BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN

JALAN TOL BAGI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi (jarak pendek antara 1 2 km) maupun dengan moda

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN. Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang memiliki mobilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan lokasi merupakan bagian dari aktivitas strategik manajemen (Tabari

Kuesioner Karakteristik Pejalan Kaki Di Koridor Jalan Pasar Ruteng

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki peran penting dalam sistem transportasi setiap kota karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENYEDIAAN LAJUR SEPEDA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

BAB I PENDAHULUAN. tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas dan daya tariknya kemudian berangsur-angsur akan berubah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Merriam webster s Collegiate Dictionary. Tenth Edition (Massachussets, USA 1994), 64

Manajemen Fasilitas Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan. 1. Pejalan kaki itu sendiri (berjalan dari tempat asal ke tujuan)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5. Konsep Urban Design Guidelines yang Memperhatikan Kebutuhan Pejalan Kaki Usia Kanak-Kanak dan Usia Lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

selatan Ringroad dan sebagian Sleman yang berada di sebelah utara Ringroad. Meskipun demikian, kondisi wilayah perkotaan yang berada di dalam jalan

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 408/P/SK/HT/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya

: Analisis Pengukuran Kinerja Trans Sarbagita dalam Metode Balanced Scorecard Nama : I Gde Eggy Prasutha Wiguna NIM :

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR

GREEN TRANSPORTATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Mobil Penumpang Bus Truk Sepeda Motor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan kendaraan (demand), belum tersedianya fasilitas transportasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. masyarakat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Aksesibilitas a. Geometri koridor jalan b. Tautan & kontinuitas akses spasial & visual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota dan wilayah memiliki pusat-pusat yang merupakan tujuan dari mobilitas penduduk. Pusat-pusat tersebut dapat merupakan kawasan komersil, perkantoran, industri, dan pendidikan. Sedangkan mobilitas penduduk menggunakan berbagai moda mulai dari yang paling sederhana yaitu dengan berjalan kaki, dengan sepeda, dan dengan kendaraan bermotor. Mobilitas penduduk dengan berjalan kaki saat ini terus ditingkatkan pelayanannya, sebagai respon berbagai masalah perkotaan karena kendaraan bermotor. Ketergantungan yang berlebihan terhadap moda kendaraan bermotor menimbulkan masalah kemacetan, polusi, dan menurunnya kesehatan penduduk. Untermann (1984) menyebutkan bahwa saat ini jalan cenderung untuk kendaraan bermotor, yang seharusnya merupakan hak pejalan kaki. Disebutkan juga kepentingan pejalan kaki sering diabaikan demi kepentingan kelancaran lalu lintas kendaraan bermotor. Contoh nyata pengabaian ini adalah berbagai peraturan dan standar yang lebih mengakomodasi kepentingan pengguna kendaraan bermotor. Namun Untermann (1984) juga menyebutkan bahwa pengabaian ini jarang terjadi di lingkungan kampus. Dia menyebutkan bahwa umumnya kampus terdiri dari bangunan yang diatur secara kompak untuk memudahkan mahasiswa berjalan kaki. Selain itu di kawasan pusat kampus juga sering diatur agar bebas dari lalu lintas kendaraan bermotor. Mat dkk (dalam Shekari, 2014) menyatakan lingkungan kampus dengan jumlah mahasiswa dan karyawan yang besar serta berbagai aktivitas di dalam kampus menjadikan kampus setara sebagai sebuah kota kecil. Pernyataan Mat dkk tersebut tentu relevan dengan Universitas Gadjah Mada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas ini merupakan salah satu universitas terbesar di Indonesia dengan berbagai aktivitas yang terjadi di lingkungan kampus (Kanopi, 2012). Universitas Gadjah Mada juga berupaya 1

