PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN TINGKAT KETEBALAN MULSA JERAMI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)

PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

PENGARUH PEMULSAAN JERAMI PADI DAN SISTEM OLAH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. merril) NON-ORGANIK

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

PENGARUH PENCACAHAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN dan HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) pada Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN BERBAGAI MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) VAR.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENGARUH MULSA JERAMI PADI DAN FREKUENSI WAKTU PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

Irmawaty Harun , Zulzain Ilahude, Fauzan Zakaria, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

PENGARUH JENIS DAN KETEBALAN MULSA DALAM MEMPERTAHANKAN KANDUNGAN AIR TANAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah

PENGARUH PUPUK HIJAU Crotalaria mucronata DAN C. juncea PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PENGENDALIAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA BERBAGAI SISTEM OLAH TANAH

PEMBERIAN MULSA JERAMI PADI DAN PUPUK HIJAU Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG VARIETAS KRETEK TAMBIN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

THE EFFECT OF SOIL CONDITIONER FROM LUMPUR LAPINDO ON THE GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glicyne max L. Merrill)

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

PENGARUH WAKTU PENYIANGAN DAN POPULASI TANAMAN TERHADAP HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PADA KONDISI TANPA OLAH TANAH

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PENGARUH MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH TIGA KULTIVAR KACANG HIJAU (Vigna radiata L. Wilczek) DI LAHAN PASIR PANTAI

THE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Pertumbuhan dan Hasil Kedelai pada berbagai Dosis Mulsa Alang-alang dan Pengolahan Tanah

PENGARUH JARAK TANAM DAN DEFOLIASI DAUN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS MULSA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI BROKOLI (Brassica oleracea L.)

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PUPUK KANDANG DAN Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

PENGARUH LAMA PENGGUNAAN MULSA DAN PUPUK KANDANG PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS POTRE KONENG

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

THE INFLUENCE OF COVER CROPS UTILIZATION OROK-OROK (CROTALARIA JUNCEA L.) TOWARD WEED CONTROL ON MAIZE (ZEA MAYS L.) IN RAIN SEASON ABSTRAK

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merill) merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, karena

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merill) PADA INOKULASI Rhizobium

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAN Crotalaria juncea L.

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

PENGARUH TINGKAT KETEBALAN MULSA JERAMI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum)

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH PENGGUNAAN RHIZOBIUM DAN PENAMBAHAN MULSA ORGANIK JERAMI PADI PADA TANAMAN KEDELAI HITAM (Glycine max (L) Merril) VARIETAS DETAM 1

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

PENGGUNAAN MULSA ALANG - ALANG PADA TUMPANGSARI CABAI DENGAN KUBIS BUNGA UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN GULMA, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

ABSTRACT. Agus MP. dan Gayuh PB. : Kajian Pengembangan Bawang Merah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

PENGARUH MACAM BAHAN ORGANIK DAN INOKULUM RHIZOBIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN PUPUK N P K PADA TANAH BEKAS PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH WAKTU PENGENDALIAN GULMA DAN DOSIS PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Transkripsi:

Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1, Januari 2017: 39-45 ISSN: 2527-8452 39 PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN TINGKAT KETEBALAN MULSA JERAMI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) THE EFFECT OF SOIL TILLAGE SYSTEM AND THE LEVEL THICKNESS OF STRAW MULCH ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN PLANT (Glycine max (L.) Merr.) Adwar Ardhi Pradana *), Nur Edy Suminarti dan Bambang Guritno Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia *) E-mail : Adwar.ardhi123@gmail.com ABSTRAK Biji kedelai telah lama dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan dan minuman, seperti tahu, kecambah, susu kedelai dan lain-lain. Berdasarkan data BPS (2013) saat ini konsumsi kedelai per tahun mencapai 26 juta ton, dan produksi nasional hanya mencapai 600-800 ton. Salah satu upaya dalam meningkatkan produksi ialah dengan persiapan lahan dengan baik contohya dengan olah tanah yang tepat dan penggunaan mulsa organik yang tepat. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh sistem olah tanah dan tingkat ketebalan mulsa pada tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai Januari 2014 di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Lokasi terletak pada ketinggian 600 m dpl dengan suhu rata-rata antara 23-28ºC. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi dengan tiga kali ulangan. Sistem olah tanah (S) ditempatkan sebagai petak utama yang terdiri dari 3 macam, yaitu: S0 = Tanpa Olah Tanah; S1 = Olah Tanah Minimum; S2 = Olah Tanah Sempurna Sedangkan Anak petak adalah Tingkat ketebalan mulsa jerami (T) yang terdiri dari 3 taraf; T0 = Tanpa Mulsa; T1 = Ketebalan mulsa jerami 3 cm; T2 = Ketebalan mulsa jerami 6 cm. Dari hasil penelitian menunjukkan pengolahan tanah dan mulsa jerami menghasilkan interaksi pada komponen pertumbuhan dan yang terbaik pada olah tanah minimum yang dikombinkasikan dengan tebal mulsa jerami 3 cm. Sistem olah tanah dan ketebalan mulsa jerami tidak memberikan pengaruh pada komponen hasil dan panen kedelai kecuali pada bobot 100 biji dengan bobot sebesar 10,22 g (olah tanah minimum). Kata kunci : Interaksi, Sistem Olah Tanah, Tebal Mulsa Jerami, Glycine max (L.) Merr. ABSTRACT Soybean plants are one type of legume crops used raw material food and protein. Soybean seeds have long used basic ingredient of food and beverages, such as tofu, bean sprouts, soy milk and etc. Base on the data from BPS (2013) the consumption per year to reach 26 million tons, and national production only reaches 600-800 tons. One effort to increase production by tillage with proper tillage and use appropriate organic mulch. This research study the effect of tillage systems and the thickness of mulch on soybean plants. The research was conducted in November 2013 to January 2014 in Kepuharjo, District Karangploso, Malang. The location situated at altitude of 600 m above sea with average temperature between 23-28ºC. The method used this research the design of divided plot with three replications. Tillage system (S) is

40 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017, hlm. 39 45 placed the main plot consisted of three kinds, S0 = Zero Tillage; S1 = Minimum tillage; S2 = Maximum tillage. The subplots were Level straw mulch thickness (T) consisting of 3 levels; T0 = Without mulch; T1 = thickness straw mulch 3 cm; T2 = thickness straw mulch 6 cm. The results of research shows the processing of the soil and thick straw mulch produce interaction on component of growth and the best in minimum tillage combination with thick straw mulch 3 cm. System of minimum tillage and thickness of straw mulch no influence components of results and soybean harvest except 100 seeds weight at 10,22 g (minimum tillage). Keywords: Interaction, Soil Tillage System, Thick Straw Mulch, Glycine max (L.) Merr. PENDAHULUAN Tanaman kedelai ialah tanaman palawija leguminosae yang memiliki kandungan protein tinggi dan sebagai bahan baku makanan (Akbar et al., 2014). Biji kedelai sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan dan minuman, seperti tempe, tahu, kecambah, susu kedelai dan lain-lain. Selain itu, biji kedelai juga mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan fungsional untuk mencegah dan mengobati penyakit maag dan jantung (Asih, 2009). Produksi biji kedelai nasional pada tahun 2010 hingga 2012 menunjukkan nilai yang terus merosot, Pada tahun 2010 sebanyak 907,031 ton dengan areal penanaman seluas 660.823 ha, tahun 2011 adalah 851,286 ton dengan areal penanaman 622,254 ha, sedangkan tahun 2012 adalah 783,158 ton dengan areal penanaman 570,495 ha. Saat ini konsumsi kedelai per tahun mencapai 26 juta ton, dan produksi nasional hanya mencapai 600-800 ton, untuk pemenuhan kebutuhan nasional pemerintah harus mengimpor kedelai (BPS, 2013). Peningkatan produksi nasional sebagai upaya memenuhi kebutuhan dan mengurangi nilai impor kedelai perlu dilakukan. Salah satu upaya dalam meningkatkan produksi ialah dengan persiapan lahan dengan baik contohya dengan olah tanah yang tepat dan penggunaan mulsa organik yang tepat. Persiapan lahan dengan olah tanah menghasilkan kondisi kegemburan tanah yang baik untuk pertumbuhan akar, sehingga membentuk struktur dan aerasi tanah yang baik (Bowman et al., 1999). Persiapan lahan dengan olah tanah diharapkan dapat mematikan gulma yang ada melalui kegiatan pencangkulan atau pembajakan (Adnan et al., 2012). Namun, pengolahan tanah yang sempurna dapat menjadi terlalu mahal, dapat menurunkan kualitas tanah karena porositas tanah yang tinggi dan kemantapan agregrat yang menurun sehingga evaporasi tinggi (Jamila dan Kaharuddin, 2007). Sedangkan persiapan lahan dengan penggunan mulsa organik salah satu contohnya dengan mulsa jerami. Penggunaannya sebagai mulsa yang dihamparkan di atas lahan yang ditanami tanaman kedelai akan melindungi tanah dari daya perusak hujan dan alisan permukaan, disisi lain dengan berjalannya waktu dan terjadinya dekomposisi bahan organiknya akan menyumbangkan unsur hara kepada tanah dimana bahan tersebut dihamparkan (Adrinal et al., 2012). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai Januari 2014 di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Lokasi terletak pada ketinggian 600 m dpl dengan suhu rata-rata antara 23-28ºC. Alat yang digunakan dalam penelitian tersebut meliputi timbangan analitik, Leaf Area Meter, oven, termometer, soil moisture tester, alat tugal, ember, sabit, dan kamera. Bahan yang digunakan meliputi benih tanaman kedelai varietas wilis, Pupuk Urea, Pupuk SP-36, Pupuk KCl, Roundup dengan bahan aktif Isopropilamina Glifosat, Lannate dengan bahan aktif metomil dan furadan 3G dengan bahan aktif Karbofuran. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi dengan tiga kali ulangan. Sistem olah tanah (S) ditempatkan sebagai petak

