BAB II LANDASAN TEORI. (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana

dokumen-dokumen yang mirip
Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004


Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup didalamnya adalah. peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan yang sangat

MAKALAH TENTANG ATTENTION Pelayanan Prima Berdasarkan Konsep Perhatian ( ATTENTION ) SMK MUHAMMADIYAH 01 KELING TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lampiran I. Surat Edaran Nomor SE-121/PJ/2010 tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Usaha Perbankan

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

Keberadaan Bank BPD DIY cabang Senopati Yogyakarta Bank Pembangunan Daerah DIY sebagai salah satu bank pemerintah daerah

STRATEGI PELAYANAN PRIMA

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( Rapat ) PT. BANK SINARMAS Tbk.

SE - 121/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN USAHA PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi secara langsung dan terbuka (Kasmir, 2011). Sumber daya manusia yang dimaksud ialah frontliner. Peranan frontliner

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia,

BAB II LANDASAN TEORI. yang membutuhkan. Berikut definisi bank, sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. maupun lembaga yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mendatang. Dinamika yang terjadi di sektor jasa terlihat dari perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM LALU LINTAS KEUANGAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan meliputi penampilan maupun perilaku yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman antara pihak bank dengan pihak lain

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Hal ini dikarenakan masyarakat yang dihadapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang tidak pernah merasa puas terhadap kebutuhan sehari-harinya selalu

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, unsur pelayanan

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH. Oleh : Feni Fasta, SE, M.Si

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan jasa kepada masyarakat. Secara umum pengertian bank adalah suatu

SISTEM PERBANKAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang perlu mengutamakan kualitas pelayanan. Apabila bank tidak mampu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara baik secara ekonomi makro mikro ataupun kegiatan moneter.

BAB I Lembaga Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

PENERAPAN SERVICE EXCELLENCE OLEH CUSTOMER SERVICE PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CAPEM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

ANGGARAN DASAR PT BANK CIMB NIAGA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Melakukan investasi yang halal 1. Investasi yang halal dan haram. 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, 2. Memakai perangkat bunga

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN LOYALITAS NASABAH PADA BANK BRI UNIT VETERAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. mengintregasikan seluruh elemen yang ada dalam Customer Service agar sesuai

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, kegiatan pelayanan jasa sangat mendominasi

STRATEGI DAHSYAT MENINGKATKAN JUMLAH PENABUNG DI BANK. Oleh : Kamas Komarudin,SE.,MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan bisnis dan profit mereka (Arlan Rully, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. nasabah terhadap bank sering berubah sehubungan dengan karakter yang dimiliki

BAB III UPAYA BANK BTPN MENUJU GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan berbagai lembaga keuangan. Daya tarik (attractiveness) bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Pelaku bisnis harus mampu menciptakan ide ide baru agar dapat

BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan

1. Koreksi Penjualan AYDA sebesar Rp ,00

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan yang diberikan oleh pihak customer service. Di Bank

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU No. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global yang berkembang saat ini, muncul berbagai

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Umum Tentang Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Pengertian bank menurut Undang Undang RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan definisi mengenai bank, maka dapat dinyatakan fungsi bank adalah sebagai berikut : 1. Penghimpun dana masyarakat, 2. Sebagai lembaga pemberi kredit, 3. Sebagai lembaga yang melayani transaksi perdagangan dan pembayaran uang. 2.1.2 Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional 1. Menghumpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu 8

9 2. Memberikan kredit 3. Menerbitkan surat pengakuan hutang 4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya a. Surat surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat surat dimaksud b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat surat dimaksud c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah d. Sertifikat BI (SBI) e. Obligasi f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun, dan g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah 6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga

10 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek 11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat 12. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang undang tentang perbankan dan peraturan perundang undangan yang berlaku 13. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI 14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI 15. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang undangan dana pensiun yang berlaku 16. Melakukan kegiatan usaha bank berupa penitipan dengan pengelolaan/trust

11 2.2 Landasan Umum Tentang Service Excellence 2.2.1 Definisi dan Arti Penting Service Excellence 2.2.1.1 Definisi Service Excellence Service Excellence atau yang biasa dikenal dengan pelayanan prima adalah pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi dan selalu mengikuti perkembangan kebutuhan nasabah setiap saat, secara konsisten, akurat dan handal. (Nina Rahmayanty, 2008:18) Jadi jika disederhanakan, service excellence berarti pelayanan terbaik sesuai standar kualitas yang baik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan nasabah, sehingga nasabah akan merasa puas dengan pelayanan yang diterima. Ada beberapa definisi layanan prima menurut Rahmayanty (2010:17) adalah sebagai berikut : 1. Layanan prima adalah pelayanan yang sangat baik dan melampaui harapan pelanggan. Awalnya pelanggan memiliki harapan sederhana dan sementara dibenaknya bersifat biasa dengan standar umum yang banyak diberikan oleh perusahaan lainnya namun ternyata adanya pelayanan ekstra tak diduga serta merupakan surprise dari pelayanan perusahaan. 2. Layanan prima adalah pelayanan yang memiliki ciri khas kualitas (Quality nice). Ciri khas kualitas yang baik meliputi kemudahan, kecepatan, ketepatan, kehandalan dan emphaty dari petugas pelayanan dalam pemberian dan penyampaian pelayanan kepada

