Abstrak. Kata kunci : ekspor pakaian jadi, kurs dollar amerika serikat, inflasi, harga ekspor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

PERNYATAAN ORISINALITAS...

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

Kata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Terjalinnya hubungan antara negara satu

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

PERNYATAAN ORISINILITAS...

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN, INFLASI DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI EKSPOR KERAJINAN BAMBU PROVINSI BALI SKRIPSI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

Herdiansyah Eka Putra B

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2015

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH MEI 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

Analisis Perkembangan Industri

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN TENGAH APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

Universitas Bina Darma

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017

VOLUME EKSPOR KOMODITAS PISANG INDONESIA PERIODE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SKRIPSI. Oleh : KUKUH DWI SAPUTRO NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN INFLASI TERHADAP VOLUME EKSPOR IKAN TUNA PROVINSI BALI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Serikat, Inflasi, Dan Harga Ekspor Terhadap Nilai Ekspor Pakaian Jadi Indonesia Periode Tahun 1995-2015. Nama : Ni Wayan Susi Eka Yanti NIM : 1206105095 Abstrak Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang selanjutnya meningkatkan pendapatan nasional. Kegiatan ekonomi secara garis besarnya dapat dikelompokan kedalam kegiatan memproduksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dengan negara lain dalam kegiatan jual beli barang dan jasa yang dikenal dengan kegiatan ekspor impor. Komonitas tekstil merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor sekaligus merupakan komoditas yang memberikan peluang kerja dan kontribusi yang cukup besar terhadap total ekspor non migas di Indonesia. Salah satu komoditas tekstil yang diekspor oleh Indonesia adalah Pakaian jadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kurs dollar Amerika Serikat, inflasi dan harga ekspor terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014 secara simultan dan parsial. Selain itu penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui variabel dominan yang mempengaruhi nilai ekspor pakaian jadi Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan dan parsial, uji asumsi klasik dan standardized Coefficients Beta untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan. Hasil analisis dan menunjukkan bahwa secara simultan variabel kurs dollar Amerika Serikat, inflasi dan harga ekspor berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014. Secara parsial variabel kurs dollar Amerika Serikat dan harga ekspor berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014. Dalam analisis ini menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia adalah variabel harga ekspor. Kata kunci : ekspor pakaian jadi, kurs dollar amerika serikat, inflasi, harga ekspor

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 16 1.3 Tujuan Penelitian... 16 1.4 Kegunaan Penelitian... 17 1.5 Sistematika Penulisan... 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 20 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional... 20 2.1.2 Konsep Ekspor... 29 2.1.3 Konsep Kurs... 31 2.1.4 Konsep Inflasi... 33

2.1.5 Jenis Inflasi... 35 2.1.6 Konsep Harga... 36 2.1.7 Hubungan Variabel Kurs Dengan Ekspor... 38 2.1.8 Hubungan Variabel Inflasi Dengan Ekspor... 39 2.1.9 Hubungan Variabel Harga Dengan Ekspor... 39 2.2 Hipotesis Penelitian... 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 41 3.2 Lokasi Penelitian... 42 3.3 Obyek Penelitian... 42 3.4 Identifikasi Variabel... 42 3.5 Definisi Operasional Variabel... 43 3.6 Jenis dan Sumber Data... 44 3.6.1 Jenis Data... 44 3.6.2 Sumber Data... 45 3.7 Metode Pengumpulan Data... 45 3.8 Teknik Analisis Data... 46 3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 46 3.8.2 Uji Asumsi Klasik... 47 3.8.3 Uji Pengaruh Secara Simultan (Uji-F)... 50 3.8.4 Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji-t)... 51 3.8.5 Standardized Coefficient Beta... 53

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah dan Deskripsi Data Hasil Penelitian... 55 4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Indonesia... 55 4.1.2 Gambaran Umum Ekspor Pakaian Jadi Indonesia... 56 4.2 Pembahasan dan Hasil Penelitian... 58 4.2.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 58 4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik... 59 4.2.3 Hasil Uji Signifikansi... 63 4.2.4 Hasil Uji Standardized Coefficient Beta... 70 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 72 5.2 Saran... 73 DAFTAR RUJUKAN... 74 Lampiran-Lampiran... 81

