1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh fertilitas diukur dengan jumlah anak lahir hidup dari seorang ibu. Fertilitas dipengaruhi dan ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor demografi dan non demografi. Faktor demografi meliputi umur, umur perkawinan pertama, lama perkawinan, paritas atau jumlah persalinan yang pernah dialami dan proporsi perkawinan, Sedangkan faktor non demografi meliputi keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi (Rusli,1996 dalam Endru, 2013). Masalah kependudukan merupakan salah satu isu penting yang terus menjadi perhatian bagi banyak kalangan. Meningkatnya tingkat pertumbuhan penduduk pada suatu daerah akan membawa dampak bagi berbagai sisi aspek kehidupan manusia. Jika pertumbuhan penduduk secara kuantitas tidak disertai dengan peningkatan kualitas manusia maka hal ini dapat menimbulkan beban dan masalah baru bagi pembangunan. Upaya untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan dalam berbagai aspek kehidupan akan terhambat oleh lajunya tingkat pertumbuhan yang tinggi (Utina, 2014). Cepatnya laju pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan berbagai tekanan dalam berbagai bidang pembangunan antara lain di bidang pendidikan, tenaga kerja dan di bidang pendapatan yang semua itu mempengaruhi tingkat
2 kesejahteraan penduduk itu sendiri dan pada akhirnya akan memperlambat proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan (Putri, Dya : 2010). Desa Tambaksogra merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Desa yang memiliki luas wilayah 260,29 ha/m² dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 7.479 jiwa dan angka kelahiran sebanyak 160 jiwa. Angka kelahiran di Desa Tambaksogra mengalami peningkatan dibeberapa tahun terakhir. Data pada tahun 2012 menunjukkan angka kelahiran sebanyak 65 jiwa yang berarti mengalami kenaikan angka kelahiran sebesar 1,4% dibanding tahun 2014. Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa total jumlah kelahiran di Desa Tambaksogra tertinggi sebanyak 160 jiwa dengan CBR sebesar 21,4. Sedangkan jumlah kelahiran terendah berada di Desa Kawungcarang sebanyak 22 jiwa dengan CBR sebesar 19,4 (BPS Kabupaten Banyumas). Angka kelahiran kasar/crude Birth Rate (CBR) didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun (Mantra, 2008: 146). Pada kriteria angka kelahiran kasar (CBR) dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1. CBR < 20, termasuk kriteria rendah 2. CBR antara 20-30, termasuk kriteria sedang 3. CBR >30, termasuk kriteria tinggi (www.berpendidikan.com/2015/06/ pengertian-dan-rumus-angka-kelahiran-kasar.html?m=1).
3 Tabel 1.1 Jumlah Kelahiran dan Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/ CBR) Kecamatan Sumbang Tahun 2014 Kode Desa Jumlah Kelahiran Laki-Laki Perempuan Total CBR (1) (2) (3) (4) (5) (6) 001 Karanggintung 34 47 81 19.0 002 Tambaksogra 87 73 160 21.4 003 Karangcegak 19 20 39 15.3 004 Karangturi 8 19 27 11.4 005 Silado 16 14 30 14.0 006 Susukan 20 41 61 17.5 007 Sumbang 16 17 33 6.3 008 Kebanggan 35 41 76 21.7 009 Kawungcarang 12 10 22 19.4 010 Datar 20 14 34 13.0 011 Banjarsari Kulon 24 31 55 16.5 012 Banjarsari Wetan 28 25 53 19.7 013 Banteran 38 35 73 9.4 014 Ciberem 26 28 54 13.4 015 Sikapat 12 12 24 6.6 016 Gandatapa 69 54 123 17.0 017 Kotayasa 65 83 148 17.5 018 Limpakuwus 54 48 102 20.5 019 Kedungmalang 25 12 37 14.3 Jumlah 608 624 1.232 293.9 Tahun 2013 611 614 1.225 15.6 Tahun 2012 449 356 805 10.3 Tahun 2011 792 683 1.475 19.6 Tahun 2010 730 649 1.379 18.5 Sumber: Registrasi Penduduk Kecamatan Sumbang Desa Tambaksogra bila ditinjau dari kriteria tersebut termasuk dalam kategori sedang karena angka kelahiran kasar (CBR) di desa tersebut sebesar 21.4 pada tahun 2014. Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita. Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita karena pada usia tersebut kemungkinan wanita
