BAB I PENDAHULUAN. Muhammad sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Al-Qur an sendiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. materi, dan multikompleksnya masalah manusia. Menanggapi pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB V PENUTUP. telah terdapat beberapa kesimpulan sebagaimana berikut: perempuan tercermin dalam kalimat wa bimaa anfaqu min amwaalihim yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya. 1 Metode

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: serta juga berpedoman pada teori hukum yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus


BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Bahan penelitian berhadapan langsung dengan (nash) atau data angka dan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung mengunjungi

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan penelitian kepustakaan (library reseach); yaitu suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian field

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB III METODE PENELITIAN. tercapainya tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kebenaran ilmiah,

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU. DINA MARTIANY, S.H., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. keotentikannya telah dijamin oleh Allah, dan al-qur an juga merupakan kitab

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN. yang berasal dari Bahasa Inggris : method, bahasa latin : methodus, Yunani :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Analisa Tafsir dalam Rangka Membangun Teori Psikologi dari Integrasi Epistemologi

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB III METODE PENELITIAN. Dari pemaparan latar belakang dan rumusan masalah diatas, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB VII PENUTUP. 1. Konstruksi pemahaman aktivis organisasi keagamaan Muhammadiyah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan Logos yang artinya ilmu atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang dapat digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. poligami dalam bentuknya yang beragam telah ada dalam tahap-tahap awal dari

BAB III METODE PENELITIAN

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodrat alam, bahwa dua orang manusia dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. membentuk organ tubuh masyarakat. Jika keluarga baik, masyarakat secara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa kepada jalan yang buruk. Perzinahan termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

mengorbankan nyawa seminimal mungkin.2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah sebuah konsep hidup yang. individu maupun masyarakat. Tidak ada satu perkara pun yang terlewatkan

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu Negeri 5 Menara dengan cara menonton film tersebut. Dalam

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam keluarga muslim serta implementasi nilai-nilai Islam dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

MUTLAK DAN MUQAYYAD DALAM AL-QURAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Dalam penelitian, metode

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

kebenaran fakta yang diungkap dalam penelitian tersebut dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Al-Qur an sendiri telah, sedang, dan akan selalu ditafsirkan. Al-Quran memberikan kemungkinankemungkinan arti yang tak terbatas. Dengan demikian ayat selalu terbuka untuk interpretasi baru, tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal. 1 Al-Qur an sebagai fenomena linguistik, al-qur an bisa menimbulkan pemahaman yang berbeda di kalangan umat Islam, utamanya dalam bidang penafsiran. Artinya, bagaimana menafsirkan teks-teks al-qur an yang pada hakikatnya berasal dari Tuhan, yang tidak terbatas, bisa dipahami dengan baik 1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur an (Bandung: Mizan, 1989), 43.

oleh manusia yang terbatas. Sebab, sejak meninggalnya Nabi Muhammad SAW, yang diyakini sebagai penafsir al-qur an yang paling otoritatif, penafsiran terhadap al-qur an tidak pernah dikatakan tuntas, karena penafsiran sebagai cara pemahaman manusia pada dasarnya selalu berkembang seiring perkembangan cara berpikir manusia itu sendiri. Sehingga, tidak ada suatu metode atau bentuk penafsiran yang bisa diklaim sebagai penafsiran yang mutlak benar dan otoritatif. 2 Dengan keberadaan umat Islam yang menghuni setiap pelosok dunia, maka tafsir juga berkembang di semua tempat. Sudah barang tentu, tafsir yang muncul di suatu kawasan akan berlainan dan memiliki kekhususan tersendiri dibandingkan dengan yang muncul di daerah lain. Demikian pula, tafsir yang dihasilkan pada suatu masa mesti cenderung berbeda dari sebelum atau sesudahnya. Hal yang demikian ini disebabkan oleh adanya perubahan yang terus terjadi pada manusia seiring dengan berlalunya waktu. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia itu berhubungan dengan hal yang berhubungan dengan budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebiasaan cara pandang objek yang ditelaah, dan lain sebagainya. Semua itu tentu berpengaruh pada kemampuan akal dalam menganalisis ayat-ayat yang ditafsirkan. Tafsir al-qur an, sebagai usaha untuk memahami dan menerangkan maksud ayat-ayat suci al-qur an, telah melahirkan sejumlah karya penafsiran. Dinamika kegiatan penafsiran tersebut berkembang seiring dengan tuntutan zaman. Keanekaragaman latar belakang individu dan kelompok manusia, turut pula memperkaya tafsir dan metode pendekatan memahami al-qur an, dengan segala kelemahan dan kelebihannya. Dalam wilayah ini, konsep-konsep dan teori 2 Syafrudin, Paradigma Tafsir Tekstual dan Kontekstual Usaha Memaknai Kembali Pesan Al- Qur an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 3,5.

