I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

II. TINJAUAN PUSTAKA. meja menjadi populer pada tahun 1920-an dan klub-klub bermunculan di. Tenis meja adalah cabang olahraga yang sangat mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kesiapan masyarakat pada umumnya, dalam menghadapi masa

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. luang untuk hiburan atau hanya sebagai rekreasi saja. Pada saat ini permainan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, dan bahkan ada hanya sekedar bermain atau bersenang-senang. Di

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

I. PENDAHULUAN. sekolah tetapi juga permainan ini sangat menarik dan dapat dimainkan di

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga

BAB I PENDAHULUAN. diakui bahwa peminat olahraga ini sebagian besar adalah orang-orang dari tingkat

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan menggairahkan. Tidak ada batasan umur, laki-laki ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan. adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan watak. Banyak dijumpai penyelenggaraan pendidikan jasmani di

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. lapangan mulai dari anak - anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lembaga pendidikan adalah suatu tempat pendidikan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak Dalam kehidupan modern ini manusia tidak dapat dipisahkan dengan PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

WISNU NUGROHO, 2016 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

TINGKAT KETERAMPILAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE SISWA KELAS VIII PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SMP N 1 PUNUNG KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan atau di lapangan terbuka, dalam permainan bola voli terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

permainan ini tidak sulit untuk dikembangkan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sendy Mohamad Anugrah, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demikian pulah dengan pendidikan jasmani yang di ajarkan di sekolah-sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bulutangkis di Indonesia berkembang seiring dengan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

BAB I PENDHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah dikenal dan banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan orang tua. Hal ini membuktikan bahwa tenis meja telah bermasyarakat, bahkan kejuaraan tenis meja yang bersifat umum dan terbuka sering diadakan pada suatu acara tertentu. Perkembangan permainan tenis meja di tanah air atau di Indonesia cukup menggembirakan akhir-akhir ini. Ditinjau dari segi kuantitas hampir seluruh lapisan masyarakat telah mengenal tenis meja dan mampu untuk memainkannya. Dari kejuaraan yang bersifat umum, hampir seluruh daerah selalu mengikutinya. Ini membuktikan bahwa tenis meja Indonesia sudah mampu menempati posisi ditingkatan yang menggembirakan, baik di Asia Tenggara maupun di Asia, bahkan di tingkat dunia. Ini membuktikan Indonesia mempunyai potensi untuk menciptakan atlet tenis meja yang handal. Indonesia baru mengenal tenis meja sejak tahun 1930, dan baru terorganisasi tahun 1958, yaitu berdirinya Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia. Dahulu orang beranggapan, bahwa bermain tenis meja tidak membutuhkan kondisi fisik yang prima. Saat ini terbukti bahwa hanya atlit dengan kondisi

2 fisik yang tinggi, yang dapat mampu bermain dengan baik dalam jangka waktu yang lama. Kondisi fisik yang baik dicapai melalui suatu program latihan yang teratur. Pada permainan tenis meja, fungsi pukulan forehand lebih besar dibandingkan dengan pukulan backhand, karena pada umumnya permainan tenis meja, cenderung untuk mematikan lawan dengan pukulan forehand dibandingkan dengan pukulan backhand. Di saat bermain, biasanya pemain posisi berdirinya lebih banyak di sebelah kiri meja, karena untuk memudahkan pengambilan bola dari lawan, untuk mendapatkan angka. Pada pukulan backhand, kebanyakan hanya dipakai untuk mengembalikan bola dari lawan tanpa maksud menghasilkan angka. Untuk itu kemampuan menguasai pukulan forehand lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan menguasai pukulan backhand. Untuk dapat menciptakan atlet-atlet yang baik, memiliki prestasi yang andal juga dapat mengangkat nama bangsa di arena Internasional, tentunya perlu diberikan latihan-latihan dengan keras, disiplin dan berkesinambungan. Hanya dengan latihan yang sistematis dan tidak terputus-putus dapat menjadikan seorang atlit dapat berkembang dengan baik. Untuk dapat menunjang harapan itu semua, yang tak dapat diabaikan adalah kesabaran dari para atlet itu sendiri dan para pelatih. Kadangkala kebosanan datang dengan cepat dimana usia muda masih dalam taraf berkembang. Semua itu harus dapat diatasi dengan melakukan latihan yang memiliki bermacam-macam tingkat varasi. Tenis meja adalah permainan yang memiliki banyak sekali variasi pukulan. Namun pada teknik dasarnya adalah pukulan drive. Pada pukulan drive

