BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

Peneliti, Pratiwi Andiningsari

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Kelelahan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

Kuesioner Penelitian. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja. Pada Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi mengalami kecelakaan kerja berupa kecelakaan lalu lintas (road. jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

PENGUKURAN KELELAHAN KERJA PENGEMUDI BIS DENGAN ASPEK FISIOLOGIS KERJA DAN METODE INDUSTRIAL FATIQUE RESEARCH COMMITTEE (IFRC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Pratiwi Andiningsari, FKM UI,

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB II LANDASAN TEORI. Kualitas kehidupan bekerja adalah dinamika multidimensional yang. (Lau & Bruce dalam Considine & Callus, 2001).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan. menjadi lebih dominan yang dialami oleh pekerja. Di sisi lain, ternyata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan terhadap pasien (Praptiningsih, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gabah dan memisahkan lapisan kulit air beras dari beras pecah kulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja,

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerjaan kita, di mana kita berada dan beraktifitas. Produktifitas dari pekerjaa kita salah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan itu dapat bermacam-macam, berubah dan. berkembang dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Shift kerja mempunyai berbagai defenisi tetapi biasanya shift kerja disamakan

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELELAHAN KERJA PADA PENGUMPUL TOL DI PERUSAHAAN PENGEMBANG JALAN TOL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif.kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

Kelelahan Akibat Kerja (Occupational Fatique)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

BAB IV HASIL. SPBU B (Serengan), dan SPBU C (Kebakkramat). SPBU A berdiri sejak 2005

BAB I PENDAHULUAN.

PADA PENGEMUDI BUS MALAM JARAK JAUH PO. RESTU MULYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbeda, tetapi semuanya berakibat pada penurunan daya kerja dan berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KELELAHAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA KARYAWAN PT. KPI (KUALA PELABUHAN INDONESIA) TIMIKA, PAPUA

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat survei analitik menggunakan desain cross

Faktor Risiko Kelelahan Kerja pada Operator SPBU di Kecamatan Grogol Kota Cilegon. Mukhlasin*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja dalam hubungan pertambangan. Pertambangan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat gangguan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

Transkripsi:

1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja adalah penduduk yang produktif dan oleh karena itu sangat besar peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan atau memberikan nilai tambah, kesejahteraan tenaga kerja, meningkatkan kemampuan tenaga kerja, hal ini juga dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3. Tenaga kerja merupakan aset nasional yang sangat berharga sehingga peningkatan mutu tenaga kerja serta upaya untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sangat penting artinya dalam pembangunan nasional, oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya serta diharapkan setiap tenaga kerja dapat dibina menjadi sumber daya manusia yang sehat, sejahtera dan produktif. (1) Dalam Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 164, dikatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Salah satu gejala gangguan kesehatan pada pekerja yang timbul akibat pekerjaan adalah kelelahan. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya ketahanan/kekuatan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas. Investigasi di beberapa negara

2 menunjukkan bahwa kelelahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. (2) Kelelahan menurut Occupational Safety and Health (2003) merupakan penurunan sementara atau ketidakmampuan, kurangnya keinginan dalam menanggapi suatu kondisi atau situasi dikarenakan aktivitas mental dan fisik yang berlebih. Menurut Tarwaka kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunana efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan (3, 4) ketahanan tubuh. Kelelahan merupakan aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang penyebab utamanya adalah mata (kelelahan visual), kelelahan fisik umum, kelelahan saraf, kelelahan oleh lingkungan yang monoton dan kelelahan oleh lingkungan kronis terus menerus sebagai faktor secara menetap. Pendapat lain mengatakan bahwa kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan kerja merupakan fenomena yang sering dialami oleh tenaga kerja namun hal ini tidak bisa diabaikan karena berkaitan dengan perlindungan kesehatan tenaga kerja. Bahkan dari hasil penelitian disebutkan bahwa dari 80% human error, 50% nya disebabkan oleh kelelahan kerja. (4) Kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Kelelahan kerja ditandai dengan melemahnya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan, sehingga meningkatkan kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan akibat fatalnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah, motivasi menurun, memperlambat waktu reaksi, dan kesulitan dalam mengambil

3 keputusan yang menyebabkan menurunnya kinerja dan menambahnya tingkat kesalahan kerja. Sehingga dengan meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. (5) World Health Organization (WHO) dalam model kesehatan yang dibuat sampai tahun 2020 meramalkan gangguan psikis berupa perasaan lelah yang berat dan berujung pada depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh kementrian tenaga kerja Jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di negara tersebut yang dipilih secara acak menunjukkan bahwa 65% pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan kelelahan mental dan sekitar 7% pekerja mengeluh stress berat dan merasa tersisihkan. Hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu perusahaan di Indonesia khususnya pada bagian produksi mengatakan rata-rata pekerja mengalami kelelahan dengan mengalami gejala sakit di kepala, nyeri di punggung, pening dan kekakuan di bahu. (6) Data dari ILO tahun 2010 menunjukkan bahwa hampir setiap tahun terjadi sekitar 337 juta kecelakaan kerja dan 2,3 juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari 58.155 sampel, sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan yaitu sebesar 32,8% dari keseluruhan sampel penelitian. Penelitian mengenai kecelakaan transportasi yang dilakukan di New Zealand antara tahun 2002 dan 2004 menunjukkan bahwa dari 134 kecelakaan fatal, 11% disebabkan oleh faktor kelelahan. (7-9) Menurut Depnakertrans, data mengenai kecelakaan kerja pada tahun 2004, di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi, lebih kurang 9,5% atau 39 orang mengalami cacat. (10)

4 Menurut data kecelakaan kerja Pusdatinaker pada Triwulan IV telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 14.519 kali dalam 3 bulan terakhir tahun 2014 yang mengakibatkan 14.257 korban jiwa. Data kecelakaan kerja di Sumatera Barat yang terdata dan tercatat oleh Pusdatinaker triwulan IV telah terjadi sebanyak 17 kali kecelakaan kerja dan menimbulkan sebanyak 21 korban jiwa dalam pada tahun 2014. (11) Tingkat kelelahan akibat kerja yang dialami pekerja dapat menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan dan mengurangi kepuasan serta penurunan produktivitas yang ditunjukkan dengan berkurangnya kecepatan performansi, menurunnya mutu produk, hilangnya orisinalitas, meningkatnya kesalahan dan kerusakan, kecelakaan yang sering terjadi, kendornya perhatian dan ketidaktepatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kelelahan kerja dapat terjadi akibat dari faktor lingkungan kerja, faktor individu dan faktor pekerjaannya. (12) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rizka (2015) pada karyawan bagian produksi Fa. Talaha Tekstil Silungkang didapatkan bahwa 69% karyawan mengalami kelelahan berat, dimana salah satu variabel yang diteliti yaitu beban kerja memiliki hubungan yang bermakna dengan kelelahan (p value = 0,004). (13) Penelitian Dolli (2016) tentang kelelahan kerja pada pekerja kilangan padi di Kabupaten Simalungun manunjukkan adanya hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja (p value = 0,048). (14) Penelitian lain oleh Restu (2010) menunjukkan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kelelahan kerja (p value = 0,046) pada pekerja industri roti di Kabupaten Jepara. Kemudian penelitian Fadel,dkk menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kebiasan merokok dengan kelelahan kerja (p value = 0,010) pada pengemudi pengangkutan BBM di PT. Pertamina Parepare tahun 2014. (15)

5 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau disingkat SPBU merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT Pertamina (Persero) untuk masyarakat Indonesia secara luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Sebagian besar SPBU beroperasi 24 jam selama 7 hari dalam seminggu. Bebarapa SPBU yang beroperasi 24 jam selama 7 hari di Kota Padang adalah SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Padang. Kedua SPPBU ini terelatak dijalan lintas dan padat dilalui oleh kendaraan. SPBU By Pass KM 8 memiliki 10 unit pompa BBM. Sedangkan SPBU Pitameh memiliki 12 unit pompa BBM dengan pengeluaran rata-rata BBM perhari adalah 14 KL premium, 25 KL solar, 10 KL pertalite, 3 KL pertamax dan 50 L solar nonsubsidi. Terdapat 49 petugas pompa pada kedua SBPU, 23 orang di SPBU By Pass KM 8 dan 26 di SPBU Pitameh. Petugas pompa bekerja selama 6 hari dalam seminggu dan hanya ada 1 hari libur. Kedua SPBU ini memiliki 3 shift kerja tetapi lama kerja berbeda, pembagian jam kerja di SPBU Pitameh yaitu shift I (07.00-15.00), shift II (15.00-23.00) dan shift III (23.00-07.00). Sedangkan pembagian jam kerja di SPBU By Pass KM 8 adalah shift I (07.00-15.00), shift II (15.00-22.00) dan shift III (22.00-07.00). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 8 orang petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh didapatkan didapatkan 75% mengalami kelelahan kerja. Kelelahan di ukur menggunakan subjectif self rating test dari Industrial Fatigue Reseach Committee (IFRC) yang merupakan kuesioner untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif. Kelelahan subjektif yang dirasakan umunya adalah lelah diseluruh badan, kaki terasa berat, mengantuk, sakit di kepala, kaku di bagian bahu, dan merasa haus setelah bekerja.

6 Dari hasil studi pendahuluan tersebut diketahui bahwa jumlah petugas pompa laki-laki dan perempuan mempunyai perbandingan yang hampir sama, berat badan dan tinggi badan yang bervariasi dengan 2 dari 8 petugas pompa memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) tidak normal, serta terdapat petugas pompa laki-laki yang merokok. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelaham kerja subjektif pada petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah faktor apa saja yang berhubungan dengan kelelahan pada petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada operator SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahui distribusi frekuensi kelelahan pada petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 2. Diketahui distribusi frekuensi jenis kelamin petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 3. Diketahui distribusi frekuensi status gizi petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017.

7 4. Diketahui distribusi frekuensi kebiasaan merokok petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 5. Diketahui distribusi frekuensi beban kerja petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 6. Diketahui hubungan antara jenis kelamin dengan kelelahan pada petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 7. Diketahui hubungan antara status gizi dengan kelelahan pada petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 8. Diketahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan kelelahan pada petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 9. Diketahui hubungan antara beban kerja dengan kelelahan pada petugas pompa SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Sebagai informasi di bidang kesehatan masyarakat khususnya bidang keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan. 1.4.2 Manfaat Praktis Sebagai masukan bagi perusahaan untuk membuat kebijakan dalam menurunkan angka kelelahan di SPBU By Pass KM 8 dan SPBU Pitameh Kota Padang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Kelelahan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi melemahnya kegiatan (perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, menguap,

8 merasa kacau pikiran, mengantuk, merasa berat pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, mau berbaring), melemahnya motivasi (merasa susah berfikir, lelah bicara, gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan diri, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam melakukan pekerjaan) dan kelelahan fisik (sakit kepala, kekakuan di bahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernfasan tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening, spasme kelopak mata, tremor pada anggota badan, merasa kurang sehat) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan yang diteliti yaitu kapasitas kerja dan beban kerja. Kapasitas kerja yang dimaksud terdiri dari jenis kelamin, status gizi dan kebiasaan merokok.