BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan abnormal dari sel-sel neuron di otak. Manifestasi klinis dapat

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR IBU DAN BAYI YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN KEJANG PADA NEONATUS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. (PBRT), Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan ruang rekam medik RSUP

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB I PENDAHULUAN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan Rencana. Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN-N) tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. serebelum sehingga menyebabkan keterbatasan aktivitas. 1, 2

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

I. PENDAHULUAN. terakhir (HPHT) atau, yang lebih akurat 266 hari atau 38 minggu setelah

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB 1 PENDAHULUAN. kejang pada bayi baru lahir, infeksi neonatal. 1 Hiperbilirubinemia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga

DAFTAR PUSTAKA. 1. Hill A. Neonatal seizures. Pediatrics in review. 2000; 21:

BAB I PENDAHULUAN. Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu penyebab. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia

BAB I PENDAHULUAN. bulan, 80% anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan. 1 Menurut profil

BAB I PENDAHULUAN. dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang paling sering adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal ini tanpa melihat mempertimbangkan penggunaan insulin atau adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki angka yang cukup tinggi di Indonesia.Berdasarkan Riset. Bayi Lahir Rendah (BBLR) mencapai 11,5%, meskipun angka ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang memiliki Angka kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, fungsional dan metabolik yang ada sejak lahir. 1 Dalam sumber yang

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertama sebagai penyebab kematian maternal. 2. Pendarahan obstetri secara umum dibagi menjadi perdarahan antepartum

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Preeklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan yang. memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Studi yang dilakukan pada bayi baru lahir didapatkan 2-3/1000 bayi lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain di otak. 1,2 Demam

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. 1. perkembangan, dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Neonatal dini adalah bayi lahir hidup dalam masa 7 hari sejak dilahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

KEHAMILAN DENGAN FIBROID DAN KOMPLIKASI OBSTETRINYA

BAB I PENDAHULUAN. Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 yakni

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejang adalah suatu manifestasi klinis sebagai akibat dari cetusan yang berlebihan dan abnormal dari sel-sel neuron di otak. Manifestasi klinis dapat berupa fenomena abnormal yang sementara dan mendadak, antara lain berupa gangguan kesadaran, motorik, sensorik, otonom, ataupun psikis. 1 Kejang merupakan salah satu gejala gangguan susunan saraf pusat dan kedaruratan paling sering pada masa neonatus. 2 Kejang pada neonatus adalah kejang yang terjadi pada bayi baru lahir sampai usia 28 hari. 3 Insiden kejang pada neonatus berkisar antara 1,5-3 per 1000 kelahiran bayi cukup bulan dan 50-150 per 1000 pada bayi kurang bulan. 2 Insiden kejang pada neonatus di Amerika Serikat belum dapat dipastikan dengan jelas meskipun berdasarkan penelitiansebelumnya diperkirakan sekitar 80-120 kasus per 100.000 neonatus per tahun. 4 Sedangkan di Swedia, tercatat insiden keseluruhan kejang neonatal adalah 2,1 per 1.000 bayi lahir-hidup dengan tidak ada perubahan dari waktu ke waktu. 5 Kejang pada neonatus sulit untuk dideteksi, dicegah, serta berkaitan erat dengan mortalitas dan morbiditas. 6, 7 Beberapa tahun belakangan, dipercaya bahwa otak yang immatur akan lebih banyak terjadi kejang ketika menerima suatu rudapaksa daripada otak yang sudah matur. Hal ini diperkuat oleh beberapa penelitian yang dilakukan bahwa kejang di awal kehidupan dapat menghasilkan 1

2 perubahan perilaku yang permanen meskipun mekanisme dari kejang yang menimbulkan kerusakan fungsi ini belum tergambar jelas. 7 Banyak penelitian mengenai faktor resiko kejang pada neonatus. Hasil penelitian menyebutkan bahwa bayi prematur dengan berat lahir <1.500 gram memiliki resiko 9,1 kali lebih besar mengalami kejang neonatus. Dalam penelitian yang sama menyebutkan, bayi yang lahir melalui operasi caesar memiliki resiko 2,2 kali lebih besar dan bayi laki-laki memiliki faktor resiko sebesar 1,8 lebih banyak dibanding bayi perempuan untuk mengalami kejang pada neonatus. 8 Penelitian lain menyebutkan bahwa faktor resiko kejang pada neonatus tidak hanya dari bayi melainkan dari pihak ibu. Kehamilan nulipara memiliki resiko 1,3 kali lebih besar dibandingkan kehamilan multipara untuk terjadinya kejang pada neonatus. Adanya masalah dalam persalinan seperti ruptur uterin menyumbang resiko sebesar 6,9 kali lebih besar mengakibatkan bayi lahir dengan kejang. 2,7% kehamilan dengan penyakit diabetes melitus gestasional beresiko mengakibatkan terjadinya kejang pada neonatus. 9 Hingga saat ini belum ada teori pasti yang dapat menjawab etiologi dari kejang pada neonatus secara jelas. Peneliti hanya sepakat bahwa kejadian kejang pada neonatus dikarenakan multifaktor yang berhubungan dengan faktor dari ibu dan janin. Faktor dari ibu yang berpengaruh terhadap kejadian kejang pada neonatus antara lain status paritas ibu, infeksi intrauterin, dan cara persalinan. Sedangkan faktor bayi yang berpengaruh terhadap antara lain adalah tindakan resusitasi pasca lahir, riwayat gawat janin, serta masa gestasi.

