WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan Yogyakarta, 21-22 Juni 2010 MAKALAH Otda & Konflik Tata Ruang Publik Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM
Otda & Konflik Tata Ruang Publik Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM
Politik Pemerintahan Indonesia: Pergeseran Besar Otoritarian ke Demokratisasi: Ruang yang luas dan beragam masyarakat u partisipasi & kontrol kebijakan Sentralisasi ke Desentralisasi Daerah menjadi arena kebijakan publik dengan segala dinamikanya Government ke Governance Aktor politik dan pemerintahan beragam, berkurangnya relevansi pola hirarkis & menguatnya horisontalisme.
Mengapa Perubahan Terjadi Sejarah Menunjukkan Penyakit kronis pemerintahan absolut: PENYIMPANGAN Pembagian Kekuasaan Internal Negara Eksternal Negara Check & balances Kontestasi pol Horisontal Vertikal Sinergi kolusi
Memahami Kembali Otda Otonomi daerah adalah konsekuensi langsung dari kebijakan desentralisasi: Pengalihan sejumlah kewenangan penyelenggaraan kewenangan pemerintah ke daerah Pengalihan sejumlah tanggungjawab penyelenggaraan pemerintahan ke daerah Pengelolaan isu isu publik dasar berada dalam kendali pemerintah daerah Otda: Penguatan Fungsi Pemerintahan di Daerah untuk kepentingan publik
Mandat Utama Pemerintahan Menjamin kepentingan umum melalui: 1) Regulasi (regulation): Law enforcement 2) Pelayanan (services): Pemenuhan kebutuhan publik dasar 3) Pembangunan (development): Pengembangan ekonomi dan infrastruktur kesejahteraan
Logika Bekerjanya Pemerintahan Mengkonversi rasionalitas individu menjadi rasionalitas publik. Intrumen utama: kekuasaan negara (monopoli kekuatan pemaksa secara sah). Kebijakan publik sebagai instrumen: mempertemukan kepentingan yg beragam, mengedepankan karakter win win solution.
Otda: Tata Ruang Publik sbg Isu Karakter ruang publik: Dikendalikan negara melalui aparaturnya Akses yang setara bagi masyarakat Dikelola tidak dalam kerangka keuntungan, tapi kemanfaatan terbesar bagi publik Pemanfaatan tidak bisa dikonversi menjadi penguasaan individual Menggunakan basis legal (mis. Peraturan Daerah)
Governance: Prinsip Dasar Pengelolaan Ruang Publik dari Government Tampilan negara: rule & regulation Negara cenderung kuat & dominan Kesalahan negara/ pemerintah, kehancuran masyarakat Kebutuhan mengimbangi negara 8
ke Governance Tekankan sinergi antar pelaku: public & privat (negara, bisnis & civil society) Individu & institusi Karakter dasar: kesetaraan/ keadilan Kooperasi akomodasi. 9
Good Governance (versi UNDP) 10
Konsekuensi thd Pemerintah Governance mendorong pemerintah untuk memperhatikan dan melibatkan: 1. Civil society (demokrasi) 2. Bisnis (privatisasi) 3. Masy lokal (desentralisasi) 4. Aktor multi nasional (globalisasi) multi level of governance Kapasitas negara memudar 11
Relevansi Pemerintah Kapasitas dominatif pemerintah otomatis memudar, namun: Negara tetap pemain kunci dlm Mekanisme Formal Governance: Penjamin kesetaraan (levelisasi kompetisi) Penjamin ketaatan Negara memfasilitasi mekanisme Informal: Rujukan nilai Negosiasi 12
Satpol PP dlm Alur Kebijakan Publik
Implementasi: Titik Panas Proses Kebijakan Proses yg tidak demokratis akan menyimpan bom waktu. Tidak tuntasnya proses konsensus akan melahirkan kontroversi Eksekusi kebijakan berpotensi konfliktual Tidak adanya pemahaman yg setara diantara pihak pihak yg terkait dg kebijakan Inkonsistensi: antar kebijakan, antara rencana dg aksi, dll. SATPOL PP: Pengawal Implementasi Kebijakan!!!!!
Skill Penting Pengawal Implementasi: Dialogis & Konsensus Issue Visi
Fase Consensus making Start Up Kesadaran bahwa masalah tdk bs diselesaikan dg satu otoritas atau aktor. Memutuskan alternatif untuk bringing together people dlm penyelesaian masalah. Process Design Menentukan apakah konsensus memiliki kemungkinan sukses? Siapa yg akan dilibatkan? Bagaimana melakukannya? Consensus Building Sejumlah pertemuan, konsensus step by step: mulai dr membangun kesepahaman atas masalah s.d. membangun kesepakatan solusi. Implementation Phase Kesepakatan yg diperoleh dlm konsensus dirumuskan dlm strategi aksi yang diikuti semua pihak.
Membangun Pertemuan Efektif (1) Menegaskan tujuan Memastikan bahwa pertemuan memiliki tujuan yg jelas. Menentukan siapa terlibat Konsensus hanya mungkin jk aktor aktor kunci dilibatkan, karenanya identifikasi yg akan terlibat menjadi kunci. Merumuskan outcome yg diinginkan Target pertemuan harus jelas: list masalah, alternatif jalan keluar, kesepakatan, sharing informasi, dll.
Membangun Pertemuan Efektif (2) Merumuskan agenda Agenda yg disiapkan matang akan menjadi elemen esensial bg pertemuan yg efektif. Menentukan peran & tanggungjawab Ada pembagian tugas & peran yg jelas dlm organisasi pertemuan. Menetapkan langkah membuat keputusan Kesepakatan atas alur/mekanisme untuk mencapai keputusan. Mendisain ruang Politik ruang menjadi esensial untuk memastikan masing masing aktor menjadi bagian penting dlm proses membangun konsensus.
Kunci Sukses Implementasi
Terima Kasih