41 Pradana, dkk, Pengaruh Sistem Olah.. utama yang terdiri dari 3 macam, yaitu: S0 = Tanpa Olah Tanah; S1 = Olah Tanah Minimum; S2 = Olah Tanah Sempurna Sedangkan Anak petak adalah Tingkat ketebalan mulsa jerami (T) yang terdiri dari 3 taraf: T0 = Tanpa Mulsa; T1 = Ketebalan mulsa jerami 3 cm; T2 = Ketebalan mulsa jerami 6 cm. Dari faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 kombinasi perlakuan. Olah tanah minimum dengan cara mengolah tanah hanya pada larikan yang akan ditanami sedangkan olah tanah maksimum dengan cara mengolah tanah secara keseluruhan. Pengambilan data dilakukan secara destruktif, yaitu dengan mengambil dua tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst, dan saat panen yang meliputi pengamatan pertumbuhan dan hasil serta pengamatan komponen pendukung. Variabel pengamatan pertumbuhan tanaman, meliputi : jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, bobot segar akar, dan bobot kering total tanaman. Variabel pengamatan hasil meliputi jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji per tanaman, dan hasil panen. Varibel penunjang meliputi suhu permukaan tanah dan kelembapan tanah yang dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hst, 30 hst, dan 50 hst pada pagi hari dan siang hari. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata (F hitung > F Tabel 5%), maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, interaksi nyata terjadi antara sistem olah tanah dan aplikasi mulsa pada seluruh komponen pertumbuhan yang mencangkup jumlah cabang (Tabel 1), luas daun (Tabel 2), jumlah daun (Tabel 3), bobot segar akar (Tabel 4), dan bobot kering total tanaman (Tabel 5). Apabila dilihat berdasar pengaruh sistem olah tanah pada berbagai ketebalan mulsa, maka hasil tertinggi umumnya terjadi pada sistem olah tanah minimum yang dikombinasikan dengan ketebalan mulsa 3 cm. Olah tanah ialah suatu kegiatan membolak balikkan tanah dengan tujuan untuk mendapatkan struktur tanah yang gembur agar dapat mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian, macam kegiatan sistem olah tanah yang dilakukan harus berdasar pada kondisi tanah. Pada tanah berat seperti tanah sawah, olah tanah sempurna tidak harus dilakukan karena pengolahan tanah sempurna pada tanah yang berat (kandungan liatnya tinggi), tanah akan menjadi padat. Lebih padatnya struktur tanah yang terbentuk akan mengakibatkan kendala bagi perkembangan perakaran tanaman (Fahrurrozi et al., 2005). Tabel 1 Rata-rata Jumlah Cabang akibat Terjadinya Interaksi antara Sistem Olah Tanah dan Tingkat Ketebalan Mulsa Jerami pada Umur Pengamatan 30 hst Rata-Rata Jumlah Cabang / Tingkat Ketebalan Mulsa Tanpa pengolahan 2,00 a 1,83 a 1,83 a B A A Pengolahan Minimum 1,33 a 2,50 b 2,00 ab Pengolahan Sempurna 1,83 a 1,67 a 1,67 a BNT 5% 0,55

