JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN FAKTOR K SEBAGAI PENDUKUNG RENCANA SISTEM PEMBAGIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR (STUDI DI JARINGAN IRIGASI PIRANG KABUPATEN BOJONEGORO)

STUDI PEMBERIAN AIR IRIGASI SEBAGAI USAHA MENGHEMAT PENGGUNAAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KEDUNGKANDANG DI KOTA DAN KABUPATEN MALANG

STUDI EVALUASI PEMANFAATAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI SUMBER WUNI KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH

SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI

EVALUASI KINERJA DAERAH IRIGASI JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

STUDI EVALUASI KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA JARINGAN IRIGASI SUMBER BENDO JERUK KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN JADWAL ROTASI PADA DAERAH IRIGASI TUMPANG KABUPATEN MALANG

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN AIR DAERAH IRIGASI KEDUNG PUTRI GUNA MENINGKATKAN INTENSITAS TANAM PADI

SIMULASI INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) GUNA PENGHEMATAN AIR IRIGASI DI D.I. SONOSARI KABUPATEN MALANG JURNAL

BEKASI, 22 FEBRUARI 2011

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TENGORO KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN PROGRAM DINAMIK

EVALUASI DAERAH IRIGASI BENGAWAN JERO KABUPATEN LAMONGAN

Studi Optimasi Pola Pemberian Air pada Daerah Irigasi Tumpang Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

Kata Kunci: Intensitas Tanam, Metode Konvensional, Metode SRI (System of Rice Intensification), Faktor Penghambat

SIMULASI INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) GUNA PENGHEMATAN AIR IRIGASI DI D.I. SONOSARI DAN D.I. PAKIS KABUPATEN MALANG

Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting)

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG

KAJIAN ASPEK TEKNIS PENGELOLAAN AIR DI SALURAN SEKUNDER JOMBANG DAERAH IRIGASI KENCONG BARAT

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM LlNIER (Lokasi Studi : J.I. Sumber Buntu,Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang)

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KINERJA OPERASI WADUK JEPARA LAMPUNG DENGAN CARA ROTASI PEMBERIAN AIR IRIGASI

Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

OPTIMIZATION OF RICE FIELD CROPPING PATTERN IN WAY KETIBUNG IRRIGATION AREA AT SOUTH LAMPUNG DISTRICT. Wayan Susana 1)

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI PARSANGA KABUPATEN SUMENEP JURNAL ILMIAH

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

Pengaruh Pergeseran Jadwal Tanam Terhadap Produktivitas Padi di Daerah Irigasi Krueng Aceh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

Studi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Pakis Menggunakan Program Linier

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

OPTIMASI IRIGASI DENGAN PROGRAM DINAMIK DI METRO HILIR

STUDI POLA PEMBERIAN AIR IRIGASI BERDASARKAN FAKTOR JARAK SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DI DAERAH IRIGASI KEDUNGKANDANG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, sehingga wajar apabila prioritas

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

KAJAN EFISIENSI AIR DALAM PENGEI-IBANGAN D.I. AMANDIT DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PROPINSI KALIMANTAN SELATAN TESIS

KAJIAN PEMANFAATAN AIR DAN LAHAN UNTUK TANAMAN NON PADI DI DAERAH IRIGASI CIPAMINGKIS

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI POLA PEMBERIAN AIR IRIGASI BERDASARKAN FAKTOR JARAK SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DI D.I JERUK TAMAN KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

SIMULASI INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) GUNA PENGHEMATAN AIR IRIGASI DI D.I. PAKIS KABUPATEN MALANG JURNAL

PENENTUAN KINERJA PENGELOLAAN IRIGASI DAERAH IRIGASI BONDOYUDO, JAWA TIMUR 1

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Curah Hujan Daerah Penelitian

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI LODOYO

STUDI OPTIMASI POLA OPERASI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI LAMBUNU PROPINSI SULAWESI TENGAH. Aslinda Wardani 1)

SIMULASI POLA OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI WADUK KEDUNGOMBO

Bab IV Analisis Data

Politeknik Negeri Lampung Jl, Soekarno Hatta No. 10 Rajabasa Bandar Lampung * )

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI JATI AMPUH KABUPATEN PROBOLINGGO

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TAHUN 2011/2012

BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

ANALISIS RENCANA TATA TANAM GLOBAL (RTTG) TERHADAP KINERJA DAERAH IRIGASI LUASAN LEBIH DARI 3000 HA

FLUKTUASI GENANGAN AIR LAHAN RAWA LEBAK DAN MANFAATNYA BAGI BIDANG PERTANIAN DI OGAN KOMERING ILIR

Evaluasi Teknis Operasional jaringan Irigasi Gondang Th 2005 Desa Bakalan Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Keywords: water supply, water demand, water balance,cropping

