BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam.

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa hidup yang singkat, biasanya kurang dari enam bulan. Right issue di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi dikutip dari Sinar Harapan.Co).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk utama yang diperdagangkan di pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

II. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alternatif pendanaan khususnya kebutuhan jangka panjang suatu. pendanaan perusahaan akan semakin bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis dan juga masyarakat dalam usaha untuk menggali potensi masyarakat

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi

BAB II KAJIAN TEORI. penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang. berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB II LANDASAN TEORI

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN RIGHT ISSUE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

PASAR MODAL JENIS JENIS INSTRUMEN PASAR MODAL BUKTI RIGHT DAN WARAN. Disusun oleh : KELOMPOK DUA S1 AKUNTANSI A. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Susanti, 2008) Fahmi (2012:116)

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Undang-undang pasar modal No.8 tahun 1995 pasal 1 butir 13 adalah kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Di pasar modal, istilah khusus untuk menyebutkan surat berharga (sekuritas) adalah efek. Ada banyak jenis efek di pasar modal. Namun, terdapat tiga jenis efek yang paling popular yaitu saham, obligasi dan reksadana. Efek lain yang terdapat di pasar modal Indonesia antara lain waran, right, obligasi konversi, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), dan lain-lain. Menurut UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995, bursa efek adalah pihak yang meyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihakpihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Selain menurut Undang-undang Pasar Modal, banyak para ahli yang telah menuliskan dalam literatur mengenai pengertian pasar modal. Pengertian pasar modal menurut Tandelilin (2010) mengemukakan bahwa Pasar modal didefinisikan sebagai tempat pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang

yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi (bond) sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat (dalam pengertian fisik) yang terorganisasi dimana surat berharga (efekefek) diperdagangkan, yang kemudian disebut bursa efek (stock exchange) (Martono, 2001). Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) mengemukakan bahwa pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. 2.2 Saham Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer di antara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa

pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut. Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Imbalan tunai kepada pemilik saham biasanya diberikan dalam 2 (dua) yaitu: dividen tunai dan keuntungan atau kerugian modal (capital gain) (Brealey et al, 2008). Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang membagikan kepada pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu: 1. Tidak Mendapatkan Dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. 2. Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss. Disamping resiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu: 1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi,

Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibandingkan kreditor atau pemegang obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan dibaginak kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. 2. Saham di-delist di bursa Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalkan dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selam beberapa tahun, dari berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa. 3. Saham diberhentikan sementara (suspensi) Disamping dua risiko diatas, risiko lain yang juga mengganggu para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali seperti semula. 4. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi yang lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan membagikan kepara para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. Saham di-delist di bursa. Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah karena kinerja yang buruk, misalkan dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa. 2.3 Harga saham Harga saham menurut Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah penerimaan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan.

Harga saham tidak dapat diramalkan secara pasti. Harga saham di pasar modal sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan (demand) dan penawaran (supply). Semakin banyak investor yang membeli saham, maka harga saham tersebut akan tinggi. Harga saham di dalam perdagangan dan investasi adalah harga yang mengacu pada harga saham terkini dalam perdagangan saham. Indikator harga saham menggambarkan banyak hal tentang apa yang sebenarnya pada saat ini sedang terjadi di antara pembeli dan penjual. Indikator harga saham bukan hanya menggambarkan harga pasar, tetapi juga menggambarkan siapa yang saat ini sedang memegang kendali di pasar modal. Informasi terbaru yang masuk ke pasar modal akan menyebabkan investor membeli atau menjual saham. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pergerakan harga. Dengan membandingkan harga saham saat ini dengan harga saham masa lalu, dapat disimpulkan bahwa informasi tersebut memberi dampak positif atau negatif terhadap harga saham di pasar modal (McDowell, 2008). Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan maka harga sahamnya akan semakin tinggi dan demikian sebaliknya. Pergerakan harga saham searah dengan kinerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Jika harga saham suatu perusahaan rendah maka dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan tersebut kurang baik. Untuk itu investor sangat memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi, menjual atau mempertahankan sahamnya.

Menurut Situmorang (2008), menyatakan bahwa saham memiliki 3 (tiga) macam nilai, yaitu: 1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut 2. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi jika saham tersebut diperdagangkan di bursa 3. Nilai interinsik, yaitu nilai ekonomis saham. Menurut Situmorang (2008), berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan atas 3 (tiga) jenis, yaitu: 1. Nilai nominal (par value) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi, namum tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. 2. Harga dasar (base price) Pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana dan dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Untuk saham yang baru, maka harga dasar tersebut merupakan harga perdana. 3. Harga pasar (market price) Harga pasar adalah harga pada pasar yang senyata (riil) dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika pasar sudah ditutup maka harga pasar tersebut adalah harga penutupannya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan naik-turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media massa.