42 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017, hlm. 39 45 Tabel 2 Rata-rata Luas Daun akibat Terjadinya Interaksi antara Sistem Olah Tanah dan Tingkat Ketebalan Mulsa Jerami pada Umur Pengamatan 30 hst Rata-rata Luas Daun (cm 2 ) / Tingkat Ketebalan Mulsa Tanpa pengolahan 279,942 a 299,865 a 266,209 a AB A A Pengolahan Minimum 202,717 a 329,817 b 288,746 ab Pengolahan Sempurna 281,387 a 277,538 a 243,953 a B A A BNT 5% 45,222 Tabel 3 Rata-rata Jumlah Daun akibat Terjadinya Interaksi antara Sistem Olah Tanah dan Tingkat Ketebalan Mulsa Jerami pada Umur Pengamatan 15 hst dan 30 hst Umur Pengamatan (hst) 15 30 Rata-Rata Jumlah Daun (Helai) / Tingkat Ketebalan Mulsa Tanpa pengolahan 1,33 a 1,67 a 1,50 a A A B Pengolahan Minimum 1,33 a 2,00 b 1,00 a Pengolahan Sempurna 1,50 a 1,33 a 1,17 a BNT 5% 0,45 Tanpa pengolahan 3,50 a 3,00 a 3,33 a B A A Pengolahan Minimum 2,33 a 4,50 c 3,67 b A B B Pengolahan Sempurna 3,33 a 2,67 a 2,83 a AB A A BNT 5% 0,74 Sedangkan akar ialah bagian organ tanaman yang berperan penting dalam proses penyerapan air dan hara bagi suatu tanaman, dan apabila proses suatu perkembangan perakaran terganggu maka aktifitas fisiologi tanaman juga akan terganggu, khususnya kegiatan fotosintesa tanaman. Oleh karena itu, agar tanaman yang ditanam pada lahan yang berat seperti tanah sawah akan tetap dapat memberikan hasil yang tinggi, maka tanah cukup diolah secara minimum, yaitu dengan mengecroh tanah disamping kiri dan kanan tanaman sehingga membentuk seperti guludan. Sedangkan mulsa ialah suatu bahan, baik yang berupa organik maupun anorganik yang dihamparkan di atas permukaan tanah yang mempunyai banyak tujuan, diantaranya adalah untuk mengendalikan pertumbuhan gulma dan menekan laju evapotranspirasi (Prasetyo et al., 2014).

