BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Analisa Jenis Kegiatan di Dalam Rumah Susun. Kelompok kegiatan pribadi. makan, tidur, mandi, dll. Kelompok kegiatan bersama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

zoning pada tapak, sumber kebisingan bersumber dari :

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan & Kegiatan Dasar dari perencanaan & kegiatan dari perancangan rumah susun dan pasar ini adalah adanya kebutuhan akan hunian yang berwujud dalam rusunawa dan dapat mengakomodasi kebutuhan penghuni rusunami tersebut. Bagi pasar adalah sebagai sarana berbelanja secara tradisional yang dikemas secara modern sehingga pedagang dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja. Perancangan bangunan ini juga harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Rancangan hemat energi dibutuhkan untuk menjelaskan kepedulian energi di arsitektur. Perancangan hemat energi ini nantinya akan menghasilkan bangunan yang meminimalkan kebutuhan energi yang mahal, berpolusi dan tidak dapat didaur ulang serta tanggap terhadap lingkungan sekitarnya. V.2. Konsep Perancangan Kegiatan Jenis dan kegiatan yang terdapat dalam bangunan rumah susun dan pasar adalah: Jenis Kegiatan Keterangan Sifat Kegiatan Utama (Rumah Susun) Kegiatan yang dilakukan penghuni yang Private berlangsung di dalam bangunan rumah Kegiatan Pendukung (Pasar) Kegiatan Pengelola susun Kegiatan yang dilakukan pedagang dan pembeli yang berlangsung di dalam bangunan pasar Kegiatan yang menunjang kegiatan utama bagi penghuni rumah susun dan pedagang, pembeli pasar Public Public 111

Kegiatan Servis Kegiatan servis di dalam rumah susun dan pasar seperti, loading dock, ruang ME, dll Kegiatan Kegiatan yang menunjang bagi penghuni Penunjang rumah susun seperti mushola Kegiatan Luar Kegiatan yang berlangsung di luar bangunan rumah susun dan pasar Kegiatan Parkir Kendaraan Tabel 39. Pengelompokkan zoning kegiatan Service Public Public Public V.3. Konsep Kebutuhan Luasan Ruang 1. Rumah Susun 2. Pasar No Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhit Jumlah 1. Tipe 54 250 54 m 2 PU 238 x 54 12852 m 2 2. Sirkulasi 20% 22570.4 m 2 Total 15422.4 m 2 Tabel 40. Program ruang rumah susun No Nama Ruang Kapasitas Standar Smbr Perhit Jumlah 1. Kios 141 unit 9 m 2 SB 141 x 9 1269 m 2 2. Counter 368 unit 4 m 2 SB 368 x 4 1472 m 2 3. Lapak 331 unit 4 m 2 SB 331 x 4 1324 m 2 5. Makanan 50 unit 12 m 2 SB 50 x 12 600 m 2 proses 6. Tempat pemotongan + kandang ayam 15 m 2 SB 5x 3 15 m 2 7. Toilet Pria Wastafel Urinoir 8. Toilet Wanita Wastafel 2 unit 2 unit 5 unit 5 unit 2 unit 2.16 m 2 /org 0.5 m 2 /org 0.9 m 2 /org 2.16 m 2 /org 0.5 m 2 /org NAD 2.16 x 2 0.5 x 2 0.9 x 5 NAD 2.16 x 5 0.5 x 2 4.32 m 2 1 m 2 4.5 m 2 10.8 m 2 1 m 2 9. Tempat Cuci 9 m 2 SB 3 x 3 9 m 2 112