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Komoditas nilai ekspor di Indonesia periode tahun 2010-2014... 5 4.2 Hasil Uji Autokorelasi... 61 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas... 62 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 63 4.5 Nilai Standardized Coefficients Beta... 71

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 1.2 Perkembangan Nilai Ekspor Pakaian Jadi Indonesia Periode Tahun 1995-2014... 9 1.3 Perkembangan Nilai Kurs Dollar Amerika Serikat Tahun 1995-2014... 11 1.4 Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 1995-2014... 13 1.5 Perkembangan Harga Ekspor Pakaian Jadi Indonesia Periode Tahun 1995-2014... 15 3.1 Kerangka Konsep. 41 4.1 Hasil Uji Normalitas... 60

DAFTAR LAMPIRAN No. Gambar Halaman 1 Data Nilai Ekspor Pakaian Jadi Indonesia, Kurs Dollar Amerika Serikat, Inflasi dan Harga Ekspor Tahun 1995-2014... 81 2 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda... 82 3 Hasil Uji F... 82 4 Hasil Uji Normalitas... 83 5 Hasil Uji Autokorelasi... 84 6 Hasil Uji Multikoleniearitas... 85 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 87

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan cara yang digunakan oleh suatu Negara untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang selanjutnya meningkatkan pendapatan nasional. Pembangunan yang terjadi dalam bidang perekonomian, yaitu barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara kemudian diekspor ke negara lain. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang seperti negara Indonesia adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan juga meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan investasi. Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam satu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Sukirno,2010:9). Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi selalu rendah dan tidak melebihi tingkat pertumbuhan penduduk, pendapatan rata-rata masyarakat (pendapatan perkapita) akan mengalami penurunan (Sukirno,2010:11). Bagi daerah indikator ini, sangat perlu untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan dimasa yang akan datang.

Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini dipengaruhi oleh berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri, sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga menghasilkan berbagai macam komoditas. Kegiatan ekonomi secara garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Pada saat disuatu negara tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkannya, maka negara tersebut akan mengimpor barang dari negara lain. Sedangkan negara yang memiliki pemasok komoditas tertentu atas negara lain yang membutuhkan cenderung akan melakukan kegiatan ekspor. Perdagangan merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian disetiap negara di dunia. Dengan melakukan kegiatan perdagangan, perekonomian akan saling terjalin dan terciptanya suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa. Menurut Soi, dkk. (2013) perdagangan memberikan peluang baru untuk pertumbuhan bagi Negara-Negara berkembang. Tujuan dalam kegiatan perdagangan yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara, karena dalam kegiatan perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar Internasional. Salah satu keuntungan dengan adanya perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi.

Akan tetapi manfaat nyata dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa, transfer modal dan luasnya kesempatan kerja. Perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of growth, Salvatore, 2004). Jika aktivitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Menurut Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia, menetapkan kebijakan yang berupa Export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan. Sebagai negara yang sedang berkembang membuat Indonesia sangat mengandalkan sektor industrinya. Sektor industri memberikan peluang kerja yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia, selain itu sektor industri dalam prosesnya mempergunakan berbagai input baik dari sektor pertanian maupun sektor-sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri. Keterkaitan antar sektor ini akan menjadi hal yang sangat baik, karena akan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya dan pada akhirnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Purnomo,2008:139). Indonesia melakukan kegiantan ekspor migas maupun non migas menurut Negara yang dituju seperti: Jepang, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Belgia, Itali, Hongkong, Singapura, Saudi Arabia, Australia, Denmark, Swedia, Bangladesh, Korea Selatan, Ona, Thailand, Malaysia, India, Cina, Vietnam, Pakistan, Iran, Taiwan, Spanyol, Slovakia, Filipina, Mesir, Maroko, Aljazair, Rumania, Georgia, Belgium and Luxembourg, Polandia, Ukraina, Rusia, Srilanka Republik Dominika, Arab Saudi, Kuwait,