43 Pradana, dkk, Pengaruh Sistem Olah.. Tabel 4 Rata-rata Bobot Segar Akar akibat Terjadinya Interaksi antara Sistem Olah Tanah dan Tingkat Ketebalan Mulsa Jerami pada Umur Pengamatan 15 hst Rata-Rata Bobot Segar Akar (g) / Tingkat Ketebalan Mulsa Tanpa pengolahan 0,36 a 0,36 a 0,40 a Pengolahan Minimum 0,25 a 0,60 b 0,39 a Pengolahan Sempurna 0,40 a 0,38 a 0,35 a BNT 5% 0,16 Tabel 5 Rata-rata Bobot Kering Total Tanaman akibat Terjadinya Interaksi antara Sistem Olah Tanah dan Tingkat Ketebalan Mulsa Jerami pada Umur Pengamatan 15 hst Rata-Rata Bobot Segar Akar (g) / Tingkat Ketebalan Mulsa Tanpa pengolahan 0,85 b 1,07 c 0,62 a B B A Pengolahan Minimum 0,55 a 0,98 b 0,90 ab A AB B Pengolahan Sempurna 0,79 a 0,79 a 0,70 a AB A A BNT 5% 0,16 Namun demikian, besar kecilnya manfaat penggunaan mulsa akan sangat dipengaruhi oleh tingkat ketebalan mulsa. Tanah yang tanpa diberi mulsa, tingkat evaporasi tanah lebih tinggi, karena pada tanah yang terbuka energi radiasi matahari yang diterima permukaan tanah adalah lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang ditutup mulsa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pada tanah yang terbuka (tanpa diberi mulsa) suhu tanah pagi dan siang yang dihasilkan nyata paling tinggi dibandingkan dengan tanah yang ditutup mulsa (Tabel 6 dan Tabel 7). Kelembapan tanah mencirikan banyak uap air yang dikandung oleh tanah, dan semakin tinggi kelembaban tanah, semakin tinggi pula air yang terdapat di dalam tanah (Prasetyo et al., 2014). Air ialah senyawa yang mempunyai peran penting untuk kelangsungan hidup tanaman, karena air berperan sebagai unsur pelarut, yaitu untuk melarutkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah agar dapat diserap tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai unsur pengangkut, yaitu mengangkut asimlat dari daun ke bagian yang mengalami pembelahan atau meristematis, yang menyebabkan tanaman mengalami pertambahan ukuran (Suminarti, 2011). Air juga berperan dalam proses membuka dan menutupnya stomata yang mengakibatkan tanaman dapat melangsungkan proses fotosintesis. Berdasarkan pada pentingnya peran air tersebut, maka ketersediaan air yang cukup bagi tanaman sangat diperlukan. Hal inilah yang mnyebabkan terjadinya interaksi antara pengolahan tanah dengan mulsa ketika tanaman dalam fase vegetatif.

44 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017, hlm. 39 45 Tabel 6 Rata-Rata Suhu Permukaan Tanah Pagi Jam 05.30 WIB pada Tiga Sistem Olah Tanah dan Tiga Tingkat Ketebalan Mulsa Jerami pada Berbagai Umur Pengamatan Suhu Permukaan Tanah Pagi ( o C) / Umur Pengamatan (hst) 10 30 50 Jenis Pengolahan Tanpa pengolahan 22,67 20,78 19,67 Pengolahan Minimum 22,78 20,89 19,33 Pengolahan Sempurna 22,78 20,78 20,44 BNT 5 % tn tn tn Tingkat Ketebalan Mulsa Ketebalan Mulsa Jerami 0 cm 23,78 b 21,56 b 20,56 Ketebalan Mulsa Jerami 3 cm 22,33 a 20,67 a 19,56 Ketebalan Mulsa Jerami 6 cm 22,11 a 20,22 a 19,33 BNT 5 % 0,98 1,00 tn Tabel 7 Rata-Rata Suhu Permukaan Tanah Siang Jam 13.00 WIB pada Tiga Sistem Olah Tanah dan Tiga Tingkat Ketebalan Mulsa Jerami pada Berbagai Umur Pengamatan Suhu Permukaan Tanah Siang ( o C) / Umur Pengamatan (hst) 10 30 50 Jenis Pengolahan Tanpa pengolahan 31,22 29,89 29,44 Pengolahan Minimum 30,44 29,22 28,78 Pengolahan Sempurna 30,67 29,89 28,78 BNT 5 % tn tn tn Tingkat Ketebalan Mulsa Ketebalan Mulsa Jerami 0 cm 32,00 b 30,56 29,89 b Ketebalan Mulsa Jerami 3 cm 30,33 a 29,56 28,67 a Ketebalan Mulsa Jerami 6 cm 30,00 a 29,11 28,44 a BNT 5 % 1,65 tn 1,16 Tabel 8 Rata-rata Bobot 100 Biji pada Tiga Sistem Olah Tanah dan Tiga Tingkat Ketebalan Mulsa Jerami pada saat Panen Jenis Pengolahan Tanpa Olah Tanah Olah Tanah Minimum Olah Tanah Sempurna Bobot 100 Biji (g) 9,57 a 10,22 b 9,35 a BNT 5% 0,28 Tingkat Ketebalan Mulsa Ketebalan Mulsa Jerami 0 cm 9,45 Ketebalan Mulsa Jerami 3 cm 10,07 Ketebalan Mulsa Jerami 6 cm 9,62 BNT 5% tn Keterangan: Bilangan yang didampingi oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf p=5%. tn = tidak berbeda nyata. Mengingat Ketebalan mulsa tidak dipertahankan hingga pertumbuhan akhir (panen), maka pengaruh mulsa pada lingkungan mikro seperti suhu dan kelembaban tanah pada berbagai waktu dan tingkat ketebalan mulsa tidak terjadi