mengakomodasi kepentingan pengguna non motor saat melakukan perjalanan dalam kampus. Upaya ini diinisiasi dalam bentuk kebijakan dengan menjadi Walkable Campus (Pancawati, 2008). Walkable Campus bertujuan menjadikan lingkungan kampus yang ramah terhadap pengguna moda non motor. Kebijakan menjadikan kampus yang ramah untuk pengguna non motor dituangkan dalam RIPK UGM tahun 2005-2015 (Pancawati, 2008). Berbagai program telah dilaksanakan untuk mendukung kebijakan ini. Seperti misalnya KIK, sepeda kampus beserta jalurnya, dan peningkatan jalur pedestrian baik yang berkanopi ataupun tidak. Suatu kebijakan atau program perlu dievaluasi untuk mengetahui pengaruh intervensi dari kebijakan atau program tersebut. Dampak dan pengaruh baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan perlu dinilai untuk pengembangan kebijakan atau program selanjutnya. Penilaian dampak dan pengaruh tersebut dalam bidang penelitian dikenal dengan riset evaluasi. Riset evaluasi dijelaskan oleh Wirawan (2012) merupakan riset yang mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi mengenai obyek evaluasi. Lebih lanjut dijelaskan riset evaluasi menilai dengan membandingkan indikator evaluasi dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan mengenai obyek evaluasi. Berbagai program untuk menjadikan kampus ramah terhadap pengguna non motor di UGM belum diketahui tingkat keberhasilan dan keefektifannya. Seseorang sangat mungkin menganggap suatu program berjalan efektif saat tidak ada protes dari target program atau pengguna. Sangat mungkin juga program sudah dianggap berkelanjutan dengan adanya target program yang menggunakan output program. Namun sebagai masyarakat ilmiah kita diharuskan menilai berdasar metode dan hasil produk ilmiah. Sehingga untuk menilai tingkat keberhasilan dan keefektifan suatu program perlu didasarkan pada riset evaluasi. Penelitian ini mencoba melakukan evaluasi pada Universitas Gadjah Mada berdasarkan jalur pedestriannya. Jalur pedestrian dipilih untuk dievaluasi karena berdasarkan literatur, studi tentang evaluasi jalur pedestrian di UGM belum 2

pernah dilakukan. Selain itu pedestrian merupakan pengguna moda paling lemah jika dibandingkan dengan pengguna kendaraan bermotor karena mereka melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Sepeda kampus Universitas Gadjah Mada juga sangat terkait untuk pemenuhan kepentingan pedestrian. Seperti dikuatkan oleh pendapat Untermann (1984) bahwa kita semua adalah pedestrian. Tidak peduli apakah seseorang menggunakan motor, mobil, atau bus untuk menuju kampus, setiap dari tempat pemberhentian kendaraan seseorang pasti melanjutkan dengan berjalan kaki (Untermann, 1984). Hal lain yang mendorong pentingnya evaluasi jalur pedestrian di UGM adalah fakta masih banyak mahasiswa yang berjalan kaki pada satu jalur dengan kendaraan bermotor tanpa adanya pemisah. Hal tersebut berisiko terhadap keselamatan pedestrian. Ini dikuatkan oleh temuan Pancawati (2008), bahwa sebanyak 265 responden dari total 269 sampel sangat setuju dan setuju adanya trotoar di UGM mampu mendorong berjalan kaki di kawasan kampus dan meningkatkan rasa aman. Alasan lain adalah UGM sebagai salah satu kampus terbesar di Indonesia juga mampu membangkitkan fungsi rekreasi. Fungsi rekreasi tersebut terlihat dari banyaknya kunjungan ke kampus ini oleh sekolah-sekolah dan masyarakat sekitar, baik untuk tujuan mengenal kampus atau sekadar berkeliling dengan kaki menikmati suasana kampus. Tentu dengan fungsi lain selain pendidikan ini semakin menunjukkan kepentingan bahwa jalur pedestrian yang efektif dan relevan menjadi sangat penting. Jalur pedestrian yang hendak dievaluasi tentu yang saat ini telah menyediakan fasilitas untuk pejalan kaki. Fasilitas ini yaitu tersedianya trotoar, hal ini penting agar tidak terjadi kesalahpahaman mengingat saat ini masih banyak yang berjalan di jalan raya karena memang tidak terdapat trotoar. Efektivitas dan relevansi trotoar UGM saat ini belum dapat dijelaskan oleh penelitian-penelitian terdahulu. Seperti Pancawati (2008) yang meneliti apa saja yang mampu mendorong civitas UGM berjalan kaki di UGM. Lebih berorientasi terhadap peluang (opportunity) untuk membuat mahasiswa yang belum berjalan kaki di kampus menjadi berjalan kaki saat bermobilitas dalam kampus. Sementara tidak 3

