BAB V PENUTUP. kemasyarakatan adalah kelompok kepentingan Asosiasonal. dibentuk atas tujuan yang eksplisit. Terorganisir dengan sangat baik pada

dokumen-dokumen yang mirip
ORGANISASI KEMASYARAKATAN. (Studi Proses Kaderisasi Politik di Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila. Kabupaten Sleman) BAB I PENDAHULUAN

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN, DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

BAB V PENUTUP. Kesimpulan penelitian disusun berdasarkan pengolahan dan analisis data

BAB II PEMUDA PANCASILA DARI ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA MENJADI ORGANISASI KEMASYARAKATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting?

Perhimpunan INTI di Mata Seorang Indonesia Tionghoa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Fakta sejarah telah mencatat bahwa peran mahasiswa sebagai agent of change

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

Kementerian Dalam Negeri 2017

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

II. KERANGKA TEORITIS. A. Definisi Konseptual Mengenai Kader dan Kaderisasi. manusia sebagai calon anggota dalam organisasi yang melakukan proses

PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

DEKLARASI SOLO DEKLARASI GARUT

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

BAB IV ELIT POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BANTUL. IV. 1. Partai Persatuan Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

ANGGARAN DASAR Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pembukaan

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya pemerintahan Orde Baru sesungguhnya, sebagaimana dikatakan Amien

MEKANISME PEMBENTUKAN DPW PEMUDA PERINDO TINGKAT PROVINSI

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Dalam pola hubungan yang oleh Thomas Poguntke dijuluki independent

DAFTAR PUSTAKA. Masyarakat. Jakarta: CV Multiguna. Utama. Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI PEMBUKAAN

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NENE MALLOMO ( THE NENE MALLOMO FOUNDATION) INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADDIMAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

SEJARAH DAN PROFIL PERGURUAN PAKU BANTEN LAMPUNG. A. Sejarah Berdirinya Perguruan Paku Banten Lampung

Kuesioner Kualitas calon legislatif perempuan Sumut. I. Identitas Diri 1. Nama : Usia :...Thn 3. Alamat :...

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL (HIMAHI) UNIVERSITAS PARAMADINA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Gejala politik pada bulan mei 1998 merupakan suatu peristiwa bersejarah bagi bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kehidupan politik Indonesia ini dianmis dalam negara demokrasi. Peran

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

mengenai perubahan representasi kartun Panji Koming terhadap dua kondisi politik yang berbeda juga mewakili apa yang terjadi terhadap media-media

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Marwan Gupron, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perjalanan politik di Indonesia selama ini telah menorehkan sejarah panjang

Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), dan Pasal 21 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELANTIKAN PELANTIKAN PENGURUS MAJELIS PIMPINAN CABANG (MPC) PEMUDA PANCASILA KABUPATEN BENGKALIS

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai

Anggaran Rumah Tangga Tunas Indonesia Raya (TIDAR)

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

PEDOMAN DASAR LEMBAGA SENI BUDAYA MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Pendidikan Politik Oleh Partai Demokrasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

BAB III. A. Mahkamah Partai Politik Menurut Undang-Undang No 2 Tahun 2011

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh

[

BUPATI BURU. Bismilahirahmanirahim Assalamualaikum Wr. Wb dan salam sejahtera

BAB VI PENUTUP. visi bersama mahasiswa yang menjadi cita-cita atau arah perubahan yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

Transkripsi:

BAB V PENUTUP KESIMPULAN Organisasi Pemuda Pancasila merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan dengan eksistensi pergerakan tertua di Indonesia. Organisasi kemasyarakatan identik dengan pergerakan kelompok kepentingan. Model dari kelompok kepentingan sangat beragam sesuai dengan fokus kepentingan dan bentuk kelompok tersebut. Salah satu model kelompok kepentingan yang sesuai dengan pergerakan Pemuda Pancasila sebagai organisasi kemasyarakatan adalah kelompok kepentingan Asosiasonal. Pemuda Pancasila sebagai kelompok kepentingan Asosiasonal terbukti dikarenakan Pemuda Pancasila merupakan organisasi kemasyarakatan yang dibentuk atas tujuan yang eksplisit. Terorganisir dengan sangat baik pada aspek organisasi dalam rangka mengartikulasikan kepentingan organisasi. Hal ini juga ditopang oleh setiap kader dengan soldaritas dan loyalitas yang militan. Proses menjaga keutuhan dan mengawal Pancasila memperlihatkan secara jelas organisasi Pemuda Pancasila menjadikan Pancasila sebagai ideologi tunggal organisasi demi mewujudkan seluruh tujuan pergerakan organisasi. Bagi organisasi Pemuda Pancasila, Pancasila menjadi satu-satunya jawaban untuk menyatukan kemajemukan yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, 73

Pemuda Pancasila menjadikan Pancasila sebagai ideologi tunggal sebagai satu-satunya jawaban dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai kapanpun. Seiring berjalannya waktu, pergerakan organisasi Pemuda Pancasila mengalami batu sandungan dari masyarakat. Batu sandungan yang dimaksud merupakan respon negatif masyarakat kepada eksistensi Pemuda Pancasila khususnya di kabupaten Sleman. Respon yang berbentuk pandangan negatif masyarakat khususnya di Sleman terjadi karena Pemuda Pancasila merupakan organisasi kemasyarakatan yang identik dengan kekerasan dan premanisme. Hal tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi Pemuda Pancasila Kabupaten Sleman untuk menghadapi pandangan negatif masyarakat demi menjaga eksistensi pergerakan organisasi demi mewujudkan tujuan organisasi secara keseluruhan. Pandangan negatif masyarakat luas memberikan dampak pada pergeseran pergerakan organisasi Pemuda Pancasila. Dimulai dari orde lama, Pemuda Pancasila merupakan organisasi yang identik menggunakan otot untuk melakukan pergerakan. Ini disesuaikan dengan kondisi Negara saat itu yang sedang berlawanan dengan komunis PKI. Hal ini tentu harus direspon dengan tindakan represif sehingga Pemuda Pancasila yang dibentuk oleh elite-elite militer menjadi garda depan untuk melawan komunis demi keutuhan NKRI. 74

Pasca runtuhnya orde lama, organisasi Pemuda Pancasila masih dapat mempertahankan eksistensi gerakan organisasi. Organisasi ini mengalami pergeseran pergerakan dengan mengedepankan 3 prinsip yaitu otot, omong dan otak. Hal baru dari pergeseran pergerakan Pemuda Pancasila di era orde baru adalah Pemuda Pancasila merupakan organisasi hasil dari korporatisme Negara. Hal ini dibuktikan bahwa Pemuda Pancasila merupakan organisasi yang berada dibawah pengaruh kontrol pemerintah dan militer. Pemuda Pancasila menjadi tangan kanan pemerintah dalam proses penyelesaian masalah vertikal. Tidak hanya pemerintah saja, pergerakan organisasi ini juga dipengaruhi oleh elite-elite militer untuk membantu proses pengamanan seperti pengamanan aksi demonstrasi. Selain menjadi bagian korporatisme Negara, Pemuda Pancasila merupakan organisasi yang berada dibawah naungan Golkar. Pemuda Pancasila menyatakan secara resmi sebagai underbow Golkar demi menjaga eksistensi pergerakan dikarenakan Golkar sebagai penguasa peta politik saat orde baru. Bentuk pengaruh Golkar terhadap pergerakan Pemuda Pancasila salah satunya adalah saat pelaksanaan pemilihan umum. Saat pemilihan umum berlangsung, Pemuda Pancasila menjadi barisan depan pengamanan kegiatan-kegiatan politik Golkar yang dilaksanakan saat pemilihan umum seperti kampanye. Runtuhnya orde baru, memberikan dampak perubahan pergeseran organisasi yang dialami oleh Pemuda Pancasila. Reformasi menjadi sebuah era baru yang memberikan warna baru terhadap gerakan organisasi ini. 75

Reformasi menegaskan bahwa Pemuda Pancasila tidak lagi menjadi bagian korporatisme Negara. Pemerintah dan militer tidak bisa melakukan kontrol untuk mempengaruhi pergerakan Pemuda Pancasila. Golkar juga tidak menjadi partai politik yang menaungi organisasi Pemuda Pancasila. Hal ini memperlihatkan bahwa saat ini Pemuda Pancasila merupakan organisasi kemasyarakatan yang independen dan bebas dari intervensi pemerintah maupun partai politik tertentu. Pemuda Pancasila melalui musyawarah tahun 2001 menegaskan perubahan pergerakan dari OKP menjadi organisasi kemasyarakatan. hal ini jelas memperlihatkan bahwa saat reformasi, Pemuda Pancasila merupakan organisasi yang fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan. Selain itu, Pemuda Pancasila juga menegaskan mendirikan satu-satunya alat politik organisasi. Alat politik yang dimaksud adalah mendirikan partai politik yang dinamakan Partai Patriot. Selain perubahan pergeseran diatas, Pemuda Pancasila saat ini menjadi organisasi yang netral dalam dunia politik. Netral disini maksudnya setiap kader Pemuda Pancasila diberikan kebebasan untuk bergabung ke partai politik mana saja tidak terpaku dengan Golkar seperti saat orde baru. Semua kader yang bergabung dengan partai-partai politik tentu diwajibkan untuk memperjuangkan ideologi Pancasila sebagai ideologi organisasi. Pandangan negatif masyarakat secara luas terhadap eksistensi Pemuda Pancasila khususnya di kabupaten Sleman juga direspon dalam 2 proses 76

pengorganisasian yaitu rekrutmen dan kaderisasi Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Sleman. Rekrutmen kader yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila Kabupaten Sleman terbagi atas satu jenis rekrutmen. Yaitu rekrutmen terbuka yang dilaksanakan secara bersamaan demi meminimalisir waktu, menghemat biaya serta memperlihatkan secara jelas eksistensi organisasi dihadapan masyarakat sebagai organisasi kemasyarakatan yang terjun turun langsung untuk merangkul kader-kader baru. Rekrutmen terbuka difokuskan pada kader-kader baru yang ingin bergabung didasarkan atas kesamaan ideologi dan siap untuk menjadi kader yang loyal. Rekrutmen terbuka diselenggarakan pada level PAC dan organisasi sayap seperti SAPPMA PP Sleman khususnya pada generasi muda. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Sleman diisi oleh kader-kader berkualitas bukan oleh preman. Rekrutmen terbuka selanjutnya terfokus salah satunya pada kader-kader yang telah berada dikepengurusan. Kader-kader tersebut direkrut secara selektif dikarenakan kemampuan dan prestasi yang dimiliki untuk diletakkan kedalam kepengurusan Pemuda Pancasila DIY. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengaruh didalam Pemuda Pancasila DIY sehingga Pemuda Pancasila Sleman dapat mengartikulasikan kepentingan secara tidak langsung dan dipandang keberadaannya oleh pengurus Pemuda Pancasila DIY. 77

