BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP AKAD DALAM DANA SETORAN AWAL CALON JAMAAH HAJI DAFTAR TUNGGU (WAITING LIST) (Studi Kasus di Kementerian Agama Kota Probolinggo)

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan

BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas ekonomi. Adapun konsep perbankan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XV/2017

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Apa yang anda ketahui tentang tabungan haji? 2. Akad apa yang digunakan pada produk tabungan haji?

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan saat ini menunjukkan betapa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diterapkan dalam pengelolaan dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu

BAB I PENDAHULUAN. produk bank ataupun jasa bank sehingga keberadaan bank sudah menyebar

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang ada semakin bertambah kompleks, khususnya dalam ranah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1429 H/2008 M

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti terdahulu terkait pembiayaan pengurusan haji antara lain:

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengolahan dan analisis data, dan uji keshahihan data.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam, selalu berbondong-bondong dan saling berebut porsi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan periklanan (Durianto dalam Dida, 2013:1). sebaiknya disampaikan (Tinarbuko, 2007: 1). Dalam perumusan pesan iklan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan-kelebihannya dibandingkan produk pesaing. seluas mungkin kepada masyarakat atau nasabah. Promosi merupakan kegiatan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2006 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1427 H/2006 M

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang-

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : masyarakat dalam pemenuhan biaya menunaikan ibadah haji.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Biaya. Ibadah Haji Khusus. Pembayaran.

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

2 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA BANK JATIM CABANG PEMBANTU PUSPA AGRO SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh : AISYAH YUNITA SARI NIM :

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pendaftaran Jamaah Haji. Tata Cara.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 12/PUU-XIII/2015 Pembiayaan dan Pengelolaan Setoran Dana Pembiayaan Ibadah Haji

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, pengembangan ekonomi Islam telah diadopsi ke. dalam kerangka besar kebijakan ekonomi. Paling tidak, Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memacu laju pertumbuhan negara. Hal ini dipastikan akan sangat membantu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup secara

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2004 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1428 H/2007 M

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1975 TENTANG BESARNYA ONGKOS NAIK HAJI UNTUK TAHUN 1975/1976

BAB III TAHUN 2012 DI BTN SYARIAH CABANG SURABAYA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

HASIL IJTIMA ULAMA IV MASAIL FIQHIYYAH MU ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) KOMISI B-2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, salah satu negara mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

BAB III DANA TALANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN. adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 13/PUU-XIII/2015 Hak Warga Negara Indonesia Untuk Mendapatkan Kesempatan Yang sama dalam Menunaikan Ibadah Haji

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

PERKIRAAN PORSI JAMAAH HAJI REGULER

PUTUSAN Nomor 12/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan kegiatan ekonomi di Surakarta semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan terlihat sangat kompleks,dengan bebagai. dengan meningkatnya pembangunan nasional pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. wawancara langsung, penulis mendapatkan data-data yang berhubungan dengan

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhankebutuhan. yang harus dipenuhi. Seluruh aktivitas ekonomi yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah swt. yang

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Sebagaimana. firman Allah Swt dalam (Qs. Ali Imra>n: 97).

PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBATALAN TABUNGAN HAJI DI BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mendominasi kegiatan perekonomian Indonesia. Kegiatan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak pula bermunculan lembaga-lembaga keuangan sejenis

Visualisasi Panduan Manasik Haji Bagi Calon Jemaah Haji Menggunakan Borland Delphi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan bagi orang yang mampu dalam melaksanakannya. Haji merupakan suatu rukun Islam yang kelima. Secara umum, setiap umat Islam sangat mendambakan untuk pergi memenuhi panggilan Allah SWT pergi ke Tanah Suci Mekkah untuk melakukan ibadah haji. Pergi ke Tanah Suci Mekkah itu sendiri sangatlah mengajarkan kita di dalam menghayati dan merasakan langsung melaksanakan suatu ibadah yang benar-benar merasa sangatlah dekat dengan Allah SWT. Ibadah haji merupakan suatu ibadah yang waktu pelaksanaan dan tata caranya telah ditentukan. Firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 97 yang berbunyi: 1