RENCANA PENJADWALAN PEMBAGIAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI PAGUYAMAN KANAN KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO

WATER BALANCE ANALYSIS IN PIJENAN BANTUL IRRIGATION AREA

SIMULASI NERACA AIR DI DAS REJOSO PASURUAN JAWA TIMUR PASCA PENGAMBILAN AIR BAKU SPAM REGIONAL UMBULAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N

1. BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

STUDI OPTIMASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI KOSINGGOLAN DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA AIR IRIGASI SEBAGAI PENDUKUNG PERTANIAN DI KECAMATAN CLURING

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

TINJAUAN TERHADAP KONDISI DAERAH IRIGASI DESA GERINIS KOMPLEK, KABUPATEN SEKADAU

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

EVALUASI POLA TANAM DI DAERAH IRIGASI NGUDIKAN KIRI TERHADAP KECUKUPAN AIR UNTUK PERTANIAN DI KECAMATAN BAGOR DAN REJOSO KABUPATEN NGANJUK

STUDI PENENTUAN INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) BERDASARKAN FAKTOR JARAK DI SALURAN SEKUNDER 1 BENDUNG KEDUNG CABAK KABUPATEN BLITAR

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

STUDI PENINGKATAN KEUNTUNGAN MELALUI OPTIMASI SISTEM PEMBERIAN AIR DAERAH IRIGASI GEMBLENG KANAN DENGAN PROGRAM DINAMIK JURNAL

Optimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi

PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR YOGI OKTOPIANTO

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

EFEKTIFITAS SALURAN INDUK DAN SEKUNDER KANAN D.I KEDUNGLIMUS ARCA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI BEGASING KECAMATAN SUKADANA

PENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA

Keperluan air irigasi dengan Pola tanam seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pola tanam. antar blok 1 MT blok

STUDI POLA PENATAGUNAAN POTENSI AIR SUMBER PITU DI WILAYAH KALI LAJING SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI AMPRONG

Transkripsi:

TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR (STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI KABUPATEN BOJONEGORO) JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Disusun Oleh : IRAWATI FEBRIANI NIM. 105060400111047-64 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014

LEMBAR PERSETUJUAN TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR (STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI KABUPATEN BOJONEGORO) JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Disusun Oleh : IRAWATI FEBRIANI NIM. 105060400111047-64 Menyetujui : Pembimbing I Pembimbing II Ir. Dwi Priyantoro, MS Dr. Eng. Donny Harisuseno, ST.MT NIP19580502 198503 1 001 NIP. 19750227 199903 1 001

TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR (STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI KABUPATEN BOJONEGORO) Irawati Febriani a, Dwi Priyantoro b, Donny Harisuseno b, a Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya b Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya email : anastasia_irawati@yahoo.com ABSTRAK Pemberian air irigasi pada D.I. Pacal Kiri, Kabupaten Bojonegoro dirasa masih kurang efektif, hal ini terlihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau terutama pada daerah hilir. Pendistribusian air irigasi juga belum dilakukan secara akurat sehingga intensitas tanam semakin menurun akibat kekurangan pasokan air. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian air irigasi pada kondisi eksisting, kemudian menyusun rencana tata tanam baru dengan meningkatkan intensitas tanam, menghitung pemberian air menggunakan tiga metode yaitu metode Konvensional, SRI, gabungan Konvensional dan SRI, menganalisa pembagian air, serta mengatur bukaan pintu intake sesuai dengan kebutuhan irigasi. Dari hasil evaluasi kondisi eksisting pencapaian intensitas tanam realisasi sebesar 247,51%. Dari perbandingan kriteria FPR dan Pasten dapat disimpulkan bahwa kriteria pemberian air dengan menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten, karena kekurangan air seringkali terjadi jika menggunakan kriteria Pasten. Dari tiga metode pemberian air yang digunakan, dengan meningkatkan intensitas tanam hingga 280% diperoleh bahwa metode SRI yang paling hemat dan efisien, yaitu sebesar 63% dari pemberian eksisting. Untuk memenuhi pemberian irigasi menggunakan metode SRI, bukaan pintu yang diperlukan antara 0,1m - 0,2m. Kata kunci : Pemberian air irigasi, FPR, Pasten, SRI, intensitas tanam. ABSTRACK Less effective of water irrigation usage at Pacal Kiri Irrigation Area was identified, this is seen when there is a shortage of water supply during dry season especially in downstram areas The distribution of irrigation water has not done accurately so the cropping intensity decreased due to the lack of water supply. The aim of this study is to evaluate the distribution of irrigation water based on existing condition, and then plan a new cropping pattern by increasing cropping intensity, calculate the irrigation water requirement which performing three methods : Conventional method, SRI, the combination of Conventional and SRI, then analize the water distribution, as well as the intake regulation. The result of the evaluation showed that the cropping intensity on existing condition was 247,51%. From the comparison criteria between FPR and Pasten can be concluded that the criteria of water distribution using FPR is more efficient than Pasten since the frequent occurence of water shortages is higher if using Pasten. From the comparison of three water requirement methods that applied in the study, by increasing cropping intensity to 280% is obtained that SRI method is the most effective and efficient, which is the water requirement 63% lower than the existing condition. To fulfill the irrigation water requirement using SRI method, the intake regulation is about 0,1 m - 0,2 m. Key words :Irrigation water requirement, FPR, Pasten, SRI, cropping intensity