12 pelanggan sehingga langsung berkesan kuat terhadap yang dirasakan pelanggan waktu itu dan saat itu juga. 3. Layanan prima adalah pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi dan selalu mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara konsisiten adan akurat (handal). Berorientasi kepada kepuasan pelanggan, selalu mengikuti perkembangan standar Internasional/ISO, dan menerapkan manajemen mutu total/konsisten dan kesadaran mutu yang tinggi (high quality consciousness). 4. Layanan prima adalah pelayanan yang memenuhi kebutuhan praktis (practical needs) dan kebutuhan emosional (emotional needs) pelanggan. Kebutuhan praktis meliputi nilai yang dirasakan dengan bentuk berwujud fisik (tangible) dan kebutuhan emosional yang dirasakan kepada fisiologis pelanggan. Menurut Barata (2006:27) memberikan definisi layanan prima sebagai kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar mereka selalu loyal kepada organisasi/perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan, bahwa keberhasilan suatu pelayanan prima tergantung pada penyelarasan kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, dan tanggung jawab dalam pelaksanaannya saat penyampaian jasa. Dimana pelayanan prima yang diberikan perusahaan melalui penyampaian jasa oleh karyawan

13 dengan melampaui harapan dapat menimbulkan kepuasan dan konsumen menjadi loyal. 2.2.1.2 Arti Penting Service Excellence Service Excellence sangat penting bagi perusahaan termasuk bank. Nasabah saat ini semakin pintar memilih produk, yang memiliki kemudahan dan kenyamanan yang lebih dari pesaing. Oleh karena itu, pelayanan merupakan salah satu alternative yang dapat dijadikan perbedaan antara bank yang satu dengan yang lainnya. Bagi bank service excellence penting untuk mempertahankan loyalitas nasabahnya dan dapat membantu perkembangan bisnisnya dimasa yang akan datang. Dan bagi nasabah service excellence penting untuk menambah alternatif untuk mengambil keputusan dalam hal memilih dan membeli produk. Sedangkan bagi staf bank service excellence dapat memberikan rasa bangga untuk mereka karena bisa menerapkan baik baik pelayanan prima dan memberikan suatu kepuasan tersendiri untuk nasabah. 2.2.2 Konsep Dalam Service Excellence Manajemen pelayanan prima adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan serta mengendalikan proses pelayanan dengan standar yang sangat baik untuk memuaskan pelanggan agar tujuan perusahaan tercapai (Rahmayanty, 2010:16). Ada enam faktor dalam pelayanan prima, yaitu : 1. Ability (kemampuan)

14 2. attitude (sikap) 3. appearance (penampilan) 4. attention (perhatian) 5. action (tindakan) dan 6. accountability (pertanggung jawaban). Untuk dapat memberikan pelayanan prima dan menjalin hubungan yang baik dengan nasabah maka yang menjadi kunci keberhasilannya adalah orang (human), karena pelayanan dan menjalin hubungan dengan nasabah merupakan interaksi antara pegawai/pekerja perusahaan dengan masyarakat diluar perusahaan yang disebut nasabah. Perlu ditetapkan konsep diri dalam memberi pelayanan dan menjalin hubungan dengan nasabah berupa : 1. Sikap mental positif Sikap mental ini merupakan landasan dalam melaksanakan interaksi dengan nasabah. Ada tujuh perwujudan dari sikap mental positif, yaitu keinginan untuk maju, belajar dari orang lain, terbuka dan menerima ideide baru, kritis, aktif bertanya dan diskusi, partisipasi dalam kegiatan, komitmen mau mencoba sampai sukses, dan cermat mencatat hal-hal penting. 2. Orientasi kepuasan nasabah dan mengenal nasabah Pencapaian kepuasan nasabah hanya dapat dicapai dengan adanya sinergi dalam perusahaan yang pada akhirnya pegawai dapat memberikan kepuasan yang berkesinambungan kepada nasabah yang akan memberikan