4 melahirkan anak cukup besar. Wanita yang usianya berada pada periode ini disebut Wanita Usia Subur (WUS) dan apabila memiliki status kawin maka disebut sebagai Pasangan Usia Subur (PUS) (Oktaviana, 2014). Pada tahun 2014 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada di Desa Tambaksogra berjumlah 1.349 pasang. Perbedaan fasilitas pelayanan kesehatan dan keluarga berencana, tingkat pendidikan dan pendapatan tiap-tiap penduduk sebenarnya sangat bepengaruh terhadap angka fertilitas yang akan mempengaruhi tingkat fertilitas yang ada di tiap-tiap desa. Dari 19 desa yang ada di Kecamatan Sumbang, Desa Tambaksogra memiliki jumlah angka kelahiran kasar yang cukup tinggi dibandingkan desa lain yang ada di Kecamatan Sumbang. Pengendalian fertilitas merupakan salah satu cara untuk mengendalikan jumlah penduduk. Besar kecilnya jumlah kelahairan dalam suatu penduduk, tergantung pada beberapa faktor misalnya struktur umur, tingkat pendidikan, umur pada waktu perkawinan pertama, banyaknya perkawinan, status pekerjaan wanita, penggunaan alat kontrasepsi dan pendapatan/kekayaan (Hatmadji, S 2013:57). Usia kawin memegang peranan yang penting dalam fertilitas (jumlah anak lahir hidup), alasannya adalah bahwa peningkatan usia kawin wanita berarti memperpendek masa subur. Untuk menentukan kejadian memulai berhubungan kelamin, umumnya digunakan pendekatan umur ketika pertama kali menikah. Pada setiap kelompok masyarakat proses bereproduksi atau memiliki keturunan dilegalkan melalui institusi perkawinan walaupun tidak dipungkiri bahwa terdapat hubungan kelamin diluar pernikahan, baik yang menghasilkan kelahiran maupun
5 tidak. Seorang perempuan yang menikah pada usia yang sangat muda, sangat dimungkinkan memiliki beberapa orang anak sebelum mereka menyelesaikan masa subur (Apriyanti, 2014). Desa Tambaksogra sebagai subjek peneliti karena di desa tersebut memiliki angka kelahiran tinggi pada tahun 2014 sebanyak 160 jiwa dengan CBR sebesar 21,4. Angka CBR sebesar 21,4 tersebut tergolong dalam kategori sedang. Hal ini dapat dijadikan indikator kelahiran di Desa Tambaksogra termasuk dalam kategori sedang. Kondisi ini menunjukkan bahwa fertilitas masyarakat di desa tersebut tergolong sedang. Semakin tinggi fertilitas menyebabkan meningkatnya angka CBR, namun faktor-faktor yang menyebabkan tingkat fertilitas masyarakat di Desa Tambaksogra belum diketahui terutama ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Sosial Ekonomi Pasangan Usia Subur terhadap Fertilitas di Desa Tambaksogra Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. B. Perumusan Masalah Penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana pengaruh sosial ekonomi pasangan usia subur terhadap fertilitas di Desa Tambaksogra Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Pengaruh Sosial Ekonomi Pasangan Usia Subur terhadap Fertilitas di Desa Tambaksogra Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas.
6 D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi orang lain, adapun manfaat penelitian ini digunakan untuk : 1. Bagi Peneliti Dapat menambah dan memperluas wawasan peneliti untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi pasangan usia subur terhadap fertilitas di desa Tambaksogra kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas 2. Bagi Pemerintah Daerah Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pemikiran bagi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam upaya menurunkan tingkat kelahiran