Meninggalkan proses rekrutmen, pelaksanaan kaderisasi merupakan rangkaian lanjutan sebagai bentuk respon Pemuda Pancasila Sleman kepada pandangan negatif masyarakat. Kaderisasi dilaksanakan Pemuda Pancasila Sleman dengan jenis kaderisasi formal. Kaderisasi formal disini maksudnya adalah dilaksanakan secara terencana, terinci serta terorganisir sesuai dengan AD/ART dan peraturan organisasi. Kaderisasi formal Pemuda Pancasila Sleman dilaksanakan atas 3 fokus dengan bantuan 17 PAC dilevel kecamatan, organisasi sayap yaitu Pasukan Garda Depan dan SAPPMA PP Sleman serta dukungan dari organisasi mitra KOTI DIY dan 234 SC. Ketiga fokus pelaksanaan kaderisasi yang dilaksanakan adalah kaderisasi pada proses pemantapan organisasi khususnya organisasi sayap, kaderisasi pada proses edukasi serta kaderisasi pada kegiatan sosial. Ketiga fokus kaderisasi yang telah dilaksanakan memberikan hasil yang memuaskan kepada internal organisasi khususnya kader yang menjadi semakin militant dan loyal. Tidak hanya itu 3 model kaderisasi ini secara perlahan mulai memberikan pengaruh kepada pandangan masyarakat kabupaten Sleman. Perjalanan pelaksanaan proses rekrutmen dan kaderisasi yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila Sleman sebagai respon terhadap pandangan negatif masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan faktor pendorong keberhasilan serta faktor penghambat. Faktor utama pendorong pelaksanaan rekrutmen dan kaderisasi Pemuda Pancasila adalah Pemuda Pancasila Sleman mampu melakukan kordinasi yang sangat baik dengan 17 PAC dan organisasi sayap 78

khususnya yaitu SAPPMA PP Sleman dikarenakan generasi muda menjadi salah satu target yang direkrut dan dibina sehingga Pemuda Pancasila menjadi organisasi kemasyarakatan yang berkualitas dengan diisi oleh anak-anak muda terbaik dan intelektual. Terdapat 2 faktor besar yang menjadi penghambat pelaksanaan rekrutmen maupun kaderisasi Pemuda Pancasila Sleman. Persoalan dana yang minim dengan masih mengandalkan sumbangan pengurus dan sumbangan sukarela dari luar kepengurusan memberikan kesulitan tersendiri sehingga pelaksanaan rekrutmen menjadi sedikit terganggu dan segmen-segmen kaderisasi yang dilaksanakan sangat terbatas dan sedikit lebih sederhana. Tidak hanya itu, kurangnya kontribusi dan partisipasi dari Pemuda Pancasila DIY yang menaungi Pemuda Pancasila Sleman menjadi penghambat tersendiri dikarenakan Pemuda Pancasila sangat membutuh support dari organisasi induk. Meskipun perjalanan rekrutmen dan kaderisasi Pemuda Pancasila mengalami lika-liku pada akhirnya semuanya berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai target yang dicapai. Rekrutmen terbuka dan tertutup berjalan sesuai dengan rencana dan kaderisasi khususnya pada pelaksanaan kegiatan sosial dan proses edukasi berjalan dengan maksimal yang semuanya disesuaikan dengan karakteristik masyarakat kabupaten Sleman secara keseluruhan. Semuanya berakhir pada merespon dan merubah secara perlahan pandangan masyarakat kepada eksistensi Pemuda Pancasila bahwa organisasi 79

kemasyarakatan ini bukan organisasi premanisme dan identik dengan kekerasan melainkan organisasi yang kental dengan nuansa kepedulian sosial antar sesama dan mengedepankan pendidikan. SARAN Pada bagian ini, penulis mencoba memberikan saran-saran kepada organisasi Pemuda Pancasila dalam rangka memberikan masukan-masukan untuk pergerakan organisasi Pemuda Pancasila yang lebih baik lagi kedepannya. Terdapat 4 saran yang diberikan yaitu : Menaikkan segmentasi organisasi terkait pergerakan proses rekrutmen yang semakin luas. Mengadakan kegiatan sosial yang tidak hanya terfokus pada acara-acara bantuan sosial seperti sumbangan-sumbangan materi maupun barang. Melakukan kordinasi yang lebih intens dengan SKPD Kabupaten Sleman demi memperluas eksistensi pergerakan. Melakukan inovasi terkait pada internal organisasi dengan membentuk Bidang Dana Usaha dan Sponsorship demi memaksimalkan pemasukan dana dari berbagai sumber kedepannya. 80