I. PENDAHULUAN. utama bagi pengambil kebijakan pembangunan. Laut hanya dijadikan sarana lalu

dokumen-dokumen yang mirip
penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

I. PENDAHULUAN. utama bagi pengambil kebijakan pembangunan. Laut hanya dijadikan sarana lalu

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir, hidup dan berinteraksi secara sosial-bekerja, berkarya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen sebagian besar berbukit dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan penuturan Bapak Abdulhak selaku tokoh masyarakat, Kuala Stabas

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SASI DALAM SISTEM ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI RAJA AMPAT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an yang

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN PEKON

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN MINGGU KE 5

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera. Lampung memiliki banyak keindahan, baik seni budaya maupun

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VIII PENUTUP. I dan desa Muara II. Desa Muara I masuk kedalam areal kawasan kabupaten

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk

USAHA PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA SEBAGAI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya

Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

Dampak Perubahan Sosial Budaya

SURAT PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vii ABSTRAK viii ABSTRACT. ix

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

III. METODE PENELITIAN. pemahaman secara rasional, empiris dan fenomena kebudayaan, baik terkait

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

I. PENDAHULUAN. dikarenakan Indonesia merupakan suatu negara kaya akan kebudayaan. Dengan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan kelautan pada masa sekarang membawa pandangan baru bagi pelaksana pembangunan. Pada masa lalu, laut belum menjadi perhatian utama bagi pengambil kebijakan pembangunan. Laut hanya dijadikan sarana lalu lintas dan ladang bagi nelayan tradisional maupun modern (pemilik modal besar) untuk mempertahankan kehidupan dan menambah kekayaan. Dan laut pada masa lalu, menjadi ajang pengeksploitasian oleh pemilik modal untuk menggali berbagai sumber kekayaan laut. Aktivitas yang dilakukan oleh nelayan dan pemilik modal (tauke) mulai dari penangkapan biota laut sampai pada penggalian harta karun (barang-barang antik). Pandangan masyarakat pesisir terhadap laut ditinjau dari sudut kelembagaan adat (www.google. Coremap Buton.Com/_Wabula/Kelembagaan) pertama adalah laut sebagai tempat bermain, kedua sebagai sumber penghidupan (pasar), ketiga laut sebagai tabungan masa depan. Ketiga jenis pandangan mengenai laut itu perlakuannya berbeda-beda dan hasilnya juga berbeda-beda. Laut sebagai sumber penghidupan yang dipungut adalah hasil-hasil lautnya yang diambil untuk keperluan sehari-hari. Seperti dengan cara memancing, menjala. Laut sebagai tabungan seperti keramba-

keramba. Hal ini berpengaruh dalam kehidupan sosial ekonomi maupun kehidupan sosial budaya mereka. Muncul dan berkembangnya manusia di wilayah pesisir sebagai masyarakat menunjukkan bahwa kelompok masyarakat pesisir memiliki pengetahuan tertentu yang mempengaruhi prilaku masyarakat pesisir, terutama tentang lingkungan yang mereka gunakan untuk beradaptasi. Penyesuaian mereka dengan laut merupakan suatu proses interaktif antara lingkungan fisik, teknologi, organisasi sosial, lingkungan sosial, ideologi dan kebutuhan biopsikologis, individu serta sifat sifatnya, sehingga membentuk karakteristik dan pola yang berbeda dengan kelompok lain sesuai dengan pola budayanya. Kondisi alamiah setampat suatu masyarakat tersebut sampai pada taraf tertentu memang mengharuskan anggotanya untuk melakukan jenis - jenis aktivitas yang bersifat khusus dan selanjutnya akan menimbulkan bentuk - bentuk organisasi sosial dan kultururnya yang khas pula. Pada taraf tertentu masyarakat yang mendiami wilayah pesisir akhirnya menjadi suatu sistem norma yang diakui keberadaannya didalam masyarakat pesisir. Keseluruhan dari tindakan manusia yang berpola itu berkisar sekitar pranata-pranata yang amat banyak jumlahnya, dengan demikian sebenarnya suatu masyarakat yang luas dapat diperinci ke dalam pranata-pranata yang khusus. Kebudayaan yang luas itu selalu dapat diperinci ke dalam unsur-unsurnya yang khusus. Beberapa aspek tersebut merupakan bagian dari suatu unsur kebudayaan yang sering disebut dengan cultural universal merupakan tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemui pada setiap kebudayaan dimanapun di dunia ini.

