BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi bila sel telur (ovum) dibuahi dan berkembang sampai menjadi janin (fetus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. Ibu (AKI) yaitu angka kematian ibu akibat langsung dari proses reproduksi,

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses pengeluaran atau proses untuk mendorong hasil dari

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB II TINJAUAN TEORI

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Olahraga pada Kehamilan. Kesehatan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri (Wahit,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian. primigravida maupun multigravida dengan usia kandungan 22 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TRIMESTER III

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam organisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

MANFAAT PRENATAL YOGA TERHADAP PROSES PERSALINAN

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang penting. Periode pertama adalah menarche yaitu masa pertumbuhan hingga pada usia bisa mengandung; kedua adalah masa kehamilan yang juga biasannya terjadi pada usia muda; dan yang ketiga adalah masa menopause (Rosalind, 2003). Kehamilan membutuhkan waktu sembilan bulan kalender atau 40 minggu. Kehamilan dibagi tiga periode, yaitu trimester pertama dari minggu ke satu sampai minggu ke 13, trimester kedua dari minggu ke 14 sampai minggu ke 26, trimester ketiga dari minggu ke 27 sampai 40 (akhir kehamilan) (Susanti, 2008). Sistem tubuh yang mengalami banyak perubahan adalah sistem reproduksi. Sedangkan perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil diawali disaat seorang wanita mengetahui bahwa dirinya telah hamil. Pada periode ini ibu hamil merasakan kegembiraan tertentu karena telah menyesuaikan diri dengan rencana pembentukan hidup baru. Akan tetapi tidak semua ibu hamil mengalami perasaan yang sama, ada beberapa ibu yang mengalami ketidaknyamanan sampai syok. Hal ini terjadi terutama pada ibu hamil yang kurang siap dalam 6

7 menghadapi masa-masa kritis dalam masa kehamilan (Bobak, 2005). 2.2. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004). Proses adopsi perilaku, menurut Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan (akronim AIETA), yaitu: (a) awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus; (b) interest (tertarik), individu mulai tertarik pada stimulus; (c) evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada proses katiga ini subyek sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi; (d) trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru; (e) adoption (mencoba), individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus. Menurut Rogers, adopsi perilaku tidak selalu melewati tahap AIETA sehingga umumnya perilaku baru tersebut tidak langgeng. Sebaliknya, perilaku yang melalui proses AIETA akan bersifat langgeng (Sunaryo, 2004).

8 Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup enam tingkatan, yaitu: (a) tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat mengingat kembali suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan; (b) memahami, artinya kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar tentang obyek yang diketahui. Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan; (c) penerapan, yaitu kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi nyata; (d) analisis, artinya adalah kemampuan seseorang untuk menguraikan obyek ke dalam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur obyek tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran kemampuan adalah seorang dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, membuat bagan proses adopsi perilaku, dan dapat membedakan pengertian psikologi dengan fisiologi; (e) sintesis, yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada; (f) evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek.

9 Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu: 2.2.1 Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas

10 pengetahuannya. Hasil penelitian Suwarti (2014) menjelaskan pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pengetahuannya. 2.2.2 Media massa Kemajuan teknologi menyebabkan tersedianya bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 2.2.3 Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas

11 yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 2.2.4 Lingkungan Segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 2.2.5 Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

12 2.2.6 Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Hasil penelitian Suwarti (2014) menjelaskan semakin cukup umur seseorang semakin matang dan kekuatan seseorang akan lebih matang juga dalam berpikir dan bekerja, sehingga sebagai responden yang berusia lebih dewasa akan lebih matang dalam berpikir dan mengambil keputusan karena pengalaman hidup yang pernah dialaminya. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya. 2.3. Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah menerima, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab (Sunaryo, 2004). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat

13 dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola tertentu, terhadap suatu obyek akibat pendirian dan perasaan terhadap obyek tersebut. Sikap merupakan kecenderungan merespon (secara positif atau negatif) orang, situasi atau obyek tertentu (Maulana, 2009). Sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan suatu perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap secara minimal, masyarakat memiliki pola berpikir tertentu dan pola berpikir diharapkan dapat berubah dengan diperolehnya pengalaman, pendidikan, dan pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya (Notoatmodjo, 2003). Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap dapat dibentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu. Interaksi di sini tidak hanya berupa kontak sosial dan hubungan antarpribadi sebagai anggota kelompok sosial, tetapi juga meliputi hubungan dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis sekitarnya (Maulana, 2009).