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Peran air bagi tanaman sangatlah penting, pengaturan pemberian air perlu mendapat perhatian sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mengoptimalkan pemberian air irigasi maka perlu diterapkan operasi jaringan irigasi yang baik agar kebutuhan air irigasi dapat tercukupi. Hal tersebut terkait dengan penyusunan pola tanam yang tepat dimana ketersediaan dan kebutuhan air menjadi sorotan utama. Pemberian air irigasi di Daerah Irigasi Pacal Kiri, Kabupaten Bojonegoro dirasa masih kurang efektif dan efisien, hal ini terlihat bahwa seringkali terjadi kekurangan air terutama pada daerah hilir. Pengaturan dan pendistribusian air irigasi juga belum dilakukan secara akurat dan optimal sehingga intensitas tanam padi menurun. Identifikasi Masalah Permasalahan yang ada di Jaringan Irigasi Pacal Kiri adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi karena terdapat pompa liar di bagian hulu Jaringan Irigasi Pacal Kiri. 2. Air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air irigasi mengalami pengurangan pada musim kemarau. 3. Rencana Tata Tanam Global (RTTG) yang dikeluarkan Dinas Pengairan yang dirasa tidak terlaksana dengan baik atau tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan tinjauan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi pencapaian intensitas tanam berdasarkan tata cara pembagian air dan kesesuaian antara realisasi tanam dengan RTTG di wilayah studi saat ini? 2. Bagaimana perbandingan kriteria pemberian air Pasten terhadap FPR? 3. Berapakah intensitas tanam yang dapat ditingkatkan apabila dilakukan alternatif pola tanam? Metode apakah yang pemberian airnya paling hemat? 4. Bagaimana pola operasi pintu intake yang dapat mendukung pemenuhan pemberian air irigasi rencana? 2. TINJAUAN PUSTAKA Debit Andalan Debit Andalan dapat dihitung salah satunya dengan metode tahun dasar (Basic Year), yaitu mengambil satu pola debit dari tahun tertentu. Peluang kejadiannya dihitung dengan persamaan Weibull (Subarkah, 1980 : 111) : m P 1 100% n dengan : P = probabilitas (%) m n = nomor urut data debit = banyaknya data debit Tahun dasar yang dipakai adalah tahun yang data debitnya mempunyai keandalan 80% (Q 80 ), artinya resiko yang akan dihadapi yaitu adanya debit-debit lebih kecil dari debit andalan sebesar 20% banyaknya pengamatan (Soemarto, 1986 : 214). Prosedur perhitungan debit andalan adalah sebagai berikut : 1. Menghitung total debit dalam satu tahun untuk tiap tahun data yang diketahui. 2. Mengurutkan data mulai dari yang besar hingga kecil.