2 Artinya: Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. Pelaksanaan ibadah haji diselenggarakan oleh Kementerian Agama termasuk Kementerian Agama Kota Probolinggo. Menurut Taufiq, Kasi Haji Kementerian Agama Kota Probolinggo, dalam sistem pendaftaran maupun penyelenggaraan ibadah haji saat ini terlaksana dengan baik. Meskipun masih terdapat beberapa calon jamaah haji yang merasa kurang puas dengan sistem pelayanan yang ada. Adapun dana setoran awal calon jamaah haji disetorkan ke bank dan kemudian oleh bank disetorkan ke rekening Menteri Agama. Dana tersebut dikelola untuk kebutuhan calon jamaah haji sendiri. 1 Pelaksanaan ibadah haji tidak semudah yang masyarakat pikirkan, karena di dalam pendaftaran haji terdapat beberapa proses yang harus dilalui. Terhadap penyelenggaraan haji tidak sedikit masyarakat yang merasakan puas dengan pelayanan di dalam penyelenggaraan ibadah haji. Banyaknya pendaftaran ibadah haji menyebabkan muncul sistem daftar tunggu (waiting list). Munculnya sistem daftar tunggu (waiting list) pada tahun 2006. Hal ini sesuai dengan ketentuan baru yang diterbitkan Pemerintah. Sehingga pemberangkatan calon jamaah haji saat ini menggunakan sistem kuota yang dikatakan juga sebagai sistem daftar tunggu (waiting list). 1 Taufiq MPdi, wawancara (Probolinggo, 28 Agustus 2014).

3 Dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu harus dilaksanakan secara syariah, sehingga terdapat akad yang jelas. Karena hal tersebut terkait dengan dana setoran calon jamaah haji. Di samping hal itu, di dalam pelaksanaan ibadah haji harus melakukan langkah- langkah sesuai prosedur agar mendapatkan kepastian di dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan ibadah haji. 2 Dana setoran ongkos berhaji sudah terkumpul demikian besar karena terus menerus bertambah sejak orang mendaftar untuk pergi berhaji. Penggunaan dana haji ini perlu diatur dan dikembalikan kepada jamaah haji dalam bentuk manfaatmanfaat ekonomi. Dalam hal ini sesuai dengan peraturan perundang- undangan yaitu Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah yang menyatakan bahwa nilai manfaat dana haji digunakan untuk meringankan biaya berhaji. Prinsip akad dalam dana setoran awal haji tidak lepas dari pihak perbankan. Kementerian Agama kota Probolinggo telah bekerja sama dengan beberapa bank yang salah satunya adalah Bank BTN (Bank Tabungan Negara) syariah. Akad ini digunakan ketika calon jamaah haji mendaftarkan diri ke pihak bank guna untuk mendapatkan nomor porsi. Akad yang digunakan antara pihak bank dan calon jamaah haji yaitu akad Qard. Pihak bank memberikan pinjaman kepada calon jamaah haji dengan syarat calon jamaah haji menyetorkan setoran minimal yang sudah ditentukan oleh pihak bank. Hal ini digunakan agar calon jamaah haji mendapatkan nomor porsi. Adapun mengenai dana setoran awal, diperlukan ketetapan akad sesuai dengan ketentuan syariah. Namun menurut 2 H. Wakhudin, Tips dan Petunjuk Praktis Orang Indonesia Pergi Haji, (Bandung: Mutiara Press : 2003), h. 2.