mengenai bagaimana sebaiknya menafsirkan dan memahami al-qur an telah banyak dilontarkan. Salah satu tema yang berkembang dan sering menjadi bahan diskusi dalam dunia tafsir dan ilmu tafsir adalah bagaimana membumikan al-qur an atau lebih tepatnya adalah bagaimana memahami al-qur an secara kontekstual. Di satu pihak pemahaman yang kontekstual itu merupakan kebutuhan umat Islam untuk merujuk kepada al-qur an dalam berbagai aspek kehidupan; di lain pihak, tafsir yang kontekstual itu tentunya akan menjadi bukti bahwasannya al-qur an memang merupakan petunjuk yang final dan bisa operasional dalam berbagai ruang dan waktu. Betapapun tidak mudah untuk melaksanakan ideal kontekstualisasi al- Qur an tersebut. Upaya ke arah sana sudah berlangsung sejak lama; hal itu terbukti dengan telah banyak munculnya kitab-kitab tafsir al-qur an dengan tokoh dan ciri khasnya masing-masing dalam khazanah kepustakaan muslim, yang berusaha untuk memahami al-qur an secara kontekstual dalam arti menjawab persoalan-persoalan yang muncul pada zaman ketika tafsir tersebut disusun secara operasional dan fungsional. Muatan tafsir dengan corak ini biasanya ditujukan untuk mengedepankan petunjuk al-qur an dan ajaran-ajarannya untuk dapat diambil petunjuknya secara praktis dalam kehidupan yang dengannya dapat diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Tafsir jenis ini pada dasarnya ingin agar petunjuk-petunjuk dari al-qur an

itu bisa digali dan dimanfaatkan secara fungsional oleh umat Islam dalam kehidupan nyata di dunia ini. 3 Indonesia merupakan suatu kawasan yang dihuni oleh umat Islam dalam kuantitas yang cukup besar. Bahkan dapat dikatakan bahwa kaum muslimin di republik ini merupakan umat Islam terbesar di suatu negara dibandingkan dengan negara lain. Dengan jumlah pemeluk yang demikian banyak, pastilah mereka juga membutuhkan tafsiran dari al-qur an yang diyakini sebagai sumber ajaran agamanya. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila di kawasan ini selalu bermunculan karya-karya tafsir dari masa ke masa. Seakan tiada putusnya hasil karya semacam ini terus bermunculan sampai saat sekarang. Para ulama dan cendikiawan muslim dengan ilmu pengetahuan dan produktifitas yang ada pada mereka terus melakukan kegiatannya dalam upaya menjelaskan makna dan kandungan al-qur an. Itu semua dilakukan sebagai wujud dari kepedulian mereka untuk menularkan pengetahuan yang dimiliki kepada sesama umat Islam. Tafsir yang dihasilkan oleh para ulama di Indonesia dewasa ini dapat dikatakan cukup banyak. Hasil kajian yang diterbitkan, sesuai dengan kemampuan dan keinginan yang ada pada masing-masing mufassir yang kemudian dituangkan dalam bentuk buku, cenderung berbeda dari hasil karya masa sebelumnya. Selain itu, metode dan corak penafsiran yang dianut dan dipergunakan dalam penafsiran juga semakin beragam dan tidak bertumpu pada metode tertentu. Hal ini menunjukan telah semakin berkembangnya pengetahuan dan kecenderungan dalam menafsirkan al-qur an. Tentu saja, kenyataan semacam ini sangat 3 Fakhruddin Faiz, Hermeneutika Qur ani Antara Teks, Konteks, dan Kontekstualisasi (Yogyakarta: QALAM, 2002), 5-7.