dapat dijelaskan seperti apa kondisi trotoar yang digunakan oleh pejalan kaki (strength/weakness) dan bagaimana pendapat pejalan kaki tersebut dengan kondisi trotoar yang biasa mereka lalui (user perception) saat ini. Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan evaluasi terhadap jalur pedestrian di Universitas Gadjah Mada. Evaluasi terhadap efektivitas dan relevansi jalur pedestrian, serta hubungan di antara hasil keduanya, merupakan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan, agar dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan selanjutnya. 1.2 Pertanyaan Penelitian Kebijakan Walkable Campus bertujuan meningkatkan keamanan dan kenyamanan civitas akademika UGM dalam berkegiatan di dalam kampus. Berbagai program telah diimplementasikan untuk pengguna moda non motor. Salah satunya adalah program terkait peningkatan layanan jalur pedestrian. Program meningkatkan kualitas jalur pedestrian misalnya dengan menambah kanopi, penerangan, dan akomodasi orang tuna netra dengan jalur khusus. Program jalur pedestrian ini perlu dievaluasi agar diketahui efektivitas dan relevansinya. Kondisi jalur pedestrian saat ini dan persepsi pedestrian terhadapnya akan menjadi masukan penting untuk mengakomodasi kepentingan pedestrian selanjutnya. Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini akan menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Seberapa jauh jalur pedestrian saat ini efektif dalam menyediakan fasilitas untuk pedestrian? 2. Seberapa jauh jalur pedestrian saat ini relevan dengan kebutuhan pedestrian? 3. Bagaimana gap antara hasil evaluasi efektivitas dan relevansi jalur pedestrian? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan pertanyaan penelitian di atas maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Mengevaluasi efektivitas jalur pedestrian di UGM saat ini dalam penyediaan fasilitas untuk pedestrian. 4

2. Mengevaluasi relevansi jalur pedestrian di UGM saat ini terhadap kebutuhan pedestrian. 3. Memetakan penggal trotoar di UGM berdasarkan efektivitas. 4. Memetakan penggal jalan bertrotoar di UGM berdasarkan relevansi. 5. Mengidentifikasi gap antara hasil evaluasi efektivitas dan relevansi jalur pedestrian di UGM saat ini. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dengan dilakukannya penelitian evaluasi ini diharapkan tidak hanya untuk kepentingan peneliti sendiri. Beberapa pihak yang diharapkan memperoleh manfaat dengan penelitian ini adalah: 1. Pengelola Universitas Gadjah Mada Penelitian evaluasi jalur pedestrian di UGM diharapkan dapat menjadi dasar keputusan perbaikan jalur ke depan. Hal ini karena analisis efektivitas yang dilakukan tidak diambil berdasarkan sampel melainkan populasi. Sedangkan untuk analisis relevansi dapat menjadi prioritas perbaikan, karena hasil analisis ini merupakan hal yang pokok dan mendesak menurut pengguna jalur/pejalan kaki di UGM. Meskipun analisis relevansi tersebut hanya mengambil sampel 205 pejalan kaki karena tidak diketahui populasi pejalan kaki di UGM. 2. Kalangan Akademisi Diharapkan penelitian ini memperkaya ilmu pengetahuan terkait evaluasi output. Penelitian evaluasi ini mencoba pendekatan baru dengan tidak hanya menilai kualitas jalur pedestrian dari segi teori, tetapi juga memperbandingkannya dengan kebutuhan utama dari perspektif pengguna. Berkaitan dengan itu penelitian ini dapat berfungsi sebagai masukan teori dan konsep evaluasi jalur pedestrian, yang selama ini hanya fokus memperbandingkan terhadap standar saja. 3. Pejalan kaki di UGM Diharapkan setelah dilakukannya penelitian evalusi ini manfaat dapat langsung dirasakan oleh pejalan kaki di UGM, karena perbaikan jalur menurut prioritas mereka. 5

1.5 Batasan Penelitian Untuk menjaga penelitian agar tidak melebar dari pokok bahasan dan tujuan penelitian maka penelitian ini mempunyai batasan sebagai berikut: 1. Fokus penelitian adalah mengevaluasi jalur pedestrian yang ada saat ini terkait efektivitas dan relevansinya. Mencakup evaluasi kondisi fisik jalur pedestrian/trotoar serta relevansinya terhadap kebutuhan pedestrian. Penelitian ini tidak melakukan kajian historis terhadap sejarah program dan perkembangan program. Selain itu tidak melakukan analisis efisiensi penggunaan biaya. 2. Lokasi penelitian adalah kawasan dalam batas administratif Universitas Gadjah Mada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Batasan waktu penelitian evaluasi jalur pedestrian adalah tahun 2014. Pengambilan data lapangan dilaksanakan dari bulan Maret-Desember 2014. Sehingga evaluasi proses perkembangan jalur pedestrian yang biasanya multi tahun tidak dilakukan analisis. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian tentang pedestrian di area kampus sudah pernah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Penelitian tentang pedestrian di Universitas Gadjah Mada juga sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain. Namun secara fokus penelitianpenelitian tersebut tidak sama dengan penelitian ini. Berikut akan diuraikan perbedaan-perbedaan penelitian tersebut dari segi fokus, metode, dan lokasi penelitian. Penelitian tentang pedestrian di Universitas Gadjah Mada pernah dilakukan oleh Pancawati pada tahun 2008. Penelitian Pancawati fokus pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemauan civitas UGM, dari yang sebelumnya menggunakan kendaraan bermotor untuk berjalan kaki. Selain fokus tersebut Pancawati juga meneliti tentang respon civitas UGM terhadap Walkable Campus. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deduktif kuantitatif kualitatif dengan sampel 269 orang. Sampel diambil secara purposive yaitu civitas UGM yang masih menggunakan kendaraan bermotor. 6