3. Menghitung probabilitas untuk masing-masing data dengan menggunakan persamaan Weibull di atas. Kebutuhan Air Irigasi Metode FPR (Faktor Palawija Relatif) - LPR (Luas Palawija Relatif) Persamaan untuk menghitung kebutuhan air irigasi dengan menggunakan metode FPR yaitu : Q FPR LPR Dengan : FPR = Faktor Palawija Relatif (lt/det/ha.pal) Q = Debit yang mengalir di sungai (lt/det) LPR = Luas Palawija Relatif (ha.pal) Tabel 1. Nilai FPR Berdasarkan Berat Jenis Tanah FPR l/det /ha. palawija Jenis Tanah Air kurang Air cukup Air memadai Alluvial < 0.18 0.18-0.36 0.36 < Latosol < 0.12 0.12-0.23 0.23 < Grumosol < 0.06 0.06-0.12 0.12 < Giliran Perlu Mungkin Tidak Sumber: DPU Tingkat I Jawa Timur, 1997 Tabel 2. Koefisien Pembanding LPR Jenis Tanaman Koefisien Pembanding Palawija 1 Padi Rendeng a. Persemaian / pembibitan 20 b. Garap / pengolahan tanah 6 c. Pertumbuhan / pemeliharaan 4 Padi Gadu ijin Sama dengan padi rending Padi Gadu tidak ijin 1 Tebu a. Bibit / muda 1,5 b. Tua 0 Tembakau / Rosela 1 Pengisian tambak (sawah tambak) 3 Sumber : DPU Tingkat I Jawa Timur, 1997 Metode Pasten Konsep Pasten menunjukkan hubungan antara kebutuhan air yang tersedia di inlet dan outlet, serta kebutuhan air untuk tanaman pada tiap tahap pertumbuhan yang berbeda (Donald C. Taylor dan Thomas H. Wickham, 1976 : 48 dalam Budyastiti, 2011 : 24). Rumus sederhana untuk memahami konsep Pasten ini adalah sebagai berikut : Q Q P RIR( A) ( RIRiAi) Dengan : P = nilai Pasten (lt/dt/ha.pal) Q = debit air yang tersedia (lt/detik) A = luas sawah yang diairi, dengan asumsi tanaman yang ditanam adalah tanaman palawija (ha.pal) RIR = kebutuhan irigasi relatif (ha.pal) Tabel 3. Nilai Pasten Pasten (lt/dt/ha.pal) Keterangan < 0,10 sangat kekurangan air 0,10-0,15 kurang air 0,16-0,20 masih cukup 0,21-0,25 memadai > 0,25 sangat memadai Sumber : Modul Metoda Menghitung Pemberian Air Irigasi dalam Perencanaan Pola Tanam dalam Budyastiti, 2011 : 24 Tabel 4. Nilai RIR (The Relative Irrigation Requirements) Crop Production Stage RIR index Paddy rice - Seedbed 20 - Land Preparation 6 - Growth 4 Sugarcane 1,5 Secondary crops 1 Unauthorized rice 1 Sumber : Donald C. Taylor dan Thomas H. Wickham, 1976 : 48 dalam Budyastiti, 2011 : 24 Pembagian Air Irigasi A. Penggenangan Air irigasi yang dialirkan ke petak sawah secara terus menerus di seluruh area irigasi. Yang perlu

diperhatikan adalah ketersediaan air harus betul-betul terjamin dan masalah drainase harus berfungsi dengan baik untuk membuang kelebihan air terutama dimusim hujan. Kerugian yang timbul adalah air yang diberikan cukup besar, air banyak yang terbuang percuma sehingga efisiensinya kecil. B. Pengairan Terputus-putus Metode SRI (System of Rice Intensification) pada budidaya padi dilakukan dengan memberikan air irigasi secara terputus (intermittent). Metode irigasi ini disertai metode pengelolaan tanaman yang baik dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi hingga 30-100% bila dibandingkan dengan menggunakan metode irigasi konvensional (tergenang terus-menerus). Irigasi diberikan pada saat tanah cukup kering (batas bawah) sampai genangan dangkal (batas atas). Setelah batas atas tercapai irigasi dihentikan dan genangan air di lahan dibiarkan berkurang hingga batas bawah kembali tercapai. Batas atas irigasi adalah macak-macakk (pada fase vegetatif) atau genangan 2 cm (pada fase generatif). Batas bawah irigasi adalah saat kondisi air di lahan terlihat retak rambut. Secara skematis pemberian air dengan metode SRI tergambar dalam Gambar 1. tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K. Faktor K adalah perbandingan antara debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan. Rumus untuk menghitung faktor K (Kunaifi, A.A. 2010:15): Debit yang tersedia K Debit yang dibutuhkan Pada kondisi air cukup (faktor K = 1), pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air (K<1), pembagian dan pemberian air disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung. Sistem giliran dapat dilakukan pada tingkat kwarter, tersier dan sekunder. Tabel 5. Kriteria Pembagian Air dengan Faktor K Faktor K Kriteriaia 0,75 1,00 Terus menerus 0,50 0,75 Giliran di saluran tersier 0,25 0,50 Giliran di saluran sekunder < 0,25 Giliran di saluran primer Sumber : Kunaifi, 2010. 3. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Studi Kabupaten Bojonegoro secara astronomis berada di Garis Lintang Selatan dan Bujur Timur antara 6 59 s.d 7 37 Lintang Selatan dan 111 25 s.d 112 09 Bujur Timur. Gambar 1. Metode SRI Skema Pemberian Air Gilir dan Golongan Sistem Giliran adalah cara pemberian air di saluran tersier atau saluran utama dengan interval waktu Gambar 2. Lokasi Studi Sumber : Google Earth Daerah Irigasi Pacal Kiri mendapat pasokan air dari Dam

