ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

III. METODOLOGIPENELITIAN Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

II. BAHAN DAN METODE

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN. didukung oleh kondisi alam dan iklim tropis di Indonesia. Adanya perubahan pola

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

IV. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis memerlukan data-data yang lengkap serta cara menganalisis yang

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTARISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTARTABEL DAFTARGAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

III. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

BAB III METODEPENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

BAB III METODE PENELITIAN. (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan pemecahan masalahnya melukiskan suatu objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsepdasardan definisioperasionalmerupakanistilahkhususdandefinisi yang

Transkripsi:

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi budidaya ikan di keramba sekitar 3.886 unit. Kecamatan Muara Bulian merupakan sentra penghasil ikan keramba. Desa Aro Kecamatan Muara Bulian merupakan desa yang juga penghasil ikan keramba cukup besar. Di desa ini terdapat sebanyak 50 keluarga petani keramba. Penelitian ini dilakukan terhadap petani pelaku usaha tani ikan nila dalam keramba di Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 014. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Populasi petani keramba di Desa Aro yang memenuhi kriteria diatas sebanyak 165 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Sample Random Sampling sebanyak 0% dari populasi. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistika deskriptif yang merupakan kelompok teknik kuantitatif. Analisis regresi dalam bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan nila dalam keramba di Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari adalah benih, pakan dan tenaga kerja. Penggunaan faktor produksi benih tidak efisien untuk itu penggunaan benih perlu dikurangi. Penggunaan faktor produksi pakan belum efisien untuk itu perlu di tambah. Penggunaan faktor produksi tenaga kerja tidak efisien untuk itu perlu dikurangi. Key words : usaha tani ikan nila, keramba ikan nila PENDAHULUAN Indonesia diperkirakan memiliki luas perairan umum lebih dari 50 juta hektar yang terdiri dari perairan rawa 39,4 hektar, perairan sungai 11,95 hektar serta danau alam dan danau buatan (waduk) seluas,1 juta hektar (Rochdianto, 1999). Kebanyakan perairan umum selama ini hanya dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan ikan saja. Luas perairan umum di Provinsi Jambi tercatat seluas 115.000 hektar yang sebagian besar terdiri dari sungai, danau dan daerah banjiran. (Kartamihardja, 1997). Di Kabupaten Batang Hari memiliki potensi usaha budidaya ikan dalam keramba yang cukup besar. Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi budidaya ikan di keramba sekitar 3.886 unit. Sampai dengan akhir tahun 01 telah dimanfaatkan sekitar 40,89% atau 1.51 unit yang dikelola oleh 4.43 rumah tangga petani keramba dengan produksi 4.118 ton (Anonim, 01). Jika usaha keramba ikan tidak diimbangi dengan usaha budidaya dan penebaran ikan (restocking), maka dapat mengakibatkan terganggunya kelestarian budidaya perikanan, produksi ikan yang dapat dihasilkan dari kegiatan keramba ini sangat tergantung kepada ikan yang tersedia di perairan dan keadaannya sulit dikendalikan. (Kartamihardja, 1999). Seiring dengan pertumbuhan penduduk, maka budidaya ikan di masa mendatang sangat dominan peranannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ikan. Kegiatan budidaya akan sangat penting menggantikan peranan perikanan perairan umum yang fungsinya cenderung semakin menurun. Perairan umum merupakan sumber daya yang potensial untuk pengembangan budidaya ikan, salah satu diantaranya melalui budidaya ikan dalam keramba. Budidaya ikan dalam keramba ini merupakan sebuah alternatif optimasi pemanfaatan perairan dalam rangka meningkatkan produksi ikan (Kartamihardja, 1999).

Kabupaten Batang Hari memiliki potensi usaha budidaya ikan dalam keramba yang cukup besar. Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensial budidaya ikan di keramba sekitar 3.88 unit. Sampai dengan akhir tahun 008 telah dimanfaatkan sekitar 40,86% atau 3.88 unit yang dikelola oleh 4.43 RTP (Rumah Tangga Perikanan) Petani dengan produksi 4.118. (Anonim, 01). Pengembangan budidaya ikan dalam keramba di Kabupaten Batang Hari dimulai pada saat adanya program IDT pada tahun 1994. pada tahun-tahun berikutnya usaha ini semakin berkembang. Hal ini antara lain disebabkan karena (1) semakin terbukanya peluang pasar bagi ikan konsumsi, () semakin meningkatnya kesadaran masyarakat petani dalam memanfaatkan potensi sumber daya perairan umum, (3) intensifnya upaya pembinaan dari pihak pemerintah, (4) adanya dukungan modal usaha dari berbagai pihak swasta dalam bentuk kemitraan dengan petani. Pada umumnya ikan yang dipelihara adalah Ikan Nila Dalam Keramba (Oreochormis nilotica) dan ikan patin (pengasius sutchi). Pesatnya perkembangan usaha tani ikan dalam keramba di Kabupaten Batang Hari tidak terlepas dari nilai ekonomis yang diperoleh masyarakat dari kegiatan tersebut, dari tahun terakhir terlihat produksi sebesar 4.083,85 ton dari 33 unit keramba. Usaha tani dapat dijadikan sebagai mata pencaharian pokok jika ia mampu dihandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani dan keluarganya. Demikian pula usaha tani budidaya ikan dalam keramba. Idealnya pendapatan yang diperoleh petani dari kegiatan ini mampu memenuhi kebutuhan keluarga, dengan demikian maka budidaya ikan dalam kerambah ini dapat dijadikan usaha tani utama. Keputusan seseorang untuk memilih kesinambungan suatu cabang usaha tani yang akan diusahakan sangat dipengaruhi aspek komersial dan aspek finansial. Aspek finansial terkait dengan masalah revenue earning (keuntungan pendapatan), yaitu perkiraan pendapatan yang diperoleh dari usaha tani tersebut. (Gittinger, 1997). Kecamatan Muara Bulian merupakan sentra penghasil ikan keramba. Dilihat dari produksi ikan kerambanya sejak tahun 008 sampai dengan tahun 01 pada tabel cukup terlihat bagus yaitu produksinya terus mengalami peningkatan. Desa Aro Kecamatan Muara Bulian merupakan desa yang juga penghasil ikan keramba cukup besar. Di desa ini terdapat sebanyak 50 keluarga petani keramba, pada observasi awal penulis melihat petani-petani tersebut sampai sejauh ini belum mengetahui efisiensi usaha tani yang mereka lakukan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan terhadap petani pelaku usaha tani ikan nila dalam keramba di Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 014. Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi sebagai berikut : 1. Karakteristik petani yang meliputi umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pengalaman berusaha tani.. Faktor-faktor produksi yang meliputi harga bibit, pakan, dan tenaga kerja yang dicurahkan. 3. Curahan tenaga kerja yang digunakan dalam usaha tani ikan nila dan produksi ikan nila. 4. Alokasi tenaga kerja yang digunakan dalam usaha tani ikan nila. 5. Produksi, biaya dan pendapatan usaha tani ikan nila. 6. Data lain yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani sampel di daerah penelitian dengan panduan kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai lembaga dan instansi terkait seperti dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Batang Hari, Dinas Pertanian, BPS Kabupaten Batang Hari, Kantor Camat Muara Bulian, Kepala Desa dan BPP Muara Bulian.

Data-data primer meliputi : (1) data tentang identitas petani responden, () data-data tentang pengeluaran (biaya) usaha budidaya ikan dalam keramba yang terdiri dari biaya benih, pakan, obatobatan, tenaga kerja, penyusutan alat tahan lama dan biaya lainnya, dan (3) data-data tentang penerimaan usaha. 3.3 Metode Pengumpulan Data Penetapan desa sampel dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu desa sentra produksi budidaya ikan dalam keramba, petani yang dijadikan sampel adalah petani berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Petani yang memiliki pengalaman berusaha tani keramba minimal tiga tahun.. Telah melakukan kegiatan budidaya ikan di keramba minimal empat periode pemeliharaan. 3. Jumlah keramba yang diusahakan minimal 3 unit. Berdasarkan hasil identifikasi pada kegiatan pra survey, dari populasi petani keramba di Desa Aro yang memenuhi kriteria diatas sebanyak 165 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Sample Random Sampling sebanyak 0% dari populasi. Jadi, sampel yang diambil sebanyak 33 orang petani. Hal ini sesuai dengan pendapat Singarimbun (1999) yang menyatakan bahwa pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak sebanyak 5-35% sudah mewakili penelitian. 3.4 Metode Analisis Data Data primer yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu disetarakan kemudian diolah dan ditabulasikan dalam bentuk tabel dan dianalisa secara deskriptif, metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistika deskriptif yang merupakan kelompok teknik kuantitatif yang sederhana dan oleh sebab itu hanya digunakan untuk pemecahan-pemecahan masalah kuantitatif tertentu. (Sugiyono, 010). Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dan disetarakan. Untuk menilai tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi dalam usaha tani ikan nila digunakan analisis regresi dalam bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas yaitu : Y = a X bi i e Y = ax b1 1 X b X b3 3 e Untuk memudahkan pendugaan dan analisis, maka persamaan diatas diubah menjadi persamaan linear berganda : Log Y = log a + b 1 log x 1 + b log x + b 3 log x 3 + e X 1 = Benih ikan (kg) X = Pakan (kg) X 3 = Tenaga kerja (HKSP) B 0, B 1, B, B 3 = Parameter yang diduga untuk diamati Untuk menguji koefisien determinasi secara menyeluruh digunakan uji F yang diganti dengan analisa variant dengan rumus : b 11b b33 / F = Ei / n 3 Nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan tingkat kepercayaan/derajat bebas n- (k+1) yaitu n-(3+1). Untuk mengkaji apakah hasil pendugaan uji regresi tersebut mempunyai pengaruh atau tidak dapat diuji dengan koefisien determinasi (R ) yang mempunyai nilai 0-1. (Arikunto, 011) dengan rumus sebagai berikut : R b1 y1 = y 1 R = Koefisien determinasi berganda X 1 = Jumlah simpangan dari suatu variabel dari nilai rata-rata. Y 1 = Jumlah simpangan suatu variabel ke-1 dari (Y 1 Y) Y 1 = Jumlah kuadrat simpangan suatu variabel ke1 dari (Y 1 -Y)

Nilai R berkisar antara 0-1 (100%), nilai R yang mendekati 1 atau 100% menunjukkan bahwa hasil perhitungan tersebut semakin baik, berarti semakin besar nilai R semakin besar kemampuan variabel x untuk menjelaskan variabel y. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap masing-masing koefisien regresi dengan menggunakan uji-t hitung yang berguna untuk mengetahui variabel faktor tenaga kerja, benih ikan, dan pakan berpengaruh terhadap usaha tani ikan nila, adapun rumus yang digunakan sebagai berikut : B i t = Sb 1 t = t-hitung B 1 = Koefisien regresi ke-i Sb 1 = standar deviasi untuk penduga ke-i Kaidah pengambilan keputusan : Ho = Ditolak bila t-hitung > t tabel Ho = Diterima bila t-hitung < t tabel Kemudian t hitung dibandingkan t tabel pada tingkat signifikan 5%-10% dengan derajat bebas (L db = n-) Menurut Soekartawi (000) untuk menentukan tingkat efisiensi penggunaan input oleh petani sampel dilakukan dengan membandingkan nilai produk marginal dengan harga input yaitu : NPM X i > 1 : Penggunaan faktor produksi belum efisien produksi ke-1 perlu ditambah. NPM X i = 1 : Penggunaan faktor produksi sudah efisien keuntungan maksimum sudah tercapai, sudah efisien. NPM X i < 1 : Penggunaan faktor produksi tidak efisien (faktor produksi ke-1 perlu dikurangi). Nilai Produk Marjinal (NPM) diperoleh dengan rumus : NPM Xi = bi.y/xi. Py b i = Elastisitas produksi Y = Jumlah Hasil Produksi Py = Harga produksi X i = Jumlah faktor produksi Penggunaan faktor produksi optimal diperoleh dengan rumus: Xi = bi. Y/BKMxi. Py b i = Elastisitas produksi Y = Jumlah Hasil Produksi Py = Harga produksi X i = Jumlah faktor produksi BKMxi = Biaya Korbanan Marjinal 3.5 Konsep Pengukuran 1. Petani keramba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan kegiatan usaha tani ikan dalam keramba minimal 3 unit keramba sebagai salah satu sumber pendapatannya dan memiliki pengalaman berusaha tani keramba minimal 3 tahun serta telah melakukan kegiatan usaha tani minimal 4 periode pemeliharaan.. Penerimaan adalah hasil perkalian dari harga jual ikan dengan produksi total (kg) dalam suatu periode pemeliharaan dihitung dalam rupiah. 3. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada skala produksi, terdiri dari biaya penyusutan alat produksi tahan lama yang dihitung dalam rupiah. 4. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada skala produksi terdiri dari biaya pembelian benih ikan, pakan, tenaga kerja dan obat-obatan yang dihitung dalam rupiah.

5. Biaya penyusutan alat produksi tahan lama adalah biaya yang diperhitungkan atas pengorbanan pemakaian alat-alat produksi tahan lama dalam satu kali proses produksi untuk mendapatkan manfaat dari alat tersebut sampai secara ekonomis tidak menguntungkan bagi biaya penyusutan dihitung dalam rupiah. 6. Keuntungan adalah jumlah produksi dikalikan harga. 7. Produksi (Y) adalah besar total ikan yang dihasilkan per satu kali panen, satuan pengukuran yang digunakan adalah kg. 8. Unit keramba adalah tempat yang digunakan untuk usaha budidaya ikan diukur dalam m 3 yang terdiri dari pelampung, keramba dan jaring pengaman. 9. Usaha tani utama adalah kegiatan usaha tani yang dilakukan petani dan keluarganya yang sebagian besar pendapatan petani bersumber dari usaha tani tersebut. 10. Benih ikan yang diperlukan dalam usaha budidaya keramba adalah benih ikan nila yang diukur dalam satuan ekor. 11. Pakan adalah makanan ikan yang dibutuhkan dari luar yang diukur dalam satuan kg. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, pengukuran tenaga kerja dinyatakan dalam Hari Kerja Setara Pria (HKSP).