45 Pradana, dkk, Pengaruh Sistem Olah.. ketika tanaman telah memasuki fase generatif karena sebagian mulsa telah tersebar tidak merata, dan tidak mewakili tingkat ketebalan mulsa yang diaplikasikan. Hal inilah yang menyebabkan lingkungan mikro pada fase generatif tanaman tidak berbeda nyata. Tidak terjadinya pengaruh nyata dari aplikasi mulsa pada berbagai lingkungan mikro tersebut berdampak pada tidak terjadinya interaksi maupun pengaruh nyata pada komponen hasil yang dihasilkan kecuali pada bobot 100 biji (Tabel 8). Hal ini karena pada perlakuan mulsa dengan berbagai ketebalan mulsa memberikan lingkungan mikro yang sama dengan kontrol (tanaman yang tidak diberi mulsa). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (a) Pengolahan tanah dan mulsa jerami menghasilkan interaksi pada komponen pertumbuhan dan yang terbaik pada olah tanah minimum yang dikombinkasikan dengan tebal mulsa jerami 3 cm yang meliputi jumlah cabang, jumlah daun, luas daun, bobot segar akar, dan bobot kering total tanaman. (b) Sistem olah tanah dan ketebalan mulsa jerami tidak memberikan pengaruh pada komponen hasil dan panen kedelai kecuali pada bobot 100 biji dengan bobot sebesar 10,22 g (olah tanah minimum). DAFTAR PUSTAKA Akbar, R.A., Sudiarso, dan A.Nugroho. 2014. Pengaruh Mulsa Organik Pada Gulma Dan Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Var. Gema. J. Produksi Tanaman. 1 (6) : 478-485. Adnan, Hasanuddin, dan Manfarizah. 2012. Aplikasi Beberapa Dosis Herbisida Glifosat dan Paraquat Pada Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) Serta Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Tanah, Karakteristik Gulma dan Hasil Kedelai. J. Agrista. 16 (3) : 135-145. Adrinal, A. Saidi., dan Gusmini. 2012. Perbaikan Sifat Fisika-Kimia Tanah Psamment dengan Pemulsaan Organik dan Olah Tanah Konservasi Pada Budidaya Jagung. J. Solum. 9(1) : 25-35. Asih, I.A.R. 2009. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Isoflavon dari Kacang Kedelai (Glycine max). J.Kimia. 3(1) : 33-40. Badan Pusat Statistik. 2013. Data Produksi Tanaman Kedelai. Katalog BPS 521. Jakarta. Bowman, R.A., Vigil, M.F., Nielsen, D.C., and Anderson, R.L. 1999. Soil organic matter changes in intensively cropped dryland systems. Soil Science Society of America J. 63(1) : 186-191. Fahrurrozi, B. Hermawan dan Latifah. 2005. Pertumbuhan dan hasil kedelai pada berbagai dosis mulsa alang-alang dan pengolahan tanah. 2005. J. Akta Agrosia. 8(1) : 21-25. Jamila dan Kaharuddin. 2007. Efektivitas Mulsa Dan Sistem Olah Tanah Terhadap Produktivitas Tanah Dangkal Dan Berbatu Untuk Produksi Kedelai. J.Agrisistem. 3(2) : 65-75. Prasetyo, R.A., A. Nugroho., dan J. Moenandir. 2014. Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Berbagai Mulsa Organik Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) Var. Grobogan. J. Produksi Tanaman. 1(6) : 486-495. Suminarti, N.E. 2011. Budidaya Tanaman Talas pada Kondisi Kering dan Basah. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya. Malang