menggembirakan. Sebab, tanpa mengurangi penghargaan pada ulama Indonesia terdahulu beserta hasil karyanya, hal itu juga dapat dijadikan sebagai parameter dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kepedulian para ulama dan cendekiawan muslim terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Tafsir yang merupakan hasil karya para ulama Indonesia cenderung bermacam-macam, baik dari segi sumber pengambilan, metode, corak, maupun sistematikanya. Metodologi yang dianut dalam penyusunan tafsir yang ditulis oleh seorang ulama berbeda dari yang disusun oleh yang lain. Kenyataan yang semacam ini merupakan sesuatu yang sangat logis, mengingat masing-masing ulama tentunya memiliki bekal pengetahuan dan segala sesuatu yang tidak sama. 4 Salah satu tujuan dilakukannya upaya penafsiran al-qur an berdasarkan konteks keindonesiaan ini adalah pentingnya untuk membangun masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Oleh karena itu peran keluarga menjadi sangat penting dalam hal ini. Karena keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat. Keluarga merupakan sub sistem penting bagi pembentukan sistem masyarakat yang lebih luas. Penanaman nilai akan lebih efektif jika dilakukan oleh suatu keluarga. Hal ini disebabkan keterikatan emosional dalam keluarga menjadikan sosialisasi dapat berjalan lebih cepat dan mengakar. Keluarga, atau katakanlah unit terkecil dari keluarga adalah suami dan istri, atau ayah, ibu, dan anak yang bernaung di bawah satu rumah tangga. Unit ini 4 Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika Al-Qur an Mazhab Yogya (Yogyakarta: Islamika, 2003), 247-248.

memerlukan seorang pemimpin, dan dalam pandangan al-qur an yang wajar memimpin adalah suami atau ayah. 5 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-nisa (4) ayat 34: kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. 6 Namun ketika memasuki era informasi dan era globalisasi, bersamaan dengan itu dunia juga dihadapkan pada perubahan pandangan mengenai fungsi dan status wanita dalam berumah tangga. Persentase wanita yang bekerja hampir menyamai persentase sejumlah pria yang bekerja. Pada masa lampau, yang kita ketahui secara umum fungsi wanita adalah mengurus rumah tangga, membesarkan anak-anak serta mengurus kepentingan suami dan urusan lain yang berkenaan dengan kehidupan rumah tangga. Sedikit sekali wanita yang dibebani masalahmasalah ekonomi sebagaimana yang mereka alami sekarang. Hal tersebut telah menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. 7 Bersamaan dengan terbukanya pemikiran rakyat akan gagasan demokrasi, terbuka pula pemikiran perempuan Islam akan gagasan emansipasi. Secara berangsur-berangsur kondisi dan posisi wanita Indonesia membaik. Diberikannya kesempatan pada kaum wanita untuk mengenyam pendidikan, telah membuka 5 M. Quraish Shihab, Wawasan al-qur-an Tafsir Tematik atas Berbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 2007), 279. 6 QS. An-Nisa (4): 34. 7 Ibnu Musthafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21 (Bandung: Al-Bayan. 1993), 50.

