BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari meningkatnya

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 5 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. maupun evaluasinya. Tuntutan terhadap kualitas semakin diperhatikan untuk. untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FIQH DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI MADRASAH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM ACCELERATED INSTRUCTION

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

I. PENDAHULUAN. waktu. Model-model pembelajaran konvensional kini mulai ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut adanya perubahan dari segi pendidikan yang merupakan wadah perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menatap masa depan yang lebih terbuka, matematika harus

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT MELALUI TEKA TEKI SILANG DANKARTU DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

BAB II KAJIAN TEORETIS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menentukan perkembangan individu baik dari segi kognitif, afektif,

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dikatakan berhasil jika tercapai peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila siswa dapat berhasil dalam belajar. Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 162) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajar dapat bersumber pada diri siswa atau lingkungan siswa. Faktor yang ada pada diri individu menyangkut a) aspek jasmaniah yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan fungsi alatalat tubuh serta fungsi panca indera; b) aspek psikis, yang meliputi kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, kondisi afektif dari individu. Kondisi afektif berupa motivasi untuk belajar. Belajar perlu didukung oleh motivasi yang kuat dan konstan. Motivasi yang lemah dan tidak konstan akan menyebabkan kurangnya usaha belajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Peran guru sebagai motivator adalah memberi motivasi kepada siswa agar melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan kurikulum. Peran guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi siswa agar dapat belajar dengan 1

2 mendayagunakan potensi yang dimiliki. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi siswa antara lain dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memberikan bimbingan pada saat kegiatan belajar. MTs Nurulhuda Cikole Lembang merupakan salah satu sekolah swasta yang mempunyai fasilitas yang cukup memadai dan input siswa dengan hasil belajar yang bervariasi. Hasilbelajar yang bervariasi disebabkan karena motivasi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) beraneka ragam. Hasil observasi awal diperoleh jumlah rata- rata siswa yang terlambat masuk kelas 15 %, siswa yang tidak mengerjakan PR atau tugas 40 % siswa yang bertanya mengenai materi pelajaran 2,5 %, siswa yang menjawab pertanyaan guru tanpa ditunjuk 5%, siswa yang tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan 40%, siswa yang tidak membawa buku pegangan TIK 30%. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan sementara bahwa motivasi belajar siswa rendah. Kesimpulan sementara dapat diperkuat dengan melakukan observasi lanjutan dengan menggunakan indikator motivasi belajar. Setelah dilakukan observasi diperoleh hasil bahwa indikator perhatian siswa mencapai 72%, indikator keaktifan siswa dalam diskusi mencapai 61%, indikator tekun mengerjakan tugas mencapai 72%, indikator senang dalam pemecahan masalah mencapai 28%, indikator adanya dorongan dan kebutuhan belajar mencapai 2,5% (1 siswa), indikator percaya diri mencapai 28%. Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan motivasi

3 belajar siswa rendah. Pemberian angket juga dilakukan kepada siswa untuk lebih menguatkan kesimpulan tersebut. Hasil perhitungan angket adalah sebagai berikut: indikator I yaitu adanya perasaan senang terhadap pembelajaran TIK mencapai 58%, indikator II yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar mencapai 64%, indikator III yaitu adanya dorongan dan kebutuhan belajar mencapai 67%, indikator IV yaitu tekun mengerjakan tugas mencapai 56%, indikator V yaitu tidak putus asa mencapai 58,13%, indikator VI yaitu perhatian siswa mencapai 53%, indikator VII yaitu keaktifan siswa dalam diskusi mencapai 64%, indikator VIII yaitu senang dalam pemecahan masalah mencapai 64%, indikator IX yaitu percaya diri mencapai 67% indikator X yaitu belajar dengan harapan untuk memperoleh penghargaan mencapai 64% dan indikator XI yaitu belajar karena adanya kegiatan yang menarik mencapai 56%. Rata indikator aspek I yaitu dorongan internal mencapai 61,89% dan aspek II yaitu dorongan eksternal mencapai 60,%. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah di kelas tersebut adalah rendahnya motivasi belajar siswa karena rata-rata indikator tersebut pada tiap aspek masih menunjukkan persentase angka yang rendah. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru menyatakan bahwa motivasi belajar siswa rendah. Hasil wawancara dengan siswa menyatakan bahwa siswa kurang tertarik dengan pembelajaran, sehingga menandakan bahwa motivasi belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil observasi, pemberian angket dan wawancara diperoleh hasil bahwa motivasi belajar siswa rendah, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

4 masalah di kelas tersebut adalah rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penyebab dari rendahnya motivasi belajar siswa adalah metode pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru sehingga membosankan bagi siswa dan membuat siswa kurang termotivasi mengikuti pembelajaran TIK. Guru sebagai pengajar perlu mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan mencoba strategi pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa dan tidak membosankan agar dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran TIK. Motivasi belajar siswa yang meningkat membuat siswa belajar dengan sungguh-sungguh sehingga dapat berhasil dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran cooperative Jigsaw dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran TIK. Pembelajaran cooperative merupakan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan lingkungan belajar. Siswa belajar bersama sama dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar benar menguasai materi yang sedang dipelajari. Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari penerapan pembelajaran cooperative yaitu siswa dapat mencapai hasil belajar yang bagus. Pembelajaran cooperative dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Siswa juga dapat menerima dengan senang hati pembelajaran yang digunakan karena adanya kontak fisik antar siswa, serta dapat mengembangkan kemampuan

5 sosial siswa. Terdapat banyak tipe dalam pembelajaran cooperative salah satunya adalah Jigsaw. Pembelajaran cooperative Jigsaw membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan karakteristik yang heterogen. Anggota dari berbagai kelompok yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bahan materi yang sama dan selanjutnya berkumpul dalam kelompok ahli untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Selanjutnya siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali ke kelompok semula untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli. Siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari setelah diadakan diskusi. Adanya tanggung jawab mengajarkan materi kepada anggota kelompok lain pada pembelajaran cooperative Jigsaw dapat meningkatkan dorongan dan kebutuhan belajar serta melatih rasa percaya diri siswa. Melalui pembelajaran cooperative Jigsaw ketekunan siswa untuk mengerjakan tugas dapat ditingkatkan, karena siswa harus melaksankan tugas membaca agar dapat mengajarkan materi kepada anggota kelompok sehingga motivasi belajar siswa bisa ditingkatkan. Slavin (2008: 237) menyatakan bahwa pembelajaran cooperative Jigsaw menjadikan siswa termotivasi untuk belajar karena skor-skor yang dikontribusikan siswa kepada tim didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan siswa yang skor timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi tim yang lain sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari materi

6 dengan baik dan untuk bekerja keras serta aktif dalam kelompok ahli supaya dapat membantu tim melakukan tugas dengan baik. Tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tiap anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi jika kelompok sukses sehingga untuk meraih tujuan pribadinya, anggota kelompok harus membantu teman satu tim untuk melakukan apapun guna membuat kelompok berhasil, dan yang lebih penting adalah mendorong anggota satu kelompok untuk melakukan usaha maksimal. Setiap anggota kelompok memotivasi anggota kelompok lain. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang PENERAPAN PENDEKATAN COOPERTIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK POKOK BAHASAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI (PTK di kelas VII B MTs Nurulhuda Cikole lembang ) B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagai berikut : 1. Bagaimana Rencana pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Jigsaw pada pembelajaran TIK kelas VII MTs untuk meningkatkan motivasi belajar siswa?

7 2. Bagaimana pelaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative learning tipe Jigsaw pada pembelajaran TIK di kelas VII B untuk meningkatkan motivasi belajar siswa? 3. Bagaimana motivasi belajar siswa yang menggunakan model Cooperative learning tipe Jigsaw pada pembelajaran TIK kelas VII? C. Tujuan Penelitain 1. Tujuan Umum Meningkatkan Motivasi belajar siswa pada pelajaran TIK dengan menggunakan pendekatan Cooperative learning tipe Jigsaw di kelas VII B MTs Nurulhuda Cikole Lembang. 2. Tujuan Khusus Berdasarkan rumusan masalah, tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan Motivasi belajar siswa dengan perencanaan pendekatan cooperative learning tipe jigsaw pada mata pelajaran TIK di Kelas VII B MTs Nurulhuda Cikole Lembang. b. Meningkatkan Motivasi belajar siswa dengan pelaksanaan pendekatan cooperative learning tipe jigsaw pada mata pelajaran TIK di Kelas VII B MTs Nurulhuda Cikole lembang. c. Meningkatkan Motivasi belajar siswa dengan evaluasi melalui pendekatan cooperative learning tipe jigsaw pada Mata Pelajaran TIK di Kelas VII B MTs Nurulhuda Cikole Lembang.

8 D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Saling menginformasikan kepada Guru Madrasah Tsanawiyah tentang penggunaan model cooperative learning tipe Jigsaw pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. 2. Memberikan masukan kepada sekolah tentang perlunya meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran Cooperative learning tipe Jigsaw 3. Bagi peneliti : a. sebagai upaya dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan b. sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir. 4. Bagi anak untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. D. Hipotesis Tindakan Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). E. Definisi Operasional Motivasi belajar bahasa Indonesia adalah dorongan yang datang dari dalam diri siswa (intrinsik) untuk belajar bahasa Indonesia yang ditunjukan dengan skor yang diperoleh dari angket motivasi belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia.

9 Cooperative learning adalah berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran ini berhubungan dengan tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di hadapkan pada mereka.