Yordania, Brasilia, Kenya, Tiongkok, Swiss, Yunani, Ukraina, Filandia, dan lainlain (Badan Pusat Statistik, 2015). Kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah antara lain dengan menggali potensi ekspor non migas, salah satu di bidang industri dan disamping potensi lainnya seperti: barang-barang hasil kerajinan, barang-barang hasil perkebunan, rumput laut dan lain-lain (Dewi Kartika, 2015). Selama 20 tahun terakhir perkembangan ekspor non migas Indonesia menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, yaitu selama periode tahun 1995-2014 terdapat dua puluh empat komoditas unggulan ekspor yang menjanjikan untuk dikembangkan. Dilihat dari lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2011-2014, nilai ekspor pakaian jadi Indonesia masih menjadi primadona dikalangan importir. Perkembangan dua puluh empat komoditas ekspor Indonesia menurut negara tujuan utama dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Komoditas Nilai Ekspor di Indonesia Periode Tahun 2010-2014 No Komoditi Ekspor 2010 2011 2012 2013 2014 1. Ekspor Biji Nikel 2. Ekspor Pakaian Jadi 3. Ekspor Kopi 4. Ekspor Batu Bara 5. Ekspor Barang Dari Tembaga 17.566.047,40 40.792.164,80 48.449.392,10 64.802.857,10 4.160.120,70 445.267,30 450.932,90 450.398,80 470.369,80 463.987,30 432.721,10 346.062,60 447.010,80 532.139,30 382.750,30 298.844,40 353.398,10 384.307,20 424.325,20 408.238,40 317.985,40 286.681,40 237.787,10 244.158,20 290.468,40 6. Ekspor Buah- Buahan 234.291,60 208.949,60 246.257,50 246.943,80 299.104,30 7. Ekspor Biji Coklat 8. Ekspor Alas Kaki 9. Ekspor Udang 433.628,30 214.739,30 171.986,30 201.504,7 76.625,90 165.989,10 198.379,70 199.135,50 212.924,60 215.018,80 113.937,00 119.828,40 122.898,80 126.986,90 148.519,40 10. Ekspor Ikan 101.111,00 Tongkol/Tuna 67.682,50 71.784,90 105.727,80 112.347,40 11. Ekspor Kepiting 58.091,80 77.924,50 90.763,30 100.444,80 92.030,70 12. Ekspor The 79.132,70 68.153,80 61.542,50 64.589,20 59.847,70 13. Ekspor Gas 30.469,90 34.302,90 27.843,30 25.110,40 23.786,20 14. Ekspor Komputer Dan Bagiannya 33.196,90 27.333,40 24.717,80 19.463,20 20.895,00 15. Ekspor Tembakau 27.955,70 18.854,50 16.535,40 20.028,80 17.186,70 16. Ekspor Minyak Kelapa Sawit 16.291,90 16.436,20 18.845,00 20.578,00 22.892,40 17. Ekspor Minyak Bumi Mentah 18.132,40 17.819,50 14.973,10 13.016,90 12.400,00 18. Ekspor Hasil Minyak 7.322,80 6.931,50 5.629,50 5.914,50 5.556,90 19. Ekspor Kertas Dan Barang Dari Kertas 4.562,60 4.300,90 4.229,70 4.297,90 4.367,60 20. Ekspor Kayu Lapis 1.834,60 1.891,00 1.950,20 2.082,80 2.340,80 21. Ekspor Biji Tembaga 2.642,100 1.471,600 1.124,400 1.454,00 715,00 22. Ekspor Karet Dalam Bentuk Remah 2.229,20 2.435,60 2.339,70 2.590,20-23. Ekspor Alat Listrik 522,20 528,00 475,30 443,70 418,70 24. Ekspor Audio Visual 142,70 136,60 138,40 124,80 108,00 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015

