BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak. atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan diri. dengan kemampuan individu untuk melakukan tindakan yang bukan hanya

KORELASI SIKAP PERCAYA DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR. Sukarman Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram.

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting, karena

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Menyontek. tidak sah dan mengaku jawaban itu dari diri sendiri, menggunakan catatan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SALES PROMOTION PT. NUTRIFOOD INDONESIA. Disusun oleh : KUMALA SARI

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang

BAB II. Reward dan Rasa Percaya Diri. berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak

BAB II KERANGKA KONSEP KEGIATAN. penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melampaui kemampuan biasanya saat bermain. Csikszentmihalyi. performance (penampilan puncak) menyimpulkan bahwa emotion

KORELASI ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP DI MATARAM

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. regenerasi bangsa. Masa muda atau remaja adalah proses peralihan masa. ini dipenuhi dengan perkembangan dan perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

KONSEP KEPERCAYAAN DIRI REMAJA PUTRI

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

BAB II LANDASAN TEORI. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan,

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

2014 PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK UPI

BAB I PENDAHULUAN. pembeda. Berguna untuk mengatur, mengurus dan memakmurkan bumi. sebagai pribadi yang lebih dewasa dan lebih baik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH READINESS

BAB I PENDAHULUAN. lainserta mau belajar untuk mengembangkan diri dari kekalahan tersebut.

2016 MINAT SISWA PENYANDANG TUNANETRA UNTUK BERKARIR SEBAGAI ATLET

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial.

oleh: Agus Supriyanto M.Si

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan pemerintah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

Ketegaran Mental (Mental Toughness) Oleh: Agus Supriyanto

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG TUNA DAKSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Setiap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DINAMIKA KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK TUNARUNGU (STUDI KASUS DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA PUTRA JAYA MALANG)

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DAN KERJA KERAS DALAM OLAHRAGA DAN KETERAMPILAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) bahwa self. dalam hidup manusia membutuhkan kepercayaan diri, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SMA NEGERI 1 SANDEN Alamat. JL. Ngentak, Murtigading, Sanden, Bantul, 55763

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (DBL) Indonesia, setelah berakhirnya babak Championship Series di Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari perilaku. Maka dari itu olahraga merupakan bidang yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Salah satunya adalah kepercayaan diri (Self Confidence). Kepercayaan diri

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berkaitan dengan kecerdasan ganda (multipe intelligences). Gardner, menyatakan bahwa IQ tidak

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

2015 PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGEKSEKUSI PENALTI DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

Strategi dan kiat-kiat untuk menuju kesuksesan!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Hal ini didukung oleh berkembangnya ilmu pengetahuan, serta semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial WAWANCARA Variabel: Kepercayaan Diri

TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil Belajar. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku siswa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa sebagai remaja perlu dipersiapkan untuk menjadi orang dewasa

Modul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak yang Spesial ini disebut juga sebagai Anak Berkebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih baik. Olahraga adalah kegiatan gerak tubuh yang sering dilakukan untuk mendapatkan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Atlet Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat tersendiri lalu memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta memiliki latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Rusdianto (dalam Saputro, 2014). Inividu yang terlibat dalam atkivitas olahraga dengan memiliki prestasi di bidang olahraga tersebut dapat dikatakan bahwa individu itulah yang dimaksud dengan atlet. Satiadarma (dalam Yuwanto & Sutanto, 2012) Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa atlet adalah individu yang terlatih, memiliki keunikan, dan juga memiliki bakat dalam bidang olahraga yang terlatih dalam cabang olahraga. B. Defenisi Penyandang Cacat (Disabilitas) Kata cacat dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yaitu : (1) kekurangan yang menyebabkan mutunya kurang baik atau kurang sempurna (yang terdapat pada benda, badan, batin atau akhlak), (2) lecet (kerusakan, noda) yang menyebabkan keadaanya menjadi kurang baik (kurang sempurna), (3) cela atau aib, (4) tidak/kurang sempurna. (dalam Soleh, 2016) Menurut Soleh (2016) penyandang disabilitas merupakan istilah untuk merujuk kepada mereka yang memiliki kelainan fisik atau non-fisik. Di dalam penyandang disabilitas terdapat tiga jenis, yaitu pertama kelompok kelainan secara fisik yang terdiri dari tunanetra, tundaksa, tunarungu dan tunarungu wicara. 1