3 terbagi atas forehand dan backhand. Sedangkan bentuk pukulan yang dilatih adalah pukulan forehand drive. Kegiatan di sekolah adalah dua bagian dalam pengelompokannya, yaitu (1) Intrakurikuler, (2) Ekstrakurikuler (kegiatan diluar jam sekolah). Penempatan kegiatan ekstrakurikuler pada posisi kedua dimaksudkan sebagai penunjang dari kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, diartikan bahwa olahraga ekstrakurikuler merupakan olahraga yang dilakukan di luar jam pelajaran dan tidak mengganggu kegiatan pelajaran inti (resmi). Untuk melakukan gerakan pukulan forehand drive dibutuhkan latihan yang rutin dan membutuhkan waktu yang lumayan lama. Karena gerakan ini memiliki kesulitan-kesulitan di antaranya seperti : cara memegang bed (grip), gerakan ayunan tangan, gerakan lanjutan, dan ketepatan perkenaan bola pada bed. Maka dari itu siswa tidak cukup jika hanya mempelajarinya dalam kegiatan intrakurikuler saja. Maka dari itu siswa di anjurkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang dilaksanakan setelah kegitan belajar mengajar disekolah. Karena dengan siswa mengikuti kegiatan ekstrakulikuler siswa dapat lebih dalam dan banyak waktu untuk mempelajari gerakan pukulan forehand drive dalam permainan tenis meja. Dan diharapkan siswa mampu mengerti dan dapat menguasai teknik-teknik dalam melakukan gerakan forehand drive dengan baik dan benar. Sehingga kemampuan siswa dapat meningkat dan

4 tujuan belajar dalam melakukan pukulan forehand drive dalam permainan tenis meja dapat tercapai. Setelah penulis amati, penguasaan permainan tenis meja pada kegiatan ekstrakurikuler siswa putra SMP N 3 Trimurjo, masih kurang khususnya dalam hal menguasai pukulan forehand tenis meja. Kekurangan pukulan forehand terlihat ketika siswa dalam melakukan latihan banyak siswa yang pukulannya tidak bisa terarah bahkan terkadang sering hasil pukulan out atau keluar tidak masuk dalam area lawan, bahkan beberapa siswa ada yang pada saat mengembalikan atau menyerang lawan pukulan sering menyangkut di net sehingga menghasilkan point buat lawan. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan membandingkan dua bentuk metode latihan pukulan forehand, yaitu perbandingan metode latihan bagian dan metode latihan keseluruhan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan siswa dalam melakukan pukulan forehand drive pada permainan tenis meja. 2. Masih banyaknya kesalahan siswa dalam hal memegang bed (grip), melakukan gerakan ayunan tangan, gerakan lanjutan, dan ketepatan perkenaan bola pada bed dalam melakukan gerakan pukulan forehand drive pada permainan tenis meja.

