PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN SUDUT CERMIN DATAR PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

II. PERANCANGAN SISTEM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

IV. PERANCANGAN SISTEM

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

SISTEM PENGENDALI PERLAMBATAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN SENSOR ULTRASONIK

Input ADC Output ADC IN

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN HYBRID MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DAN ULTRABRIGHT LED

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

Gambar 1. Screw conveyor dan Belt conveyor

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN HYBRID MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DAN ULTRABRIGHT LED

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC)

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI)

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Pengontrolan Kecepatan Mobile Robot Line Follower Dengan Sistem Kendali PID

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

SISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

Kata kunci: Arduino Mega 2560, Pengendalian Suhu Kelembaban Relatif, Kontroler PID

SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA RUMAH KACA CERDAS UNTUK BUDIDAYA BUNGA KRISAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram blok alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN KONTROLER PENGGANTI ELECTRONIC CONTROL UNIT UNTUK MENGATUR POSISI SUDUT FLAP PADA MODEL MINIATUR PESAWAT N-219

IMPLEMENTASI PENGATURAN POSISI CERMIN DATAR SEBAGAI HELIOSTAT MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN KONTROL DAN MONITORING KECEPATAN MOTOR DC MELALUI JARINGAN INTRANET

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL

Eka Mandayatma *a), Fahmawati Hamida a), Hanifa Hasna Fawwaz a),

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

LAPORAN AKHIR OTOMATISASI BUKA TUTUP GORDEN SERTA ON/OFF LAMPU DENGAN INPUT CAHAYA DAN REMOTE CONTROL

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pendorong Robot Hovercraft Line Follower Menggunakan Kontroler PID Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Keyword: Inverter 3 fasa, PID Kontroler

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO

Transkripsi:

PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER Firman Dewan Saputra. 1, Dr. Ir. Purwanto, MT. 2, Ir. Retnowati, MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya, 2 Dosen Teknik Elektro Univ. Brawijaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Email: firmandsaputra@gmail.com. 1, purwanto@ub.ac.id. 2, retnowati_jte@yahoo.com. 2 Abstrak Solatube merupakan tabung solar yang sistem kerjanya meneruskan cahaya matahari ke dalam tabung reflektor, dipantulkan dan masuk ke dalam ruangan. Cahaya yang masuk ke dalam ruangan benarbenar berasal dari cahaya matahari bukan cahaya listrik buatan. Namun, solatube ini hanya dapat merefleksikan cahaya matahari ke dalam ruangan tanpa bisa diatur intensitas kuat cahaya yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Sehingga ada kalanya cahaya yang masuk ke dalam ruangan terlalu kuat atau terlalu terang. Maka salah satu solusi yang dapat digunakan ialah dibuatlah suatu plat pada solatube sehingga intensitas kuat cahaya yang masuk ke dalam ruangan dapat diatur dan kontroler yang digunakan ialah kontrol PID berbasis mikrokontroler. Solatube yang digunakan merupakan solatube hasil rancangan sendiri sehingga berbeda dengan solatube yang ada dipasaran pada umumnya. Dalam proses pengaturan kuat cahayanya mikrokontroler yang sudah dikontrol dengan PID akan mengendalikan driver motor dan driver akan menggerakkan motor sehingga plat akan bergerak sesuai dengan yang diperintahkan. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi kuat cahaya ialah sensor Light Dependent Resistor atau LDR. Pada solatube ini set point yang digunakan adalah sebesar 15 Lux dan apabila dikonversikan ke dalam tegangan yakni sebesar 3,68 v, jadi apabila cahaya yang terdeteksi oleh sensor kurang dari set point maka plat akan bergerak membuka namun apabila kuat cahaya yang dideteksi oleh sensor lebih dari 15 Lux maka plat akan bergerak menutup. Kata kunci- PID, solatube, kuat cahaya, LDR. I. PENDAHULUAN Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruangan yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan orang yang menempatinya dapat melihat dengan baik. Tanpa dapat melihat dengan jelas maka aktivitas di dalam ruang akan terganggu. Sebaliknya, cahaya yang terlalu terang juga dapat mengganggu penglihatan. Permasalahan lainnya juga ada pada penghematan energi, dimana energi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini. Salah satu contoh penyebab adalah pemborosan penggunaan energi pada sistem penerangan. Oleh karena itu dibuatlah suatu alat yang dapat mengurangi pemborosan energi pada sistem penerangan atau pencahayaan pada ruangan. Alat tersebut diberi nama solatube, yang berfungsi untuk memberikan pencahayaan langsung dari cahaya matahari tanpa menggunakan energi listrik. Namun, solatube ini hanya dapat memasukkan cahaya matahari ke dalam ruangan tanpa bisa diatur intensitas kuat cahaya yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Sehingga ada kalanya cahaya yang masuk ke dalam ruangan terlalu kuat atau terlalu terang. Maka pada penelitian kali ini saya akan memberikan suatu solusi yakni dengan membuat solatube otomatis yang dapat mengatur intensitas kuat cahaya, sehingga cahaya yang masuk sesuai dengan yang dibutuhkan atau yang diinginkan. Sistem pada penelitian ini berbasis Mikrokontroler. Kontrol PID digunakan pada sistem kontrol pengendalian motor dalam mengatur plat sebagai alat untuk mengatur intensitas kuat cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Diharapkan dengan menggunakan Kontrol PID berbasis Mikrokontroler ini, pergerakan motor yang mengatur plat dapat dikendalikan. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Solatube Solatube merupakan suatu alat yang berasal dari Amerika yang teknologinya telah ada selama hampir 2 tahun. Hanya di Indonesia baru berjalan 2 tahun. Konsep kerja dari solatube ini sangat sederhana, dari namanya pun dapat diketahui sola yang berarti matahari dan tube yang berarti tabung. Jadi sistem kerja dari solatube ialah memasukkan cahaya matahari ke dalam tabung reflektor, dipantulkan dan masuk ke dalam ruangan. Cahaya yang masuk ke dalam ruangan benar-benar matahari bukan cahaya listrik buatan. Berbeda dengan solarcell yang memanfaatkan energi matahari menjadi listrik dalam baterai untuk menyalakan lampu listrik. Sebaliknya solatube benar-benar hanya memanfaatkan cahaya matahari. Keunggulan dari solatube ini ialah tidak adanya panas yang ikut terhantar. Dibandingkan dengan lampu listrik sejenis LED yang masih terdapat panas yang terhantar. Cahaya matahari yang mengandung panas adalah sinar infra merah, sinar ini dipantulkan di doom, sehingga yang masuk hanya spektrum cahayanya saja. Berbeda dengan lampu listrik yang harus diganti dalam rentang waktu beberapa minggu atau bulan. Keunggulan lain dari solatube ini adalah bebas perawatan, bebas biaya dan tanpa energi listrik. Cahaya yang dikeluarkan oleh solatube berbeda dengan cahaya lampu yang konstan, karena solatube berkonsep reflektif, maka cahaya yang dihasilkan tergantung pada cahaya di luar. Namun, dalam keadaan mendung sekalipun, cahaya yang direfleksikan di dalam ruangan dapat mengakomodasi aktivitas dalam ruangan. Poin utama dari solatube ini adalah fakta bahwa cahaya matahari memberikan efek positif bagi kehidupan manusia dari segi psikologis. Ruangan yang diaplikasikan solatube terbukti memiliki aktivitas dan produktivitas yang tinggi. Dari segi ramah lingkungan, solatube merupakan langkah konkret hemat energi karena pengoperasiannya tanpa menggunakan energi listrik dan memanfaatkan cahaya matahari yang berlimpah. Gambar 1 merupakan gambaran solatube secara umum yang banyak digunakan. Gambar 1. Solatube B. Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai 1 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi 15 Ω. Seperti halnya resistor konvensional, pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa. Bentuk fisik sensor cahaya LDR dapat dilihat dalam Gambar 2. Gambar 2. Sensor Cahaya LDR C. Motor DC Motor DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di 2

industry. Contoh bentuk dari motor DC ditunjukkan pada Gambar 3. Ti adalah waktu integral dan Td adalah waktu derivatif. Gambar 4 menunjukkan diagram blok kontroler PID. Gambar 3. Motor DC D. Mikrokontroler Atmega32 AVR ATmega32 merupakan sebuah mikrokontroler low power CMOS 8 bit berdasarkan arsitektur AVR RISC. Bentuk dari ATmega32 dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah. Gambar 5. Diagram Blok Kontroler PID III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Perancangan ini meliputi pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada skripsi ini. Perancangan perangkat keras meliputi perancangan alat solatube, perancangan rangkaian elektris dan perancangan driver motor. Sedangkan perancangan perangkat lunak meliputi pembuatan program pada software CVAVR. A. Perancangan Alat Solatube Konstruksi alat solatube dapat dilihat dalam Gambar 6. Gambar 4. ATmega32 E. Kontroler Proporsional Integral Differensial (PID) Gabungan aksi kontrol proporsional, integral, dan differensial mempunyai keunggulan dibandingkan dengan masing-masing dari tiga aksi kontrol tersebut. Masing masing kontroler P, I, maupun D berfungsi untuk mempercepat reaksi sistem,menghilangkan offset, dan mendapatkan energi ekstra ketika terjadi perubahan load. Persamaan kontroler PID ini dapat dinyatakan dalam persamaan di bawah ini: ( ) ( ) ( ) ( ) (2.6) Dalam transformasi Laplace dinyatakan dalam persamaan berikut : ( ) ( ) ( ) Gambar 6. Skema Konstruksi Alat Solatube 3

