1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan dan fungsi yang mendasar. Dengan bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan tujuh kali dalam seminggu. Surat kabar Solopos menempatkan

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, maksud, pikiran, lain-lain. Sarana komunikasi tersebut. masyarakat dan bahasa tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempermudah kita untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik. Media cetak berupa koran, spanduk, dan pamflet. Sedangkan media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

DEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

ERIZA MUTAQIN A

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis sebagai salah satu kajian pragmatik yang pemaknaan suatu bahasa harus disesuaikan dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak efektif akan menyebabkan kerancuan serta dapat menimbulkan persepsi berbeda pada penerima bahasa. Untuk memahami dan menentukan apakah sebuah ujaran bersifat deiksis atau tidak tentu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Salah satu aspek penting dalam menganalisis pemakaian bahasa adalah maksud pembicara. Maksud pembicara sangat ditentukan oleh konteks, waktu, tempat, penutur, partisipan, dan situasi. Kajian mengenai deiksis ini merupakan cara untuk mengetahui hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu sendiri. Untuk dapat mengetahui makna dari sebuah kata, harus diketahui pula siapa, dimana, dan kapan kata itu diucapkan. Dengan demikian deiksis merupakan identifikasi mengenai sebuah makna yang terkandung dalam bahasa dan dapat diketahui apabila sudah berada dalam konteks peristiwa atau situasi pembicara. Jadi, pusat orientasinya terletak pada penutur. Dengan kata lain hasil analisis makna tuturan didasarkan pada penafsiran tuturan yang berdasarkan kehendak atau maksud orang pertama. Maka itulah yang menjadi inti dari analisis tuturan tersebut. Kalimat dalam suatu bahasa tidak dapat dimengerti apabila tidak diketahui siapa yang sedang mengatakan, tentang apa, di mana, dan kapan. Misalnya, 1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini. Apabila tidak diketahui konteksnya, kalimat tersebut sangat kabur maknanya. Kalimat tersebut banyak mengandung deiksis (mereka, itu, besok, di 1

2 sini, sekarang) yang maknanya tergantung pada konteks saat pengucapan kalimat itu. Jadi bahasa hanya dapat dimengerti menurut makna yang dimaksud penutur. Peneliti semakin tertarik mengenai deiksis karena muncul persoalan lain bahwa dalam kenyataannya tidak semua kata-kata deiksis selalu berfungsi atau bermakan deiksis. Misalnya, 2. Kelelawar adalah binatang malam 3. Nanti malam saya akan menonton film. Kata malam pada kalimat 2 bukan merupakan ungkapan deiksis. Namun dalam kalimat 3 kata malam bersifat deiksis meskipun kedua kalimat tersebut samasama menggunakan kata malam. Hal inilah yang menarik peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai deiksis. Nababan (1987:40) memberikan batasan deiksis sebagai kata atau frase yang menunjukkan kepada kata atau frase atau ungkapan yang telah dipahami yang akan diberikan. Misalnya, 4. Di rumah tadi ada enam orang. Mereka sedang membuat sapu dari sabut kelapa. 5. Sumadi merupakan ketua pemuda karang taruna. Dia selalu memberikan ide-ide cemerlang ketika ada rapat. Pada kalimat pertama kata enam orang merujuk pada mereka. Pada kalimat kedua kata dia merujuk pada Sumadi. Hal-hal seperti inilah yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pemakaian deiksis. Pemilihan deiksis dalam penelitian ini dianggap menarik oleh peneliti karena ingin lebih dalam lagi mempelajari mengenai makna yang terkandung dalam suatu kalimat. Selain hal tersebut peneliti juga ingin mengungkapkan bahwa tidak semua kata-kata deiksis itu dapat berfungsi atau bermakna deiksis. Peneliti terdorong untuk mengambil objek pada teks anekdot yang terdapat dalam surat kabar koran Solopos. Peneliti mengambil objek kajian berupa teks anekdot disebabkan pada teks anekdot terdapat kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat beberapa kata deiksis.