Tabel 1.1 terlihat bahwa pada tahun 2014 ekspor pakaian jadi Indonesia mengalami penurunan 463.987,30 US$ yang awalnya tahun 2013 mencapai 470.369,80 US$. Bagi Indonesia ekspor non migas khususnya komoditas ekspor dalam bidang industri mempunyai peranan yang sangat penting. Kinerja ekspor suatu negara tergantung pada daya saing produk ekspor di pasar dunia. Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan tingkat daya saing perdagangan ekspor suatu negara yaitu perubahan relatif tingkat nilai tukar, komposisi produk, struktur industri, dan tingkat pertumbuhan (Mofrad, 2012). Dalam sistem perdagangan bebas, kemampuan daya saing dan keunggulan komparatif produk ekspor suatu negara memegang peranan penting sebagai faktor penentu kesuksesan produk dalam menghadapi alternatif tersebut (Patnasari, 2005). Komoditas ekspor tertinggi, biasanya dipimpin oleh perdagangan dalam bidang industri karena industrialisasi telah menjadi umum pada industri barangbarang konsumen padat karya (Gerrefi, 1999). Dengan melakukan perdagangan internasional berfokus untuk membantu mengembangkan negara-negara dengan mempromosikan pengembangan produk (Palley, 2011). Sektor industri dalam ekspor non migas merupakan sektor yang sangat mempengaruhi perkembangan pendapatan suatu negara. Perkembangan Dunia Fashion di Indonesia terjadi dengan sangat pesat karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang. Sebagian besar masyarakat di Indonesia beranggapan bahwa Fashion atau Style adalah segalanya. Fashion sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Dan menyebabnya industri pakaian jadi di Indonesia semakin berkembang dengan baik. Walaupun kultur budaya dari luar masuk ke negara Indonesia, tetapi dengan berkembangnya fashion di kalangan anak remaja di Indonesia hal itu merupakan salah satu keuntungan pada industri-industri pakaian khususnya pakaian jadi. Ditambah dengan adanya faktor-faktor pendukung yaitu teknologi dan internet yang memudahkan setiap orang berdagang di sana dan dapat memasarkannya ke seluruh dunia. Sehingga pakaian tidak menjadi sesuatu yang asing lagi dan fungsinya bukan hanya sebagai pelindung tubuh saja. Tapi juga sebagai salah satu modal dalam dunia fashion. Pakaian yang diproduksi langsung di Indonesia mengalami banyak kemajuan setiap tahunnya. Menurut Iman Sucipto mengatakan usaha pakaian jadi atau garmen dari tenun dan batik memiliki prospek cerah. Unsur kebudayaan Indonesia dapat mendukung perkembangan busana ke depan. Apalagi pakaian jadi dari tenun dan batik begitu digemari sehingga dapat mendukung ekspor garmen Indonesia. Industri garmen terutama batik dan tenun Indonesia dapat berkembang pesat. Hal itu karena ditunjang dari perancang dan perkembangan mode di Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan budaya juga dapat menunjang perkembangan industri pakaian jadi di Indonesia. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

tenaga kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan dan dapat meningkatkan devisa suatu negara (Liputan6.com). Berikut pada Gambar 1.2 data mengenai Perkembangan Ekspor Pakaian Jadi Indonesia Periode Tahun 1995-2014. Pada gambar terlihat perkembangan nilai ekspor pakaian jadi Indonesia tahun 1995-2014 mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat dengan rata-rata perkembangan 4.59 persen per tahun. Peningkatan perkembangan nilai ekspor pakaian jadi tahun 1995-2014 yang terbesar terjadi pada tahun 1999 sebesar 61.25 persen dengan nilai ekspor sebesar 377,180.30 US$. Hal ini disebabkan karena mulai pulihnya kondisi perekonpmian pasca krisis ekonomi global yang menyebabkan permintaan ekspor pakaian jadi kembali meningkat. Sedangkan penurunan terbesar perkembangan ekspor pakaian jadi tahun 1995-2014 terjadi pada tahun 2002 sebesar minus 22.47 persen dngan nilai ekspor sebesar 333,208.50 US$ dibandingkan perkembangan tahun sebelumnya sebesar 6.01 persen dengan nilai ekspor sebesar 429,773.30 US$. Hal ini disebabkan karena menurunnya permintaan ekspor pakaian jadi akibat krisis ekonomi global yang melanda Amerika Serikat dan negara-negara besar di benua Eropa.

Gambar 1.2 Perkembangan Nilai Ekspor Pakaian Jadi Indonesia Periode Tahun 1995-2014. Sumber: Badan Pusat Statistik,2015 Faktor lain yang mempengaruhi ekspor pakaian jadi Indonesia adalah nilai tukar mata uang yang dapat mendorong peningkatan harga dan volume ekspor pakaian jadi. Hubungan kurs dollar dengan ekspor pakaian jadi Indonesia dapat dijelaskan dengan konsep teori penawaran dimana penawarannya adalah ekspor dari negara yang bersangkutan, sedangkan harga yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kurs dollar. Dalam perkembangan perdagangan internasional, valuta asing memiliki peran yang sangat penting untuk melakukan pembayaran transaksi. Karena dalam melakukan perdagangan internasional suatu negara dengan negara lainnya pasti akan memerlukan satuan mata uang yang sama dan dapat diterima secara