Penelitian tentang evaluasi jalur pedestrian di area kampus juga pernah dilakukan oleh Shekari dkk yang hasilnya dipublikasikan pada 2014. Lokasi penelitian adalah kampus UTM Universiti Teknologi Malaysia. Penelitian Shekari dkk berfokus hanya pada fisik jalur pedestrian dengan metode PLOS (pedestrian level of service). Sebuah metode yang merupakan pengembangan LOS (level of service) pada jalan raya. Metode yang digunakan Shekari dkk adalah deduktif kuantitatif dengan hasil akhir berupa skor-skor dalam rentang 5 skala untuk jalan yang bertrotoar, yaitu A yang paling menyenangkan sampai E tidak menyenangkan. Sedangkan nilai F (paling tidak menyenangkan) diberikan Shekari dkk jika tidak ada fasilitas standar sama sekali untuk pedestrian. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ha dkk pada tahun 2011 di Sadang Station Korea menggunakan Green Score. Green Score yang dimaksud oleh Ha dkk adalah sejenis evaluasi lingkungan pedestrian seperti PLOS yang dilakukan oleh Shekari dkk pada 2014. Ha dkk fokus pada jalan-jalan pedestrian yang bersimpangan dengan jalan kendaraan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Dengan hasil akhir adalah peta skor lingkungan pedestrian dalam 5 kategori. Yaitu rentang skor 81-100 untuk kualitas paling baik dan rentang skor <20 untuk kualitas paling jelek. Penelitian lain tentang jalur pedestrian dilaksanakan oleh Clifton dkk pada 2007. Berbeda dengan penelitian lain yang melakukan penelitian tentang jalur sendiri. Clifton melakukan penelitian untuk menguji alat evaluasi lingkungan pedestrian. Jadi bukan fokus untuk menemukan kualitas lingkungan jalur, tetapi fokus pada uji reliabilitas alat evaluasi. Alat evaluasi yang dikembangkan Clifton dkk adalah PEDS (pedestrian environmental data scan). Uji yang dilakukan oleh Clifton dkk adalah dengan meminta orang yang telah diberi pengarahan sebelumnya untuk menilai kualitas lingkungan pedestrian. Data yang terkumpul dari beberapa orang tersebutlah yang dianalisis untuk menentukan reliabilitas alat uji. Kappa statistics, percent agreement, dan concordance W correlation coefficient digunakan untuk menguji reliabilitas alat uji. Jadi Clifton dkk fokus terhadap penilaian antar beberapa orang penilai tersebut daripada kualitas jalur itu 7

sendiri. Semakin sama standar penilaian atau persetujuan yang tinggi antar penilai maka semakin reliabel alat uji yang mereka kembangkan. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perhatian untuk meneliti lingkungan tempat berjalan pedestrian telah berkembang. Bahkan Clifton dkk menguji reliabilitas alat uji yang mereka kembangkan demi penyempurnaan alat evaluasi lingkungan pedestrian. Namun penelitian terdahulu hanya fokus pada lingkungan pedestrian seperti penelitian Shekari dkk (2014) dan Ha dkk (2011). Sedangkan penelitian ini selain fokus pada lingkungan pedestrian juga fokus pada pengguna atau user. Sangat berbeda dengan penelitian Pancawati (2008) yang fokus pada orang yang belum berjalan di trotoar. Penelitian ini juga mencoba menganalisis menggunakan concordance W seperti yang pernah dilakukan Clifton dkk (2007) untuk mengetahui derajat persetujuan antar pedestrian. Derajat persetujuan yang dimaksud diperoleh dari persepsi mereka terhadap jalur saat ini. Dengan menganalisis menggunakan dua metode, yakni analisis lingkungan tempat mereka berjalan serta analisis persepsi mereka terhadap kondisi saat ini, diharapkan penelitian ini lebih tajam dalam hasil evaluasinya. 8