4 pihak Kementerian Agama Kota Probolinggo dalam dana setoran awal ini masih belum ada ketetapan akad. Maka dari itu, peneliti tertarik meneliti hal tersebut. Dikarenakan pentingnya kejelasan akad dalam dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu ( waiting list) dan karena setiap melakukan hal yang sifatnya dilakukan oleh kedua belah pihak yang bertujuan mewujudkan kepentingan bersama maka harus ada akad yang pasti. Sehingga segala sesuatunya dapat dipertanggung jawabkan dengan baik. Untuk mendapatkan kejelasan terkait dengan prinsip akad dalam dana setoran awal haji, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Prinsip Akad Dalam Dana Setoran Awal Calon Jamaah Haji Daftar Tunggu (Waiting List). (Studi Kasus di Kementerian Agama Kota Probolinggo). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada beberapa permasalahan yang bisa dijadikan penelitian, ialah: 1. Bagaimana prosedur dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu (waiting list) di Kementerian Agama Kota Probolinggo? 2. Bagaimana prinsip akad yang diterapkan dalam dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu (waiting list)? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan antara lain: 1. Mengungkap prosedur dana setoran awal bagi calon jamaah haji daftar tunggu (waiting list) di Kementerian Agama Kota Probolinggo.

5 2. Menggali prinsip akad yang diterapkan dalam dana setoran awal bagi calon jamaah haji daftar tunggu ( waiting list) di Kementerian Agama Kota Probolinggo. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini,yang mana berdasarkan rumusan masalah peneliti berharap mendapatkan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut ini manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Secara teoritis a. Memperdalam ilmu mengenai prinsip akad dalam pengelolaan dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu (waiting list). b. Sebagai landasan dasar untuk digunakan bagi penelitian selanjutnya. 2. Secara praktis a. Memperoleh banyak wawasan terkait prinsip akad dalam dana setoran awal dengan calon jamaah haji daftar tunggu (waiting list). b. Memberikan banyak pengalaman terkait dengan penelitian di bidang penyelenggaraan ibadah haji bagi calon jamaah haji daftar tunggu (waiting list). E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman maka dipaparkan definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini:

6 1. Akad Akad merupakan suatu perikatan, perjanjian yang ditandai adanya pernyataan melakukan ikatan ( ijab) dan pernayataan menerima ikatan ( qabul) sesuai dengan syariah Islamiyah yang mempengaruhi obyek yang diperikatkan oleh pelaku perikatan. 3 2. Dana setoran awal Dana setoran awal merupakan sejumlah dana yang harus dibayar oleh warga negara yang akan menunaikan ibadah haji. 4 Dana setoran awal ini dipergunakan untuk mendapatkan porsi keberangkatan haji. 3. Waiting list Waiting list merupakan daftar calon jemaah haji yang telah mendapatkan porsi tetapi tidak masuk dalam daftar yang akan diberangkatkan pada tahun berjalan. 5 F. Sistematika Pembahasan Pada sistematika pembahasan, peneliti sedikit menguraikan tentang gambaran pokok pembahasan yang disusun dalam sebuah laporan penelitian secara sistematis. Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab. 3 Wiyono, Slamet, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasar PSAK dan PAPSI, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), h. 27. 4 Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji No. D/163 Tahun 2004 tentang Sistem Pendaftaran Haji. 5 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

7 Bab I: Pendahuluan Dalam bab ini terdiri atas dasar penelitian, antara lain, latar belakang masalah yang memberikan landasan pentingnya penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian yang dirangkai dengan manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis. Bab II: Kajian Pustaka Bagian pertama dalam bab ini merupakan kajian terhadap penelitian terdahulu. Kemudian dilanjutkan dengan kajian teori yang sesuai dengan penelitian yang sedang diteliti agar nantinya bisa digunakan sebagai alat analisis untuk menjelaskan data yang diperoleh dari dokumen maupun paradigma- paradigma yang ada. Bab III: Metode Penelitian Penjelasan tentang metode penelitian, agar penelitian ini menjadi terarah dan sistematis. Pembagian metode penelitian ini antara lain: lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV: Penyajian Data Penyajian data ini berupa hasil penelitian dan pembahasan mengenai hal- hal yang terkait dengan prinsip akad dalam dana setoran awal calon jamaah haji daftar tunggu (waiting list). Kemudian hal tersebut dianalisis.

8 Bab V: Penutup Penutup ini berisi kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan merupakan uraian yang terkait dengan jawaban dari permasalahan yang telah dipaparkan dalam bentuk poin-poin. Pada bagian saran, memuat beberapa pengarahan akademik baik bagi instansi yang terkait maupun untuk peneliti selanjutnya.