B. Perancangan Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR). Rangkaian sensor cahaya dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah. E. Perancangan Perangkat Lunak Pada penelitian ini, perancangan perangkat lunak menggunakan program CVAVR dengan pencarian PID menggunakan metode trial and error dengan cara melihat respon motor saat sensor LDR disinari cahaya lampu dan didaptkan parameter Kp=1, Ki=,5 dan Kd=,2. Setelah program selesai, respon sistem secara keseluruhan diamati dengan pengambilan data secata sampling tiap detik dari alat. Kerangka perangkat lunak yang dibuat sesuai dengan flowchart dalam Gambar 1. START Gambar 7. Rancangan sensor LDR C. Perancangan Driver Motor Rangkaian driver motor merupakan rangkaian dalam project board. Rangkaian driver ini digunakan sebagai regulator sinyal pulse width modulation (PWM) bagi motor DC untuk menggerakkan plat. Gambar 8 di bawah merupakan rangkaian driver motor. SET POINT PEMBACAAN SENSOR PENENTUAN ERROR APAKAH TERDAPAT ERROR? YA TIDAK Gambar 8. Rangkaian Driver Motor PID D. Perancangan LCD Hasil dari perancangan LCD dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah. E = KUAT INTENSITAS CAHAYA Gambar 9. LCD END Gambar 1. Flowchart Perancangan Perangkat Lunak 4

, 1,71 2,3 2,62 2,83 3, 3,15 3,21 3,29 3,39 3,46 Lux IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA Pengujian ini meliputi pengujian perangkat keras yang berupa pengujian sensor cahaya, pengujian motor DC dan pengujian sistem keseluruhan. A. Pengujian Sensor Light Dependent Resistor Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan atau kinerja dari sensor Light Dependent Resistor terhadap perubahan kuat cahaya. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah. Tabel 1. Hasil Pengujian Sensor LDR No Luxmeter Vout Rldr (KΩ) (Lux) (V) 1, ~ 2 5 1,29 28,76 3 1 1,71 19,24 4 15 2,3 14,63 5 2 2,3 11,74 6 25 2,48 1,16 7 3 2,62 9,8 8 35 2,73 8,32 9 4 2,83 7,67 1 45 2,93 7,6 11 5 3, 6,67 12 55 3,11 6,8 13 6 3,15 5,87 14 65 3,19 5,67 15 7 3,21 5,58 16 75 3,26 5,34 17 8 3,29 5,2 18 85 3,32 5,6 19 9 3,39 4,75 2 95 3,43 4,58 21 1 3,46 4,45 Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor LDR memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan pembacaan perubahan kuat cahaya. Pada Gambar 11 grafik di bawah juga terlihat bahwa Lux dengan Vout sebanding. Gambar 11. Grafik Respon Sensor LDR B. Pengujian Motor DC Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan pulsa PWM terhadap kecepatan (rpm) pada motor dc. Hasil pengujian dapat dilihat dalam Tabel 2 di bawah. No 12 1 8 6 4 2 Tabel 2. Hasil Pengujian Motor DC PWM Vout Driver (v) Dalam Persen (%) Vout RPM (Tachometer) 1 2 1 26 6,9 3 3 2 51 7,8 4 4 3 77 8 5,5 5 4 12 8,5 6 6 5 128 9 6,5 7 6 153 9,4 7 8 7 179 9,8 7,6 9 8 24 1 8 1 9 23 11 9 11 1 255 12,5 1 Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin besar PWM maka semakin besar pula RPM. Pada Gambar 12 grafik di bawah juga terlihat bahwa PWM dengan Vout driver sebanding. 5

