BAB I PENDAHULUAN. empat terbesar dari jumlah penderita DM dengan prevalensi 8,6% dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 2,3% pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I. Pendahuluan. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit. kronis yang paling sering dijumpai dan merupakan penyebab

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Norvegicus) berkelamin jantan galur Sprague-Dawley berjumlah 30 ekor. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

Diabetes melitus adalah suatu sindrom gangguan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu dari. empat jenis penyakit tidak menular utama menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus timbul akibat perubahan gaya hidup sedenter yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada tikus Diabetes Melitus yang diinduksi streptozotocin-nicotinamide.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang menjadi epidemi di seluruh dunia (Spellman, 2007) dan salah satu penyakit tidak menular yang prevalesinya di dunia cenderung akan meningkat di masa datang (Suyono, 2009). Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita DM dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China dan Amerika Serikat dan memprediksi kenaikan jumlah penderita DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. International Diabetes Foundation (IDF) memprediksi kenaikan jumlah penderita DM di indonesia dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030. Laporan tersebut menunjukkan peningkatan sebanyak 2-3 kali lipat. Selain itu, hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 terjadi peningkatan kejadian DM yang diperoleh melalui wawancara sebesar 1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun 2013. Sedangkan laporan untuk diagnosis dokter atau gejala yang muncul pada tahun yang sama yaitu sebesar 2,1% dengan kejadian 2

3 tertinggi pada daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%). Salah satu alasan utama terjadinya peningkatan prevalensi DM di negara berkembang seperti Indonesia adalah adopsi gaya hidup seperti orang barat yang mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan aktivitas fisik yang rendah (Tushuizen et al., 2005). Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran dari penyakit infeksi dan kekurangan gizi yang berangsur turun menjadi penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif yang semakin meningkat, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, hiperlipidemia, DM dan lain-lain. Pola penyakit ini diduga ada hubungannya dengan cara hidup yang berubah (Suyono, 2009). Kejadian DM meningkat pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Jika ditinjau dari segi pendidikan menunjukkan bahwa kejadian DM lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi serta dengan kuintil indeks kepemilikan yang tinggi (RISKESDAS, 2013). Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, klasifikasi DM mencakup empat kelas klinis, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe spesifik lain, dan DM gestasional. Kasus DM banyak terjadi pada tipe 2 yang mencapai angka 90% dari seluruh kasus DM. DM tipe 2 dilatarbelakangi oleh resistensi insulin yang lebih dominan sampai dengan defisiensi insulin yang lebih dominan dengan sedikit resistensi insulin. Resistensi insulin adalah penurunan kemampuan insulin untuk berefek secara efektif pada organ target khususnya otot,

4 hepar, dan jaringan adiposa (Fauci et al., 2008). Insulin didalam tubuh bekerja sebagai sel untuk mempercepat transportasi glukosa ke dalam sel, meningkatkan glikogenesis, lipogenesis, dan sintesis protein serta menurunkan glikogenolisis, glukoneogenesis, dan lipolisis (Tortora & Derrickson, 2006). Dengan demikian jika terjadi defek sekresi dan resistensi insulin akan diikuti dengan kelainan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Gangguan metabolisme tersebut dapat terlihat antara lain pada perubahan kadar glukosa plasma (glukosa plasma puasa dan 2 jam postprandial) dan profil lipid (kolesterol total, trigliserida, HDL-C dan LDL-C) di dalam plasma darah. Banyaknya kejadian DM di Indonesia di sebabkan konsumsi makan berlebihan. Oleh karena itu, islam telah melarang makan dan minum berlebihan, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Nabi Muhammad S.A.W, berikut; إیاكم والبطنة في الطعام والشراب فانھا مفسدة للجسم وتورث السقم عن الصلاة وعلیكم بالقصد فان ھ اصلح للجسد وابععد من السرف Artinya : Janganlah sekali-kali makan dan minum terlalu kenyang karena sesungguhnya hal tersebut dapat merusak tubuh dan dapat menyebabkan malas mengerjakan solat, dan sederhanakanlah kalian dalam kedua hal tersebut, karena sesungguhnya hal ini lebih baik bagi tubuh, dan menjauhkan diri dari sifat israf (berlebihan) (H.R.Bukhari).

5 Di lihat dari tingginya angka kejadian DM maka penderita membutuhkan obat anti diabetes. Berbagai macam obat diabetes terlalu mahal bagi penderita, oleh karena itu perlu diadakan penelitian untuk mendapatkan pengobatan alternatif bagi penderita DM agar mendapatkan pengobatan yang lebih murah. Salah satu sumber alam yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi alternatif pengobatan adalah daun kersen (Muntingia calabura L.). Daun kersen telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Zakaria et al., 2014). Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap tanaman kersen. Pada daun kersen mengandung senyawa saponin, tannin, dan flavonoid yang mempunyai aktivitas antibakteri (Sibi et al., 2012), antioksidan (Zakaria et al., 2011; Sindhe et al., 2013), antiproliferatif (Zakaria et al., 2011) dan antihiperglikemik (Sindhe et al., 2013). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menguji efektifitas seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap kadar profil lipid (HDL & LDL) pada tikus DM melalui induksi Streptozotocinnicotinamide (STZ-NA). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

6 1. Apakah seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.) efektif meningkatkan HDL pada tikus DM melalui induksi Streptozotocin-nicotinamide (STZ-NA)? 2. Apakah seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.) efektif menurunkan LDL pada tikus DM melalui induksi Streptozotocin-nicotinamide (STZ-NA)? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menguji efektifitas seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap kadar profil lipid (HDL & LDL) pada tikus DM melalui induksi Streptozotocinnicotinamide (STZ-NA). Tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kadar HDL & LDL Normal (sebelum diinduksi STZ-NA) pada (Rattus Norvegicus) (Sprague Dawley). 2. Untuk mengetahui kadar HDL & LDL (Rattus Norvegicus) (Sprague Dawley) Diabetes Melitus (setelah diinduksi STZ-NA). 3. Untuk mengetahui kadar HDL & LDL (Rattus Norvegicus) (Sprague Dawley) Diabetes Melitus yang telah diberi seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.). 4. Untuk mengetahui dosis efektif seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap perubahan kadar profil lipid.

7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan dapat memberi referensi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut tentang efektifitas seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap perubahan kadar profil lipid. 2. Kepada praktisi kesehatan apabila terbukti efektif, seduhan daun kersen (Muntingia calabura L.) dapat di aplikasikan terhadap masyarakat sebagai solusi penanganan untuk Diabetes Melitus. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Nama peneliti Tahun Judul Hasil Perbedaan Pinka Cahyati Wibowo 2015 Pengaruh Pemberian Jus Kersela Terhadap Kadar Glukosa Darah, HDL, LDL Tikus Wistar yang Diinduksi Streptozotocin dan Nikotinamide (STZ- NA). Terjadi penurunan kadar glukosa darah, peningkatan kadar HDL dan penurunan kadar LDL Penelitian ini intervensi jus kersela dan tikus wistar. Refilia Rukmanasari 2010 Efek Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Kadar LDL dan HDL Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Terjadi penurunan kadar LDL dan tidak terjadi peningkatan kadar HDL Penelitian ini intervensi ekstrak kulit terong ungu.

8 Nama peneliti Tahun Judul Hasil Perbedaan Muji Rahayu 2011 Pengaruh Pemberian Folat Terhadap Kadar Homosistein dan Profil Lipid Pada Tikus Diabetes Tidak terdapat perbedaan bermakna pada trigliserid, kolesterol, LDL dan tidak terdapat peningkatan HDL. Penelitian ini intervensi folat