14 Komponen pokok sikap meliputi hal-hal berikut: (1) kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu obyek; (2) kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek; (3) kecenderungan bertindak (tend to behave). Ketiga komponen tersebut, secara bersama-sama membentuk total attitude. Dalam hal ini, determinan sikap adalah pengetahuan, pikiran, kenyakinan, dan emosi. Sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu kognitif, efektif, dan konatif. (a) komponen Kognitif (cognitive). Disebut juga komponen perceptual, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi indivudu terhadap obyek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui, pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain. Sebagai contoh, seseorang tahu kesehatan itu sangat berharga jika menyadari sakit dan terasa nikmatnya sehat; (b) komponen Afektif (komponen emosional). Komponen ini menunjukkan dimensi emosional subyektif individu terhadap obyek sikap, baik bersifat positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sabagai sesuatu yang benar terhadap obyek sikap tersebut; (c) Komponen Konatif (komponen perilaku). Komponen ini merupakan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap yang dihadapinya (misalnya, para lulusan SMU banyak memilih melanjutkan ke

15 Politeknik Kesehatan karena setalah lulus menjanjikan pekerjaan yang jelas). Menurut Sunaryo (2004), sikap memiliki lima fungsi, yakni sebagai berikut: 2.3.1 Fungsi instrumental, yaitu sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan menggambarkan keadaan keinginannya atau tujuan. 2.3.2 Fungsi pertahanan ego, yaitu sikap diambil untuk melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga diri. 2.3.3 Fungsi nilai ekspresi, yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang ada pada dirinya. Sistem nilai individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu bersangkutan (misalnya, individu yang telah menghayati ajaran agama, sikapnya akan tercermin dalam tutur kata, perilaku, dan perbuatan yang dibenarkan ajaran agamanya). 2.3.4 Fungsi pengetahuan, setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti, ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. 2.3.5 Fungsi penyesuaian sosial, yaitu sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungannya.

16 2.4. Senam Hamil Senam hamil (prenatal) merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk mempersiapkan diri, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan (Widianti, 2010). Senam hamil adalah olahraga yang paling tepat dan sering dilakukan oleh ibu hamil. Senam hamil akan mempersiapkan ibu secara fisik dan mental saat persalinan. Bagi ibu hamil yang baru pertama kali hamil atau sudah pernah hamil namun mengalami kesulitan persalinan dan melahirkan anak prematur, sangat disarankan mengikuti program senam hamil (Indivara, 2009). Senam hamil memudahkan ibu melakukan tugas persalinan dengan kekuatan dan kepercayaan diri sendiri di bawah bimbingan penolong pada persalinan normal (fisiologis). Melalui senam hamil diperoleh keadaan prima dengan melatih dan mempertahankan kekuatan otot dinding perut, otot dasar panggul, serta jaringan penyangganya untuk berfungsi saat bersalin. Hasil penelitian Yulaikhah (2009) menjelaskan senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam proses persalinan normal. Manfaat gerak badan selama hamil adalah sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak.

17 Senam juga meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan kekuatan kontraksi otot Rahim sehingga tercapai hasil optimal menuju jalan lahir, dan meningkatkan kesegaran rohani dan jasmani ibu hamil. Keuntungan senam hamil adalah meningkatkan kepercayaan pengetahuan tentang kekuatan persalinan sehingga waktu persalinan dapat dipersingkat dan rasa sakit dapat berkurang (Manuaba, 2009). Syarat-syarat senam hamil yaitu ibu hamil cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter atau bidan, kehamilan tidak mempunyai komplikasi (keguguran berulang, kehamilan dengan bekas operasi, kehamilan dengan perdarahan), dilakukan setelah kehamilan berumur 20 sampai 22 minggu, dengan bimbingan petugas dan di rumah sakit (Manuaba, 2009). Latihan senam hamil didahului dengan latihan umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan kontraksi tubuh, dinding perut, dan dasar panggul yang juga melemaskan persendian dan mengurangi rasa kaku, nyeri otot dan sendi. Langkah-langkah senam hamil yaitu : 2.4.1 Jalan-jalan saat hamil Jalan-jalan saat hamil pada pagi hari mempunyai arti penting untuk dapat menghirup udara pagi yang bersih dan segar, menguatkan otot dasar panggul, dapat mempercepat

18 turunnya kepala bayi ke dalam posisi optimal atau normal, dan mempersiapkan mental menghadapi persalinan. 2.4.2 Senam pernapasan Bertujuan meningkatkan pertukaran CO 2 (karbondioksida) dan O 2 (oksigen) dalam paru dan melatih otot dinding perut dan diafragma sehingga lebih berfungsi saat persalinan. 2.4.3 Senam kaki Wanita sering mengalami kram kaki karena terdapat kekurangan beberapa vitamin dan elektrolit dan peredaran darah kurang lancar karena kekurangn vitamin E dan B kompleks, dan kekurangan kalsium. Di samping dapat diberikan vitamin dan elektrolit, senam kaki dapat melancarkan peredaran darah dengan teknik sebagai berikut: (a) duduk di kursi dengan kaki bebas tergantung atau berbaring dengan kaki ditekukkan pada lutut. Regangkan jari kaki; (b) Putar pergelangan kaki ke luar dan ke dalam. Tegangkan dan kendorkan ke depan, ke belakang dan ke samping, sehingga otot betis dapat berkontraksi dan relaksasi. Lakukan pergerakan beberapa kali, sehingga peredaran darah pada kaki berjalan lancar dengan tujuan agar sisa metabolisme dapat dialirkan menuju tempat pembuangan.

