BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

dokumen-dokumen yang mirip
1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I. PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang, masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia. besar mengimpor karena kebutuhan kedelai yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

I. PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, usaha kecil mikro, dan menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan Zat Gizi Komoditas Kedelai. Serat (g) Kedelai Protein (g) Sumber: Prosea 1996 ( Purwono: 2009)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. dari Departemen Pertanian, bahwa komoditas daging sapi. pilihan konsumen untuk meningkatkan konsumsi daging sapi.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

PROSPEK TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

V GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN DAN IMPOR KEDELAI INDONESIA

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENGANTAR ILMU EKONOMI PEMANFAATAN BUDIDAYA KEONG SAWAH SEBAGAI PAKAN IKAN. Disusun Oleh : 1. Abdul Kholid ( )

Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia digerakkan oleh semua komponen usaha, mulai dari usaha besar, usaha kecil dan menengah, maupun koperasi. Salah satu faktor yang mempercepat pertumbuhan suatu Negara adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM memiliki peran yang sangat besar dalam memajukan pertumbuhan ekonomi dengan berkontribusi dalam pendapatan daerah maupun nasional. Pembangunan perekonomian di Indonesia tidak bisa terlepas dari UMKM, dikarenakan sebagian besar perekonomian masyarakat Indonesia bertumpu pada sektor UMKM, baik pada sektor tradisional maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode 2011-2012 mengalami peningkatan sebesar 2,41 persen yaitu dari 55.206.444 unit pada tahun 2011 menjadi 56.534.592 unit pada tahun 2012. UMKM merupakan pelaku usaha terbesar dengan persentasenya sebesar 99,99 persen dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2012 (Depkop). Selain itu UMKM juga berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja baru. Penyerapan tenaga kerja pada sektor UMKM dapat membantu angkatan kerja yang tidak dapat terserap dalam dunia kerja sehingga jumlah pengangguran dapat berkurang. 1

2 Menurut Hendrayani (2012) dalam menghadapi era perdagangan bebas dan otonomisasi daerah maka pengembangan UMKM diarahkan pada : (1). Pengembangan lingkungan bisnis yang kondusif bagi UMKM; (2). Pengembangan lembaga-lembaga finansial yang dapat memberikan akses terhadap sumber modal yang transparan dan lebih murah; (3). Memberikan jasa layanan pengembangan bisnis non finansial kepada UMKM yang lebih efektif; dan (4). Pembentukan aliansi strategis antara UMKM satu dan UMKM lainnya atau dengan usaha besar di Indonesia atau di luar negeri. Salah satu UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi adalah industri tahu. Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya adalah tanaman kedelai. Pada tahun 1997 krisis melanda Indonesia sehingga menyebabkan penurunan daya beli masyarakat terhadap jenis pangan hewani, untuk mengatasi hal tersebut, dapat menjadikan tahu sebagai solusi makanan yang terjangkau. Tahu merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai. Kandungan gizi terutama protein dalam tahu sebesar sebesar 0,49 gram lebih tinggi daripada kedelai yang hanya sebesar 0,39 gram (Setianingsih, 2007). Dibawah ini merupakan tabel yang menjelaskan kandungan gizi yang terdapat pada kedelai dan tahu.

3 Tabel 1.1 Nilai Gizi Tahu dan Kedelai (Berdasarkan Berat Kering) Zat Gizi Tahu Kedelai Protein (gram) 0,49 0,39 Lemak (gram) 0,27 0,20 Karbohidrat (gram) 0,14 0,36 Serat (gram) 0,00 0,05 Abu (gram) 0,04 0,06 Kalsium (mg) 9,13 2,53 Natrium (mg) 0,38 0,00 Fosfor (mg) 6,56 6,51 Besi (mg) 0,11 0,09 Vitamin B1 (mg) 0,001 0,01 (sebagai B kompleks) Vitamin B2 (mg) 0,001 Vitamin B3 (mg) 0,03 Sumber : Sarwono dan Saragih (2003) Protein dalam tahu lebih lengkap dari pada olahan kedelai lainnya (Sarwono dan Saragih, 2003 dalam Setianingsih, 2007). Konsumsi tahu di Indonesia mengalami peningkatan sehingga diikuti permintaan kedelai sebagai bahan baku utama tidak dapat dipenuhi oleh produksi lokal sehingga harus impor kedelai. Hal ini mengakibatkan ketergantungan terhadap kedelai impor, apalagi untuk saat ini harga kedelai yang semakin mahal membuat para pengrajin tahu kesulitan dalam memperoleh bahan baku. Berikut ini merupakan data produksi kedelai di Indonesia yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik).

