BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKUADES BIJI SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP STRUKTUR HISTOLOGIS PARU MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Uta, 2003). Jerawat terjadi ketika pori-pori kulit dipenuhi oleh minyak, sel kulit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Antibiotik adalah obat yang digunakan sebagai obat anti infeksi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Hewan Coba

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan post-test only control group design. Hewan uji dirandomisasi baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

PENGARUH PEMBERIAN JUS PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP KERUSAKAN HISTOLOGIS ALVEOLUS PARU MENCIT YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SKRIPSI

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang meliputi persentase hepatosit normal, pembengkakan hepatosit, hidropik,

BAB V HASIL PENELITIAN. Pembuatan ekstrak etanol Morinda citrifolia L dengan cara mengekstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan mengelilingi gigi. Gingiva terbagi menjadi gingiva tepi, gingiva cekat dan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang, termasuk Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai pada masyarakat dengan prevalensi mencapai 50% (Wahyukundari,

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, didefinisikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4. Borok Pada Ikan Mas yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis dengan uji one way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test membuktikan bahwa adanya perbedaan pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap kerusakan alveolus paru tikus yang dipapar asap rokok antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kerusakan alveolus paru tikus pada penelitian ini dinilai berdasarkan adanya oedema paru, infiltrasi sel radang, destruksi septum alveolar. Dari hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol normal (Kkn) dan kelompok kontrol negatif (Kk-), kelompok kontrol negatif (Kk-) dan kelompok perlakuan III (PIII). Kelompok kontrol normal yang tidak mendapatkan paparan asap rokok maupun tidak biberikan ekstrak daun sirsak dengan 3 ekor tikus mempunyai gambaran kerusakan alveolus ringan. Gambaran seperti ini didapatkan disebabkan variabel luar yang tidak bisa dikendalikan seperti kondisi psikologik tikus, imunitas tikus, pathogenesis suatu zat yang dapat merusak struktur histologis paru, regenerasi masing-masing tikus dan keadaan lingkungan sekitar. Perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol normal dan kelompok kontrol negatif disebabkan pada kelompok kontrol negatif mendapat paparan asap rokok yang mengandung radikal bebas yang menyebabkan stress oksidatif sehingga menimbulkan kerusakan pada muccociliary clearance. Bulu-bulu getar, reflek 44

45 batuk, dan makrofag alveolar tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga tidak dapat membuang artikel atau bakteri yang masuk ke dalam paru kondisi ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi yang masuk ke dalam paru. Makrofag dan neutrofil yang berkumpul membebaskan granulanya yang kaya akan beragam protease sel sehingga meningkatkan aktivitas protease dan menyebabkan pelepasan neutrofil elastase. Peningkatan neutrofil elastase akan menyebabkan ketidakseimbangan antara enzim α1-antitripsin dengan neutrofil elastase dan penurunan kadar α1-antitripsin menyebabkan proteksi terhadap jaringan parenkim paru berkurang sehingga terjadi destruksi dinding alveoli. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kristina (2014), asap rokok menyebabkan terjadinya stress oksidatif. Stress oksidatif menyebabkan peroksidasi lipid yang akan menimbulkan kerusakan sel, inflamasi, dan faktor kemotatik neutrofil seperti interleukin 8 dan leukotriene B 4 yang merangsang neutrofil melepaskan protease yang dapat merusak jaringan ikat parenkim paru dengan menyebabkan terjadinya elastisitas berlebihan pada paru sehingga timbul kerusakan dinding alveolar.

