BAB I PENDAHULUAN. individu bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, agar. dalam kehidupan suami istri. Putusnya hubungan perkawinan yang

dokumen-dokumen yang mirip
1. Disosiasi: Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Purwadarminta (dalam Walgito, 2004, h. 11) menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan tersebut, salah satu fase penting dan menjadi pusat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orangtua. Anak bukan hanya sekedar hadiah dari Allah SWT, anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memiliki keluarga yang utuh dan harmonis merupakan dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

KONFLIK DAN FRUSTRASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran Kepuasan..., Dini Nurul Syakbani, F.PSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

Bab 5. Ringkasan. Setelah melakukan analisis pada bab tiga, penulis mengambil kesimpulan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BABI. PENDAillJLUAN. Seorang anak selalu membutuhkan peran orangtua. Sejak dulu sampai saat

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor yang secara sengaja atau tidak sengaja penghambat keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. individu. Keluarga merupakan pondasi terbentuknya pribadi yang sehat baik secara

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap tahap perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yang

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pancaindra menurun, dan pengapuran pada tulang rawan (Maramis, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dijalaninya. Dalam memenuhi kodratnya untuk menikah, manusia

BAB I PENDAHULUAN. mereka kelak. Salah satu bentuk hubungan yang paling kuat tingkat. cinta, kasih sayang, dan saling menghormati (Kertamuda, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kodrat individu sebagai mahluk sosial yang menyebabkan individu tidak dapat menghidar dari interaksi dengan lingkungan. Dalam diri individu terdapat suatu dorongan untuk berhubungan dengan individu lain, dorongan itulah yang menyebabkan timbulnya usaha penyesuaian diri terhadap lingkungan. Kehidupan setiap individu dapat berlangsung disebabkan adanya hubungan timbal balik dengan lingkungan. Dalam hubungan timbal balik ini, individu bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, agar interaksi itu dapat berlangsung maka setiap individu dituntut untuk mampu melakukan penyesuaian diri yang baik. Dalam kegagalan hubungan rumah tangga, terdapat suatu harapanharapan dalam kehidupan suami istri. Putusnya hubungan perkawinan yang disebabkan oleh perceraian atau kematian salah satu pasangan hidup, serta putusnya hubungan perkawinan yang disebabkan oleh perceraian bagi orangorang tertentu, yang dianggap sebagai suatu penyelesaian yang terbaik, dari berbagai persoalan yang dialami dalam sebuah keluarga. Wanita yang menjanda karena perceraian, biasanya memang sudah tidak tahan lagi dengan kehidupan rumah tangga yang dibinanya sebelum menjanda, dan ditambah ketiadaan anak adalah faktor pemicu terjadinya suatu tekanan yang berat terhadap individu sehingga terjadilah depresi dalam kehidupannya. 1

2 Dalam konteks psikologi, wanita yang mengalami masalah kekosongan merupakan masalah sentral yang dialami orang tua setelah mereka hidup terpisah dari anak-anaknya. Kesepian disini secara spesifik merupakan bentuk kesepian relasional, yaitu kesepian yang ditimbulkan oleh kepergian seorang yang memiliki hubungan emosional sangat dekat, yang dalam hal ini adalah anak-anak (Gunarsa, 2004: 414). Bukan hanya kehadiran fisik anak-anak didekat mereka menjadi berkurang, tetapi perasaan dibutuhkan oleh Anak-anakpun menjadi berkurang pula. Hal ini, menimbulkan krisis identitas mereka sebagai orang tua. Peran mereka sebagai orang tua yang mengasuh, membesarkan dan merawat Anak-anak, tidak lagi diasuh, dibesarkan dan dirawat. Anak-anak telah tumbuh, berkembang, mandiri sebagai individu dewasa yang hidup terpisah dari orangtuanya (Gunarsa, 2004: 410). Chaplin (1985: 11) mengutarakan: bahwa dalam penyesuaian prilaku terdapat suatu kegiatan organisme untuk mengatasi suatu hambatan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan menegakkan hubungan yang tentram dengan lingkungan sosial dan keluarga. Sehingga tingkahlaku individu dapat bertahan dilingkungan atau suatu proses yang dialami individu dalam mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan dan keadaan yang mempengarui pemuasan kebutuhan tersebut. Dalam dinamika kehidupan manusia, bahwa tingkah individu mempunyai daya yang terampil untuk menjadi lebih tahu karena kehidupan terus-menerus dihadapkan dengan situasi permasalahan eksternal yang baru,