Klepek yang terletak di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Bojonegoro. Areal persawahan D.I. Pacal Kiri tersebar di Kecamatan Sukosewu dan Kecamatan Kapas seluas 1965 Ha yang terbagi menjadi 29 petak tersier. Langkah- langkah Pengolahan Data Berikut tahapan perhitungan dan pengolahan data dalam studi ini : 1. Menghitung debit andalan dengan menggunakan metode Basic Year. 2. Mengevaluasi pola tanam eksisting sebagai dasar penyusunan rencana tata tanam dengan meningkatkan intensitas tanam padi. 3. Menganalisa pemberian air irigasi eksisting. 4. Menganalisa neraca air eksisting dengan faktor K. 5. Menyusun pola tanam rencana. 6. Menghitung pemberian air rencana dengan menggunakan metode konvensional, SRI, dan gabungan konvensional & SRI. 7. Menganalisa neraca air rencana dengan faktor K dan membandingkan ketersediaan air antara kriteria FPR dan kriteria Pasten. 8. Menganalisa jadwal pemberian air irigasi. 9. Menentukan pola operasi pintu intake. 10. Kesimpulan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Debit Andalan Perhitungan debit andalan dilakukan dengan menggunakan metode Tahun Dasar (Basic Year) dari data debit intake D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun (2008-2012). Berikut hasil perhitungannya : Tabel 6. Perhitungan Debit Andalan dalam liter/detik No Peluang Bulan (lt/dtk) Januari Februari Maret April Mei Juni (%) I II III I II III I II III I II III I II III I II III 1 16,67 912 753 1021 961 1595 1675 1848 1812 1665 1657 2026 1887 990 1374 1689 1449 822 962 2 33,33 873 619 935 727 654 790 571 958 1133 1126 943 1705 922 701 1299 1286 780 754 3 50,00 557 619 568 219 337 232 568 930 728 792 817 1255 806 533 547 708 529 723 4 66,67 557 619 563 219 192 187 446 525 493 747 808 619 505 379 527 527 413 500 5 83,33 538 547 563 173 192 187 134 196 311 740 619 498 458 280 287 123 374 456 Q80 542 561 563 219 192 187 196 262 347 741 657 522 467 300 335 204 382 465 No Peluang Bulan (lt/dtk) Juli Agustus September Oktober November Desember (%) I II III I II III I II III I II III I II III I II III 1 16,67 1264 668 696 886 1181 1283 1174 780 689 1172 689 910 1022 1128 1306 1454 1539 2826 2 33,33 952 616 554 634 551 729 806 472 552 732 539 250 747 890 670 1116 1515 1361 3 50,00 576 268 313 400 392 392 177 177 177 285 250 236 728 557 648 1022 890 639 4 66,67 402 256 306 181 177 177 171 150 167 177 171 171 207 337 639 707 593 415 5 83,33 204 242 204 128 124 112 150 136 150 150 140 162 123 335 541 535 404 355 Q80 244 245 224 139 135 125 154 139 153 155 146 164 140 335 561 569 442 367 Sumber : Hasil Perhitungan Evaluasi Pola Tanam Eksisting Tabel 7. Rekapitulasi Rerata Evaluasi Pemberian Air Irigasi Eksisting Pencapaian Luas Tanam (%) Jenis Total (%) MH MK I MK II Tanaman Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Padi 100 99,313 40,491 76,31 0 0,000 140,491 175,619 Palawija 0 0 59,509 0,000 46,817 72,098 106,327 72,098 Intensitas Tanam 100 99,313 100 76,306 46,817 72,098 246,817 247,717 Sumber : Hasil Analisa Dari Tabel 7. dapat diketahui bahwa intensitas tanam D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun terakhir (2008-2012) mencapai 247,717% dengan realisasi tanam padi sebesar 175,619% dan palawija 72,098%. Oleh karena itu diperlukan perencanaan pola tanam yang lebih optimal agar intensitas tanam dapat ditingkatkan lagi mencapai 300%. Evaluasi Pemberian Air Irigasi Eksisting Dari hasil evaluasi pemberian air selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2008-2012) dan jenis tanah Grumosol maka didapat pedoman nilai FPR D.I. Pacal Kiri sebagai berikut : Tabel 8. Nilai FPR D.I. Pacal Kiri FPR l/det/ha.palawija Pedoman Air kurang Air cukup Air memadai <0.06 0.06-0.12 >0.12 Musim Hujan 0,046 Musim Kemarau I 0,06 Musim Kemarau II 0,36 Giliran Perlu Mungkin Tidak Sumber : Hasil Analisa

