SAMBUTAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN XXII, DIKLAT MANAJEMEN KUA, DIKLAT TEKNIS KEHUMASAN DAN DIKLAT KOMPETENSI PENYULUH AGAMA SE-KALIMANTAN SELATAN, TENGAH, TIMUR DAN UTARA TANGGAL 18 JULI 2016 PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANJARMASIN Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum wr.wb. Yth. Kepala Badan Litbang Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia; Yth. Pgs. Kepala Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin; Yth.Peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XXII, Diklat Manajemen KUA, Diklat Teknis Kehumasan Dan Diklat Kompetensi Penyuluh Agama Se-Kalimantan Selatan, Tengah, Timur Dan Utara; Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Para Undangan, Hadirin Hadirat sekalian yang berbahagia. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-nya kepada kita semua. Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan segenap umatnya. Pendidikan dan pelatihan mempunyai peranan yang sangat strategis dan mampu memfasilitasi perubahan dalam meningkatkan kinerja pegawai yang berorientasi pada mutu pelayanan. Diklat merupakan salah satu upaya dalam peningkatan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan atau ilmu pengetahuan, keahlian, skill (keterampilan) dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika pegawai sesuai dengan kebutuhan instansi agar mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Dengan dilaksanakannya Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XXII Se-Kalimantan Selatan, Tengah, Timur dan Utara ini diharapkan kepada peserta diklat tersebut untuk memahami Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)- nya masing-masing sesuai amanat yang diberikan kepadanya selaku Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama yang memegang Motto dalam bekerja Ikhlas Beramal. 1
2 Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan melalui diklat kepemimpinan tingkat IV ini diharapkan terdapat peningkatan kompetensi kepada peserta. Dalam praktiknya, setidaknya diperlukan 7 (tujuh) kompetensi dasar yang dapat mempengaruhi keefektifitasan seorang pemimpin tersebut yakni: 1. Emotional intelligence, yaitu seorang pemimpin memerlukan kecerdasan emosional yang kuat atau kepribadian pemantauan diri; 2. Integrity, bahwa seorang pemimpin harus mempunyai integritas yang baik dalam menjalankan roda organisasi yang dipimpinnya; 3. Drive, yaitu bahwa seorang pemimpin harus mengutamakan tercapainya hasil dengan optimal dengan tidak mengabaikan peningkatan akuntabilitas, termasuk didalamnya kemampuan untuk membuat keputusan secara efektif; 4. Leadership Motivation, yaitu pemimpin harus dapat memengaruhi dan memotivasi organisasi dan perangkat-perangkat yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan; 5. Self Confidence, bahwa pemimpin harus mempunyai keyakinan diri untuk dapat memimpin organisasi/instansi yang dipimpinnya dan membawanya menjadi organisasi yang dapat berkembang; 6. Intellegence, pemimpin harus memiliki kemampuan kognitif di atas ratarata untuk dapat memproses sejumlah besar informasi guna menyiapkan skenario ke depan dan mengidentifikasi peluang potensial serta membuat keputusan. 7. Knowledge of the business, yaitu pemimpin yang efektif harus memahami lingkungan stratejik dimana mereka berada. Semua kompetensi tersebut diharapkan telah melekat dalam diri para peserta yang telah selesai mengikuti diklat kepemimpinan ini sehingga efektifitas kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik tanpa meninggalkan etika yang telah disepakati. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan memiliki posisi dan kedudukan yang sangat penting dalam rangka pencitraan Kantor Kementerian Agama
3 secara keseluruhan. Meskipun secara organisasi KUA merupakan unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam pada tingkat Kecamatan, akan tetapi cakupan tugas fungsinya sangat besar. Sebagai salah satu unit pelayanan publik, KUA dituntut mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan optimal. Terkait dengan Manajemen, Perkantoran terkait erat dengan manajemen yang baik, demikian pula Kantor Urusan Agama yang juga harus menerapkan prinsip dasar manajemen, diantaranya: 1. Planning: Yaitu adanya proses pemikiran dan penentuan secara matang dari berbagai hal yang akan dikerjakan hari ini dan hari mendatang dalam rangka pencapaian tujuan akhir yang telah direncanakan 2. Organizing: Yaitu proses pengelompokan orang-orang, sarana-prasarana, tugas dan tanggungjawab serta wewenang, sehingga tercapai tujuan organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. 3. Actuating: Yaitu proses berjalannya sebuah tanggungjawab dan kewenangan yang harus dilaksanakan dalam pelayanan sehari-hari 4. Controlling: Yaitu proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah digariskan Keempat prinsip tersebut harus dijalankan dalam sebuah organisasi termasuk Kantor Urusan Agama karena dengan manajemen yang baik dan benar maka apa yang menjadi tugas-tugas pokoknya akan dapat dilaksanakan sesuai harapan. Humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi. Kehumasan Pemerintah harus menceritakan kebijakan dan hasil-hasil pembangunan kepada publik. Kehumasan Pemerintah harus mampu menyampaikan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah, namun sampaikan yang salah tersebut dengan cara yang benar. Humas harus mampu menjalin kemitraan dengan berbagai media (media relation) dalam mempublikasikan kegiatan institusi (dalam hal ini Kemenag),
4 baik melalui media cetak maupun media elektronik. Sebab, kesuksesan penyelenggaraan kegiatan dapat terlihat dari seberapa besar peran Humas dan respon masyarakat. Artinya, setiap informasi kegiatan harus disampaikan secara cepat dan tepat sasaran. Oleh karena itu, kehumasan mempunyai peranan penting dalam membina, mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang lebih serasi antara Kementerian Agama dan Masyarakat. Kehumasan berperan penting dalam menunjang suksesnya pelaksanaan tugas pokok Kementerian Agama. Tugas penyuluh Agama tidak semata-mata melaksanakan penyuluhan agama saja, akan tetapi keseluruhan kegiatan penerangan baik berupa bimbingan dan penerangan tentang berbagai program pembangunan. Ia berperan sebagai pembimbing umat beragama dengan rasa tanggung jawab, membawa masyarakat kepada kehidupan yang aman dan sejahtera. Posisi penyuluh agama ini sangat strategis baik untuk menyampaikan misi keagamaan maupun misi pembangunan. Penyuluh agama juga sebagai tokoh panutan atau sebagai suri tauladan, tempat bertanya dan tempat mengadu bagi masyarakatnya untuk memecahkan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh umat beragama. Apalagi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tantangan tugas penyuluh agama semakin berat, karena dalam kenyataan kehidupan ditatanan masyarakat mengalami perubahan pola hidup yang menonjol. Penyuluh agama sebagai figure juga berperan sebagai pemimpin masyarakat, sebagai imam dalam masalah agama dan masalah kemasyarakatan serta masalah kenegaraan dalam rangka menyukseskan program pemerintah. Dengan kepemimpinannya, penyuluh agama tidak hanya memberikan penerangan dalam bentuk ucapan-ucapan dan kata-kata saja, akan tetapi bersama-sama mengamalkan dan melaksanakan apa yang dianjurkan. Keteladanan ini ditanamkan dalam kegiatan sehari-hari, sehingga masyarakat dengan penuh kesadaran dan keihklasan mengikuti petunjuk dan ajakan pemimpinnya. Penyuluh agama juga sebagai agent of change yakni berperan sebagai pusat untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik, di segala bidang
ke arah kemajuan, perubahan dari yang negatif atau pasif menjadi positif atau aktif. Karena ia menjadi motivator utama pembangunan. Peranan ini sangat penting karena pembangunan di Indonesia tidak semata membangun manusia dari segi lahiriah dan jasmaniahnya saja, melainkan membangun segi rohaniah, mental spiritualnya dilaksanakan secara bersama-sama. Saya berpesan kepada peserta diklat untuk menjaga kedisplinan pegawai selama mengikuti diklat ini serta tidak lupa meluruskan niat agar diklat ini membawa manfaat bagi peserta dengan tujuan agar ouput dari pelaksanaan diklat tersebut menjadi barometer dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Selepas mengikuti kegiatan ini, diharapkan peserta dapat meningkat kompetensi teknis dan manajerialnya maupun kualitas kepemimpinannya dan selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Seorang aparatur sipil negara haruslah menyadari bahwasanya pelayanan itu harus dengan hati, harus dengan cinta. Aku bahagia karena aku bisa melayani, aku ada, maka aku melayani, melayani adalah ibadah, melayani adalah keterpanggilan, demikian pula melayani adalah fitrah. Teladanilah Rasulullah SAW ketika memimpin. Semoga dengan adanya diklat ini, peserta dapat meningkatkan layanan prima kepada masyarakat dan menjadi pribadi yang P R I M A yaitu : P : PROFESIONAL DALAM TUGAS R : RAMAH DALAM PELAYANAN I : IKHLAS DALAM BERKHIDMAH M : MAKSIMAL DALAM BEKERJA A : AMANAH DALAM MENGEMBAN TUGAS Demikian yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan ini, Semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk dan kekuatan kepada kita semua. Amin. Sekian dan Terima Kasih. Wassalamu alaikum wr.wb. Banjarmasin, 18 Juli 2016 Pgs. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan, 5 Drs. H. NOOR FAHMI, M.M.