3 serta dapat dipahami dengan melihat perkembangan tingkahlaku dalam hubungan yang terus-menerus dengan lingkungan. Untuk mengubah atau mengontrol tingkahlaku, adalah dengan melakukan penguatan ( Reinforcement) pada individu, dan pada dasarnya tingkahlaku manusia dapat dilatih. Melakukan semua jenis tingkahlaku, manakala semua konsekuensi atau penguatan yang tersedia dilingkungan dapat diubah dan diatur sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. (Alwisol: 2004: 322). Sebagai dari cara individu untuk mengontrol dan mampu untuk mereduksi perasaan yang tertekan, kecemasan, depresi ataupun konflik adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri, baik yang ia lakaukan secara sadar ataupun tidak sadar. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Freud sebagai berikut: Such defence mechanisme are put into operation whenever axxiety signal a danger that the original unacceptable impluses may reemerge. Menurut Neale (1996), Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri ( Defence mechanism), untuk menunjukan proses tidak sadar yang melindungi individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Menurut Feldman (1993), pada dasarnya strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya, dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Jadi mekanisme pertahanan diri melibatkan unsur penipuan diri, yang terdiri dari: represi, danial, proyeksi, displacement, rasionalisasi, reaksi formasi, dan sublimasi.

4 Beck (Dalam McDowell dan Nawel, 1996), depresi merupakan keadaan abnormal organisme yang dimanifestasikan dengan tanda simptomsimpton seperti: menurunnya mood, adanya rasa pesimis, kehilangan spontanitas, dan (Seperti kehilangan orang yang dicintai telah tiada). Depresi juga merupakan gangguan kompleks yang meliputi gangguan afeksi, kognisi motifasi, dan komponen perilaku. Depresi biasanya ditandai dengan kesedihan yang mendalam, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, sulit tidur, kehilangan, selera makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan ( Davidson, dkk, 2006). Orang yang menderita depresi seringkali mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian, sulit memahami apa yang dibaca atau apa yang dikatakan orang lain pada mereka, berbicara dengan lambat hanya menggunakan beberapa kata dengan nada suara rendah dan monoton, lebih suka sendirian dan berdiri sendiri. Mereka juga sulit untuk memikirkan cara penyelesaian masalah yang sedang dihadapinya, bekercil hati, tidak memiliki harapan serta inisiatif, selalu mereka khawatir, cemas dan pesimis hampir sepanjang waktu (Devidson, dkk, 2006) Pada suatu hari dua insan yang dipertemukan oleh tuhan untuk bisa disatukan menjadi sebuah keluarga yang tentram dan harmonis, yaitu sosok seorang wanita yang cantik jelita dan sosok lelaki yang layak buat perempuan yaitu (S), dengan (P), kedua insan tersebut mulai membangun keluarga dan akhirnya dikaruniai oleh Tuhan seorang putri tunggal yang bernama (F), (P)

5 sebagai sosok figur Ayah, yang ingin menjadi baik dipandang oleh (S) dan kerabatnya semua, tetapi apa kata dunia kalau (P) diphk/ pengurangan karyawan karena CV tempat (P) beker ja ini mengalami kegagalan dalam penjualan dan omsetnya terus menurun. (S) tetap bekerja sebagai pembantu di surabaya, serta putri tunggalnya (F) dirawat oleh kakak kandung (S), dari situ komunikasi antara (S) dan (P) sudah berkurang, dan (S) masih mempunyai kewajiban untuk mengasuh putrinya, dan (S) mempunyai inisiatif untuk berhenti menjadi pembantu rumah tangga di surabaya. Akhirnya pulang kampung, dan kondisi keluarga (S) dan (P) masih terlihat baik-baik saja, sedangkan (S) mempuyai inisiatif kerja lagi, akan tetapi (S) mempunyai keinginan tempat kerjanya tidak sampai luar kota, sehingga dia bisa merawat (F) dengan baik. Semenjak (P) di PHK dia mulai malas bekerja, dan setiap malam dia nongkrong di warung kopi yang lokasinya berdekatan dengan rumahnya. Begitu juga (P) sering sekali diajak temannya ke Pos Kamling untuk bermain remi maupun domino, yang di sertai minum-minuman keras, melihat kondisi (P) seperti itu, sehingga (S) mempunyai pemikiran kalau (P) tidak seperti dahulu yang bertanggung jawab sama keluarga, dan anak. Sampai akhirnya mereka ribut, yang awalnya dianggap biasa-biasa saja, tetapi lambat laun (S) mulai muntap dan (P) juga muntap akhirnya mereka bertengkar dan (P) merasa tidak kuat dengan ucapan yang dikeluarkan oleh (S), Sehingga (P) langsung meninggalkan (S) dan (F) begitu saja tanpa memikirkan kedepan. Dalam jangka dua minggu, suami belum pulang-pulang kerumah, akhirnya (S) dan kakak kandungnya mempunyai inisiatif