46 A B Gambar 5.9. Gambaran mikroskopi struktur alveolus pada kelompok kontrol normal (A) dan kelompok kontrol negatif (B) dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) (400x) Keterangan: Edema Infiltrasi Sel Radang Destruksi Septum Alveolar Penelitian ini juga didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan III. Ekstrak daun sirsak diberikan pada kelompok perlakuan I, kelompok perlakuan II, dan kelompok perlakuan III dengan dosis yang berbeda untuk mengetahui pengaruh zat zat yang terkandung dalam ekstrak daun sirsak terhadap kerusakan alveolus paru tikus, karena pada ekstrak daun sirsak memiliki kandungan annonaceous acetogenin, flavonoid, terpenoid, alkaloid, polifenol, saponin, dan tanin yang berperan sebagai anti tumor, anti mikroba, anti parasit, dan anti virus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irfan (2014) seiring peningkatan dosis perlakuan ekstrak etanol daun sirsak, jumlah nilai kerusakan paru mencit semakin menurun. Penelitian ini didapatkan hasil bahwa ekstrak daun sirsak tidak dapat mengurangi kerusakan alveolus paru tikus. Kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun sirsak dengan dosis paling tinggi mempunyai gambaran mikroskopik

47 alveolus paru paling rusak, yaitu pada kelompok perlakuan III. Terdapat kerusakan ringan 1 ekor dan kerusakan sedang 4 ekor. Perbedaan pada penelitian ini terjadi kemungkinan dipengaruh oleh beberapa faktor. Pertama, daun sirsak diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, etanol merupakan pelarut yang memiliki sifat semipolar sehingga komponen aktif dengan kepolaran yang beragam dapat terekstraksi lebih sempurna, etanol memiliki titik didih yang rendah sehingga mudah pemisahannya dengan komponen aktif dalam daun sirsak. Jika etanol pada penelitian ini tidak dipisah dengan komponen aktif dalam daun sirsak secara sempurna akan mempengaruhi pada hasil kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak. Kedua, pada proses pengenceran ekstrak daun sirsak memakai pelarut PEG (polietilen glikol). PEG sebagai pelarut yang dapat meningkatkan penyebaran obat di dalam tubuh dan tidak beracun, tetapi pada PEG membutuhkan perhatian ketika menyimpan ekstrak yang sudah diencerkan, jika disimpan pada ruang dengan suhu terlalu tinggi kemungkinan ekstrak akan rusak dan memberikan efek yang tidak diharapkan. Ketiga, dosis ekstrak daun sirsak pada kelompok perlakuan III ini terlalu tinggi dan menjadi bahan toksik. Terakhir, faktor yang tidak bisa dikendalikan seperti kondisi psikologik tikus, imunitas tikus, patogenesis suatu zat yang dapat merusak struktur histologis paru, regenerasi masing-masing tikus dan keadaan lingkungan sekitar.

48 B C Gambar 5.10. Gambaran mikroskopi struktur alveolus pada kelompok kontrol negatif (B) dan kelompok perlakuan III (C) dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) (400x) Keterangan: Edema Infiltrasi Sel Radang Destruksi Septum Alveolar Penelitan ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif (Kk-) dan kelompok perlakuan I (PI), kelompok perlakuan I (PI) dan kelompok perlakuan II (PII), kelompok perlakuan II (PII) dan kelompok perlakuan III (PIII). Pada kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan I tidak didapatkan perbedaan yang bermakna disebabkan karena dosis ekstrak daun sirsak 3,06 mg/200 g BB yang diberikan adalah dosis minimal sehingga efek dari ekstrak terhadap kerusakan alveolus paru belum maksimal. Analisis data perbandingan antara kelompok perlakuan, yaitu kelompok perlakuan I, perlakuan II dan perlakuan III mendapatkan hasil perbedaan yang tidak signifikan pada rata-rata kerusakan alveolus paru. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirsak dengan dosis 3,06 mg/ 200 g BB, 6,12 mg/200 g BB dan 12,24 mg/200 g

49 BB memiliki selisih yang tidak jauh berbeda terhadap kerusakan alveolus paru tikus. Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan, baik itu keterbatasan waktu dan tempat melakukan ekstrak daun sirsak maupun alat yang dipakai, untuk melakukan penelitian dan analisa data juga memerlukan waktu yang cukup lama.