BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. 1. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL KETAHANAN NASIONAL. NOMOR XX (2) Agustus 2014 Halaman 49-57

Mandiri.PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka. kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. yang bersifat terpusat (sentralistik) berubah menjadi desentralisasi melalui

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEDOMAN WAWANCARA. Pertanyaan untuk tokoh masyarakat dan birokrasi

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran pemerintah daerah dalam

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. V, maka penulis menarik kesimpulan dan merumuskan beberapa saran atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RISET PENGEMBANGAN PARIWISATA: PENILAIAN POTENSI ALAM DAN BUDAYA PULAUFLORES SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB V KESIMPULAN & SARAN. Jawa Barat. Kampung Adat Pulo memilki karakteristik yang unik yang

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI SEGMENTASI PASAR DAN PENILAIAN ATRAKSI SEBAGAI MASUKAN BAGI PENINGKATAN ATRAKSI TAMAN WISATA BUDAYA JAWA TENGAH PURI MAEROKOCO TUGAS AKHIR

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian tetang Modal Sosial

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan pengujian path analysis

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DINAS KEBUDAYAAN DIY

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata semakin mengokohkan dirinya menjadi salah satu peraup devisa

Menjadikan Kutai Kartanegara Sebagai Daerah Tujuan Wisata dengan Berbasis Budaya Lokal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan dalam pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. didasari oleh kebutuhan masyarakat Manding untuk hidup layak. Adanya

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku

MELAYANI UNTUK MENJADI BERKAT

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. wisata alam tersebar di laut, pantai, hutan dan gunung, dimana dapat

PERENCANAAN PARIWISATA PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT Sebuah Pendekatan Konsep

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. lokal merupakan paradigma yang sangat penting dalam kerangka pengembangan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat disekitar 15 Danau Prioritas

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah

LAPORAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA DINAS PARIWISATA, SENI DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajra Adha Barita, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan gejala-gejala

Transkripsi:

149 BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1 Kesimpulan 1. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di desa Brayut Pandowoharjo Sleman melalui tiga tahap yaitu sosialisasi, transformasi kemampuan dan hasil yang dicapai melalui kemandirian desa wisata. Tahap pertama menekankan pada proses sosialisasi konsep desa wisata dan manfaatnya bagi masyarakat Brayut dilanjutkan dengan menginventarisir potensipotensi wisata di Brayut dan partisipasi masyarakat sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan desa wisata. Tahapan transformasi kemampuan merupakan bentuk-bentuk campur tangan dari stakeholders untuk memperkuat proses pemberdayaan masyarakat melalui bantuan PNPM Mandiri Pariwisata dan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Di tahapan akhir, Desa Wisata Brayut memperoleh kemandirian dalam mengelola desa wisata yang ditandai dengan kemampuan melaksanakan promosi baik secara mandiri maupun melalui even-even tertentu yang disponsori pihak ketiga sehingga mempunyai pangsa pasar wisatawan sendiri dan selalu siap dikunjungi kapan pun wisatawan datang. Akhirnya sebagai bentuk keberhasilan pemberdayaan masyarakat, Desa Wisata Brayut harus mampu melibatkan partisipasi masyarakat Dusun Brayut mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan monitoring secara berkelanjutan. 149

150 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di desa Brayut Pandowoharjo Kecamatan Sleman sesuai tahapan adalah : a. Tahap Sosialisasi 1) Komunikasi dan koordinasi 2) Sikap dan perilaku masyarakat b. Tahap Transformasi Kemampuan 1) Keterbukaan dan transparansi 2) Kurangnya sumber daya manusia yang terlatih 3) Kurangnya pemandu wisata 4) Ketersediaan sarana dan prasarana atraksi wisata 5) Dana pengembangan c. Tahap Kemandirian 1) Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata 2) Belum melibatkan seluruh warga masyarakat 3. Sebagaimana halnya yang terjadi dalam sistem sosial manapun, ketahanan sosial budaya itu terus berproses dan dinamis sifatnya. Bisa mengalami kemajuan (progress) atau pertumbuhan, bisa pula mengalami kemusnahan (entropi); biasa bertambah kuantitas dan kualitasnya dan sebaliknya. Desa Wisata Brayut sebagai suatu sistem sosial yang terbuka mengalami perkuatan kehidupan sosial dan budaya sebagai bentuk dukungan masyarakat terhadap pengembangan desa wisata di dusunnya dan disisi lain terdapat dinamika pertumbuhan sosial budaya yang

151 menunjukkan keaktifan sistem sosial yang ada. Perkuatan kehidupan sosial budaya sebagai bentuk ketahanan sosial budaya ditandai dengan : a. Pembentukan lembaga kemasyarakatan b. Kebersamaan sebagai bentuk tanggung jawab bersama c. Toleransi kehidupan beragama d. Pelestarian adat istiadat, seni budaya dan cara hidup 8.2 Rekomendasi Berdasarkan penelitian di atas, maka dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut : 1. Pada tahap sosialisasi : a. Memperkuat komunikasi dan koordinasi, sehubungan dengan pengelolaan Desa Wisata Brayut diantara pengelola desa wisata dengan tokoh masyarakat, dan tokoh pemerintahan ditingkat dusun serta dengan warga masyarakat, untuk meningkatkan daya dukung bagi pengembangan desa wisata di masa datang. b. Mensosialisasikan program desa wisata secara terus menerus kepada warga masyarakat oleh pengelola desa wisata, tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan tingkat dusun agar masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang manfaat pemberdayaan melalui pengembangan desa wisata selanjutnya masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan desa wisata.

152 2. Pada tahap transformasi kemampuan : a. Meningkatkan keterbukaan dan transparansi program desa wisata kepada warga masyarakat untuk meminimalkan kesenjangan sosial dengan melibatkan masyarakat dalam setiap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sehingga diharapkan menimbulkan rasa memiliki di antara warga masyarakat Brayut baik terhadap organisasi desa wisata maupun terhadap dusun Brayut yang dimanfaatkan potensinya sebagai tujuan wisata. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan dan pengembangan yang intensif, bertahap dan berkelanjutan melalui kerja sama dengan lembaga kemasyarakatan yang ada maupun dengan stakeholders lainnya, sekaligus sebagai bentuk kaderisasi kepemimpinan dusun. c. Melengkapi sarana dan prasarana atraksi wisata serta memperbanyak pramuwisata dalam upaya pelayanan prima kepada wisatawan, di samping itu sebagai langkah untuk memperbanyak partisipasi warga masyarakat dalam setiap atraksi wisata dalam upaya meminimalisir kesenjangan sosial dan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. d. Memperkuat manajemen penghasilan organisasi desa wisata sebagai bagian dari swadaya masyarakat serta membangun komnunikasi yang intensif dan berkelanjutan dengan stakeholders dalam rangka memperoleh bantuan atau kerja sama saling menguntungkan untuk pengembangan desa wisata.

153 3. Pada tahap kemandirian : a. Memberikan pemahaman tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata secara komprehensif kepada seluruh warga masyarakat Brayut secara terus menerus dan berkelanjutan, selanjutnya masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan desa wisata. b. Memperkuat keterlibatan warga masyarakat dalam perencanaan sebagai bentuk perencanaan dari bawah (bottom up planning) dalam upaya meningkatkan kualitas atraksi wisata, memperbanyak fasilitas kegiatan dan atraksinya sehingga mampu meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisatawan yang pada akhirnya mampu melibatkan warga masyarakat sebanyak-banyaknya sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat.