I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Upaya penangulangan kemiskinan di Indonesia merupakan amanah konstitusional

Model-Model Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Saat dunia mengalami krisis bahan bakar, Indonesiapun ikut terkena imbasnya.

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN. memperbesar nilai ekspor, meningkatkan taraf hidup petani, peternak dan. lapangan kerja, serta mendukung pembangunan daerah.

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 132 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

KELEMBAGAAN PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) 1. Bambang Irawan PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia memposisikan pembangunan pertanian sebagai basis utama

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

13 diantaranya merupakan kelompok tani padi sawah, sisanya yakni 4 kelompok tani kakao, 5 kelompok tani

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memerlukan. salah satu industri primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 132 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

I. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

PENINGKATAN MUTU SAYURAN MELALUI SERTIFIKASI PRIMA 3 PADA KAWASAN PRIMA TANI PAAL MERAH KOTA JAMBI. Abstrak

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

DAFTAR ISI. JUDUL... i ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv. LEMBAR PENGESAHAN...v. RINGKASAN...vi. RIWAYAT HIDUP...x. KATA PENGANTAR...xi. DAFTAR ISI...

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

Renstra BKP5K Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan di Indonesia secara umum akan berhasil jika didukung oleh keberhasilan pembangunan berbagai sektor. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan nasional di Indonesia. Peranan sektor pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang devisa negara serta menyediakan lapangan kerja dan bahan baku bagi industri. Pembangunan pertanian secara berkelanjutan merupakan strategi pembangunan jangka panjang yang bertujuan untuk mewujudkan pertanian yang maju, efisien dan tangguh, yaitu pertanian yang peka terhadap teknologi dan inovasi baru, pertanian yang kompetitif dan mandiri, sekaligus dapat memberdayakan ekonomi petani serta mampu meningkatkan taraf hidup petani. Indikasi keberhasilan pembangunan pertanian ditandai dengan meningkatnya ketahanan pangan nasional. Upaya peningkatan ketahanan pangan merupakan subsistem dari sistem pembangunan pertanian di Indonesia, yang dalam pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari petani sebagai pelaku utama proses produksi pertanian. Beberapa ahli sepakat bahwa ketahanan pangan minimal mengandung dua unsur pokok yaitu ketersediaan pangan dan aksesabilitas masyarakat terhadap bahan pangan tersebut. Salah satu dari unsur di atas terpenuhi, maka suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik. Walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional atau di tingkat regional, tetapi akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya sangat tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh (Arifin, 2001). Berdasarkan hal tersebut Indonesia sebagai negara agraris harus mampu mengembangkan sistem pertanian yang tangguh, efisien, dan maju agar dapat

meningkatkan produksi dan pendapatan demi terciptanya ketahanan pangan nasional. Untuk itu berbagai kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pembangunan pertanian harus terus diupayakan. Untuk menunjang pembangunan pertanian, selain pemerintah yang merumuskan kebijakan, petani pun harus berpartisipasi aktif untuk mendukungnya. Partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibatan individu sebagai anggota masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan yang berlangsung dalam masyarakat tersebut. Titik berat pembangunan partisipatif terletak di tangan petani sejak mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati dan menilai pembangunan. Dengan demikian petani bertindak sebagai subyek atau pokok pembangunan mereka sekaligus merupakan obyek atau sasaran pembangunan. Pembangunan yang merata hanya akan berkelanjutan apabila bersumber dari partisipasi yang makin meluas dan merata dalam kehidupan ekonomi. Partisipasi tersebut hanya dapat timbul dalam iklim yang memberi peluang luas dan merata untuk bangkitnya prakarsa, kreativitas dan karya produktif bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini tentunya mendorong pemanfaatan secara optimal setiap potensi dan sumberdaya alam yang tersedia, sehingga dibutuhkan program dari pemerintah yang dapat memberdayakan petani agar setiap petani dapat berperan aktif dalam proses pembangunan di daerahnya. Salah satu program pemerintah dalam upaya mengembangkan potensi desa dan memberdayakan petani yang saat ini sedang berjalan adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Prima Tani merupakan program pemerintah yang diinisiasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian guna mempercepat adopsi inovasi teknologi dan membangun kelembagaan agribisnis pedesaan secara partisipatif. Program ini terprakarsai karena akhir-akhir ini menunjukkan bahwa kecepatan adopsi dan tingkat pemanfaatan inovasi pertanian cenderung menurun akibat dari kurang lancarnya arus informasi dari sumber teknologi ke

subsistem penyampaian (delivery subsystem) dan subsistem penerimaan (receiving subsystem). Selain itu banyak petani yang belum memanfaatkan secara optimal setiap potensi dan kekayaan sumberdaya alam di daerahnya karena keterbatasan pengetahuan dan penggunaan teknologi yang masih sederhana. Oleh karena itu, Prima Tani dipandang mampu menjadi wadah kerja sama yang sinergis antar kegiatan ekonomi dalam kerangka sistem agribisnis dan keterpaduan antar subsektor. Program Prima Tani mulai diimplementasikan pada tahun 2005 di 14 propinsi, dan pada tahun 2006 bertambah menjadi 25 propinsi yang meliputi 33 desa. Tahun 2007 Prima Tani dilaksanakan di 201 desa yang tersebar di 200 kabupaten diseluruh propinsi. Prima Tani bertujuan untuk mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi inovatif terutama yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, serta untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi. Umpan balik ini merupakan informasi penting dalam rangka mewujudkan dan memperbaiki penelitian dan pengembangan berorientasi kebutuhan pengguna. Prima Tani diarahkan untuk mampu memberikan kontribusi berupa teknologi inovatif yang bersifat spesifik lokasi dan kelembagaan agribisnis yang sesuai dengan kondisi pedesaan. Lokasi Prima Tani di Propinsi Lampung sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Lokasi Prima Tani di Propinsi Lampung. NO Kabupaten Kecamatan Desa Sub Agroekosisitem Tahun Mulai 1 Pesawaran Negeri Katon Bangun Sari Lahan kering 2007 2 Lampung Labuhan Ratu Labuhan Ratu Lahan kering 2005 Timur IV 3 Lampung Utara Pesisir Selatan Marang Sawah semi 2005 intensif 4 Lampung Barat Abung Tinggi Sukamarga Lahan kering 2007 5 Lampung Tengah Terbanggi Besar Karang Endah Sawah intensif 2007

6 Tanggamus Gisting Campang Lahan kering 7 Tulang Bawang T. Bawang Pulung Sawah semi Tengah Kencana intensif 8 Way Kanan Baradatu Gedung Rejo Lahan kering 2007 2007 2007 Sumber : BPTP Propinsi Lampung Tahun 2008. Tabel 1 menunjukkan bahwa lokasi Prima Tani tersebar di delapan kabupaten yang ada di Propinsi Lampung. Ditinjau dari pelaksanaanya, program Prima Tani telah lebih dahulu diterapkan di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Utara sejak tahun 2005, yang kemudian pada tahun 2007 diikuti di enam kabupaten lainnya yaitu Pesawaran, Lampung Barat, Lampung Tengah, Tanggamus, Tulang Bawang, dan Way Kanan. Lokasi Prima Tani di Kabupaten Pesawaran terletak di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon yang semula menjadi wilayah Kabupaten Lampung Selatan kini menjadi Kabupaten Pesawaran akibat pemekaran wilayah sejak Juli 2007. Teknologi inovasi yang diterapkan Prima Tani bersifat spesifik lokasi artinya teknologi yang dikembangkan untuk setiap daerah berbeda-beda tergantung dari sub agroekosistem masing-masing daerah. Desa Bangunsari memiliki sub agroekosistem lahan kering, dataran rendah dan beriklim basah sehingga sesuai untuk dikembangkan tanaman perkebunan dan peternakan. Desa Bangunsari ditentukan menjadi salah satu wilayah rintisan dari program Prima Tani berdasarkan diskusi antara BPTP Lampung, pemerintah daerah/dinas instansi terkait, dan masyarakat desa setempat. Adapun komoditas yang dikembangkan adalah komoditas yang sesuai dengan keadaan biofisik dan lingkungan setempat, sesuai dengan keadaan sosial ekonomi, sosial budaya dan sesuai dengan kebutuhan petani. Komoditas unggulan di Desa Bangunsari tersebut adalah ubi kayu, kakao dan ternak sapi. Dalam menentukan komoditas ini telah melibatkan dinas terkait, yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Perkebunan dan Dinas Peternakan Lampung Selatan. Teknologi inovasi yang

diterapkan dalam program Prima Tani dilakukan melalui pendekatan usahatani terpadu, yaitu integrasi antara tanaman dan ternak. Salah satu model inovasi yang dikembangkan Prima Tani di Desa Bangunsari yaitu teknologi pembuatan pakan ternak secara fermentasi. Pembuatan pakan ternak secara fermentasi ini dilakukan dengan memanfaatkan kulit ubikayu yang banyak terdapat di Desa Bangunsari. Pakan ternak fermentasi ini selain ditujukan untuk memanfaatkan limbah kulit ubikayu dan meningkatkan kadar protein pakan, juga ditujukan untuk mengatasi kesulitan pakan ternak pada saat musim kemarau dikarenakan ketersediaan rumput sangat sulit didapat di Desa Bangunsari. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kulit ubikayu yang baru dikupas memiliki kandungan protein sebesar 1,8-2 persen dan setelah dilakukan proses fermentasi mengandung protein sebesar 4,8-6 persen (BPTP Lampung, 2008). Selain itu kegiatan ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah kulit ubikayu yang melimpah di Desa Bangunsari, baik yang ada di kebun ubikayu petani maupun dari pabrik tapioka yang ada di Desa Bangunsari. Upaya pengembangan inovasi tersebut tentunya membutuhkan suatu lembaga penunjang yang dapat membantu petani dalam memperlancar adopsi inovasi teknologi yang dihasilkan Prima Tani, lembaga penunjang tersebut adalah kelompok tani. Kelembagaan kelompok tani yang ada di Kecamatan Negeri Katon tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Gabungan Kelompok Tani di Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. No Desa Nama Gapoktan Jumlah Poktan 1 Trisnomaju Sumber Rejeki 14 2 Poncokresno Multi Guna 18 3 Sidomulyo Margo Mulyo 22 4 Lumbirejo Suber Hidup 12 5 Bangunsari Tani Makmur 13 6 Sinar Bandung Sinar Harapan 5

7 Trirahayu Sumber maju 10 8 Tanjungrejo Tani Makmur II 12 9 Halangan Ratu Laras Sari 4 10 Pejambon Tani Makmur III 6 11 Negeri Ulangan jaya Tani Baru 2 12 Negarasaka Sido Mukti 2 13 Kagunganratu Bhakti Karya 7 14 Karangrejo Jaya Lestari 8 15 Pujorahayu Dewi Sri 5 16 Purworejo Muara Tani 6 17 Kalirejo Jaya Mandiri 7 18 Roworejo Langgeng 17 19 Negerikaton Jaya Pratama 5 Jumlah 175 Sumber : BPP Kecamatan Negeri Katon Tahun 2008. Tabel 2 menunjukkan bahwa Kecamatan Negeri Katon memiliki 19 desa dengan 175 kelompok tani yang tersebar disetiap desa. Dari 19 desa yang ada, hanya Desa Bangunsari yang dipilih sebagai lokasi Prima Tani. Desa Bangunsari dipilih sebagai lokasi Prima Tani karena desa tersebut dipandang telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan sebagai lokasi diadakannya Prima Tani seperti memiliki peluang keberhasilan ditinjau dari segi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, adanya respon positif dari masyarakat desa/tani, adanya respon positif pemerintah kabupaten dan provinsi, kesesuaian dengan kebijakan dan program pemerintah daerah, potensi komoditas unggulan yang akan dikembangkan sesuai dengan unggulan nasional atau daerah, dan aksesibilitas yang memadai. Desa Bangunsari memiliki 13 kelompok tani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) bernama Tani Makmur dan saat ini telah berbadan hukum. Kondisi awal kelembagaan di Desa Bangunsari terdiri dari 6 kelompok tani dan 1 GAPOKTAN yang terbentuk pada tahun 2006. Keberadaan kelompok ini hanya sebatas terbentuk tetapi hampir tidak pernah ada kegiatan yang dilakukan, bahkan AD/ART di setiap kelompok tani maupun GAPOKTAN belum ada. Kegiatan awal yang dilakukan dalam program Prima Tani tahun 2007 adalah penataan kelembagaan kelompok tani dan GAPOKTAN yang dimulai dari registrasi/pendataan

anggota kelompok serta fasilitasi penyusunan AD/ART nya. Dari hasil pendataan yang dilakukan, ternyata banyak petani di Desa Bangunsari yang belum terdaftar menjadi anggota kelompok tani. Oleh sebab itu Prima Tani memfasilitasi para petani untuk bergabung menjadi anggota kelompok tani, sehingga dari 6 kelompok tani yang ada kemudian berkembang menjadi 13 kelompok tani karena terjadi penambahan anggota. Dengan terbentuknya GAPOKTAN diharapkan semua kelompok tani dan penyuluh pertanian dapat secara aktif dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan usahataninya dan dapat meningkatkan hubungan antar kelompok tani sehingga memperlancar adopsi inovasi teknologi dari program Prima Tani. Adapun jumlah anggota GAPOKTAN Tani Makmur dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Anggota GAPOKTAN Tani Makmur. No Nama Kelompok Jumlah Anggota Luas lahan (ha) 1 Maju Lancar 35 29 2 Maju Lancar II 38 32 3 Sidomulyo 25 23 4 Sidomulyo II 36 30,5 5 Sederhana 28 23,5 6 Sederhana II 40 39,5 7 Harapan jaya 25 21,5 8 Harapan jaya II 40 28 9 Mekar Sari 30 27 10 Mekar Sari II 46 57 11 Tunas Harapan 26 22 12 Tunas Harapan II 68 71,5 13 Semangat Jaya 20 18 Total 457 423 Sumber : BPP Kecamatan Negeri Katon Tahun 2008. Tabel 3 menunjukkan bahwa GAPOKTAN Tani Makmur di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri katon memiliki 13 kelompok tani dengan jumlah anggota keseluruhan mencapai 457 orang. Kelompok tani Tunas Harapan II memiliki jumlah anggota paling banyak

dengan jumlah 68 orang dan kelompok tani Semangat Jaya memiliki jumlah anggota paling sedikit dengan jumlah 20 orang. Dengan bergabungnya setiap petani dalam kelompok tani tentunya akan mempermudah penyampaian inovasi teknologi baru dari Prima Tani dan diharapkan petani dapat bekerjasama serta mempunyai tujuan yang sama dalam meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya. Peningkatan produktivitas pertanian tentunya tak lepas dari penerapan inovasi-inovasi baru di bidang pertanian yang tepat guna dan berkesinambungan. Pada kenyataannya petani di Desa Bangunsari cenderung masih menerapkan cara-cara tradisional dalam mengelola usataninya, mereka belum mengetahui akan adanya teknologi dan inovasiinovasi baru yang sebenarnya dapat memberikan keuntungan bagi usahataninya. Selain itu dari pra survai yang telah dilakukan kehadiran anggota kelompok tani belum begitu aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan Prima Tani Untuk itu diperlukan adanya partisipasi petani dalam keseluruhan rangkaian kegiatan yang telah ditetapkan Prima Tani. Dengan adanya peran aktif petani di dalam program pembangunan pertanian tersebut, diharapkan dapat mendukung keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan, yang tentunya diperoleh dari kerjasama semua elemen baik pemerintah yang mempunyai program, aparat pelaksana di lapangan, maupun petani setempat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar tingkat partisipasi petani dalam Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran?

2. Faktor-Faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam Program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran? 3. Sejauh mana persepsi petani terhadap keberhasilan program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Tingkat partisipasi petani dalam Program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. 2. Faktor- Faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam Program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. 3. Persepsi petani terhadap keberhasilan program Prima Tani di Desa Bangunsari Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini yaitu : 1. Dapat dijadikan bahan pemikiran dan pertimbangan bagi pembuat kebijakan terhadap program Prima Tani berikutnya agar lebih efektif. 2. Bagi Petani, diharapkan dapat berguna dalam upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis.