BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK KEPADATAN DAN CBR MATERIAL RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) DENGAN PROSES PENCAMPURAN HANGAT ( WARMMIX ) Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

THE INVESTIGATION ON MIX PROPORTION S CHARACTERISTIC OF RECYCLE MATERIAL MADE OF RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) ARTIFISIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INVESTIGASI KARAKTERISTIK RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) ARTIFISIAL NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

OPTIMASI KADAR ASPAL BETON AC 60/70 TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LALU LINTAS BERAT MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL BANTAK PROYEK AKHIR

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sidang Seminar Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

STUDI PENENTUAN JOB MIX DESAIN PERKERASAN LENTUR DENGAN MEMANFAATKAN ASPAL DAUR ULANG / RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

2.4 Daur Ulang Lapis Keras Aspal (Asphalt Pavement Recycling) 6

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

BAB IV METODE PENELITIAN

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

PEMANFAATAN HASIL PENGUPASAN ASPAL UNTUK DAUR ULANG CAMPURAN BETON ASPAL

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 ( ) ISSN:

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

BAB III LANDASAN TEORI

Muhammad Rizal Permadi, Retno Handayani Prastyaningrum, Bagus Hario Setiadji *), Supriyono *)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN TERHADAP KARAKTERISTIK KEPADATAN DAN CBR CAMPURAN RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT )

S. Harahab 1 *, R. A. A. Soemitro 2, H. Budianto 3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

KARAKTERISTIK MARSHALL DENGAN BAHAN TAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA)

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

ANALISA LENDUTAN DAN MODEL RETAK LAPIS PERKERASAN AC- WC DAUR ULANG YANG DIPERKUAT GEOGRID PRA-TEGANG. Tugas Akhir

(Studi Kasus Jalan Nasional Pandaan - Malang dan Jalan Nasional Pilang - Probolinggo) Dipresentasikan Oleh: : Syarifuddin Harahab NRP :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN CAMPURAN BERGRADASI SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN BAHAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) DAN LIMBAH ARANG BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN BETON ASPAL DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL. Tugas Akhir

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

Studi Alternatif Campuran Aspal Beton AC WC dengan Menggunaan Pasir Seruyan Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

PENYELIDIKAN PROPERTIS DISTRIBUSI VOID, INDIRECT TENSILE STRENGHT DAN MARSHALL CAMPURAN ASPHALT CONCRETE TERHADAP BENDA UJI HASIL PEMADATAN APRS

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA WARM MIX ASPHALT (WMA) UNTUK LAPIS PERKERASAN JALAN (AC-WC) DI KOTA PALANGKA RAYA (LANJUTAN STUDI SEBELUMNYA)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

Lampiran Perhitungan Pengujian Aspal

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

PENGARUH PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (AC-BC)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan hal yang utama untuk menunjang dalam bertansportasi secara aman, nyaman dan mudah maka dari itu dibutuhkan perkerasan jalan yang memadai dan layak untuk dipergunakan. Lapisan perkerasan jalan menggunakan aspal merupakan salah satu perkerasan yang banyak digunakan di Indonesia, karena mudah didapat, efisien dan lebih ekonomis. Banyaknya penggunaan aspal sebagai lapisan perkerasan jalan tentu saja banyak limbah-limbah sisa perkerasan jalan yang dihasilkan dari penggarukan aspal yang telah habis umur rencananya. Maka dari itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk memanfaatkan secara maksimal limbah perkerasan tersebut atau lebih sering disebut dengan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). Perkerasan aspal lama dapat digiling dan didaur ulang menjadi campuran baru untuk digunakan kembali pada proyek perkerasan yang sama atau digunakan pada proyek perkerasan jalan lainnya. Beberapa negara di dunia sudah mencoba menggunakan RAP sebagai lapisan perkerasan utama karena dinilai sangat ekonomis dan ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah sebagai bahan utama pembuatannya. Dalam pengolahan RAP harus memperhatikan pengolahan, penyimpanan, dan pengujian untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk memperluas pemahaman tentang material RAP Artifisial (Reclaimed Asphalt Pavement Artifisial) untuk digunakan sebagai bahan perkerasan jalan yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Material RAP Artifisial ini akan digunakan untuk lapis aus spesifikasi halus. Pada penelitian ini dilakukan pengujian karakteristik agregat dan bitumen yang masih terkandung dalam material RAP Artifisial. Ketika bahan pengikat lama di RAP Artifisial dikombinasikan dengan pengikat baru, kemungkinan akan memiliki beberapa pengaruh pada kelas pengikat yang dihasilkan yang mempengaruhi efek dari RAP Artifisial dapat 1

2 menjadi signifikan. Perilaku dari pengikat yang dicampur (RAP Artifisial ditambah pengikat baru) mungkin berbeda dari pengikat aslinya. Agregat dalam RAP Artifisial juga dapat mempengaruhi volume campuran dan kinerjanya. Sebelum pengujian dengan menggunakan alat Marshall dan pembuatan sampel dengan RAP Artifisial bahan yang digunakan yaitu material sisa-sisa praktikum bahan perkerasan yang didapat dari Laboratorium Teknik Sipil Perkerasan Jalan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang kemudian diolah menjadi RAP Artifisial dengan cara material yang sudah tidak dimanfaatkan lagi, dihancurkan kemudian dipanaskan dengan menggunakan oven dengan suhu 85 0 C selama 5 hari dengan tujuan supaya sampel sisa praktikum karakteristiknya menyerupai RAP yang didapatkan di lapangan. Selain pembuatan RAP Artifisial, penelitian ini menggunakan cara pencampuran aspal panas (HOT-mix). Suhu pencampuran pembuatan HOT-mix adalah diatas 100 0 C. Dalam pengujian ini diharapkan dapat diketahui karateristik RAP Artifisial setelah dilakukan pengujian dengan pencampuran aspal panas (HOT-mix) baik RAP Artifisial yang menggunakan penyegaran agregat baru maupun RAP Artifisial yang tidak menggunakan penyegaran agregat baru. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut : 1. Bagaimanakah karakteristik dari material RAP Artifisial yang dibuat di Laboratorium? 2. Bagaimanakah pengaruh variasi suhu pemanasan ulang terhadap karakteristik Marshall campuran aspal panas dari bahan RAP Artifisial? 3. Bagaimanakah komposisi bahan pengikat (Bitumen) baru maupun agregat baru untuk memperbaiki gradasi RAP Artifisial dan spesifikasinya supaya dapat digunakan sebagai lapis aus spesifikasi halus?

3 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai antara lain: 1. Mengetahui karakteristik Campuran RAP Artifisial sebelum atau sesudah ditambah agregat dan bitumen baru yang dibuat di Laboratorium. 2. Mengetahui karakteristik yang dihasilkan RAP Artifisial setelah dilakukan pengujian Marshall. 3. Mengetahui prosentase penambahan bahan ikat maupun agregat baru yang digunakan, yang mampu menghasilkan kekuatan campuran yang optimum. D. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang baru bagi peneliti, dapat diaplikasikan di lapangan kerja, serta bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca pada umumnya. 2. Merupakan kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk mengolah limbah menjadi bahan yang dapat digunakan lagi sebagai lapis perkerasan jalan. E. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penelitian menggunakan bahan RAP Atrifisial ini adalah: 1. Penelitian ini memanfaatkan sisa-sisa sampel pada praktikum bahan perkerasan yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Mihammadiyah Surakarta. 2. Pembuatan RAP Artifisial menggunakan sisa-sisa praktikum bahan perkerasan yang kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 85 0 C selama 5 hari kemudian dihancurkan.

4 3. Penelitian ini menggunakan alat-alat yang sekiranya diperlukan untuk menunjang keberhasilan penelitian ini yang berada di Labolatorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. 4. Penyelidikan bitumen yang dilakukan adalah Penetrasi, daktilitas, titik lembek, titik nyala & titik bakar, BJ. Bitumen yang masih terkandung dalam RAP Artifisial. 5. Penyelidikan agregat yang dilakukan adalah keausan, berat jenis & penyerapan, analisa saringan yang masih terkandung dalam RAP Artifisial. 6. Investigasi pengaruh penggunaan RAP Artifisial dalam campuran aspal panas dengan perencanaan secara langsung tanpa menggunakan bitumen dan agregat baru serta perencanaaan dengan modifikasi agregat dan bitumen baru. 7. Penyelidikan kadar aspal optimum menggunakan metode Marshall Test. F. Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul Investigasi Karakteristik AC (Asphalt Concrete) Campuran Aspal Panas dengan Menggunakan Bahan RAP Artifisial merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karateristik dari RAP tiruan. Adapun penelitian-penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lainnya adalah tentang RAP murni yang langsung diambil dari lapangan, sedangkan penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan bahan RAP tiruan.

5 Tabel 1.1. Penelitian terdahulu terkait material RAP No. Peneliti Tahun penelitian Judul penelitian 1 Pamungkas 2009 Kajian Uji Kuat Tekan Pada Asphalt Concrete Campuran Panas Dengan RAP 2 Mustika 2009 Observasi Karakteristik Marshall Pada Asphalt Concrete Campuran Panas Dengan RAP 3 Suwantoro 2006 Optimalisasi Penggunaan Material Hasil Cold Milling Untuk Daur Ulang Lapisan Perkerasan Jalan Beton Aspal Type AC (Asphalt Concrete) Kesimpulan - Bertambahnya campuran RAP dengan kadar 0% mempunyai hasil kuat tekan 4008.62 Kpa, sedangkan menggunakan campuran variasi kadar RAP 15%, 30%, 45% mempunyai nilai kuat tekan berturut -turut 3139.82 Kpa, 3586.45 Kpa, 3538.01 Kpa. Dengan penambahan RAP menghasilkan kuat tekan lebih rendah 1.72% dibandingkan dengan aspal tanpa menggunakan campuran RAP - Nilai marshall quotient untuk aspal concrete dengan campuran RAP 15%, 30%, 45% pada kadar aspal 5% adalah 349.251 kg/mm, 519. 073 kg/mm, 614.333 kg/mm, spesifikasi bahan material minimal 100 kg/mm dan maksimal 500 kg/mm, maka kadar RAP 30%, 45% tidak memenuhi persyaratan bahan material, maka Asphalt Concrete dengan campuran RAP seperti yang telah disebutkan tidak dapat digunakan sebagai lapis aus (wearing course) namun masih dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas (base course) - Campuran Beton Aspal Do Nothing (Campuran dengan 100 % RAP tanpa modifikasi) tidak memenuhi persyaratan AC dan harus dilakukan modifikasi campuran. Secara rata-rata campuran Beton Aspal Do Nothing menghasilkan Marshall Stability 898,55 kg, Flow 4,13 mm, Void Filled with Bitumen (VFB) 52,28 %, Void In Mix (VIM) 8,11% dan Density 2,28. Dari seluruh parameter tersebut hanya marshall stability yang memenuhi persyaratan Asphalt Concrete (AC). Kualitas aspal yang terkandung dalam RAP masih memenuhi persyaratan aspal penetrasi 60/70, dari hasil pengujian didapatkan angka Penetrasi 64,6 mm, Daktilitas 110 cm, Titik Lembek pada suhu 48,5 0 C, titik nyala pada suhu 310 0 C dan Titik Bakar pada suhu 320 0 C

6 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya mengambil salah satu contoh penelitian yang dilakukan oleh Suwantoro (2006) dengan judul Optimalisasi Penggunaan Material Hasil Cold Milling untuk Daur Ulang Lapisan Perkerasan Jalan Beton Aspal Type AC (Asphalt Concrete). Persamaannya antara lain adalah: a) Pengujian-pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan agregat dan pemeriksaan bitumen hasil dari ekstraksi dari bahan RAP. b) Melakukan pengujian dengan alat test Marshall c) Sama-sama menggunakan dua metode pencampuran, yaitu pencampuran secara langsung tanpa menggunakan bahan tambah baik agregat maupun bitumen dan perencanaan campuran dengan modifikasi bitumen dan agregat d) Penyajian data pengujian dengan menggunakan rumus yang sama. Perbedaannya antara lain adalah: a) Bahan yang digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Suwantoro (2006) adalah RAP hasil cold milling sedangkan pada penelitian ini menggunakan material RAP Artifisial sisa-sisa dari praktikum bahan perkerasan yang dilakukan di Laboratorium perkerasan jalan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta b) Pada penelitian yang dilakukan oleh Suwantoro (2006) menggunakan analisa biaya sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan analisa biaya. c) Penelitian ini menggunakan perencanaan lapis aus spesifikasi halus.