jalan bagi mereka untuk bersikap kritis dan tidak menerima begitu saja sistem, budaya, dan nilai-nilai yang merugikan mereka. 8 Di tengah arus emansipasi, isu konsep persamaan hak dan kesempatan nampaknya masalah kepemimpinan dalam keluarga perlu ditafsirkan lebih detail. Secara psikologis lebih sulit bagi wanita sekarang ini menerima konsep kepemimpinan dalam keluarga. Tidak banyak wadah sosialisasi untuk wanita agar belajar bagaimana menerima kepemimpinan suami. Hal inidisebabkan dalam setiap aspek kehidupan di sektor publik wanita memiliki hak dan kesempatan yang sama, maka para wanita perlu belajar lagi menerima kepemimpianan dalam lembaga keluarga yang memiliki corak hubungan yang lebih emosional dan ekspresif dibandingkan hubungan interpersonal di sektor publik yang bersifat lebih formal dan rasional. 9 Sebagaimana permasalahan di atas adalah salah satu contoh dari berbagai persoalan yang ada di Indonesia pada saat ini. Oleh karena itu dibutuhkan penafsiran al-qur an yang sesuai dengan konteks keindonesiaan. Banyak mufassir yang mencoba untuk menafsirkan al-qur an dalam konteks keindonesiaan. Di antara sekian banyak mufassir tersebut adalah Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dan M. Quraish Shihab yang akan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini. 8 Said Agil Husin Al-Munawwar, Al-Qur an Membangun Kesalehan Hakiki (Jakarta: Ciputat Press, 2003), 216,217. 9 Wazin Baihaqi, Keluarga Islam dan Kemajemukan Nilai dalam Masyarakat, http://wazin mendale.blogspot.com/2012/02/keluarga-islam-dan-kemajemukan-nilai.html, diakses tanggal 8 Mei 2013.

Buya Hamka dan M. Quraish Shihab merupakan tokoh agamawan yang cukup disegani di Indonesia. Keduanya merupakan tokoh penafsir al-qur an yang sama-sama memiliki karya yang monumental yaitu Tafsir al-azhar dan Tafsir al- Mishbah. Di sini peneliti di dalam membandingkan kedua tokoh tersebut menggunakan contoh di dalam surat an-nisa ayat 34. Jadi penelitian ini menganalisis tentang bagaimana kedua tokoh tersebut menafsirkan ayat ini dalam kedua kitabnya yakni Tafsir al-azhar dan Tafsir al-mishbah. Penelitian ini membahas tentang bagaimana pandangan kedua mufassir tersebut melihat permasalahan yang semakin kompleks di Indonesia, sehingga diperlukannya tafsir al-qur an dalam konteks keindonesiaan. Peneliti tertarik meneliti kedua tokoh ini karena kedua tokoh tersebut merupakan tokoh yang ahli di bidang tafsir dan berbagai permasalahan umat. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran Buya Hamka dan M. Quraish Shihab dalam surat an-nisa ayat 34 dari segi substansinya? 2. Bagaimana metode tafsir yang digunakan oleh Buya Hamka dan M. Quraish Shihab dalam surat an-nisa ayat 34? C. Batasan Masalah Batasan masalah dibutuhkan untuk memberi batasan pembahasan dalam penelitian, sehingga objek tertentu akan dapat diteliti secara lebih spesifik dan mengena. Untuk memperoleh gambaran yang lebih utuh dan jelas, serta terhindar dari interpretasi yang meluas dan tidak fokus. Tafsir yang dilakukan oleh Buya

Hamka dan M. Quraish Shihab meliputi beberapa aspek dan yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah kontekstualisasi surat an-nisa ayat 34. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis persamaan dan perbedaan penafsiran Buya Hamka dan M. Quraish Shihab dalam surat an-nisa ayat 34 dari segi substansinya. 2. Untuk menganalisis metode tafsir yang digunakan oleh Buya Hamka dan M. Quraish Shihab dalam surat an-nisa ayat 34. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat secara teoritis maupun praktis dalam rangka aplikasinya di dunia pendidikan maupun di masyarakat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai tafsir al-qur an di Indonesia. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai implementasi kepemimpinan keluarga di Indonesia yang didasarkan atas mufassir-mufassir Indonesia. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber (data) primer, sehingga lebih sebagai penelitian dokumenter (documentary research).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis), yaitu menggambarkan secara umum tentang objek yang akan diteliti. 10 Dalam hal ini peneliti memaparkan tentang kontekstualisasi surat an-nisa ayat 34 perspektif Buya Hamka dan M. Quraish Shihab. 2. Metode Pengumpulan Data a. Sumber Data 1) Sumber Data Primer Sumber data primer adalah buku-buku atau literatur-literatur yang menjadi referensi utama dalam penelitian ini. Adapun literatur pokok yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dan Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. 2) Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah bahan rujukan kepustakaan yang menjadi pendukung dalam penelitian ini, baik berupa buku, artikel, tulisan ilmiah, dan lain sebagainya yang dapat melengkapi data-data primer di atas. Di antara literatur-literatur tersebut adalah hasil penelitian atau karya ilmiah yang ditulis oleh Buya Hamka dan M. Quraish Shihab serta tulisan-tulisan yang mendiskusikan pemikiran kedua tokoh tersebut secara umum dan pemikiran mereka di bidang tafsir al-qur an khususnya. b. Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data Untuk menghindari banyaknya kesalahan dan mempermudah pemahaman, maka peneliti menggunakan: 10 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1984), 48.

1) Editing Editing adalah proses penelitian kembali terhadap catatan, berkas-berkas, informasi yang dikumpulkan oleh pencari data. Pemeriksaan tersebut terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan maknanya, kesesuaian serta relevansinya dengan kelompok data yang lain dengan tujuan agar data-data tersebut sudah mencukupi untuk memecahkan permasalahan yang diteliti dan meminimalisir kesalahan dan kekurangan data dalam penelitian serta untuk meningkatkan kualitas data. Dalam hal ini, data-data yang diteliti kembali adalah penafsiran dua mufassir, yaitu Buya Hamka dan M. Quraish Shihab dalam menginterpretasikan ayat tentang kepemimpinan keluarga yang terdapat pada Tafsir al-azhar dan Tafsir al-mishbah. 2) Classifaying Tahapan ini adalah mereduksi data dengan cara menyusun dan mengklasifikasikan data yang diperoleh ke dalam pola tertentu untuk mempermudah pembacaan dan pembahasan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Di sini terdiri dari beberapa kategori tertentu, yaitu berdasarkan, pertama, sejarah hidup Buya Hamka dan M. Quraish Shihab yang meliputi: latar belakang keluarga, pendidikan, karir organisasi, dan karya-karyanya. Kedua, metode yang digunakan dan akar penafsirannya. 3) Verifying Sebagai langkah lanjutan adalah pembuktian kebenaran data untuk menjamin validitas data yang telah terkumpul. Di samping itu, untuk sebagian data peneliti memverifikasi dengan cara triangulasi, yaitu mencocokkan antara

hasil dari data yang satu dengan data yang lainnya sehingga dapat disimpulkan secara proporsional. 11 4) Analyzing Analisis terhadap data penelitian dengan tujuan agar data yang telah diperoleh tersebut bisa mudah untuk dipahami. Teori yang digunakan adalah analisis isi (content analysis), artinya metode atau analisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek kajian di dalam tulisan ini adalah menyangkut aspek isi. Seperti yang diungkapkan oleh Holsti yang dikutip Lexi J. Moleong bahwa content analysis adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara obyektif dan sistematis. 12 Dengan tehnik ini, data kualitatif yang diperoleh kemudian dipaparkan dan dianalisis secara kritis untuk mendapatkan analisis yang tepat. Data tersebut kemudian dikaji lebih dalam lagi sehingga mencapai kesimpulan dari permasalahan yang dibahas. Menurut Carney, prosedur analisis isi (content analysis) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Ada problem yang perlu dikonsultasikan kepada kerangka acu teoritik. Perlu diuji validitas metode yang digunakan serta perlu ditetapkan sampelnya, dengan hasil akhir berupa kategori dan unit rekaman dan konteks. Menyusun dalam unit-unit perlu format keterbakuan. Unit rekaman merupakan berbagai sesuatu yang perlu dihitung, mungkin berupa kata, tema, atau interaksi. Unit konteks merupakan suatu karangan yang di dalamnya terdapat unit rekaman; sedangkan unit konteks memberikan makna dari karangan itu. 11 M. Amin Abdullah, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipliner (Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta, 2006), 223. 12 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Liberty, 1999), 163.