5 3. Akibat kurangnya keterampilan siswa dalam hal cara memegang bed (grip), melakukan gerakan ayunan tangan, gerakan lanjutan, dan ketepatan perkenaan bola pada bed dalam melakukan gerakan pukulan forehand drive pada permainan tenis meja, sehingga pada saat siswa melakukan pukulan forehand drive masih banyak hasil pukulan dari siswa yang out, menyangkut di net, dan bola tidak mengenai bed. C. Batasan Masalah Penelitian ini diarahkan pada, studi perbandingan metode latihan terhadap prestasi belajar pukulan forehand drive tenis meja kelompok siswa yang menggunakan metode bagian, dengan kelompok siswa yang menggunakan metode keseluruhan, khususnya siswa putra pada kegiatan ekstrakurikuler siswa putra SMP N 3 Trimurjo. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh metode latihan bagian terhadap pukulan forehand drive tenis meja? 2. Seberapa besar pengaruh metode latihan keseluruhan terhadap pukulan forehand drive tenis meja? 3. Apakah ada perbedaan antara metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap forehand drive tenis meja?

6 E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode bagian terhadap metode latihan bagian dalam membentuk pukulan forehand drive tenis meja di SMP Negeri 3 Trimurjo. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode keseluruhan terhadap metode latihan keseluruhan dalam membentuk pukulan forehand drive tenis meja di SMP Negeri 3 Trimurjo. 3. Untuk mengetahui manakah yang lebih besar pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan dalam membentuk pukulan forehand drive tenis meja di SMP Negeri 3 Trimurjo. F. Kegunaan Peneiltian Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi manakah yang lebih besar pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan dalam membentuk pukulan forehand drive tenis meja. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Penulis Peneliti dapat mengetahui manakah yang lebih besar pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan dalam membentuk pukulan forehand drive tenis meja, serta sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dalam perkembangan tenis meja pada teknik pukulan forehand drive. 2. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

7 Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya melakukan penelitian yang lebih luas. 3. Bagi Guru Sebagai salah satu acuan dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan teknik pukulan forehand drive tenis meja. 4. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan bermain tenis meja khususnya dalam melakukan pukulan forehand drive tenis meja. G. Penjelasan Judul 1. Perbandingan Perbandingan adalah hasil yang didapat dari membandingkan dua objek atau lebih.yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari objek tersebut. 2. Metode Latihan Bagian Menurut pendapat Skinner (Winaputra, 2001:30) metode bagian yaitu : Kecakapan yang kompleks dapat dipelajari secara efektif dan bila hal yang kompleks tersebut diuraikan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan sederhana. Metode bagian menurut Hutabarat ( 2005: 32), yaitu : Bila kita belajar sesuatu, maka kita pelajari dahulu bagian pertama sampai kita kuasai, kemudian kita beralih mempelajari bagian kedua, sesudah bagian kedua ini kita pelajarai dan kuasai, kita beralih lagi ke bagian ketiga dan setelah itu dikuasai kita pindah ke bagian berikutnya. Demikianlah seterusnya sampai semua pelajaran itu kita pelajari dan kuasai.

8 3. Metode Latihan Keseluruhan Metode keseluruhan disebut juga metode global dan merupakan kebalikan dari metode bagian. Metode keseluruhan merupakan suatu metode latihan yang mana cara penyampaiannya diberikan secara keseluruhan. Metode keseluruhan menurut Supandi dan Lauren Seba (2003:14), yaitu : Belajar secara global adalah proses dalam situasi yang mendorong untuk mempelajari blok materi pelajaran secara total dan serentak. 4. Prestasi Belajar Menurut Anni (2004:4), prestasi belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sedangkan Sukma Dinata (2005), mengatakan : prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar ddapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajae (achievement test) yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar bahan ajar yang bersangkutan. 5. Forehand Drive Pukulan forehand dilakukan jika bola berada disebelah kanan tubuh Sapto adi dan Mu arifin, (1994:16). Cara melakukan pukulan ini adalah dengan merendahkan posisi tubuh, Lalu gerakkan tangan yang memegang bad kearah pinggang (bila tidak kidal gerakan kearah kanan), siku membentuk sudut kira-kira 90 derajat. Sekarang tinggal menggerakkan tangan kedapan tanpa merubah siku. 6. Ekstrakurikuler

9 Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau nilai-nilai. Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:291) yaitu: suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka. Menurut Rusli Lutan (1986:72) ekstrakurikuler adalah: Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai tarap maksimum.