Analisis Etanol dalam Hair Tonic dan Hair Spray secara Kromatografi Gas

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS MINYAK LEMAK YANG TERDAPAT PADA PRODUK OBAT GOSOK CYNTIANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

PENENTUAN KADAR ETANOL PADA ARAK DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS. Determination Ethanol In Arak With Gas Chromatography

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Kata Kunci : kromatografi gas, nilai oktan, p-xilena, pertamax, pertamax plus.

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC. HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi)

Penetapan Kadar Eugenol dalam Minyak Atsiri dari Daun Sirih Merah (Piper cf fragile Benth.) dan Sirih Hijau (Piper betle L.) secara Kromatografi Gas*

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

PENETAPAN KADAR KOFEIN DALAM MINUMAN BERNERGI YANG BEREDAR DI PASARAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

BAB II METODE PENELITIAN

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

Analisis Fisiko Kimia

Gambar 1. Alat kromatografi gas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

KROMATOGRAFI FLUIDA SUPERKRITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Metode analisis kolesterol, asam lemak dan Vitamin A A. Metode Analisis Kolesterol (Kleiner dan Dotti 1962).

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

4002 Sintesis benzil dari benzoin

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

APRIALIA RIESIANE HARIYANTO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

SEJARAH. Pertama kali digunakan untuk memisahkan zat warna (chroma) tanaman

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

PENGARUH ph PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT DALAM SIRUP MELALUI ISOLASI DENGAN PELARUT ETER SECARA KCKT

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB IV PROSEDUR KERJA

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

ABSTRAK ABSTRACT

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

HIGH PERFORMANCE LIQUIDCHROMATOGRAPHY

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkompromikan daya pisah kromatografi, beban cuplikan, dan waktu analisis

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

PENETAPAN KADAR ASAM GALAT, KAFEIN DAN EPIGALOKATEKIN GALAT PADA BERBAGAI PRODUK TEH CELUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

Hukum Kesetimbangan Distribusi

6 FRAKSINASI DAN ISOLASI PROTEIN WHEY SUSU KUDA SUMBA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh CHANDRA SAPUTRA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

3 Metodologi Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

BAB III METODE PERCOBAAN

III. BAHAN DAN METODE

EFISIENSI KOLOM. Bentuk-bentuk kromatogram

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan

PENETAPAN KADAR EUGENOL DALAM MINYAK ATSIRI DARI TIGA VARIETAS BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SECARA KROMATOGRAFI GAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

Kata kunci: fasa gerak, asam benzoat, kafein, kopi kemasan, KCKT. Key word: mobile phase, benzoic acid, caffeine, instant coffee package, HPLC

Transkripsi:

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2010, hal 7-11 ISSN: 1693-8615 Vol. 7 No. 1 Analisis Etanol dalam Hair Tonic dan Hair Spray secara Kromatografi Gas Analysis of Ethanol in Hair Tonic and Hair Spray by Gas Chromatography ENDANG SRI REJEKI Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Jln. Letjen Sutoyo-Mojosongo Surakarta-57127 Telp. 0271-852518 Korespondensi: edg_srirejeki@yahoo.com (Diterima 9 Januari 2010, disetujui 15 Februari 2010) Abstrak Hair tonic dan hair spray merupakan kosmetik untuk perawatan rambut. Hair tonic merupakan kosmetik perawatan kulit kepala dan rambut yang digunakan setelah keramas atau kulit kepala dalam keadaan bersih. Hair spray adalah sediaan kosmetik yang digunakan pada rambut sebagai pengokoh sementara rambut yang sudah dibentuk sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar etanol dalam hair tonic dan hair spray secara kromatografi gas. Metode analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah baku internal. Penelitian diawali dengan mencari kondisi analisis yang sesuai. Kondisi analisis terpilih kemudian digunakan untuk analisis kuantitatif. Persamaan kurva kalibrasi digunakan untuk menetapkan kadar etanol dalam sampel hair tonic dan hair spray. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi analisis yang terpilih untuk menetapkan kadar etanol dalam hair tonic dan hair spray adalah suhu kolom 50 C, suhu injektor 70 C, suhu detektor 100 C, dan tekanan gas 80 kpa. Kadar etanol yang diperoleh dalam sampel hair tonic 15,2365%± 0,2475, sedangkan sampel hair spray adalah 17,2528% ± 0,5765. Kata kunci: hair tonic, hair spray, etanol, kromatografi gas Abstract Hair tonic and hair spray is a cosmetic for hair treatment. Hair tonic is a cosmetic treatment of the scalp and hair which is used after shampooing or when the scalp is clean. Hair spray is a cosmetic preparation used to strengthen temporary on hair that has been formed previously. The aim of the study was to determine the ethanol content in hair tonic and hair spray by gas chromatography. The quantitative analysis method used in this study was internal standard. The experiment began with looking for appropriate analysis. The chosen analysis condition was then used for quantitative analysis. The calibration curve equation was used to determine the ethanol content in hair tonic and hair spray samples. The results showed that the chosen analysis condition to determine the ethanol content in hair tonic and hair spray were: column temperature 50 o C, injector temperature 70 o C, detector temperature 100 o C, and gas pressure 80 kpa. The ethanol content obtained in hair tonic sample was 15,2365% ± 0,2475, while in hair spray sample was 17,2528% ± 0,5765. Keywords: hair tonic, hair spray, ethanol, gas chromatography

8 ~ SRI REJEKI J. FARMASI Indonesia Pendahuluan Kosmetik sudah dikenal masyarakat sejak zaman dahulu, tetapi dahulu bahan-bahan yang digunakan masih alami atau tradisional. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tentang kosmetik menyebabkan semakin banyak produk-produk kosmetik yang bermunculan di pasaran yang diperoleh dari penyempurnaan produk-produk kosmetik dari hasil pengolahan sebelumnya. Kosmetik digolongkan menjadi dua yaitu menurut jenis kosmetik dan fungsi kosmetik. Tujuan kosmetik adalah menyegarkan, memperindah secara keseluruhan kulit tubuh, kulit kepala, rambut, dan sebagainya sehingga seseorang dapat tampil dengan penuh percaya diri (Rostamailis dkk 2008). Menurut fungsinya, kosmetik terdiri atas kosmetik perawatan dan kosmetik rias (dekoratif). Menurut jenisnya, kosmetik terdiri atas liquid, emulsi, gel, padat, aerosol. Aerosol disebut juga spray atau sediaan semprot. Contoh sediaan tersebut adalah hair spray yang digunakan pada rambut. Hair spray adalah kosmetik yang digunakan pada rambut untuk mempertahankan bentuk tatanan rambut agar tetap pada letaknya tanpa mengurangi keindahan penataan akhir (Rostamailis dkk 2008). Hair spray dibentuk dalam sediaan aerosol, sehingga hair spray merupakan kosmetik bentuk gas untuk menguatkan rambut yang sudah ditata (Anonim 2004). Hair tonic merupakan kosmetik perawatan kulit kepala dan rambut yang digunakan setelah keramas atau kulit kepala dalam keadaan bersih. Cara penggunaan hair tonic diteteskan pada kulit kepala, kemudian dipijat-pijat sehingga cairan meresap dan merata tanpa perlu dibilas. Manfaat hair tonic antara lain merangsang pertumbuhan rambut, mencegah kerontokan rambut, menghilangkan ketombe (medicated tonic), mempertahankan warna rambut dari kepudaran, sumber nutrisi rambut, memperbaiki rambut kusam, dan kering menjadi lebih sehat berkilau (Anonim 2001). Alkohol yang biasanya digunakan pada sediaan kosmetik adalah etil alkohol atau isopropil alkohol. Etil alkohol sedikit lebih baik dalam efek penyegaran dan pelarutan parfum dibandingkan dengan isopropil alkohol. Isopropil alkohol lebih baik dalam pelarutan lemak dan desinfektan dibandingkan dengan etil alkohol. Kadar etanol dalam kosmetik tidak lebih dari 40% karena dapat menimbulkan iritasi dan mengeringkan kulit (Wasitaatmadja 1997). Penetapan kadar alkohol, baik dalam makanan, minuman, obatobatan, maupun kosmetik dilakukan dengan beberapa metode yaitu volumetri, destilasi, dan kromatografi gas. Di antara ketiga metode tersebut, kromatografi gas lebih banyak digunakan dalam analisis kadar alkohol. Metode volumetri dan destilasi memiliki kelemahan-kelemahan, seperti peralatan yang digunakan masih tradisional, sehingga akurasi dan presisinya masih rendah dan hanya digunakan untuk sampel yang kadar alkoholnya tinggi. Sensitifitas kromatografi gas sangat tinggi karena dapat memisahkan molekul suatu campuran dengan sejumlah kecil cuplikan, sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Kromatografi gas mempunyai peranan yang penting dalam analisis hasil-hasil farmasi dan obat-obatan yang digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisis hasilhasil baru dalam pengamatan metabolisme dalam zat-zat alir biologi. Keuntungan dari metode kromatografi gas ini adalah mampu menganalisis matriks yang kompleks, waktu analisis cepat, jumlah sampel yang digunakan untuk analisis relatif kecil dan kepekaan tinggi (Roth and Blaschke 1998). Metode Penelitian Bahan Hair tonic, hair spray, etanol p.a (Merck, Germany), etil asetat p.a (Merck, Germany), 2-butanol (Merck, Germany), dan gas nitrogen. Alat Jarum suntik Hamilton 10 μl yang ujungnya runcing, pipet volume 1,0; 2,0; 5,0 ml; syringe, kromatografi gas Shimadzu GC-14 BPF, yang dilengkapi dengan kolom 10% carbowax 20-M dalam chromosob WAW-DMC, panjang kolom 2 m dengan detektor ionisasi nyala.

Vol. 7, 2010 ANALISIS ETANOL DALAM HAIR TONIC ~ 9 Analisis Kualitatif Etanol dalam Sampel Pipet sebanyak 5,0 ml larutan sampel hair tonic dan hair spray dimasukkan corong pisah, kemudian ditambahkan 1ml larutan 2-butanol 10% diekstraksi dua kali, tiap kali dengan 5,0 ml pelarut etil asetat. Fase pelarut dikumpulkan dalam labu ukur 10,0 ml, ditambahkan volumenya dengan etil asetat sampai tanda batas dan dikocok sampai homogen, kemudian diinjeksikan pada kromatografi gas sebanyak 10,0 μl. Elusi dilakukan pada kondisi terpilih waktu retensi yang diperoleh dicatat kemudian dibandingkan dengan etanol. Analisis Kuantitatif Etanol dalam Sampel Pembuatan larutan standar etanol 10% Memipet 1,0 ml etanol p.a, kemudian dimasukkan labu ukur 10,0 ml, dilarutkan dengan etil asetat sampai tanda batas. Pembuatan larutan baku internal 2-butanol 5% Memipet 1,0 ml 2-butanol p.a, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 10,0 ml, dilarutkan dengan etil asetat sampai tanda batas. Larutan yang diperoleh dipipet 5,0 ml kemudian dimasukkan labu ukur 10,0 ml diencerkan dengan etil asetat sampai tanda batas. Pembuatan larutan standar campuran etanol 4% dan 2-butanol 1% Dipipet 4,0 ml larutan etanol 10% dan 1,0 ml 2-butanol 10% kemudian dimasukkan dalam labu ukur 10,0 ml, dilarutkan dengan etil asetat sampai tanda batas. Pencarian kondisi analisis Sebanyak 10,0 μl masing-masing larutan di atas diinjeksikan pada kromatografi gas. Elusi dilakukan pada beberapa temperatur yaitu 50 C, 60 C, dan 70 C serta tekanan gas pembawa yaitu 60 kpa, 70 kpa, dan 80 kpa. Masing-masing kondisi dicatat waktu retensinya dan dihitung jumlah lempeng teoritis. Kondisi yang terpilih adalah kondisi yang mempunyai efisiensi (N) yang tinggi, harga HETP yang kecil dan waktu retensi (tr) yang sesingkat mungkin, serta memberikan pemisahan cukup baik yaitu resolusi (R) lebih besar atau sama dengan 1,5. Pembuatan kurva kalibrasi Kurva kalibrasi dibuat dengan menghubungkan lima macam kadar etanol standar pada berbagai konsentrasi yang dilarutkan dalam etil asetat dan masing-masing ditambahkan 1,0 ml larutan 2-butanol 5% dalam etil asetat sebagai baku dalam. Konsentrasi dari etanol standar adalah 5,0; 10,0; 15,0; 20,0; dan 25,0% v / v. Disuntikkan sebanyak 10,0 μl ke dalam ruang suntik kemudian dilakukan elusi menggunakan kondisi terpilih, luas puncak etanol dan luas puncak 2-butanol sebagai baku internal sehingga diperoleh hubungan yang linier antara kadar etanol dengan PAR (Peak Area Ratio) yang dinyatakan dengan persamaan garis regresi. Penetapan kadar etanol dalam sampel Sebanyak 10,0 μl larutan hasil penyarian sampel hair tonic dan hair spray diinjeksikan pada kromatografi gas dengan menggunakan kondisi terpilih. Replikasi dilakukan sebanyak lima kali. Perhitungan kadar sampel menggunakan regresi linier. Hasil dan Pembahasan Analisis Kualitatif Etanol dalam Sampel Uji kualitatif dengan menggunakan metode kramatografi gas salah satunya dapat dilihat dari tr (waktu retensi). Hasil yang diperoleh dari penyuntikan 10 μl standar pada suhu dalam kolom 50 o C, suhu injektor 70 o C, suhu detektor 100 o C, dan tekanan gas pembawa 80 kpa memberikan kromatogram dimana etanol muncul pada menit 13,496. Waktu retensi etanol pada sampel muncul pada menit 13,602 untuk hair tonic dan 13,431 untuk hair spray (Gambar 1). Analisa kualitatif dikatakan positif apabila waktu retensi sampel dan standart mendekati sama. Dari data di atas maka sampel hair tonic dan hair spray mengandung etanol.

10 ~ SRI REJEKI J. FARMASI Indonesia Tabel 1. Harga N, HETP dan R untuk 5 macam kondisi analisis Gambar 1. Kromatogram kromatografi gas baku etanol (A), sampel hair tonic (B), dan sampel hair spray (C) dengan kolom 10% carbowax 20-M dalam chromosob WAW-DMC (panjang kolom 2 m) dengan detektor ionisasi nyala dengan kondisi suhu kolom 50 o C, suhu injektor 70 o C, suhu detektor 100 o C, dan tekanan gas pembawa 80 kpa. Yang diberi tanda panah adalah puncak etanol. Keterangan Larutan A : larutan standar etanol 10% dalam etil asetat Larutan B : larutan standar 2-butanol 5% dalam etil asetat Larutan C : larutan standar campuran etanol 4% dan 2-butanol 1% N : Jumlah plat teoritis HETP : Hight Equivalent Theoritical Plate R : Resolusi Tabel 2. Data luas puncak baku etanol dan 2 butanol pada berbagai konsentrasi dan nilai PAR Gambar 2. Kurva kalibrasi konsentrasi etanol dan 2 butanol vs PAR. Tabel 3. Hasil penetapan kadar etanol dalam sampel hair tonic dan hair

Vol. 7, 2010 ANALISIS ETANOL DALAM HAIR TONIC ~ 11 Analisis Kuantitatif Etanol dalam Sampel Pencarian kondisi analisis Hasil penetapan kondisi analisis dapat dilihat pada Tabel 1. Dari data Tabel 1, maka kondisi analisis yang terbaik adalah pada suhu kolom 50 C, suhu injektor 70 C, suhu detektor 100 C, dan tekanan gas 80 kpa. Kondisi analisa dikatakan baik dapat dilihat dari efisiensi kolom yaitu jika nilai N yang paling besar dan HETP paling kecil. N merupakan jumlah plat teoritis, HETP (Hight Equivalent Theoritical Plate) merupakan ukuran efisien kolom, dan R (resolusi) merupakan daya pisah kolom. Pembuatan kurva kalibrasi Data kurva kalibrasi dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh yaitu y = 0,5921 x-1,9297. Persamaan ini kemudian digunakan untuk menghitung kadar etanol dalam sampel hair tonic dan hair spray. Penetapan kadar etanol dalam sampel Hasil analisis etanol terhadap sampel menunjukkan bahwa seluruh sampel memberikan hasil yang positif mengandung etanol. Data hasil perhitungan kadar etanol dapat dilihat pada Tabel 3. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Wiji Lestari dan Rini Selektiani Karena telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Daftar Pustaka [Anonim]. 2001. Merawat Kulit Kepala dan Rambut secara Kering, http://www./merawat_kulit_ kepala_dan_rambut_secara_kering[1].pdf. [8 April 2001]. [Anonim]. 2004. Teknik Kosmetika. http://respository. ui.ac.id/contents/koleksi/11/. [2 Januari 2010] Rostamailis, Hayatunnufus, Merita Y. 2008. Tata Kecantikan Rambut. Jilid I. http://bse./ctcenter- 11g.net/index.php?.../TATA%20 kecantikan%20 Rambut%201 pdf. [6 April 2010]. Roth HJ, Blaschke G. 1998. Analisis Farmasi. Sarjono K, Slamet I, penerjemah; Sriewoelan S, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Pharmazeutische Analytik. 427-431. Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. 266-300. Kadar etanol dalam hair tonic adalah 15,2365% v / v dan dalam sampel hair spray adalah 17,2528% v / v. Kadar yang didapatkan semua memenuhi syarat yaitu tidak lebih dari 40% pada sediaan kosmetik 40% karena dapat menimbulkan iritasi dan mengeringkan kulit jika melebihi persyaratan tersebut (Wasitaatmadja 1997). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Seluruh sampel hair tonic dan hair spray memberikan hasil yang positif mengandung etanol. 2. Kadar etanol dalam hair tonic adalah 15,2365% V / V ± 0,2475 dan dalam hair spray adalah 17,2528% V / V ± 0,5765. 3. Kadar etanol sampel memenuhi syarat yaitu tidak lebih dari 40%.