasi 1.3 Dokumen pendukung kegiatan Sanitasi (RPJMD,RTRW,RENJA) 1.5 Adanya SKPK yang menangani Persampahan 1.6 Adanya Perda/Qanun yang mengatur tentang Persampahan Ketersediaan Anggaran APBK di SKPD terkait penanganan persampahan 4-5

3 Aspek Teknis Operasional 3.1 Sarana dan Prasarana pendukung kegiatan Pokja sanitasi 3.2 Tersedianya biaya operasional (OM) dan Biaya Pemeliharaan kegiatan Persampahan 3.3 Adanya program dan kegiatan penanganan persampahan 4 Aspek Komunikasi 4.1 Koordinasi antar SKPK yang menangani sanitasi 4.2 Sosialisasi Kepada Masyarakat perihal PHBS 5 SDM Jumlah SDM aparatur daerah untuk perencanaan dibidang persampahan JUMLAH NILAI KEKUATAN 34,00 KELEMAHAN (WEAKNESS) 1.1 Organisasi/UPTD yang mengelola Persampahan belum terbentuk 1.2 Belum adanya dokumen perencanaan Persampahan 1.3 Belum adanya SOP Persampahan Belum optimalnya usulan SKPK yang disetujui oleh Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK) dibidang persampahan 3 Aspek Teknis Operasional 3.1 Banyaknya Masyarakat yang belum melakukan sistem 3R 3.2 Minimnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan persampahan 4 Aspek Komunikasi 4.1 Kurangnya Koordinasi secara kontinyu antar SKPK menyangkut Sanitasi 5 SDM Masih terbatasnya SDM aparatur daerah untuk pengelolaan persampahan sistem 3R JUMLAH NILAI KELEMAHAN 28,00 SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN 6,00 PELUANG (OPPORTUNITIES) 1.1 Tersedianya organisasi/uptd dan SOP pengelolaan persampahan Ketersediaan Anggaran dari Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam pengelolaan persampahan 4-6

3 Aspek Komunikasi 3.1 Koordinasi dan Tindak Lanjut penanganan Sanitasi di tingkat provinsi dan Pusat 4 Aspek Teknis Operasional 4.1 Peningkatan Anggaran operasional kegiatan sanitasi 5 Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Ketersediaan Anggaran dari masyarakat dan swasta dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan 6 Aspek Sosial Budaya 6.1 Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 7 Demografi dan LH 7.1 Berkurangnya Timbulan Sampah JUMLAH NILAI PELUANG 19,00 ANCAMAN (THREATS) 3 Aspek Komunikasi 4 Aspek Teknis Operasional 5 Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Tingkat pastisipasi masyarakat menyangkut kebersihan masih rendah 6 Aspek Sosial Budaya 6.1 Kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah ke sungai 6.2 Pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan sampah rendah 7 Demografi dan LH 7.1 Bertambahnya timbulan sampah 7.2 Pertumbuhan Penduduk yang semakin tinggi tidak dibarengi dengan sarana dan prasarana persampahan 7.3 Berkurangnya kesuburan tanah akibat pembakaran sampah. JUMLAH NILAI ANCAMAN 20,00 SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN -1,00 4-7

POSISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PELUANG 6 5 Kuadran 3: Mendukung strategi Stabilisation (Stabil) 4 3 2 Kuadran 1: Mendukung strategi Growth (Pertumbuhan) 1 KELEMAHAN -6-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 6-1 KEKUATAAN Kuadran 4: Mendukung strategi Survive (Bertahan) -2-3 -4-5 -6 ANCAMAN Kuadran 2: Mendukung strategi Diversification (Pertukaran Usaha) Dalam perencanaan pengembangan pengelolaan persampahan Pemerintah Kabupaten Pidie menetapkan strategi utama untuk menghadapi persoalan dan permasalahan persampahan sebagai berikut: 1. Peningkatan area pelayanan persampahan; 2. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pemahaman PHBS dan pengelolaan sampah menggunakan sistem 3R; 3. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana persampahan; 4. Peningkatan sumber pendanaan untuk pengembangan dan pengelolaan persampahan; 5. Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi; 6. Pembentukan lembaga pengelola persampahan; 7. Penyiapan rencana induk persampahan; 8. Penyiapan dan penyusunan SOP persampahan; 9. Peningkatan kapasitas SDM pengelolaan persampahan sistem 3R. 4-8