Menghitung dalam arti kualitatif menyangkut pemaknaan mencari arti, diangkat dari intensitas kejadiannya. 13 Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka sangat diperlukan untuk menggunakan pendekatan-pendekatan. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan komparasi. Komparasi digunakan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan pemikiran kedua tokoh yang diteliti oleh penulis. Langkah-langkah dari metode komparasi adalah: 14 Pertama, menelusuri permasalahan yang setara tingkat dan jenisnya, dalam penelitian ini yang dijadikan obyek yaitu kontekstualisasi surat an-nisa ayat 34 perspektif Buya Hamka dan M. Quraish Shihab, bagaimana kedua tokoh tersebut dalam menginterpretasikan ayat tentang kepemimpinan keluarga yang terdapat pada Tafsir al-azhar dan Tafsir al-mishbah serta bagaimana metode tafsir yang digunakan keduanya. Kedua, mempertemukan dua atau lebih permasalahan yang setara tersebut, dalam kaitannya dengan penelitian ini setiap permasalahan dipertemukan agar diketahui persamaan dan perbedaannya. Ketiga, mengungkapkan cirri-ciri dari obyek yang sedang dibandingkan secara jelas dan terperinci. Keempat, menyusun atau memformulasikan teori-teori yang bisa dipertanggung jawabkan. 5) Concluding Pada langkah ini adalah pengambilan kesimpulan dari data-data yang telah diolah untuk mendapatkan suatu jawaban. Peneliti membuat kesimpulan atau menarik poin-poin penting yang kemudian menghasilkan gambaran secara 13 Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu pemikiran dan Penerapan (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 17. 14 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam: Dari Metode Rasional Hingga Kritik (Jakarta: Erlangga, 2005), 348,349.

ringkas, jelas dan mudah dipahami tentang kontekstualisai surat an-nisa ayat 34 perspektif Buya Hamka dan M. Quraish Shihab. H. Sistematika Penulisan Untuk melengkapi penjelasan dalam pengembangan materi penelitian ini serta untuk mempermudah dalam memahami maka pembahasan dalam penelitian ini akan dipaparkan dalam lima bab, dengan perincian sebagai berikut: Bab I membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang sebagai penjelasan timbulnya gagasan dalam penelitian ini. Di samping juga berisi tentang rumusan masalah sebagai fokus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka yang di dalamnya mencakup kajian teori dan penelitian terdahulu yang digunakan untuk mengetahui rumah kajian dalam penelitian ini, serta sisematika pembahasan. Bab II, merupakan kajian teori yang memuat penelitian terdahulu dan kajian pustaka yang meliputi, pengertian, macam-macam, dan urgensi tentang tafsir keindonesiaan, kontekstualisasi, kepemimpinan keluarga dan kajian metode tafsir. Bab III memaparkan tentang biografi Buya Hamka dan M. Quraish Shihab yang meliputi latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, karir organisasi, dan karya-karyanya. Bab IV memuat tentang analisis yakni akar dan metode penafsiran Buya Hamka dan M. Quraish Shihab. Terdiri dari penafsiran Buya Hamka dan M.

Quraish Shihab tentang surat an-nisa ayat 34, akar penafsiran dan analisis metodologis tafsir kedua tokoh tersebut. Bab V berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.