BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

dokumen-dokumen yang mirip
Sustainable Green Campus

PENGERTIAN GREEN CITY

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda

Edisi 06 / Oktober 2012 Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

Jurnal Penelitian Hayati UNAIR (accredited DIKTI), Special Edition No. 4E Tahun ISSN:

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

GREEN TRANSPORTATION

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Pertambahan dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat,

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI)

2015 PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

APA ITU GLOBAL WARMING???

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Lingkungan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laju pertumbuhan penduduk di berbagai belahan dunia termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

KAJIAN KEBERLANJUTAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) SEBAGAI KAMPUS KONSERVASI (Studi Kasus: UNNES Sekaran, Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

Sudirman Green Office

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INISIATIF INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA MENUJU KAMPUS HIJAU YANG BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. akan memberikan dukungan bagi pelaksanaan pembangunan. Pendidikan yang

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

INDONESIA NEW URBAN ACTION

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

PEMBUATAN BIOETANOL DARI FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Manihot glaziovii Muell) DENGAN MENGGUNAKAN RAGI

Perkembangan golf yang signifikan tidak terlepas dari pembangunan lapangan golf yang berkelanjutan di Indonesia. 2 Jumlah peminat golf dari tahun ke t

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program

Cara Cerdas Sikapi Kenaikan BBM

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

MANAJEMEN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI TINGKAT SD

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring perjalanan waktu, baik dimensi kenampakan fisik maupun non fisiknya.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini isu-isu tentang lingkungan menjadi salah satu suatu pusat perhatian seluruh Dunia, diantaranya isu global warming, krisis ketersedian sumber daya energi, krisis ketersedian sumber pangan dan lain-lainya, hal tersebut merupakan dampak dari kemajuan teknologi yang semakin meningkat yang tidak di imbangi dengan wawasan lingkungan. Namun inti dari semua penyebab terjadinya permasalahan lingkungan adalah manusia itu sendiri. Pertumbuhan manusia yang semakin meningkat menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya kebutuhan manusia, sehingga terjadi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan tidak terkendali, yang menyebabkan terjadinya kerusakan terhadap lingkungan. Permasalahan lingkungan pun semakin hari semakin meningkat. Di Indonesia saja, fenomena permasalahan lingkungan dapat dikatakan sangat tinggi, seperti deforestasi yang setiap tahunnya semakin meningkat sehingga menyebabkan hutan di Indonesia semakin berkurang dengan cepat. Padahal negara Indonesia sebagai salah satu penyumbang terbesar paru-paru dunia, Indonesia sendiri merupakan negara yang berada di urutan ketiga yang mempunyai hutan hujan tropis terluas di dunia. Peranan hutan dalam mengontrol cuaca dan menstabilkan perubahan iklim global dengan menyimpan karbon dengan jumlah yang sangat besar mempunyai peranan sangat penting. Disisi lain hutan pun mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan mempunyai peran penting dalam paradigma pembangunan, hal ini yang merupakan faktor pemicu terjadinya tingginya intesitas penembangan hutan. Paradigma pembangunan di Indonesia yang masih kurang memperhatikan aspek lingkungan, sangat perlu untuk menerapkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, tidak hanya di Indonesia tetapi diseluruh negara pun harus menerapkan pembangunan berwawasan lingkungan dan 1

2 berkelanjutan. Paradigma pembangunan harus mulai lebih diarahkan kembali terhadap pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Siahaan (2004:147) Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhannya. Wildensyah (2012:92) mengemukakan bahwa dalam pembangunan berkelanjutan ada tiga esensi yang harus diperhatikan diantaranya adalah Pertama, memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan yang akan datang. Kedua, tidak melampaui daya dukung lingkungan. Ketiga, mengoptimalkan sumber daya yang ada dengan menyelaraskan antara sumber daya manusia dan pembangunan dengan sumber daya alam. Salah satu bentuk penerapan pembangunan berkelanjutan yaitu pada tingkat kawasan pendidikan. Upaya pengaplikasian konsep pembangunan berkelanjutan pada sektor pendidikan dilakukan oleh salah satu badan organisasi dunia yaitu UNESCO yang mulai gencar menerapkan konsep Education For Sustainable Development (ESD). Kawasan pendidikan dalam penelitian ini adalah kawasan perguruan tinggi, yang merupakan kawasan tempat dimana para intelektual muda dilahirkan, untuk dapat memberi solusi dalam suatu permasalahan bangsa dan pengembangan suatu bangsa. Sektor pendidikan merupakan salah satu alternatif yang baik untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Salah satunya adalah kampus yang menerapkan keberlanjutan. Kampus berkelanjutan merupakan kampus yang peduli terhadap lingkungan untuk masa yang akan datang, seperti halnya yang dikemukakan oleh menurut Thomashow (dalam Phramesti & Yuliastuti, 2013:184) kampus berkelanjutan adalah Kampus yang menerapkan visi kawasan ekologis dengan teknologi, karakter, komunitas, program, yang menciptakan dan membentuk gaya hidup ramah lingkungan pada orang-orang yang menjadi bagian dari kampus tersebut. Yang sudah seharusnya perguruan tinggi dapat memberikan contoh atau menunjukkan pemikiran yang lebih baik terhadap tanggung jawab manusia