Setiap saat harga saham di pasar modal selalu mengalami perubahan. Untuk itu, investor atau calon investor harus mampu mengamati dan memilih saham mana yang akan dibeli, dijual atau dipertahankan dan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham tersebut. Menurut Weston dan Brigham ( 2001), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah: 1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS) Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2. Tingkat bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara : a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apbila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. 3. Jumlah kas dividen yang diberikan

Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk dividen dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian dividen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas dividen yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. 4. Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat resiko dan pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima. Menurut Basir dan Fakhruddin (2005), harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading System). Di lantai Bursa Efek Indonesia terdapat lebih dari 400 terminal komputer di mana para pialang di lantai bursa dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order-order

tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan harga. Dalam perdagangan saham dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham, seperti yang dikemukakan Darmadji dan Fakhruddin (2006) yaitu: 1. Previous price menunjukkan harga saham saat penutupan pada hari sebelumnya. 2. Open atau opening price menunjukkan harga saham saat pembukaan sesi I perdagangan pada jam 09:30 WIB pagi. 3. High atau highest price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 4. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 5. Last price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. 6. Change menunjukkan selisih antara harga saham pembukaan dengan harga saham terakhir yang terjadi. 7. Close atau closing price menunjukkan harga saham saat penutupan sesi II perdagangan pada jam 16:00 WIB sore. 2.4 Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu (Husnan, 2005). Sedangkan menurut Salim (2003), volume perdagangan adalah jumlah saham atau kontrak yang diperdagangkan selama

jangka waktu tertentu, yang juga dianggap sebagai ukuran dari kekuatan atau kelemahan pasar. Menurut Francis (2001), Volume perdagangan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan intensitas dari emosi investor. Volume perdagangan saham yang tinggi menunjukkan bahwa semakin tinggi juga jumlah transaksi saham yang dilakukan investor, yang berarti saham tersebut aktif diperdagangkan. Hal ini memberikan pengertian bahwa dengan makin besar jumlah transaksi saham akan mengarah pada peningkatan jumlah permintaan suatu saham. Hal ini akan menyebabkan perubahan harga saham yang cukup besar. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker) perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan gambaran tentang kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Besarnya variabel volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham melalui indikator likuiditas saham yang diukur dengan aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity). Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume perdagangan di pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA sebuah saham mempunyai makna bahwa suatu saham dapat dijual dengan mudah karena

banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah dikonversi menjadi uang kas atau dengan kata lain saham tersebut memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Jika TVA semakin besar maka saham semakin likuid, sebaliknya jika TVA semakin kecil maka saham tersebut tidak likuid. Aktivitas volume perdagangan saham dapat dilihat dengan menggunakan rumus: Saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAi,t = Saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t Dimana: TVAi,t = Trading Volume Activity I pada waktu t i = nama perusahaan/emiten t = waktu 2.5 Right Issue 2.5.1 Pengertian Right Issue Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan efek terlebih dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut antara lain digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat struktur permodalan, karena merupakan hak, maka investor tidak harus menggunakan hak tersebut, investor dapat menjual haknya kepada pihak lain. Dengan demikian terjadilah perdagangan right (Halim, 2005). Menurut Anoraga (2006), right merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif (turunan) dari efek yang sebenarnya dan mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefinisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang

dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut preemtive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengluaran saham baru. Hak preemtive (preemtive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatknya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberikan prioritas kepada pemegang saham yang lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga kepemilikannya tidak berubah (Jogiyanto, 2008). Menurut Husnan (2005) alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan menigkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah, yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten.

Menurut Martono dan Harjito (2001), ada 2 (dua) tujuan diadakan right, yaitu: 1. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan. 2. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham. 2.5.2 Analisis Right Issue Pengeluaran saham baru melalui right issue akan meningkatkan modal disetor, meningkatkan ekuitas, dan menambah jumlah saham beredar tetapi harga pelaksanaan atau strike price atau exercise price selalu lebih rendah daripada harga pasar saat penerbitan right issue. Namun right issue tidak selalu menurunkan indeks harga saham tersebut, kadang-kadang indeks juga dapat naik tergantung reaksi pasar apakah bersifat positif atau negatif (Samsul, 2006). Menurut Samsul (2006), harga teoritis bukti right dapat diperoleh dari selisih antara harga pasar teoritis setelah right issue dengan strike price. Harga saham di pasar boleh jadi sama dengan harga teoritisnya. Sedangkan strike price atau exercise price adalah harga pelaksanaan dari saham tersebut. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai teoritis right pada kondisi yang berbeda, yakni kondisi satu untuk saham tanpa right dan kondisi dua dengan right. Harus dibedakan harga right-on price dengan ex-right price. Right-on price adalah harga saham ketika pembeli saham baru (si pemegang saham lama) mempunyai right sebelum right jatuh tempo atau right belum kadaluarsa, ex-right price adalah harga saham manakala pembeli saham tidak mempunyai right (karena right sudah kadaluarsa).