Kedua, kelompok kelainan secara non-fisik terdiri dari tunagrahita, autis dan hiperaktif. Ketiga, kelompok kelainan ganda, yaitu mereka yang mengalami kelainan lebih dari satu jenis kelamin. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyandang cacat (disabilitas) adalah individu yang memiliki kekurangan ataupun kelainan pada fisiknya yang menyembabkan individu tersebut tidak mampu melakukan segala kegiatan tanpa alat bantuan. C. Kepercayaan Diri 1. Defenisi kepercayaan diri Sebagian besar orang menganggap percaya diri adalah mempunyai keyakinan pada kemampuan sendiri, keyakinan pada adanya suatu maksud di dalam kehidupan, dan kepercayaan bahwa dengan akal budi, mereka akan mampu melaksanakan apa yang mereka inginkan, rencanakan dan harapkan. (Davies,2004). Menurut ahli Psikologi Sigmund Frued (dalam, Mirhan & Jusuf, 2016) kepercayaan diri adalah sesuatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu. Dari hal tersebut tentu dapat kita kaji bahwa percaya diri dan kerja keras memiliki peran yang penting dalam kesuksesan seseorang dalam melaksanakan sebuah tugas, khususnya olahraga. Menurut Taylor (dalam Wahyuni, 2014) rasa percaya diri atau self confidence adalah keyakinan pada diri seseorang akan kemampuan yang dimilikinya untuk membuatnya menampilkan perilaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu. Atau dengan kata lainnya, kepercayaan diri adalah bagaimana individu dapat merasakan tentang dirinya sendiri, dan perilaku yang merefleksikan tanpa ia sadari. Namun kepercayaan diri bukanlah bakat atau bawaan, melainkan kepercayaan diri adalah kualitas mental, yang artinya kepercayaan diri 2

adalah suatu pencapaian yang dihasilkan dari proses pendidikan atau pemberdayaan dan kepercayaan diri juga dapat dilatih atau dibiasakan. Lautser (dalam Ghufron,2010) menyatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dalam pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan dan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Lautser (dalam Ghufron,2010) menambahkan bahwa kepercayaan diri berhubungan dengan kemampuan melakukan sesuatu yang baik. Anggapan seperti membuat individu tidak pernah menjadi orang yang mempunyai kepercayaan diri yang sejati, bagaimanapun kemanapun manusia terbatas pada sejumlah hal yang dapat dilakukan dengan baik dan sejumlah kemampuan yang disukai. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri individu yang akan membuatnya mampu menampilkan perilaku tertentu. 3

2. Karakteristik individu yang memiliki kepercayaan diri Menurut Fatimah (2006) adapun ciri-ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional yaitu : a) Percaya akan kemampuan atau kompetensi diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan ataupu rasa hormat dari orang lain. b) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap komformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok. c) Berani menerima dan mengahadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri. d) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil). e) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan bergantung pada usaha sendiri dan tidak mudah menyerh pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung atau mengharapkan bantuan orang lain) f) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya. g) Memiliki harapan yang realistic terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan iti terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. h) Percaya akan kemampuan atau kompetensi diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan ataupu rasa hormat dari orang lain. i) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap komformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok. j) Berani menerima dan mengahadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri. 4

k) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil). l) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan bergantung pada usaha sendiri dan tidak mudah menyerh pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung atau mengharapkan bantuan orang lain) m) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya. n) Memiliki harapan yang realistic terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan iti terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. 3. Karakteristik individu yang kurang percaya diri Menurut Fatimah (2006) adapun karakteristik individu yang kurang percaya diri ada sebagai berikut: a) Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata dengan mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok. b) Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan. c) Sulit menerimaa realita diri (terlebih menerima kekurangan diri dan memandang rendah kemampuan diri sendiri namun dilain pihak, memasang harapan tidak realistic terhadap diri sendiri. d) Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif. e) Takut gagal, sehingga menghindari segala risiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil. f) Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri). 5

g) Selalu menempatkan/memosisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu. h) Mempunya external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat bergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain). 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan individu Menurut Ghufron (2010) kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga orang tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri adalah sebagai berikut, (Ghufron,2010) : 1) Konsep diri Menurut Anthony (Ghufron,2010) menyatakan terbentuknya kepercayaan diri pada diri seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulannya dalam suatu kelompok. Hasil interaksi yang terjadi akan menghasilkan konsep diri. 2) Harga diri Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif pula. Harga diri adalah peniliaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Santoso berpendapat bahwa tingkat harga diri seseorang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang. 3) Pengalaman Pengalaman dapat apat menjadi faktor munculnya rasa percaya diri. Sebaliknya, pengalaman juga dapat menjadi faktor menurunnya rasa percaya diri seseorang. 6

Athony mengemukan bahwa pengalaman masa lalu adalah hal yang terpenting untuk mengembangkan kepribadian sehat. 4) Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan orang tersebut tergantung dan berada dibawah kekuasaan orang lain yang lebih pandai darinya. Sebaliknya orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih dibandingkan yang berpendidikan rendah. Adapun faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri Hurlock (dalam, Lubis, 2006) : 1. Orangtua Orangtua dapat menjadi pengaruh yang kuat untuk dapat membina dan juga menumbuhkan rasa percaya diri, terhadap anak dan perkembangannya, orangtua tidak hanya mempunyai pengaruh kuat di dalam hubungan keluarga tetapi juga pada sikap dan perilaku anak dalam mengembangkan kepercayaan diri dilingkungkannya. 2. Rasa aman Rasa aman yang utama diperoleh dari dalam rumah dan orang-orang disekelilingnya, jika rasa aman tersebut telah terbentuk maka individu akan melangkah keluar dan penuh percaya diri. 3. Kesuksesan Kesukesan yang telah diraih dengan kesulitan yang lebih besar akan menumpuk rasa percaya diri dengan usaha yang sedikit. 7

4. Penampilan Fisik Individu yang memiliki daya tarik yang merasakan sikap sosial yang menguntungkan dan hal ini akan mempengaruhi konsep diri sehingga lebih percaya diri. Berdasrkan faktor-faktor diatas menurut Ghufron (2010) maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri, harga diri, pengalaman dan pendidikan dapat mempengaruhi kepercayaan diri individu. Selain konsep diri dan harga diri yang menjadi faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri inividu, menurut Hurlock (dalam Lubis,2006) bahwa orangtua, rasa aman, kesuksesan dan penampilan fisik juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri individu. 5. Aspek-aspek kepercayaan diri Kumara (dalam Ghufron,2010) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan cirri kepribadian yang mengandung arti keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri. Hal ini senada dengan pendapat Afiatin dan Handayani (dalam Ghufron,2010) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan, dana keterampilan yang dimilikinya. Menurut lautser (Ghufron,2010) menyatakan bahwa orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah yang disebutkan dibawah ini : a) Keyakinan kemampuan diri Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang dirinya. Ia mampu secara sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. b) Optimis 8

Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya. c) Objektif Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. d) Bertanggung jawab Bertanggung jawab adalah kesedian orang terhadap sesuatu masalah, sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akan dan sesuai dengan kenyataan. e) Rasional dan realistis Rasional dan realistis adalah analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akan dan sesuai dengan kenyataan. Lautser (dalam Ghufron, 2010) menyatakan bahwa kepercayaan diri yang sangat berlebihan, bukanlah sifat yang positis. Pada umumnya akan menjadikan orang tersebut kurang hati-hati dan berbuat seenaknya sendiri. Hal ini menjadikan sebuah tingkah laku yang menyebabkan konflik dengan orang lain. 9

Menurut rini (dalam Ghufron,2010) menyatakan orang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan mampu bergaul secara flexible, bersikap positif, dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan langkah-langkah pasti dalam kehidupannya. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah sifat yang dimiliki seseorang yang memiliki aspek-aspek keyakinan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis. D. Manfaat Percaya Diri Keyakinan seseorang terhadap segala aspek yang dimilikiknya dan keyakinanyanya yang mampu membuatnya merasa bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya dapat dikatakan sebagai kepercayaan diri. Orang yang percaya diri akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri maupun Lingkungan yang dihadapinya. (dalam, Habiba, Setiawati, Nursalim & Pratiwi, 2013). Menurut Mirhan & Jusuf (2016) kepercayaan diri memiliki manfaat sebagai berikut : a. Percaya diri membangkitkan emosi positif. Ketika seseorang merasa percaya diri, orang tersebut lebih mungkin untuk tetap tenang dan santai di bawah tekanan. Keadaan pikiran dan tubuh memungkinkan untuk menjadi agresif dan tegas ketika hasil kompetisi terletak pada keseimbangan. b. Percaya diri memfasilitasi konsentrasi. Ketika seseorang merasa percaya diri, pikiran seseorang tersebut bebas untuk fokus pada tugas yang diberikan. Bila atlit tersebut kurang percaya diri, maka cenderung 10

khawatir tentang seberapa baik atlit tersebut melakukan atau berpikir seberapa baik orang lain lakukan. Pada intinya, percaya diri individu yang lebih terampil dan efisien dalam menggunakan proses kognitif dan memiliki kemampuan perhatian yang lebih produktif, pola pikir (nalar), dan strategi penyelesaian. c. Percaya diri mempengaruhi tujuan. Orang yang percaya diri cenderung menetapkan tujuan yang menantang dan aktif menggapainya. Keyakinan memungkinkan seseorang untuk meraih bintang-bintang dan menyadari potensi yang dimilikinya. Orang yang tidak percaya diri cenderung menetapkan tujuan mudah dan tidak pernah memaksakan diri. d. Percaya diri meningkatkan upaya. Berapa banyak usaha yang dikeluarkan seseorang dan berapa lama individu akan bertahan daam mengejar tujuan sangat tergantung pada kepercayaan atau keyakinan. Ketika kemampuan sama, pemenang kompetisi biasanya para atlit yang percaya diri lebih dari lawannya. Percaya diri mempengaruhi strategi permainan. Atlet yang percaya diri cenderung bermain untuk menang, biasanya atlet yang tidak takut mengambil risiko dan sehingga menguasai atau mengontrol kompetisi untuk keuntungannya. e. Percaya diri mempengaruhi momentum psikologis. Atlet dan pelatih merujuk pada momentu sebagi penentu kritis menang dan kalah. Mampu menghasilkan momentum positif atau membalikkan momentum negative adalah aset penting. 11

f. Percaya diri mempengaruhi kinerja. Mungkin hubungan yang paling penting bagi praktisi adalah satu di antara keyakinan dan kinerja. E. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian dimaksud untuk membatasi dalam ruang lingkup penelitian dan bermaksud untuk mengarahkan penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka penelitian sebagai berikut : Skema 1. Kerangka Konseptual Atlet Disabilitas Faktor faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri menurut dari kedua ahli yaitu Hurlock (dalam, Lubis 2006) & Ghufron (2010) : 1. Konsep diri 2. Harga diri 3. Pengalaman 4. Pendidikan 5. Orangtua 6. Rasa aman 7. Kesuksesan 8. Penampilan fisik Adapun faktor nomor 1,2,3 & 4 merupakan faktor dari Ghufron (2010) dan faktor 4,5,6,7 & 8 adalah faktor dari Hurlock (dalam Lubis,2006). 12