Menurut Koentjaraningrat (1990:203) Ketujuh unsur tersebut adalah : 1. Bahasa (lisan dan tulisan) 2. Sistem pengetahuan 3. Organisasi Sosial 4. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup 5. Sistem mata pencaharian hidup 6. Sistem Religi 7. Kesenian Pengalaman hidup yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama, menghasilkan suatu sistem nilai budaya yang berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir dan tingkah laku mereka. Sistem sosial budaya yang berpola merupakan gambaran sikap, pikiran, dan tingkah laku anggota/warga yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat sehingga membentuk karakteristik dan pola yang berbeda dengan kelompok masyarakat lain sesuai dengan pola budayanya. Menurut pendapat Prof. Abdul kadir Muhammad (2005:31), kehidupan masyarakat adalah pola kehidupan yang berkelompok dalam bentuk-bentuk tertentu karena : 1. Ikatan perkawinan dan keturunan darah, seperti keluarga 2. Kesatuan geografis, seperti desa dan marga 3. Kesamaan asal usul, seperti etnis jawa, cina, melayu dan sebagainya 4. kesamaan kepentingan dan tujuan, seperti organisasi pemuda dan Lembaga Swadaya Maarakat (LSM) 5. Kesamaan keahlian dan ketrampilan, seperti profesi keilmuan. Berdasarkan pola kehidupan kelompok tersebut, masyarakat nelayan masuk dalam tipe kelompok sosial budaya tradisional alamiah atas dasar kesatuan geografis dan kesamaan asal usul tempat dan ikatan alamiah yang sama itulah yang menyatukan mereka. Begitu pula yang terjadi pada masyarakat pesisir yang berada di wilayah Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Barat, yang sebagian besar masyarakatnya adalah suku Jawa umumnya berasal dari Jawa barat dan Jawa Tengah dan sebagian bersuku Bugis. Lokasi Pulau Pasaran yang dekat

laut dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat di Pulau Pasaran untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan atau nelayan. Secara Geografis Pulau Pasaran berada di tengah laut yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan tradisional. Letak Pulau Pasaran yang berada ditengah laut tersebut membuat warga Pulau Pasaran terisolir dari daratan. Hanya ada perahu sebagai sarana penghubung. Selama puluhan tahun warga disana selalu mendapat kesulitan yang mendesak seperti kematian, persalinan atau warga yang sakit dan masih banyak kondisi dan situasi sulit lain yang dialami warga karena terisoloir dari daratan. Untuk itu merupakan kewajiban Pemerintah Daerah setempat untuk memberikan perlindungan dalam berbagai bentuk. Salah satu sarana untuk memberikan perlindungan pada masyarakat nelayan adalah membekali mereka bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan sosial dan memberikan pengetahuan akan arti penting hidup berkelompok Pada masyarakat nelayan pola kehidupan berkelompok sebenarnya sudah lama dikenal, namun aktivitas mereka belum banyak yang mengarah pada peningkatan sosial ekonomi dan kesejahteraan hidup mereka. Perwujudan proses adaptasi sosial tersebut berlandaskan kebudayaan, terungkap dalam bentuk-bentuk kondisi lingkungan hidup, dalam bentuk organisasi dan pranata sosial, serta dalam pola tingkah laku serta sikap warganya. Secara bersama-sama keseluruhan aspek itu menjadi landasan perwujudan kebudayaan yang berlaku pada masyarakat yang berada di Pulau Pasaran. Berdasarkan titik tolak dari uraian, maka penulis perlu untuk melihat bagaimanakah kehidupan masyarakat nelayan sebagai wujud proses adaptasi

sosial di Pulau Pasaran Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung sebagai salah satu bentuk kehidupan masyarakat yang berada di wilayah pesisir. B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil berbagai sumber data yang diperoleh serta latar belakang masalah, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Corak hidup warga masyarakat nelayan di Pulau Pasaran 2. Kaitan antara kondisi lingkungan dengan tingkat kesejahteraan sosial dan corak cara hidup 3. Pola-pola hubungan sosial dan kepemimpinan dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan tempat tinggal masyarakat nelayan di Pulau Pasaran 2. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah, agar tidak terlalu luas cakupannya maka peneliti membatasi masalahnya pada kehidupan masyarakat nelayan di Pulau Pasaran Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. 3. Rumusan Masalah Sesuai batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kehidupan masyarakat nelayan di Pulau Pasaran Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang bagaimanakah kehidupan masyarakat nelayan di Pulau Pasaran Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung 2. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaatnya kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan berkompeten, kegunaan penelitian adalah : 1. Sebagai langkah awal penulis didalam mempelajari kehidupan masyarakat khususnya tentang dinamika kehidupan masyarakat nelayan.. 2. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu antropologi khususnya tentang masyarakat khususnya masyarakat nelayan. 3. Sebagai perluasan wawasan pengetahuan dalam ilmu antropologi khususnya dalam mempelajari tentang masyarakat. 4. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. D. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari kesalahpahaman pada penelitian ini dan untuk memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan penelitian maka yang menjadi subjek penelitian ini adalah masyarakat nelayan yang ada di Pulau Pasaran, objek penelitian ini adalah wujud proses adaptasi sosial masyarakat nelayan di Pulau Pasaran Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. waktu penelitian adalah tahun 2009 disiplin ilmu yang digunakan adalah Antropologi