universal. Kurs merupakan harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Disamping itu, perlu dilihat perkembangan kurs mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing, khususnya dollar Amerika Serikat, karena dollar Amerika Serikat merupakan mata uang Internasional. Secara teori apabila kurs valuta asing mengalami kenaikan terhadap mata uang dalam negeri, maka hal ini dapat meningkatkan ekspor. Sebaliknya apabila kurs valuta asing mengalami penurunan terhadap mata uang dalam negeri maka hal ini dapat menurunkan ekspor (Saunders, et al. 2002). Bila semua kondisi lainnya tetap, depresiasi mata uang dari suatu negara terhadap mata uang lainnya atau kenaikan harga valuta asing bagi negara yang bersangkutan akan menyebabkan ekspornya lebih murah dan impornya lebih mahal. Sedangkan apresiasi atau penurunan harga valuta asing di negara yang bersangkutan, akan menyebabkan ekspornya lebih mahal dan impornya lebih murah. Hal ini semakin diperkuat dengan penelitian Bristy (2013), yang menyatakan bahwa menganalisis hubungan kurs terhadap ekspor di Bangladesh menunjukan hasil bahwa depresiasi nilai mata uang akan berpengaruh positif terhadap ekspor. Mata uang yang dapat diterima secara universal adalah nilai mata uang Amerika Serikat yaitu US$, maka dalam melakukan perdagangan Internasional Indonesia seharusnya memperhatikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Amerika Serikat sehingga tidak akan menyebabkan defist anggaran yang terlalu tinggi. Gambar 1.3 Perkembangan Nilai Kurs Dollar Amerika Serikat Tahun 1995-2014 Sumber: Badan Pusat Statistik,2015 Gambar 1.3 terlihat bahwa nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Rata-rata perkembangan nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dari tahun 1995-2014 adalah sebesar 11,44 persen pertahun. Kenaikan nilai kurs dollar Amerika Serikat tertinggi terjadi pada tahun 1997, yaitu sebesar 95,14 persen. Penurunan terbesar nilai kurs dollar Amerika

Serikat terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar minus 14,16 persen. Karena adanya krisis global yang melanda perekonomian dunia. Ekspor pakaian jadi juga tidak terlepas dari kondisi perekonomian. Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Menurut Lerner, Pengertian Inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kelebihan permintaan terhadap barang-barang dalam perekonomian, secara keseluruhan dan terus menerus. Kelebihan permintaan tersebut dapat diartikan ganda, yaitu pengeluaran yang diharapkan terlalu banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, atau barang yang tersedia terlalu sedikit bila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan (Adrian Sutedi, 2012). Dengan meningkatnya Inflasi, maka daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor makin mahal. Biaya produksi barang ekspor akan semakin tinggi sehingga menyulitkan para eksportir dan negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing untuk barang ekspor menjadi berkurang, yang mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Selain itu menurunnya ekspor juga menyebabkan devisa yang diperoleh suatu negara menjadi semakin kecil. Inflasi yang terjadi di negara yang sedang berkembang cenderung disebabkan oleh ketegaran dari struktur ekonomi negara tersebut (Widiarsih, 2012). Inflasi bukanlah suatu yang harus dihindari oleh suatu negara, sebab apabila inflasi berada pada suatu tingkat yang tepat, inflasi justru akan mampu

memicu peningkatan produksi dalam negeri. Hal ini juga akan menyebabkan banyaknya investor yang tertarik untuk berinvestasi di dalam negeri, sehingga membuka kesempatan kerja dan pengangguran akan berkurang (Desak, 2015). Meningkat atau menurunnya inflasi di suatu negara juga mampu mempengaruhi produktivitas untuk barang-barang yang dihasilkan karena permintaan terhadap barang dan meningkatnya nilai suatu mata uang atau tingginya persaingan global (Clark, 2004). Berikut ini disajikan data pada Gambar 1.4 mengenai tingkat inflasi di Indonesia tahun 1995-2014, sebagai berikut : Gambar 1.4 Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 1995-2014 Sumber: Badan Pusat Statistik,2015