Right yang ditawarkan kepada pemegang saham lama didasarkan pada proporsi rasio yang telah ditentukan, misalnya PT X melakukan right issue dengan rasio 15:71 yang artinya pemegang saham lama dapat membeli 71 saham yang baru untuk setiap lembar saham lama. Pada penelitian ini, nilai right issue diproksikan terhadap harga teoritis hasil right issue. Harga teoritis merupakan harga yang terbentuk dari penyesuaian harga saham lama dengan saham baru setelah terjadinya right issue berdasarkan rasio yang ditentukan. Apabila harga saham dipasar sama dengan harga teoritisnya maka pemegang saham lama tidak menderita kerugian. Apabila harga saham dipasar diatas harga teoritis maka pemegang saham lama akan memperoleh keuntungan dan apabila harga saham dipasar dibawah harga teoritisnya maka pemegang saham lama akan menderita kerugian (Samsul, 2006). 2.5.3 Alasan Dilakukannya Right Issue Menurut Husnan (2005) alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal kerja dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten.

Suatu emiten yang melakukan right pada umumnya untuk mempertahankan persentase hak pemegang saham lama atas laba dan suara dalam perusahaan. Jika emiten langsung menjual saham baru langsung kepada pemegang saham baru maka hak atas laba dan suara yang dimiliki oleh pemegang saham lama akan beralih ke pemegang saham baru. Jika pemegang saham lama tidak ingin menggunakan haknya atas saham yang baru maka pemegang saham lama dapat menjual haknya kepada pihak lain atau pemegang saham baru. Hal ini dikarenakan sifatnya sebagai hak dan bukan merupakan kewajiban sehingga right dapat diperdagangkan. Pada umumnya, right issue diperdagangkan sama seperti saham, akan tetapi perdagangan right issue memiliki masa berlaku tertentu. 2.5.4 Dampak Dilakukannya Right Issue Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar mejadi bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan berakibat pada komposisi kepemilikan pemgang saham lama. Pemegang saham lama tersebut akan mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan saham apabila tidak melakukan haknya untuk membeli saham baru dengan right yang dimilikinya. Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada menurunnya jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang saham lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun. Situmorang, (2008) menyatakan bahwa harga saham perusahaan setelah right secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena harga exercise (harga pelaksana) emisi right

selalu lebih rendah dari harga pasar. Jadi kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar. 2.6 Teori yang Berkaitan Dengan Right Issue 2.6.1 Signaling Theory Teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki informasi yang lengkap tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan manajer adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan intensif yang diharapkan. Kelebihan manajer daripada pihak luar (investor) yaitu informasi yang lengkap dan akurat yang dimiliki oleh manajer mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi jika manajer tidak secara penuh menyampaikan seluruh informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar modal. Jika manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka respon atas informasi tersebut sebagai suatu signal adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham. Pengumuman right issue akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal adanya informasi baru yang dikeluarkan oleh pihak manajer yang akan mempengaruhi nilai saham suatu perusahan dan aktivitas perdagangan sahamnnya. 2.6.2 Teori Struktur Modal Dalam teori ini, diasumsikan bahwa walaupun suatu perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, masih terjadi ketidakjelasan apakah hal itu dapat

menjelaskan pengaruh negatif harga saham yang dihubungkan dengan penerbitan saham baru. Penambahan saham baru seharusnya memberikan dampak positif terhadap harga saham bukan sebaliknya, karena penambahan saham baru mencerminkan adanya perkembangan struktur yang optimal. 2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Nama Peneliti dan Tahun Eky Wijaksono (2007) Asna Manullang (2008) Indrawan Adisulistyo (2009) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Variabel Hasil Penelitian Pengaruh Right Issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta Pengaruh pengumuman right issue terhadap volume perdagangan saham dan abnormal return saham di Bursa Efek Jakarta 2000-2006 Analisis pengumuman right issue terhadap return saham dan tingkat likuiditas saham di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2007 (Analisis return saham dengan market model) Independen: Right Issue Dependen: 1. Return Saham 2. Likuiditas Saham Independen: Right Issue Dependen: 1. Abnormal Return 2. Volume perdagangan saham Independen: Right Issue Dependen: 1. Return Saham 2. Abnormal Return 3. Likuiditas Saham Right issue tidak berpengaruh terhadap preferensi investor dalam menentukan investasi. Secara statistik ada perbedaan signifikan antara rata-rata return tidak normal saham sebelum dan sesudah right issue dan adanya perbedaan signifikan antara rata-rata total volume aktivitas perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Pengumuman right issue tidak meyebabkan perbedaan return saham (average actual return, acerage abnormal return) sebelum dan setelah right issue, akan tetapi right issue menyebabkan perbedaan likuiditas saham (average trading volume activity) sebelum dan setelah right issue.