Rencana Pola Tata Tanam Memperhatikan evaluasi kondisi pola tanam eksisting selama 5 (lima) tahun periode tanam, maka pola tanam yang direncanakan adalah meningkatkan intensitas tanam padi rencana dengan mempertimbangkan pola tanam yang sesuai dengan kebiasaan petani setempat yaitu Padi+Padi+Palawija. Pada perencanaan ini intensitas tanam padi ditingkatkan hingga 200%, dan intensitas tanam total sebesar 280% dalam setahun. Rencana Pembagian Golongan Daerah Irigasi Pacal Kiri dibagi menjadi 3 golongan, dimana golongan 1 seluas 545 Ha, golongan 2 seluas 586 Ha, dan golongan 3 seluas 834 Ha. Alternatif Jadwal Tanam Dalam studi ini dilakukan dua macam alternatif dengan jadwal mulai tanam tiap golongan yang berbeda dengan ilustrasi sebagai berikut : Tabel 9. Jadwal Tanam Alternatif 1 Gol. Nov Des Jan Feb Mar Apr I II III I II III I II III I II III I II III I II III 1 Padi 2 Padi 3 Padi Tabel 10. Jadwal Tanam Alternatif 2 Gol. Nov Des Jan Feb Mar Apr I II III I II III I II III I II III I II III I II III 1 Padi 2 Padi 3 Padi Perhitungan Pemberian Air Irigasi Rencana Pemberian air rencana dihitung dengan metode Konvensional, metode SRI, dan gabungan metode Konvensional dengan SRI dalam satu pola tanam dengan memilih petak tersier di bagian hulu dan tengah yang merupakan golongan 1 seluas 545 Ha dan golongan 2 seluas 586 Ha atau 58% dari total luas keseluruhan menggunakan metode SRI, dan bagian hilir yang merupakan golongan 3 dengan total luas 834 Ha atau 42% dari total luas keseluruhan menggunakan metode Konvensional. Berikut perbandingan luas lahan per fase kegiatan tanaman padi : a. Persemaian selama ± 30 hari dengan perbandingan 5% luas lahan = 0,05 b. Pengolahan tanah selama ± 30 hari dengan perbandingan 95% luas lahan = 0,95 c. Pemeliharaan tanaman ± 90 hari dengan perbandingan 100% luas lahan Nilai FPR yang digunakan dalam perhitungan merupakan nilai FPR dari hasil evaluasi kondisi eksisting. Tabel 11. Perbandingan Kriteria Faktor K, FPR, dan Pasten Faktor K Kriteria Faktor K FPR Kriteria Pasten 0,75-1 terus menerus 0,12< memadai 0,20< 0,5-0,75 gilir tersier 0,06-0,12 cukup 0,16-0,20 0,25-0,5 gilir sekunder <0,06 kurang <0,15 Melalui analisa neraca air dengan faktor K dapat diperoleh jumlah kejadian rotasi per alternatif metode dalam satu tahun, sebagai berikut : Tabel 12. Rekapitulasi Tingkat Kejadian Rotasi Metode Kejadian Rotasi Konvensional Alt.1 22 Konvensional Alt.2 22 SRI Alt.1 7 SRI Alt.2 2 Konvensional&SRI Alt.1 18 Konvensional&SRI Alt.2 18 Sumber : Hasil Perhitungan Dari hasil rekapitulasi kejadian rotasi (Tabel 12.) dengan intensitas

tanam yang sama antara Metode Konvensional, SRI dan gabungan antara metode Konvensional dan SRI, dapat diketahui bahwa dalam satu tahun periode tanam Metode Konvensional paling banyak terjadi rotasi apabila dibandingkan dengan Metode SRI dan Metode Gabungan Konvensional & SRI. Dan metode SRI yang paling sedikit memerlukan sistem rotasi sehingga lebih efisien dan mudah dilaksanakan. Tabel 13. Rekapitulasi Pemberian Air Irigasi Total dalam Satu Periode Tanam (lt/det) Metode MT I MT II MT III Jumlah Eksisting (FPR) 8291,105 12767,504 5339,264 26397,873 Konvensional alt. 1 4866,606 6648,770 4994,961 16510,337 Konvensional alt. 2 4417,862 6512,196 5319,254 16249,311 SRI alt 1. 4022,488 4098,299 1706,019 9826,806 SRI alt.2 3816,393 4098,299 1902 9816,691 Konvensional&SRI alt. 1 4949,309 5907,614 3461,752 14318,676 Konvensional&SRI alt. 2 4532,451 9995,394 3745,578 18273,423 Prosentase terhadap pemberian air eksisting (FPR) Metode Konvensional alt.1 Metode Konvensional alt.2 Metode SRI alt.1 Metode SRI alt.2 Metode Konvensional & SRI alt.1 Metode Konvensional & SRI alt.2 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 14. Perbandingan Kriteria FPR dan Pasten pada Tiap Metode Pemberian Air dalam Satu Periode Tanam Metode Konvensional Alt.1 Konvensional Alt.2 SRI Alt.1 SRI Alt.2 Konvensional&SRI Alt.1 Konvensional&SRI Alt.2 Sumber : Hasil Analisa 37% 38% 63% 63% 46% 31% Kriteria Frekuensi kejadian (%) Memadai Cukup Kurang FPR 39 22 39 Pasten 19 19 61 FPR 39 25 36 Pasten 25 14 61 FPR 39 11 50 Pasten 56 25 19 FPR 94 6 0 Pasten 53 42 6 FPR 50 22 28 Pasten 33 17 50 FPR 50 31 19 Pasten 31 19 50 Tabel 15. Rerata Perbandingan Kriteria FPR dan Pasten dalam Satu Periode Tanam Frekuensi kejadian (%) Kriteria Memadai Cukup Kurang FPR 52 19 29 Pasten 36 23 41 Sumber : Hasil Analisa Dari hasil analisa pada Tabel 14. dan Tabel 15. dapat dilihat bahwa kejadian air memadai pada kriteria FPR lebih sering terjadi, dan pada kriteria Pasten kekurangan air lebih sering terjadi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria pemberian air dengan menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten. Perhitungan Jadwal Rotasi Jadwal rotasi dibuat berdasarkan hasil evaluasi neraca air dan pembagian air.dan menurut hasil evaluasi pembagian air. Tujuan jadwal rotasi ini adalah untuk mengaturjatah waktu rotasi pada tiap blok golongan yang sudah ditentukan. Dari hasil rekapitulasi, Metode SRI alternatif 2 merupakan yang paling efisien, maka contoh jadwal rotasi dilakukan pada SRI alternatif 2, berikut rumus yang digunakan : Faktor K > 0,75 = Penggenangan terus-menerus Faktor K 0,5-0,75 = Gilir Tersier Faktor K < 0,5 = Gilir Sekunder Periode 1 = Pemberian Air Gol1 x120 Total pemberian air Periode 2 = Pemberian Air Gol 2 x120 Total pemberian air Periode 3 = Pemberian Air Gol.3 x120 Total pemberian air