3 Deiksis pada teks anekdot tersebut tidak semuanya dapat berfungsi atau bermakna sebagai deiksis. Penggunaan deiksis dalam setiap kata dalam teks anekdot tersebut mengacu pada konteks tuturan tersebut. Ketika dalam kalimat ataupun tuturan ditemukan kata deiksis belum tentu itu dapat bersifat atau bermakna deiksis. Selain itu peneliti juga dapat mengetahui suatu tuturan itu langsung atau tidak langsung dapat dilihat dari pemakaian deiksis tersebut. Deiksis ini perlu diteliti agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap penafsiran makna dalam tuturan yang mengandung kata deiksis. Sebelum jauh meneliti tentang deiksis, perlu diketahui pula mengenai surat kabar atau koran. Surat kabar atau koran merupakan salah satu media massa cetak yang berisikan kumpulan informasi-informasi. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Effendi (2000:149-150) menyebutkan bahwa dari empat fungsi media massa, fungsi yang paling utama pada surat kabar adalah menyiarkan informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pembaca dalam membaca surat kabar, yaitu keinginan untuk mengetahui berbagai informasi yang terkini dan aktual di sekitar pembaca atau masyarakat. Selain fungsi utama sebagai sarana menyampaikan informasi, ada pula fungsi menghibur dalam surat kabar. Surat kabar menyajikan berbagai hiburan yang dapat dinikmati oleh pembaca, namun peneliti lebih tertarik pada bacaan yang berupa teks anekdot. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) teks anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Berawal dari teori tersebut peneliti mengambil data berupa teks anekdot dalam penelitian ini. Penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh tenaga pengajar dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengkaji mengenai teks anekdot. Selain hal tersebut, peneliti memilih teks anekdot dalam surat kabar Solopos karena bacaannya yang lebih menarik dan teks anekdot setiap harinya diterbitkan dengan cerita berbeda serta mengandung unsur deiksis yang berbeda pula. Dari uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa penulisan teks anekdot yang terdapat pada Solopos mengandung unsur-unsur pemakaian deiksis. Hal ini karena pemakaian

4 bahasa yang disajikan dalam setiap teks berbeda-beda serta menarik. Maksudnya bahasa yang digunakan mampu menggerakkan pikiran orang-orang yang membaca sehingga dapat menciptakan pengertian yang sama dengan apa yang dipikirkannya. Pemakaian bahasa yang digunakan dalam teks anekdot dalam surat kabar Solopos juga menggunakan kata ganti orang, baik kata ganti orang pertama, kata ganti orang kedua maupun kata ganti orang ketiga. Pemilihan surat kabar yang berupa Solopos karena surat kabar tersebut bersifat lokal dan hanya diterbitkan di kota Solo atau Surakarta. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti deiksis pada teks anekdot. Sejalan dengan permasalahan ini peneliti menulis judul Deiksis dalam teks anekdot pada media massa cetak koran Solopos edisi September-November tahun 2014. B. Rumusan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah maka diperlukan suatu perumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah wujud atau bentuk deiksis dalam teks anekdot pada koran Solopos edisi September sampai November 2014? 2. Bagaimanakah distibusi atau letak deiksis dalam teks anekdot pada koran Solopos edisi September sampai November 2014? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi wujud atau bentuk deiksis dalam teks anekdot pada koran Solopos edisi September sampai November 2014. 2. Memaparkan distribusi atau letak deiksis dalam teks anekdot pada koran Solopos edisi September sampai November 2014.

5 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Menambah penelitian di bidang bahasa, khususnya pada bidang ilmu pragmatik yaitu mengenai deiksis dalam teks anekdot. b. Menambah wawasan mengenai wujud dan jenis deiksis dalam teks anekdot pada media massa cetak. c. Menambah wawasan mengenai distribusi atau letak deiksis dalam teks anekdot pada media massa cetak. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam memahami bentuk deiksis. b. Memberi motivasi kepada peneliti selanjutnya dalam melakukan kajian mengenai deiksis. c. Memberi wawasan ataupun dasar penggunaan deiksis, baik dalam bentuk bahasa tulis maupun bahasa lisan serta membantu proses pembelajaran berkaitan dengan teks anekdot.