3 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah faktor status paritas ibu, infeksi intrauterin, cara persalinan, riwayat gawat janin, tindakan resusitasi pasca lahir, dan masa gestasi merupakan faktir-faktor yang berpengaruh terhadap? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Membuktikan bahwa faktor status paritas ibu, infeksi intrauterin, cara persalinan, riwayat gawat janin, tindakan resusitasi pasca lahir, dan masa gestasi yang berpengaruh terhadap. 1.3.2 Tujuan khusus a. Menganalisis status paritas ibu sebagai faktor yang berpengaruh terhadap b. Menganalisis infeksi intrauterin sebagai faktor yang berpengaruh terhadap c. Menganalisis cara persalinan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap d. Menganalisis tindakan resusitasi pasca lahir sebagai faktor yang berpengaruh terhadap e. Menganalisis riwayat gawat janin sebagai faktor yang berpengaruh terhadap

4 f. Menganalisis masa gestasi sebagai faktor yang berpengaruh terhadap 1.4 Manfaat Penelitian Apabila dari penelitian ini diketahui faktor ibu dan bayi pada kejang neonatus, maka hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat di bidang: a. Ilmu Pengetahuan Menambah kepustakaan, khususnya dalam hal kesehatan anak-anak b. Masyarakat Menambah pengetahuan terhadap besarnya risiko terhadap faktor-faktor risiko kejang pada neonatus. meningkatkan upaya pencegahan terhadap. c. Pendidikan Memberikan informasi sebagai data pembanding untuk penelitian selanjutnya mengenai angka Memberikan informasi sebagai data pembanding untuk penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor risiko yang paling sering dijumpai pada pasien dengan kejang pada neonatus.

5 1.5 Orisinalitas Tabel 1. Orisinalitas Penelitian No Nama peneliti & Judul Metode Hasil Rima M. Saliba, F. John Annegers, D. Kim Waller, Jon E. Tyson, Eli M. Mizrahi (2001) Risk Factors for Neonatal Seizures: A Population-based Study, Harris County, Texas, 1992-1994 10 Retrospektif cohort; 2001; Harris County, Texas, US Variable : usia gestasi dan tempat persalinan terhadap kejang pada neonatus. Target populasi : Semua neonatus yang lahir di Harris County, Texas selama September 1992 sampai Agustus 1994 Dari seluruh subjek penelitian 116.048 neonatus, sebanyal 207 neonatus di antaranya yang terdiagnosis secara klinis mengalami kejang neonatus. Usia gestasi preterm dan tempat persalinan di rumah sakit pendidikan merupakan faktor risiko terjadinya kejang pada neonatus. Hannah C, Glass, Trinh N. Pham, Beate Danielsen, Dena Towner, David Glidden, Yvonne W. Wu. (2009) Retrospektif cohort;2009; California, US Variabel: usia ibu saat melahirkan, status obstetri, ras. Infeksi intrapartum, catastrophic delivery, serotinus, Dari seluruh subjek penelitian 2.332.803 neonatus dan 2213 di antaranya mengalami kejang saat lahir. Usia ibu saat melahirkan, status obstetri, ras, infeksi

6 Antenatal and Intrapartum Risk Factors for Seizure in Term Newborn: A Population-Based Study, California 1998-2002 9 metode persalinan terhadap kejang pada neonatus. Target populasi: semua bayi yang lahir hidup antara 1 Januari 1999 sampai 31 Desember 2002 dengan usia kehamilan >36 minggu di California intrapartum, catastrophic delivery, serotinus, dan metode persalinan merupakan faktor risiko terjadinya kejang pada neonatus. Afsaneh Sadeghian, Maryam Damghanian, Mohammad Shariati (2011) Neonatal Seizures in a Rural Iranian District Hospital: Etiologiesm Incidence, and Predicting Factors 11 Case control Variable : jumlah paritas, respiratory disorder, neonatal encephalopathy, infeksi terhadap kejang pada neonatus. Target populasi : neonatus yang dirawat di NICU pada Januari 2007 hingga Januari 2009 di Hospital in Shahrood city. Dari seluruh subjek penelitian 699 neonatus dan 25 di antaranya mengalami kejang neonatus. Jumlah paritas, respiratory disorder, neonatal encephalopathy, infeksi merupakan faktor risiko terhadap kejadian kejang pada neonatus.

7 Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rima Saliba dkk (2001) yang menjadi variabel bebas adalah usia gestasi dan tempat persalinan. Sedangkan pada penelitian ini, penulis tidak memasukkan tempat persalinan menjadi variabel bebas. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hannah C dkk (2009) yang menjadikan ras serta serotinus menjadi variabel bebas penelitian. Afsaneh Sadeghian dkk (2011) yang melakukan penelitian di Iran menjadikan ensefalopati neonatus sebagai salah satu variabel bebas pada penelitiannya sedangkan pada penelitian ini penulis tidak mencantumkan hal tersebut sebagai salah satu variabel bebasnya.