Tabel 16. Jadwal pemberian Air (Metode SRI Alternatif 2) Bulan Pola Q 80 Pemberian Air Irigasi Tot. Pemberian Faktor Lama Gilir (jam) Tanggal Kriteria Periode Tanam (Qtersedia) lt/det Air K Periode Periode Periode Periode I Periode II Periode III lt/det Gol. 1 Gol. 2 Gol. 3 lt/det I II III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Nov I 139,800 84,315 0,000 0,000 84,315 1,,658 Terus menerus II 335,400 168,630 90,658 0,000 259,289 1,,294 Terus menerus III 560,6 194,913 181,316 129,025 505,255 1,,110 Terus menerus PL Des I 569 136,881 209,576 258,051 604,508 0,,942 Terus menerus II 441,800 78,848 147,178 298,271 524,297 0,,843 Terus menerus III 367,0 78,848 84,780 209,465 373,094 0,,984 Terus menerus Jan I 541,800 73,592 84,780 120,660 279,032 1,,942 Terus menerus II 561,400 68,335 79,128 120,660 268,123 2,,094 Terus menerus III 563,000 63,079 73,476 112,616 249,171 2,,259 Terus menerus Feb I 219 63,079 67,824 104,572 235,475 0,,930 Terus menerus II 192,000 63,079 67,824 96,528 227,431 0,,844 Terus menerus III 187,0 42,052 67,824 96,528 206,404 0,,906 Terus menerus Mar I 196,400 105,341 45,216 96,528 247,085 0,,795 Terus menerus II 262 168,630 113,266 64,352 346,248 0,,756 Terus menerus III 347,4 194,913 181,316 161,201 537,431 0,,646 Gilir Tersier 43,521 40,485 35,994 Gol.1 Gol.2 Gol.3 Apr I 741,4 136,881 209,576 258,051 604,508 1,,226 Terus menerus II 656,8 78,848 147,178 298,271 524,297 1,,253 Terus menerus III 522,200 78,848 84,780 209,465 373,094 1,,400 Terus menerus Mei I 467,400 73,592 84,780 120,660 279,032 1,,675 Terus menerus II 299,8 68,335 79,128 120,660 268,123 1,,118 Terus menerus III 335,000 63,079 73,476 112,616 249,171 1,,344 Terus menerus Jun I 203,800 63,079 67,824 104,572 235,475 0,,865 Terus menerus II 381,800 63,079 67,824 96,528 227,431 1,,679 Terus menerus III 465 42,052 67,824 96,528 206,404 2,,252 Terus menerus Jul I 243,600 21,026 45,216 96,528 162,770 1,,497 Terus menerus II 245 16,746 22,608 64,352 103,706 2,,361 Terus menerus III 224,4 33,492 18,006 32,176 83,674 2,,682 Terus menerus Agust I 138,600 50,238 36,012 25,626 111,876 1,,239 Terus menerus II 134,6 50,238 54,018 51,252 155,508 0,,866 Terus menerus III 125,0 50,238 54,018 76,878 181,134 0,,690 Gilir Tersier 33,282 35,786 50,931 Gol.1 Gol.2 Gol.3 Sep I 154,200 50,238 54,018 76,878 181,134 0,,851 Terus menerus II 138,8 50,238 54,018 76,878 181,134 0,,766 Terus menerus III 153,4 50,238 54,018 76,878 181,134 0,,847 Terus menerus Okt I 155,4 50,238 54,018 76,878 181,134 0,,858 Terus menerus II 146,200 33,492 54,018 76,878 164,388 0,,889 Terus menerus III 163,800 16,746 54,018 76,878 147,642 1,,109 Terus menerus Sumber : Hasil Analisa Keterangan: Faktor K > 75 : 75-50 : Gilir Tersier 50-25 : Gilir Sekunder < 25 : Gilir Primer Perhitungan Pola Operasi Pintu Pola operasi yang diperlukan untuk memenuhi pemberian D.I. Pacal Kiri adalah sebagai berikut : Lebar pintu intake @ Jumlah Pintu = 1,4 m = 2 unit Jumlah Pintu yang dioperasikan /dibuka = 2 unit Jumlah Lebar Pintu yang dioperasikan = 2,8 m Elevasi ambang dasar pintu = +31 m Rumus debit aliran pintu sorong : Q = Cd. b. Yg (2g. (Y 0 - Cc. Yg)) 0,5 Gambar 3. Kurva Lengkung Debit Intake KESIMPULAN 1. Besarnya intensitas tanam D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun terakhir (2008-2012) mencapai 247,717% dengan realisasi tanam padi sebesar 175,619% dan palawija sebesar 72,098%. Sedangkan intensitas tanam rencana (RTTG) sebesar 246,82% dengan rencana tanam padi sebesar 140,49% dan palawija sebesar 106,33%. 2. Dengan menggunakann kriteria FPR rata- rata kejadian air memadai sebesar 52%, air cukup sebesar 19%, dan air kurang sebesar 29%. Apabila menggunakan kriteria Pasten rata- sebesar rata kejadian air memadai 36%, air cukup sebesar 23%, dan air kurang sebesar 41% %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria pemberian air dengan menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten. 3. Dengan meningkatkan intensitas tanam hingga 280%, berdasarkan hasil rekapitulasi pemberian air irigasi tiap musim tanam setelah dibandingkan dengan pemberian

air eksisting (FPR) didapat bahwa pemberian air irigasi menggunakan metode Konvensional lebih hemat 38%, metode SRI lebih hemat 63%, dan apabila menggunakan gabungan kedua metode (SRI & Konvensional) dengan membagi petak tersier bagian hulu sebesar 58% dari luas keseluruhan untuk menanam padi dengan menggunakan metode SRI, dan 42% menggunakan metode Konvensional maka penggunaan airnya lebih hemat 46% dari pemberian eksisting (FPR). 4. Dari analisa kurva lengkung hubungan antara debit intake dengan tinggi bukaan pintu, apabila pemberian air dihitung menggunakan metode SRI Alternatif 2, maka untuk dapat memenuhi pemberian irigasi bukaan pintu yang diperlukan berkisar antara 0,1 m - 0,2 m. SARAN Untuk meningkatkan hasil produksi padi dan penggunaan air secara efisien dan efektif maka penanaman padi menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification) merupakan solusi yang tepat yang dapat diterapkan oleh para petani. Selain memerlukan tenaga petani yang terampil, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat seperti pengenalan penanaman padi metode SRI dan apabila menggunakan metode Konvensional petani perlu diberi pengertian tentang sistem rotasi secara gilir golongan agar tidak terjadi perselisihan antar petani setempat. DAFTAR PUSTAKA Budyastiti, G. R. 2011. Studi Pengaruh Pemberian Air Irigasi Berdasarkan Metode FPR dan Metode Pasten Serta Pengaruhnya Terhadap Pemberian Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Kalilanang Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang : Universitas Brawijaya. Kunaifi, A. A. 2010. Pola Penyediaan Air DI. Tibunangka dengan Sumur Renteng pada Sistem Suplesi Renggung. Tesis tidak dipubikasikan. Malang : Universitas Brawijaya. Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung : Idea Dharma. Soemarto, C. D. 1995. Hidrologi Teknik.Jakarta : Erlangga.