Gambar 1.4 menunjukan bahwa rata-rata perkembangan tingkat inflasi di Indonesia tahun 1995-2014 adalah sebesar 0,28 persen. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 66,58 persen. Hal ini disebabkan adanya kenaikan harga BBM yang menyebabkan bahan kebutuhan pokok dan tarif transportasi mengalami kenaikan. Sedangkan tingkat inflasi terendah tejadi pada tahun 1999 sebesar minus 75,62 persen. Selain tingkat inflasi, harga ekspor juga mempengaruhi naik turunnya dari volume ekspor pakaian jadi. Dalam hukum penawaran dinyatakan bahwa ketika harga dari barang naik, mensyaratkan meningkatnya suplier dengan peningkatan kuantitas dari barang, dimana diasumsikan faktor-faktor lain dianggap konstan (Dodge, 2014). Dengan kata lain, adanya hubungan langsung atau positif antara harga dan kuantitas barang yang ditawarkan (Kembar SB., 2014). Dalam Teori penawaran dinyatakan bahwa makin rendah suatu harga barang maka makin sedikit penawaran terhadap barang tersebut, sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin tinggi penawaran akan barang tersebut (Sukirno, 2002:87). Jika harga meningkat maka ekspor pakaian jadi akan mengalami penurunan dan sebaliknya, jika harga menurun maka ekspor pakaian jadi akan meningkat permintaan akan komoditi pakaian jadi. Harga ekspor pakaian jadi ditentukan oleh situasi penawaran dan permintaan pakaian jadi. Berdasarkan hukum permintaan maka konsumen cenderung menginginkan harga yang relatif lebih murah. Berikut adalah data harga ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014, sebagai berikut :

Gambar 1.5 Perkembangan Harga Ekspor Pakaian Jadi Indonesia Periode Tahun 1995-2014 Sumber: Badan Pusat Statistik,2015 Pada Gambar tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan harga ekspor pakaian jadi Indonesia tahun 1995-2014 adalah sebesar 4.94 persen. Harga pakaian jadi Indonesia dari tahun 1995-2014 mengalami fluktuasi. Harga ekspor pakaian jadi tertinggi terjadi pada tahun 1999, yaitu sebesar 46.64 persen. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 1997 yaitu sebesar minus 19.16 persen. Hal ini dikarenakan mulai munculnya pesaing dari negara-negara lain pengekspor pakaian jadi itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kurs dollar amerika serikat, inflasi dan harga ekspor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014? 2. Bagaimana kurs dollar amerika serikat, inflasi dan harga ekspor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014? 3. Variabel bebas manakah diantara kurs dollar amerika serikat, inflasi dan harga ekspor yang dominan berpengaruh terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui kurs dollar amerika serikat, inflasi dan harga ekspor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014. 2. Untuk mengetahui kurs dollar amerika serikat, inflasi dan harga ekspor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014.

3. Untuk mengetahui kurs dollar amerika serikat, inflasi dan harga ekspor yang dominan berpengaruh terhadap nilai ekspor pakaian jadi Indonesia periode tahun 1995-2014. 1.4. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneliti berharap dapat memberikan manfaat penelitian dan kegunaan sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pembaca mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor pakaian jadi Indonesia sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi instansi terkait untuk mengambil sebuah kebijakan. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsepkonsep teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan serta meningkatkan wawasan pengetahuan bagi pembaca dan dapat membuktikan dan menerapkan teori yang didapat pada perkuliahan dengan kenyataan yang ada pada penelitian yang dilakukan.

1. 5 Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi atas 5 (lima) Bab yaitu: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian serta sistematika penyajian penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai teori dan materi yang relevan yang mendukung dalam pemecahan masalah. Teori-teori yang diuraikan dalam bab ini antara lain teori perdagangan internasional, konsep ekspor, konsep kurs valuta asing, konsep inflasi, konsep harga, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan tehnik analisis data.tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji analisis linier berganda, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas; uji autokorelasi; uji multikolinearitas; dan uji heteroskedastisitas, uji signifikansi koefisien regresi yaitu uji F dan uji t, serta standardized coefficients beta. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum wilayah, gambaran umum ekspor pakaian jadi, dan pembahasan hasil perhitungan statistik yang meliputi analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji simultan (uji F), uji parsial (uji t), serta standardized coefficients beta. BAB V PENUTUP Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan saran yang diharapkan dapat membantu perkembanghan ekspor pakaian jadi Indonesia.