3. Gudang bersama Piring 10. Sirkulasi 20% 942.124 m 2 Total 5652.74 m 2 Tabel 41. Program ruang utama (pasar) No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhit Jumlah 1. Gudang 24 20 m 2 SB 24 x 20 480 m 2 2. Sirkulasi 20 % 96 m 2 Total 576 m 2 Tabel 42. Program ruang gudang bersama (rusun) 4. Ruang Pengelola (pasar) No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhit Jumlah 1. Kantor 1 unit 20 m 2 SB 1 x 20 20 m 2 pengelola 2. Sirkulasi 20 % 10 m 2 Total 30 m 2 Tabel 43. Program ruang pengelola (pasar) 5. Ruang Pengelola (rusun) 6. Ruang Mesin No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhit Jumlah 1. Kantor 2 unit 20 m 2 SB 2 x 20 40 m 2 pengelola 2. Sirkulasi 20 % 20 m 2 Total 60 m 2 Tabel 44. Program ruang pengelola (rusun) No Nama Ruang Kapasitas Standar Sumber Perhit Jumlah 1. Ruang Panel - 10 m 2 TSS 2.5 x 4 10 m 2 3. Ruang Pompa - 20 m 2 SB 4 x 5 20 m 2 4. Ruang Genset - 30 m 2 SB 6 x 5 30 m 2 5. R. Reservoir - 40 m 2 TSS 8 x 5 40 m 2 6. Ruang STP - 20 m 2 SB 4 x 5 20 m 2 7. R. Sampah - 12 m 2 SB 4 x 3 12 m 2 8. R. Bongkar 1 truk 20.64 NAD 8.4 x 20.64 m 2 muat m 2 2.4 9. Gudang - 6 m 2 SB 2 x 3 6 m 2 113

10. Sirkulasi 20 % 38.87 m 2 Total 233.21 m 2 Tabel 45. Program ruang mesin pasar dan rusun Keterangan : NAD : Neufert Architect Data TSS : Time Server Standard SB : Studi Banding PU : Peraturan Umum Ketentuan parkir : Untuk rumah susun : 1 mobil = 6 unit kamar, 1 motor = 1 unit kamar Untuk pasar : 200 m 2 / mobil, 25 m 2 /motor Kebutuhan Luas Parkir : Rumah susun : (238 : 6) x 1 mobil = 39.67 mobil = 40 mobil 238 motor Pasar : (5652.74 : 200) x 1 mobil = 28.26 = 29 mobil (5652.74: 25) x 1 motor = 226 motor Parkir digunakan di semi basement, luasan parkir mobil bangunan 35 m 2, luasan parkir motor 2 m 2 dari Dinas Tata Kota, maka luasan parkir mobil 2415 m 2. Untuk luasan parkir motor 928 m 2. Maka total luasannya 3343 m 2. Luas kebutuhan ruang seluruhnya : Rumah Susun : 15422.4 m 2 114

Pasar : 5652.24 m 2 Gudang : 576 m 2 Ruang Pengelola : 90 m 2 Ruang Mesin : 233.21 m 2 Parkir : 2998 m 2 Luas yang dibutuhkan : 24971.85 m 2 Luas tapak : 9072 m 2 KDB 60 % : 60 % x 9072 m 2 = 5443.2 m 2 KLB : 4 x 9072 m 2 = 36.288 m 2 Jadi, luas seluruh lantai maksimal bangunan adalah 24971.85 m 2. Luas maksimal lantai dasar adalah 5652.24 m 2 Luas yang dibutuhkan 24971.85 m 2 < KLB, maka menenuhi syarat. Jumlah lapisan yang diijinkan 12 lantai, maka bangunan pasar dan rumah susun dipisahkan secara vertikal tetapi masih dalam satu masa bangunan. Luas pasar 5652.24 m 2 < KDB, maka bangunan pasar direncanakan 2 lantai, sedangkan untuk rumah susun direncanakan 2 tower masing masing luasnya 7711.2 m 2 dengan jumlah lapis 10 lantai per lantai berjumlah 12 unit. 115

V.4. Konsep Perancangan Tapak V.4.1. Konsep Pencapaian Pencapaian menuju tapak direncanakan meliputi entrance masuk kendaraan, akses keluar kendaraan, side entrance untuk kendaraan servis dan entrance pedestrian untuk pejalan kaki adalah sebagai berikut : Pintu masuk kendaraan pasar Pintu keluar kendaraan rumah susun Pintu masuk kendaraan rumah susun Pintu masuk keluar pejalan kaki Pintu keluar kendaraan pasar Pintu masuk keluar kendaraan servis Gambar 40. Konsep pencapaian tapak Main entrance dibedakan menjadi 2 yaitu untuk rumah susun dan pasar. Main entrance untuk pasar terletak pada jalan Tanjung Duren Raya. Pintu masuk keluar rusun di jalan Tanjung Duren 6. Service entrance diletakkan di ujung jalan Tanjung Duren 5. Pejalan kaki diletakkan di depan jalan Tanjung Duren Raya. 116

V.4.2. Konsep Sirkulasi Dalam Tapak Sirkulasi di dalam tapak lebih mengutamakan sirkulasi manusia (pejalan kaki) dengan menempatkan pedestrian untuk menghubungkan semua kegiatan di dalam tapak serta adanya plaza terbuka dan pejalan kaki mendapat akses langsung terhadap bangunan, sirkulasi untuk kendaraan menggunakan pola grid untuk kendaraan di mana kendaraan diarahkan dan jelas langsung menuju ke bangunan agar tidak berputar putar dan tidak mengganggu aktivitas di dalam tapak. Arahan perencanaan adalah sirkulasi di dalam tapak lebih mengutamakan sirkulasi manusia (pejalan kaki) dengan menempatkan pedestrian untuk menghubungkan semua kegiatan di dalam tapak serta adanya plaza terbuka. Sirkulasi kendaraan Pasar Sirkulasi kendaraan service Sirkulasi kendaraan Rumah susun Gambar 41. Konsep sirkulasi dalam tapak V.4.3. Konsep Orientasi Bangunan Orientasi bangunan berdasarkan pergerakan matahari, arah angin, topografi dan kebisingan. Masa menghadap Utara Selatan, dan sisi yang pendek menghadap Barat Timur. Di sekeliling bangunan diberi sound 117

buffer berupa pepohonan untuk menghindari kebisingan di sepanjang jalan dan juga untuk menghambat masuknya panas matahari dan juga dapat membelokkan arah angin. Maka orientasi masa bangunan adalah : Gambar 42. Konsep orientasi masa V.4.4. Konsep Gubahan Masa Pola gubahan masa pada bangunan rumah susun adalah sistem terpusat di antara 2 masa rumah susun akan dihubungkan suatu ruang terbuka untuk hijau lebih luas dan mudah dijangkau. Bentuk massa ini disesuaikan dengan bentuk tapak dimana tapak tidak terlalu besar. Pola gubahan masa pada bangunan pasar adalah sistem grid, di mana hanya terdapat 1 masa bangunan pasar mengingat akan dibuat bangunan pasar yang terbuka / open dan mengikuti tapak. 118

Gambar 43. Pola gubahan masa rumah susun Gambar 44. Pola gubahan masa pasar V.4.5. Konsep Tata Ruang Luar Pada bangunan rumah susun dan pasar, pemanfaatan ruang luar direncanakan sebagai berikut : Ruang luar aktif fasilitas penunjang rumah susun dan pasar, plaza, pedestrian, parkir kendaraan. Ruang luar pasif taman sebagai penghijauan, daerah resapan. Ruang luar aktif untuk parkir, direncanakan penyediaan parkir dibedakan menjadi 4, yaitu : Untuk pengelola 119

Untuk pengunjung pasar Untuk penghuni rumah susun Untuk loading dock Untuk proyek hunian dan pasar, cocok menggunakan sistem parkir 90º yang membutuhkan banyak lahan parkir. V.4.6. Konsep Perzoningan Sifat Kegiatan Publik Jenis Ruang Letak Pada Tapak Keterangan Pengelola Pasar Plaza Parkir Private Kamar kamar hunian Bagian Barat Daya dan Barat Laut Berhadapan dengan jalan utama, dan merupakan pintu masuk utama Bagian Tenggara Terletak di tengah tengah tapak Semi publik Service R. serba guna Plaza terbuka antara masa hunian R. ME Loading duck Bagian Tenggara Bagian Utara Tabel 46. Letak jenis kegiatan Terletak di dekat ruang private, yang berfungsi sebagai plaza Tidak terlihat secara umum, dekat dengan pintu masuk service. P u b l i c Private (rusun) Private service Gambar 45. Penzoningan 120