M. Ridho (2011) Analisi Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Independen: Right Issue Dependen: 1. Harga Saham 2. Volume Perdagangan Pengumuman Right Issue tidak menyebabkan perbedaan antara harga saham sebelum dan se-sudah dilakukan right issue pada perusahaan size kecil maupun pada perusahaan size kecil. Dan juga tidak terdapat perbedaan yang signi-fikan antara volume per-dagangan saham sebelum dan sesuah dilakukannya right issue pada perusahaan size besar maupun pada perusahaan size kecil. Pengaruh right issue terhadap perubahan harga saham dapat dilihat dari harga saham yaitu harga saham penutupan (closing price) dan besarnya volume perdagangan saham dapat dilihat melalui jumlah saham yang diperdagangkan. Penelitian ini mengambil periode 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah dilakukannya right issue. Sebanyak 32 (tiga puluh dua) perusahaan yang digunakan sebagai sampel dengan periode waktu 3 tahun 2009-2011. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Right Issue (X) sebagai variabel independen, Harga saham (Y 1 ) dan Volume Perdagangan Saham (Y 2 ) sebagai variabel dependen. 2.8 Kerangka Konseptual Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat reaksi dari peristiwa right issue. Jika peristiwa tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa tersebut terjadi. Penerbitan right issue sebagai salah satu corporate action merupakan bentuk informasi atau pengumuman peristiwa untuk para pemegang saham di Bursa Efek Indonesia yang akan

membuat pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ini dapat berupa berubahnya harga saham dan volume perdagangan sebelum pengumuman dan sesudah pengumuman (Jogiyanto, 2008). Kebijakan right issue ditanggapi beragam investor. Jika suatu perusahaan kekurangan modal maka investor akan bereaksi negatif sehingga mengakibatkan harga saham turun sebelum maupun sesudah pengumuman diterbitkan. Sebaliknya, penerbitan right issue yang bertujuan untuk memperluas produksi akan mendapat reaksi positif dari investor sehingga mendorong harga saham meningkat. Pengumuman right issue dapat menurunkan atau menaikkan harga saham di pasar tergantung pada reaksi pasar apakah bersifat positif atau negatif (Samsul, 2006). Apabila reaksi pasar bersifat positif maka secara langsung informasi tersebut akan menaikkan harga saham dan begitu juga sebaliknya, apabila reaksi pasar bersifat negatif terhadap informasi right issue akan menurunkan harga saham. Reaksi harga saham terhadap pengumuman right issue akan berkurang disaat tingginya volume perdagangan. Bayless and Chaplinsky (1996, dalam Yusuf et al., 2009) menemukan bukti bahwa reaksi harga saham terhadap penawaran right adalah positif dan signifikan. Sedangkan Bohren (1997, dalam Yusuf et al., 2009) menemukan bukti bahwa reaksi harga saham terhadap penawaran right adalah positif dan signifikan. Sheehan et al. (1997 dalam Yusuf et al.,2009) melakukan penelitian terhadap pengaruh pengumuman right issue terhadap harga saham dan volume perdagangan saham di New York Stock Exchange (NYSE), AMEX dan NASDAQ selama dua kurun waktu yang berbeda. Hasil temuan mereka agak berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

sebelumnya yaitu bahwa harga saham justru mengalami penurunan sebelum tanggal pengumuman dan terjadi peningkatan volume perdagangan saham sebelum tanggal pengumuman. Penurunan harga saham dan peningkatan aktivitas volume perdagangan saham terjadi karena adanya aktivitas short selling yang dilakukan oleh investor sebelum hari pengumuman, yang memaksa underwriters untuk menentukan harga penawaran yang lebih rendah (underprice) terhadap penerbitan saham baru. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Right Issue (X) Harga Saham (Y 1 ) Volume Perdagangan (Y 2 ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Dari Gambar 2.1 dapat dilihat hubungan kausal antara Right Issue terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham. Pengaruh right issue terhadap harga saham dan volume perdagangan saham dapat dilihat pada 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah pengumuman right issue. Adanya right issue akan mengkoreksi harga saham dan meningkatkan jumlah saham yang diperdagangkan di pasar modal.

2.9 Hipotesis Penelitian Berdasarkan dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Right issue berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2. Right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 3. Ada korelasi dan signifikan antara harga saham sebelum dengan harga saham sesudah right issue pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 4. Ada korelasi dan signifikan antara volume perdagangan sebelum dengan volume perdagangan sesudah right issue pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.