146 2921 4382 5843 734 8765 1226 11687 13148 1469 Tegangan Sensor (Vout) 1 PWM 3 25 2 15 1 5 34 5,5 6 6,5 7 7,6 89 RPM Gambar 12. Grafik Hasil Pengujian Motor DC C. Pengujian Sistem Keseluruhan Tanpa Kontroler 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1,5 Waktu (ms) Gambar 13. Grafik Respon Tanpa Kontroler Pada Grafik 13 dapat dilihat bahwa hasil sampling tanpa kontroler menunjukkan jika plat solatube bergerak ke kanan dan ke kiri secara terusmenerus tanpa bisa berhenti meskipun sudah mencapai setpoint. Sehingga diperlukan suatu pengontrolan agar sistem dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Pada Tabel 3 merupakan data hasil pengujian sistem tanpa kontroler. No. Tabel 4. Data Hasil Pengujian Tanpa Kontroler Set Point (v) Tegangan Sensor (Vout) Waktu (ms) 1 3,68 2 3,68 1,86 5 3 3,68 2,45 1 4 3,68 3,81 15 5 3,68 3,62 2 6 3,68 3,78 25 7 3,68 3,57 3 8 3,68 3,77 35 9 3,68 3,64 4 1 3,68 3,78 45 11 3,68 3,66 5 12 3,68 3,72 55 13 3,68 3,63 6 14 3,68 3,7 65 15 3,68 3,66 7 16 3,68 3,75 75 17 3,68 3,68 8 18 3,68 3,78 85 19 3,68 3,66 9 2 3,68 3,81 95 21 3,68 3,67 1 22 3,68 3,74 15 23 3,68 3,66 11 24 3,68 3,77 115 25 3,68 3,68 12 26 3,68 3,74 125 27 3,68 3,64 13 28 3,68 3,78 135 29 3,68 3,62 14 3 3,68 3,79 145 31 3,68 3,66 15 Respon Motor 6

2191 4382 6574 8765 1957 13148 1534 17531 19723 21914 2416 26297 Tegangan Sensor (Vout) D. Pengujian Sistem Keseluruhan Dengan Kontroler 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1,5 -,5 Waktu (ms) Gambar 14. Grafik Respon Kp = 1, Ki =,5, Kd =,2 Pada Gambar 14 dapat dilihat jika sistem berada didaerah setpoint meskipun masih terdapat error. Namun demikian plat dapat berhenti saat sensor mendeteksi setpoint, dengan %Ess sebesar,3 % %Ess = = =,3 % dengan settling time sebesar 5 detik Dan saat diberikan gangguan, dengan cara menutup tabung atas solatube selama 3 detik sehingga cahaya yang masuk menjadi berkurang. Sistem dapat kembali pada daerah setpoint dan plat solatube juga dapat berhenti saat sensor mendeteksi cahaya sebesar 15 lux, dengan settling time sebesar 4 detik. Pada Tabel 3 merupakan data hasil pengujian saat sistem diberikan suatu gangguan. Tabel 4. Data Hasil Pengujian Dengan Kontroler Disertai Gangguan No. Set Point Tegangan Sensor (Vout) Waktu (ms) Respon Motor 1 3,68 2 3,68 1,76 5 3 3,68 2,88 1 4 3,68 3,78 15 5 3,68 3,62 2 6 3,68 3,78 25 7 3,68 3,64 3 8 3,68 3,77 35 Tabel 3. Data Hasil Pengujian Dengan Kontroler Disertai Gangguan (lanjutan) No. Set Point Tegangan Sensor (Vout) Waktu (ms) Respon Motor 9 3,68 3,66 4 1 3,68 3,78 45 11 3,68 3,68 5 Motor Berhenti 12 3,68 3,68 55 Motor Berhenti 13 3,68 3,68 6 Motor Berhenti 3,69 14 3,68 65 15 3,68 3,66 7 3,7 16 3,68 75 17 3,68 3,67 8 18 3,68 3,68 85 Motor Berhenti 19 3,68 3,68 9 Motor Berhenti V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam pembuatan penilitian ini adalah sebagai berikut : 1. Alat yang dirancang sudah sesuai dengan yang diharapkan, di mana plat solatube dapat bergerak membuka dan menutup serta berhenti saat sensor cahaya mendeteksi kuat cahaya sebesar 15 lux. 2. Dengan menggunakan metode hand tuning untuk menentukan nilai parameter kontroler PID, maka didapatkan parameter yang terbaik yaitu Kp = 1, Ki =,5, Kd =,2. 3. Setelah diimplementasikan, sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan settling time sebesar 5 detik dan Ess sebesar,3 %. B. Saran Disarankan untuk menggunakan sensor cahaya yang memiliki kualitas yang lebih baik dan mekanik yang lebih sempurna, serta dalam mengembangkan skripsi ini dapat ditambahkan cahaya dari lampu led apabila cahaya kurang dari yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan). Jakarta: Erlangga. [2] Pitawarno, Endra. 26. Desain Kontrol dan Kecerdasan Buatan. Yogyakarta : CV Andi Offset [3] Mintorogo, DS. 1999. Strategy Daylighting pada Bangunan Multi-lantai di Atas dan di Bawah Permukaan Tanah. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur, 7

Volume 27 No. 1 Juli 1999 Halaman 64-75. Surabaya: Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra [4] Muhaimin. 21. Teknologi Pencahayaan.Bandung : Refika Aditama. [5] Curtis D., Dohnson.1997.Process Control Instrumentation Technology Fifth Edition.New York:Prentice-Hall,Inc. 8