6 menayakan kepada orangtua (P) yang berada di Kota Surabaya, (S) dan kakak kandungnya sudah bertemu dengan orang tua (P) dan ia mengatakan bahwa (P) sudah meninggal dunia, setelah itu dengan ketidaksiapan (S) menerima informasi seperti itu. Dan akhirnya menjadi sebuah tekanan yang berat, dan dalam waktu satu minggu ditambah lagi dengan kepergian putrinya, akhirnya suatu tekanan itu menjadi depresi. Dari ulasan diatas diketahui bahwa depresi yang dialami wanita janda yang ditinggal suami dan anak dapat dialami oleh seorang ibu apabila kondisi perekonomian, tingkat pendidikan, keadaan sosial-ekonomi, kualitas hubungan dengan anak dan dengan suami tidak berjalan baik serta tidak memiliki aktifitas yang dijalani setiap hari. Kesulitan untuk menyesuaikan diri sering dialami oleh para ibu dan bisa menimbulkan perasaan yang menyakitkan. Hal inilah yang menyebabkan seorang ibu tidak bahagia dan merasa tidak dibutuhkan. Sehingga mereka merasa kehilangan arti menjadi seorang ibu dan hidupnya menjadi tidak berarti lagi. Adapun alasan peneliti, meneliti judul tersebut, yaitu ingin mengetahui gambaran karakteristik depresi pada janda yang ditinggal suami dan anak. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian, yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Karakteristik depresi pada janda yang ditinggal Suami dan Anak.

7 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini, dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik depresi pada janda yang ditinggal oleh suami dan anak. D. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari peneliti ini adalah : 1. Memberi kajian lebih dalam mengenai wanita janda yang menghadapi depresi karena ditinggal oleh suami dan anak 2. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya bisa memberikan sumbangan pengetahuan dan memperkaya perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, khususnya dibidang psikologi terutama psikologi klinis. 3. Bisa merangsang para intelektual lain untuk melakukan penelitian lanjutan dari topik yang telah diangkat oleh peneliti. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari peneliti ini adalah : 1. Diharapkan hasil penelitian ini akan memperkaya, menambah dan memperdalam pengetahuan masyarakat terutama dalam memahami unsur perkembangan dewasa madya menuju ke manula. 2. Selain itu, juga bisa dijadikan pedoman terutama bagi para Ibu untuk lebih memahami fase-fase depresi, sebelum atau saat memasuki tahap ini, sehingga memiliki persiapan untuk menghadapinya.

8 3. Selain itu, penelitian ini juga merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan Sarjana di Institut Negeri Sunan Ampel Surabaya. E. Sistematika Pembahasan Dalam sistematika pembahasan, nantinya berisi tentang alur pembahasan yang terdapat dalam bab pendahuluan sampai bab penutup. BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematikan pembahasan. BAB II : KERANGKA TEORITIK Dalam bab ini, peneliti menjelaskan tentang beberapa kajian teoritik, yaitu: mengenai depresi, janda dan madya, serta mengkaji tentang kajian teori A. Kajian Tentang Depresi 1. Definisi depresi 2. Penyebab-penyebab depresi 3. Gejala-gejala depresi 4. Terapi depresi 5. Aspek-aspek kesepian B. Kajian Tentang Janda 1. Menjanda 2. Perpisahan dengan suami

9 3. Kaitan depresi dengan janda yang ditinggal suami dan anak C. Kajian Tentang Madya 1. Dewasa Madya 2. Tugas-tugas perkembangan dewasa Madya 3. Karakteristik dewasa Madya D. Kajian Teoritik 1. Kerangka Teoritik BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, subyek penelitian, jenis dan sumber data, tahaptahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta teknik keabsahan data. BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini memuat tentang lokasi penelitian, yang meliputi: keadaan geografis, keadaan penduduk, keadaan pendidikan, keadaan sosial, dan ekonomi, agama atau aliran kepercayaan, sarana traspotasi darat, prasarana komunikasi dan informasi, struktur organisasi desa, biografi subyek yang mengalami depresi BAB V : PENUTUP Pada bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya memuat kesimpulan dan saran.