4 Tabel 1.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2003-2012 Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) 2003 526.796 12,75 671.600 2004 565.155 12,80 723.483 2005 621.541 13,01 808.353 2006 580.534 12,88 747.611 2007 459.116 12,91 592.534 2008 590.956 13,13 775.710 2009 722.791 13,48 974.512 2010 660.823 13,73 907.031 2011 622.254 13,68 851.286 2012 567.624 14,85 843.153 Sumber : Badan Pusat Statistik 2012 Berdasarkan tabel produksi kedeali nasional dari tahun 2003-2012 produksi tertinggi ada pada tahun 2009 sebesar 974.512 ton. Dari tahun 2010-2012 produksi terus mengalami penurunan sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan konsumsi kedelai nasional. Konsumsi kedelai di Indonesia dalam setahun mencapai 2,25 juta ton, sementara jumlah produksi kedelai lokal hanya mampu memasok kebutuhan kedelai sekitar 779 ribu ton (Kemendag, 2013). Kekurangan pasokan sekitar 1,4 juta ton, ditutup dengan kedelai impor dari Amerika Serikat (Kemendag, 2013). Produksi kedelai dalam negeri belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan domestik dalam setahun, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap tahun Indonesia mengimpor kedelai dari Amerika Serikat (AS) dan Brazil yang mencapai 70-80% dari total kebutuhan. Produksi kedelai Indonesia hanya mampu memenuhi 38% kebutuhan untuk konsumsi, sedang sisanya harus diimpor (Erliana Ginting, Sri Satya Antarlina, dan Sri Widowati 2009). Untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam

5 negeri, pemerintah melakukan impor dari berbagai negara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) total impor kedelai sepanjang tahun 2012 mencapai 750,1 ribu ton dengan nilai US$ 424,2 juta. Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika, mengakibatkan harga kedelai mengalami kenaikan. Pemerintah harus membayar impor kedelai dengan mata uang asing. Tempe dan tahu yang diproduksi oleh pengrajin di Indonesia menggunakan bahan baku kedelai impor. Harga kedelai di pasaran sudah mencapai Rp 8.500 per kilogram dari harga sebelumnya yang hanya Rp. 6.000 per kilogram. Ketergantungan kedelai impor akan semakin besar dari tahun ketahun. Hal ini akan mengakibatkan kesulitan bagi usaha tahu karena harga kedelai berfluktuatif mengikuti nilai rupiah yang terjadi. Jumlah industri tahu di Kabupaten Batang cukup banyak yang tersebar di beberapa Kecamatan, namun hanya terdapat 4 kecamatan yang memiliki jumlah industri tahu paling banyak yaitu Kecamatan Blado, Kecamatan Batang, Kecamatan Warungasem, dan Kecamatan Limpung. Peneliti hanya mengambil sampel dari 4 kecamatan tersebut untuk dijadikan objek penelitian. Dilihat dari jumlah industri tahu yang ada, industri tahu mampu menyerap tenaga kerja yang belum memiliki pekerjaan pada sektor formal, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

6 Tabel 1.3 Jumlah Pengrajin Tahu di Kabupaten Batang No. Kecamatan Jumlah 1. Blado 15 2. Batang 15 3. Warungasem 20 4. Limpung 10 5. Bandar 6 6. Bawang 6 7. Subah 4 8. Tersono 5 9. Tulis 3 Total 80 Sumber : Disperindag Kab.Batang Komoditas tahu dapat digolongkan sebagai makanan pokok, karena hampir setiap orang membutuhkannya. Kabupeten Batang merupakan suatu daerah yang terletak di pesisir pantai utara Pulau Jawa yang penduduknya banyak yang bekerja sebagai nelayan. Oleh karena itu, komoditas tahu dan komoditas ikan bersifat substitusi di Kabupaten Batang, maksudnya adalah apabila air laut pasang permintaan tahu naik, sebaliknya apabila air laut surut permintaan akan tahu menurun. Demikian pula dalam memperoleh bahan baku pembuatan tahu yaitu kedelai, pengrajin tahu merasa kesulitan mendapatkannya. Mereka lebih memilih kedelai impor untuk memenuhi produksi karena harga yang lebih murah dan mudah didapatkan daripada kedelai lokal, selain itu kualitas kedelai impor lebih bagus digunakan dalam pembuatan tahu.

7 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini mengambil judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Batang). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh modal, bahan baku, tenaga kerja, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan industri pembuatan tahu di Kabupaten Batang? 2. Diantara faktor modal, bahan baku, tenaga kerja, jam kerja, dan lama usaha manakah yang paling berpengaruh terhadap pendapatan industri pembuatan tahu di Kabupaten Batang? C. Tujuan Penelitian Penjelasan mengenai rumusan masalah memberikan gambaran mengenai tujuan penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh modal, bahan baku, tenaga kerja, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan industri pembuatan tahu di Kabupaten Batang. 2. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap pendapatan industri pembuatan tahu di Kabupaten Batang.

8 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pelaku ekonomi khususnya pengrajin tahu untuk dapat lebih mengembangkan potensi ekonominya. 2. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan mengenai usaha kecil dan rumah tangga pembuatan tahu di Kabupaten Batang. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.