15 keuntungan jangka panjang kepada stakeholder dan selanjutnya pemilik perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pegawainya. 3. Penghayatan terhadap waktu Sebagai pegawai perusahaan terkadang belum terdapat persepsi yang sama diantara para petugas mengenai waktu, sehingga tidak jarang bahwa terdapat pegawai yang masih menganggap remeh kepada nasabah, seolaholah tidak menghargai waktu yang telah dikorbankan. Untuk itu perlu adanya persepsi yang sama terhadap waktu dalam kaitannya dalam pelayanan. Kunci keberhasilan pelayanan adalah bagaimana pegawai dapat membagi waktu waktu tersebut bersama dengan nasabah dan menempatkan waktu tersebut sesuai dengan proporsinya masing masing sehingga dapat memuaskan nasabah. 2.2.3 Unsur unsur Kualitas Service Excellence Iwandah mengemukakan unsur unsur kualitas service excellence dalam blognya (http://iwandah.blogspot.co.id/2010/03/customer-service-pelayanannasabah.html, diakses pada tanggal 04 November 2015 : 21.56 WIB) adalah sebagai berikut : 1. Penampilan Penampilan harus menarik, sopan dalam bertutur kata dan penuh percaya diri 2. Tepat janji Secara utuh dan prima customer service sebaiknya memberikan informasi yang sebenarnya danjanji yang tidak muluk muluk karena hal tersebut

16 dapat menyebabkan resiko kehilangan nasabah jika yang diperoleh nasabah tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh petugas pelayanan atau customer service. 3. Kesediaan Melayani Sebagaimana fungsi dan wewenang customer service adalah melayani nasabah, konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia melayani nasabah. 4. Pengetahuan dan Keahlian Sebagai syarat untuk melayani dengan baik, customer service harus mempunyai pengetahuan dan keahlian di bidangnya serta memiliki wawasan yang luas terhadap wawasan mengenai produk dan sistem yang digunakan. 5. Kesopanan dan Ramah Tamah Customer Service dituntut untuk ramah tamah dan sopan dalam melayani, sabar, tidak egois dan santun dalam bertutur kepada nasabah. 6. Kejujuran dan Kepercayaan Customer Service dalam melakukan kegiatannya harus transparan dari aspek kejujuran. Dari aspek kejujuran ini customer service tersebut dapat dipercaya, baik oleh perusahaan tempatnya bekerja hingga nasabah yang tetap loyal kepada bank. 7. Kepastian Hukum Setiap pelayanan customer service yang diberikan terkadang ada yang mengandung unsur hukum yang sebaiknya memiliki kepastian hukum

17 yang jelas. Apabila ditemukan cacat hukum biasanya akan mempengaruhi kredibilitas instansi yang bersangkutan. Oleh karena itu customer service dituntut untuk berhati hati. 8. Keterbukaan Secara pasti bahwa setiap urusan/kegiatan yang memperlakukan ijin, maka ketentuan keterbukaan perlu ditegakkan. Keterbukaan itu akan mempengaruhi unsur-unsur kesederhanaan dan kejelasan informasi kepada masyarakat. 9. Efisien Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat adalah efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi. Dengan demikian efisiensi dan efektifitas merupakan tuntutan yang harus diwujudkan dan perlu diperhatikan secara serius. 10. Biaya Pemantapan pengurusan dalam pelayanan diperlukan kewajaran dalam penentuan pembiayaan, pembiayaan harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat dan pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. 11. Kesederhanaan Prosedur dan tata cara pelayanan kepada masyarakat untuk diperhatikan kemudahan, tidak berbelit - belit dalam pelaksanaan.

18 2.2.4 Tujuan Service Excellence Tujuan pelayanan prima yakni membangun kesetiaan konsumen. Kesetiaan pelanggan tidak dapat dibeli, kesetiaan tidak dapat dipaksakan, kesetiaan diperoleh melalui kepuasan yang diterima seiring berjalanya waktu (Rahmayanty, 2010:8). Dengan memberikan pelayanan prima melalui pelayanan ekstra atau lebih melalui konsep kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, dan tanggung jawab diharapkan pelanggan menjadi setia menggunaan jasa perusahaan. 2.2.5 Manfaat Service Excellence Service Excellence sangat besar manfaatnya bagi bank, selain meningkatkan citra bank dihadapan nasabah baik, service excellence juga dapat menjaga loyalitas nasabah terhadap bank karena kepuasan yang diperoleh nasabah dari pelayanan yang diberikan, dan biasanya kalau nasabah telah loyal maka nasabah tersebut akan enggan untuk berpindah ke bank lain, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan keuntungan bank dalam jangka panjang. Selain bagi bank, service excellence juga bermanfaat bagi personal/diri sendiri, karena service excellence secara tidak langsung akan membentuk pribadi yang professional, ceria dalam bekerja dan memungkinkan untuk jenjang karir di masa depan.