Rumah Susun Pasar Gambar 46. Penzoningan mix used building V.5. Konsep Perancangan Bangunan V.5.1. Bentuk Bangunan Bentuk bangunan yang digunakan adalah segi empat. Karena perbedaan aktivitas maka dibedakan secara vertikal dan juga terdapat 2 tower di atas bangunan pasar (podium). Pasar Rumah susun Gambar 47. Konsep Bentuk Bangunan 121

V.5.2. Konsep Sistem Sirkulasi Dalam Bangunan Konsep sistem sirkulasi dalam bangunan rumah susun dan pasar dibedakan menjadi 2 untuk rumah susun menggunakan sistem double loaded. Untuk bangunan pasar dibuat dengan sirkulasi double loaded tetapi dibuat pintu dalam jumlah banyak sehingga semua pedagang dapat merasakan tempat yang utama, mudah dijangkau dan terjadi cross ventilation. Koridor antar pasar dibuat dengan jarak yang lebar agar pembeli dapat merasakan nyaman dalam tawar menawar. Sistem sirkulasi rumah susun adalah sebagai berikut : Gambar loaded Doable - Dapat memuat banyak unit, sehingga efisien dalam penggunaan lahan. - Menggunakan space yang sedikit sehingga lahan dimanfaatkan secara optimal. Tabel 47. Sirkulasi dalam rumah susun - Pencahayaan alami tidak secara maksimal. - Penghawaan alami tidak maksimal. Sistem sirkulasi pasar adalah sebagai berikut : 122

Keterangan : Kios - kios Counter Lapak Gambar 48. Sirkulasi dan koridor dalam pasar Sirkulasi vertikal yang digunakan perancangan rumah susun dan pasar menggunakan tangga yang difungsikan sebagai tangga darurat dan lift. Di dalam pembangunan bangunan tinggi diperlukan lift sebagai alat bantu ruang gerak bagi manusia di dalam bangunan. Dalam proyek ini akan menggunakan lift standar untuk bangunan 2-12 tingkat. Standard kecepatan lift 1 m / detik dan kapasitas lift 1000 kg, kapsitas penumpang 12 orang. Perhitungan : Jumlah waktu yang dibutuhkan : T ( 2h + 4s)( n 1) + s(3m + 4) = detik s T = (2 x 3.2 + 4 x 1) (11-1) + 1 (3 x 12 + 4) 1 T = 144 detik Jumlah lift yang dibutuhkan : Lnetto. n. P. T N = 300. PB. m N = 771.12 x 11 x 0.03 x 144 300 x 3 x 12 N = 3.39 = 3 lift Waktu tunggu (WT) 123

T WT = N WT = 144 / 3 = 48detik Untuk proyek perancangan rumah susun akan menggunakan tangga sebagai tangga kebakaran dan lift digunakan sebagai alat transportasi vertikal bagi manusia di dalam bangunan. Demi kesesuaian dengan topik dan tema tentang hemat energi, maka lift dalam bangunan akan digunakan dengan cara terdapat 2 lift yang berhenti di setiap lantai genap yaitu 2, 4, 6, dan seterusnya. Dan berhenti di setiap lantai ganjil yaitu 3, 5,7 dan seterusnya, lift akan di hidupkan semua pada jam-jam sibuk, sehingga tidak memboros listrik. Lift berada di dalam core dengan bentuk memanjang. Posisi core di luar bangunan yang dapat menghubungkan semua unit rumah susun dalam satu tower. Jumlah lift yang digunakan 3 termasuk lift barang dengan waktu tunggu 48 detik. Tangga yang difungsikan sebagai tangga kebakaran berjarak maksimum 30 meter. V.5.3. Konsep Penampilan Bangunan Penampilan bangunan hemat energi, menampilkan karakter bangunan sehat dan hemat energi dengan memaksimalkan iklim tropis melalui penyesuaian arsitektural dalam pemilihan bahan bangunan yang tidak memerlukan perawatan, pemanfaatan teririsan yang dapat mengurangi panas matahari dan air hujan 124