4.3 Drainase Perkotaan Strategi pengembangan pengelolaan persampahan dirumuskan berdasarkan hasil Analisis SWOT yang menghasikan strategi pengembangan pengololaan persampahan tahun 2016 sampai dengan 2020 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Analisis SWOT Sub Sektor Drainase Perkotaan No. Faktor Internal Skor 1 2 3 4 Angka KEKUATAN (STRENGHTS) 1.1 Terbentuknya Pokja Sanitasi di Kabupaten berupa SK Pokja Sanitasi 1.3 Dokumen pendukung kegiatan Sanitasi (RPJMD,RTRW,RENJA) 1.5 Adanya SKPK yang menangani drainase Ketersediaan Anggaran APBK di SKPD terkait penanganan drainase 3 Aspek Teknis Operasional 3.1 Sarana dan Prasarana pendukung kegiatan Pokja 3.2 Tersedianya biaya operasional (OM) dan Biaya Pemeliharaan kegiatan drainase 3.3 Adanya program dan kegiatan dibidang Drainase 4 Aspek Komunikasi 4.1 Koordinasi antar SKPD yg menangani sanitasi 5 SDM Jumlah SDM yg sesuai dengan kompetensinya JUMLAH NILAI KEKUATAN 27,00 KELEMAHAN (WEAKNESS) Belum optimalnya usulan SKPK yang disetujui oleh Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK) dibidang drainase 4-9

3 Aspek Teknis Operasional 3.1 Kurangnya pemeliharaan terhadap drainase yang telah dibangun 3.2 Sarana dan Prasarana pembangunan Drainase masih minim 4 Aspek Komunikasi 4.1 Kurangnya Koordinasi secara kontinyu antar SKPK menyangkut Sanitasi 5 SDM JUMLAH NILAI KELEMAHAN 14,00 SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN 13,00 PELUANG (OPPORTUNITIES) Ketersediaan Anggaran dari Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam pengelolaan drainase 3 Aspek Komunikasi 3.1 Koordinasi dan Tindak Lanjut penanganan Sanitasi di tingkat provinsi dan Pusat 4 Aspek Teknis Operasional 4.1 Peningkatan Anggaran operasional kegiatan sanitasi 5 Aspek Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Kesetaraan Gender Ketersediaan Anggaran dari masyarakat dan swasta dalam pembangunan dan pengelolaan drainase 6 Aspek Sosial Budaya 6.1 Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 7 Demografi dan LH 7.1 Berkurangnya endapan sampah di badan alir drainase JUMLAH NILAI PELUANG 17,00 ANCAMAN (THREATS) 4-10

3 Aspek Komunikasi 4 Aspek Teknis Operasional 5 Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan Kesetaraan Gender Partisipasi masyarakat menyangkut kebersihan dan lancarnya air di drainase masih rendah 6 Aspek Sosial Budaya 6.1 6.2 Kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah ke sistem jaringan drainase Pengetahuan masyarakat terkait menyangkut kebersihan dan pemeliharaan jaringan drainase masih rendah 7 Demografi dan LH 7.1 Tingginya tingkat sedimentasi 7.2 Terjadinya Kerusakan beberapa drainase di Kabupaten Pidie 7.3 Pada musim hujan akan terjadi genangan air (melewati saluran air yang ada). Hal ini disebabkan karena sistem kurang baik dan adanya penumpukan sampah/endapan dari para pedagang dan rumah tangga; JUMLAH NILAI ANCAMAN 23,00 SELISIH NILAI PELUANG ANCAMAN -6,00 4-11

POSISI PENGELOLAAN DRAINASE PELUANG 13 12 11 10 9 8 7 KELEMAHAN Kuadran 3: Mendukung strategi Stabilisation (Stabil) -13-12 -11-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 6 5 4 3 2 1 Kuadran 1: Mendukung strategi Growth (Pertumbuha n) KEKUATAN Kuadran 4: Mendukung strategi Survive (Bertahan) -1-2 -3-4 -5-6 -7-8 -9-10 -11-12 -13 ANCAMAN Kuadran 2: Mendukung strategi Diversification (Pertukaran Usaha) Dalam perencanaan pengembangan pengelolaan persampahan Pemerintah Kabupaten Pidie menetapkan strategi utama untuk menghadapi persoalan dan permasalahan drainase perkotaan sebagai berikut: 1. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pemahaman PHBS dan pemeliharaan drainase; 2. Pengembangan perencanaan drainase kota yang terintegrasi dan komprehensif; 3. Peningkatan fasilitas dan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase perkotaan; 4. Peningkatan sumber pendanaan untuk pengembangan dan pengelolaan drainase; 5. Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi. BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI 4-12