19 2.4.4 Senam relaksasi Senam relaksasi dimaksudkan untuk membebaskan rahim yang menekan tulang belakang dan berada di samping penderita yang tidur miring. Agar suasananya lebih tenang dan lebih enak, senam relaksasi dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) tidur miring di tempat tidur atau lantai sehingga rahim bebas dari menekan tulang punggung dan pembuluh darah; (b) lengan dan tangan belakang di daerah punggung dengan sedikit ditekuk pada persendian siku; (c) lengan dan tangan depan berada di depan tangan ditekukkan pada persendian siku; (d) satu kaki berada di depan dan ditekukkan pada persendian lutut; (e) kaki belakang sedikit ditekuk pada persendian lutut. Tujuan senam relaksasi adalah melancarkan peredaran darah diseluruh tubuh dan yang menuju Rahim, menghilangkan ketegangan mental sebagai persiapan persalinan, dan melatih agar otot rahim dapat bekerja bebas. Bentuk senam relaksasi lainnya adalah dengan tidur terlentang menggunakan satu bantal di kepala, satu bantal di bokong, dua bantal di lutut, lengan dan tangan di samping badan. Lakukan gerakan silih berganti ekstremitas kanan dan kiri, relaksasi dan ditegangkan, sehingga peredaran darah berlangsung dengan lancar. Kemudian duduk di kursi dengan

20 bantal di kepala. Kedua lengan dan tangan di sandaran kursi, posisi badan tegak dan kaki tergantung. 2.4.5 Anjuran Latihan Pada Kehamilan Dari American College Of Obstetricians And Gynecologist (ACOG) ( 2002) yaitu: 2.4.5.1 Selama kehamilan, wanita bisa terus melakukan latihan dan memperoleh keuntungan kesehatan bahkan dari latihan rutin yang ringan sampai yang sedang. Latihan yang teratur secara intermiten (paling tidak tiga kali per minggu) sangat diutamakan. 2.4.5.2 Wanita sebaiknya menghindari latihan dalam posisi terlentang setelah trimester yang pertama. Posisi semacam itu menyebabkan penurunan curah jantung pada sebagian besar wanita. Karena curah jantung yang tetap akan didistribusikan keluar dari organ splanknik (termasuk uterus) selama latihan yang berat, hal tersebut sebaiknya dihindarkan selama masa kehamilan. 2.4.5.3 Wanita harus waspada terhadap penurunan ketersediaan oksigen saat latihan aerobic selama masa kehamilan. Wanita hamil harus berhenti berlatih jika lelah dan tidak berlatih sampai kehabisan tenaga. Latihan tanpa beban, seperti bersepeda atau

21 berenang, akan mengurangi risiko cedera dan memfasilitasi kelanjutan latihan selama kehamilan. 2.4.5.4 Perubahan-perubahan morfologis dalam kehamilan merupakan kontraindikasi relatif untuk jenis-jenis latihan yang menyebabkan kehilangan keseimbangan karena dapat merugikan keadaan ibu dan janin, khususnya pada trimester ke tiga. 2.4.5.5 Kehamilan membutuhkan tambahan 300 kkal/haru untuk mempertahankan homeostatis metabolik. Wanita yang melakukan olahraga selama kehamilan harus berhati-hati untuk menjamin kecakupan diet. 2.4.5.6 Wanita hamil yang berlatih pada trimester pertama harus memperbesar pengeluaran panas dengan menjamin hidrasi yang cukup, pakaian yang sesuai, dan lingkungan yang optimal selama olahraga. 2.4.5.7 Banyak perubahan-perubahan fisiologis maupun morfologis pada kehamian yang berlangsung dari empat sampai enam minggu postpartum. Latihan rutin sebelum kehamilan harus dilanjutkan secara bertahap berdasarkan pada kemampuan fisik wanita tersebut.

22 2.5. Kerangka Konsep Ibu Hamil - Trimester pertama - Trimester kedua - Trimester ketiga Antenatal Care (ANC) Kunjungan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali: satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga Informasi - Latihan rutin untuk wanita hamil kurang lebih 30 menit pada beberapa hari dalam seminggu - Manfaat senam hamil bagi ibu hamil - Tingkat Pendidikan Ibu - Sosial Ekonomi - Pengalaman - Lingkungan - Budaya - Media masa - Usia (Notoatmodjo, 2007) Pengetahuan Sikap Pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap senam hamil - Komponen Kognitif - Komponen Afektif - Komponen Konatif (Maulana, 2009) Gambar 2.1. Kerangka Konsep