3 terhadap kondisi lingkungannya dengan mengadopsi pendekatan berkelanjutan. Menurut meng, Abidin & Razak (dalam Ruby dan Nani, 2013:186) mengemukakan bahwa : Kampus dipandang sebagai kawasan yang memiliki tingkat penggunaan energi yang tinggi melalui aktivitas pendidikan di gedung-gedung, serta produksi sampah yang besar dari aktivitas warga kampus. Kampus berkelanjutan ini kemudian dipopulerkan dengan istilah ecocampus atau dikenal dengan istilah kampus hijau (green campus), eco-campus merupakan kampus yang menerapkan konsep ekologis yang ramah lingkungan, ini seperti yang dikemukakan oleh Wildensyah (2012:92) eko-kampus adalah konsep pengelolaan lingkungan hidup di wilayah kampus dengan melibatkan semua civitas akademik (warga kampus). Di Indonesia sendiri program eco-campus telah banyak di implementasikan pada Universitas negeri dan swasta, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknik Bandung(ITB) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan lain-lainya. Tujuan dari program eco-campus sendiri bukan hanya untuk ajang meningkatkan gengsi, tetapi Pada dasarnya penerapan program eco-campus bertujuan untuk mengupayakan agar warga kampus dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian warga kampus terhadap lingkungan sekitarnya, dengan cara membiasakan diri dengan selalu menjaga lingkungan sekitarnya. Salah satu universitas ternama di Indonesia yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan kampus yang akan mulai mengembangkan program eco-campus, seperti yang dikemukakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPI dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana (PPLHMB) yang telah melakukan kegiatan sosialisasi kepada para pihak dan civitas akademika UPI untuk mendukung program eco-campus di UPI pada tanggal 30 November 1 Desember 2010 di Auditorium LPPM. UPI sendiri merupakan kampus yang letaknya berada di bawah kaki gunung tangkuban perahu, hal ini jelas akan menjadi faktor yang mendukung UPI dalam mengembangkan program eco-

4 campus. Bukan saja kondisi lingkungan yang menjadi salah satu faktor UPI mengembangkan program eco-campus, tetapi UPI yang merupakan kampus yang banyak menghasilkan seorang guru dapat menjadi salah satu pembawa perubahan terhadap peserta didiknya, sehingga guru tersebut dapat menerapkan kepedulian terhadap lingkungan terhadap peserta didiknya. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang akan menuju eco-campus belakangan ini mulai mengembangkan program berwawasan lingkungan dan hemat energi yang menjadi point terpenting dalam program eco-campus. Salah satu dari program eco-campus tersebut yaitu mengajak para pengguna kendaraan bermotor untuk berbudaya berjalan kaki dan bersepeda untuk mengurangi polusi udara, mengadakan bus kampus, gerakan penghijaun seperti penanaman pohon yang telah dilakukan pihak kampus UPI di lahan terbuka, menerapkan sistem Water Treatment Plant (WTP), kemudian mulai menggunakan alat-alat yang hemat energi listrik, desain gedung yang mulai menerapkan konsep green building. Pola pikir seluruh perilaku warga kampus UPI untuk ikut serta menjaga dan memelihara lingkungan menjadi faktor terpenting dalam keberhasilan program eco-campus di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Perilaku kebiasan warga kampus, kepedulian, pemahaman dan pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan program eco-campus. Kesiapan warga kampus harus lebih diperhatikan dalam memulai implementasi pengembangan program eco-campus, agar implemntasi eco-campus tersebut dapat tercapai dengan lancar dan baik. Menurut Salatin dalam Ruby & Nani (2013:183) bahwa: Untuk mewujudkan konsep seperti kampus ramah lingkungan, eko kampus, kampus berkelanjutan, kampus konservasi atau istilah-istilah lainnya yang sebenarnya memiliki prinsip yang sama, yaitu berwawasan lingkungan, maka perlu didukung oleh setiap civitas akademika yang ada di dalamnya. Maka dari itu kesiapan warga kampus sangat perlu untuk pencapaian hasil yang maksimal.

5 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KESIAPAN WARGA KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MENUJU ECO-CAMPUS. B. Rumusan Masalah Berdasarkan data dan uraian di atas, diharapkan dapat diketahui sejauh mana pelaksanaan eco-campus yang berada di lingkungan kampus Bumi Siliwangi UPI. Maka dari itu penulis melakukan penelitian dengan judul KESIAPAN WARGA KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MENUJU ECO-CAMPUS. Adapun rumusan masalah penelitian ini lebih ditekankan kepada hal-hal yang menyangkut:: 1. Bagaimanakah pengetahuan (kognitif) warga kampus UPI tentang ecocampus? 2. Bagaimanakah sikap (afektif) warga kampus UPI terhadap eco-campus? 3. Bagaimanakah keterampilan (psikomotor) warga kampus UPI tentang ecocampus? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kesiapan pengetahuan warga kampus UPI terhadap ecocampus. 2. Untuk mengetahui kesiapan sikap warga kampus UPI terhadap eco-campus. 3. Untuk mengetahui kesiapan keterampilan warga kampus UPI tentang ecocampus D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

6 1. Memperoleh informasi tentang sarana dan prasarana yang menunjang program eco-campus. 2. Memperoleh informasi tentang kesiapan warga kampus dalam pelaksanaan eco-campus di UPI. 3. Bagi pihak universitas pendidikan Indonesia sebagai bahan masukan kepada pengembangan (stakeholder) eco-campus di Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Sebagai bahan acauan serta referensi bagi penelitian yang terkait selanjutnya.