V.5.4. Konsep Modul Dasar Penentuan modul bangunan rumah susun dan pasar ditentukan dari tipe kamar rumah susun 54 m 2 adalah 7.5 meter sesuai dengan Kepmen PU No 05/PRT/M/2007. Dari modul ini maka perancangan untuk pasar mengikuti modul dari rumah susun. Gambar 49. Bentuk modul tipe 54 V.5.5. Konsep Hemat Energi Konsep hemat energi dilihat dari sistem pencahayaan, sistem pengudaraan dan material bangunan. Konsep hemat energi dapat dilihat dari persentase luas bukaan jangan berlebihan dimensinya. Luasnya 20 % dari luas ruangan, pengurangi radiasi matahari dalam ruangan menggunakan teritisan 125

V.5.5.1. Konsep Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Jenis Pencahayaan Pencahayaan alami Pencahayaan buatan Penyelesaian Bukaan dinding (jendela) Bukaan plafond Lampu pijar Karakteristik Daya jangkau sinar kurang merata, terbatas Tidak memerlukan energi Perancangan dan perawatan agak sulit Daya jangkau sinar merata Tidak membutuhkan energi Lebih murah dan mudah perawatannya Lebih boros energi Lampu TL (Fluorscent) Lebih mahal Lebih hemat energi Lampu Daya tahan tinggi halogen Cukup hemat energi Panas Cocok untuk ruang luar Tabel 48. Konsep sistem pencahayaan Salah satu cara efisiensi energi adalah pengurangan pemakaian energi listrik melalui penerangan alami. Untuk pemanfaatan cahaya alami dibuat bukaan bukaan, void pada bagian koridor jika bukaan tidak terkena cahaya matahari, maka memakai sistem reflektor, dengan media air untuk merefleksikannya ke dalam bangunan, untuk pemakaian pencahayaan buatan pada ruang ruang sirkulasi hanya pada malam hari. 126

V.5.5.2. Konsep Sistem Pengudaraan Sistem pengudaraan diatur seefisien mungkin tidak menggunakan AC agar tidak mengkonsumsi energi yang berlebihan. Salah satunya dengan menggunakan sistem cross ventiliation pada bangunan sehingga menggunakan pengudaraan alami agar tercapai topik hemat energi. V.5.5.3. Konsep Bahan Material Bangunan Penggunan material bangunan adalah material bangunan yang hemat energi dapat dilihat dari kandungan energi dan juga tidak memerlukan banyak perawatan (maintance free ). V.5.6. Konsep Struktur Bangunan Dalam perancangan menggunakan sistem struktur atas menggunakan struktur rangka (rigid frame) dengan konstruksi beton bertulang yang menggunakan sistem pracetak karena bangunan tidak membutuhkan bentang panjang melainkan jarak lantai ke lantai yang efisien dan tidak jauh. Pondasi yang digunakan dalam proyek ini adalah pondasi tiang pancang dengan mempertimbangkan topik hemat energi karena pengerjaannya cepat sehingga energi yang digunakan tidak banyak. Untuk mengantisipasi gempa dilakukan dengan merancang denah dan menggunakan sistem penahan gempa lateral (dinding geser). 127

V.5.7. Konsep Sistem Utilitas Utilitas bangunan meliputi air bersih, air kotor, pembuangan sampah, pencegah kebakaran, instalasi listrik, penangkal petir, keamanan dan komunikasi. Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih, menggunakan tangki atas karena hanya menggunakan 1 pompa sehingga menghemat penggunaan energi. PAM Air Tanah Ground Water Tank Pompa Reservoir atas Hunian, pasar (toilet, pantry, wastafel, hidrant, sprinkler) Skema 16. Skema sistem penyediaan air bersih Sistem Penyediaan Air Kotor Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2 : 1. Air kotor padat, melalui kloset diteruskan menuju shaft air kotor padat disalurkan ke STP (Sewage Treatment Plant). Lalu diproses secara kimia sehingga dapat dimanfaatkan untuk air yang tidak dikonsumsi oleh manusia, seperti untuk menyiram tanaman. 128

Kotoran padat STP Skema 17. Sistem pembuangan air kotor padat 2. Air kotor cair dan air hujan, melalui shaft yang tertanam di dinding disalurkan ke roil kota bagian bawah dan dilanjutkan ke roil kota, dan tiap jarak tertentu mempunyai bak kontrol. Wastafel Floor drain Sink dapur Bak Kontrol Bak penampung Roil kota Air hujan Talang Bak Kontrol Sumur resapan Skema 18. Sistem pembuangan air kotor cain dan air hujan Roil kota Bak Kontrol Bak penampung Roil kota Skema 19. Sistem pembuangan vertikal air kotor Sistem pembuangan vertikal baik air kotor maupun air bersih perletakkan KM/WC pada posisi yang sama agar dapat menghemat pipa sesuai dengan tema. Sistem Pembuangan Sampah 129

Sistem pembuangan sampah pada bangunan ini dengan membuang sampah melalui shaft sampah yang terdapat di tiap lantai selanjutnya, untuk pasar dibuang ke tempat sampah sementara kemudian dikumpulkan pada tempat penampungan sementara dan kemudian diangkut ke bak penampungan utama, dan diangkut oleh dinas kebersihan ke tempat pembuangan akhir. Tempat sampah Pembuangan sementara Pembuangan akhir Petugas Skema 20. Sistem pembuangan sampah Dinas kebersihan Sistem pembuangan sampah pada rumah susun disediakan di setiap ujung bangunan secara vertikal yang kemudian diangkut ke TPS kemudian ke pembuangan akhir oleh dinas kebersihan. Sampah per lantai Pembuangan sampah per blok Pembuangan sementara Pembuangan akhir Skema 21. Sistem pembuangan sampah rumah susun 130

Gambar 50. Sistem pembuangan sampah rumah susun vertikal Sistem Pencegahan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran pada rumah susun dan pasar menggunakan hydrant kebakaran dengan radius 30 m 2 / unit. Ruang kontrol Area kebakaran Hydran Pompa Deep well Pompa Resevoir kebakaran Skema 22. Sistem pencegahan kebakaran Sistem Instalasi Listrik Sumber listrik utama berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama, dan kemudian disalurkan ke gardu utama, dan kemudian disalurkan ke ruang 131

ruang. Dan untuk tenaga cadangan digunakan generator (genset) yang dapat mensuplai 75 % dari total kapsitas keseluruhan listrik dalam bangunan. Peletakkan ruang genset diusahakan sejauh mungkin dengan ruang private untuk dapat menjaga kenyamanan dan ketenangan ruang tersebut. PLN Meteran Gardu listrik Gardu distribusi Panel cabang Panel utama Trafo Genset Skema 23. Sistem instalasi listrik Sistem Jaringan Gas Jaringan gas pada setiap unit dalam rumah susun menggunakan skematik: Gas negara Meteran induk Meteran tiap unit Skema 24. Sistem jaringan gas Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir pada bangunan rumah susun dan pasar ini menggunakan sistem Faraday karena bentuk bangunan rumah susun dan pasar berbentuk persegi panjang maka sistem Faraday yang cocok agar semua area mudah dijangkau. U j ung Tia ng - Temb aga Kab el P eng hu bun g - Temb aga S udu t Li nd ung Ba ngu nan BANGUNAN Pen geb umi an Gambar 51. Skematik Sistem Penangkal Petir Sangkar Faraday 132

Sistem Keamanan Sistem keamanan pada bangunan ini menggunakan, maka sistem keamanan yang digunakan adalah pos jaga yang hanya menggunakan tenaga manusia, dalam penyesuaian dengan topik dan tema hemat energi Sistem Komunikasi Sistem komunikasi dalam bangunan adalah menggunakan sistem line telepon. 133