AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS ABSTRACT

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

BAB II LANDASAN TEORI

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

JURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS DI UD. SABAR JAYA MALANG) JURNAL

IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang mebel yang memproduksi mebel dari serbuk kayu yang dipress. Produk

Model Pengukuran Produktivitas

ANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL

Analisis Produktivitas Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di KUD BATU Kota Batu

EVALUASI PENGGUNAAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI DI UKM BATIK OGUD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu

ANALISIS ALIRAN MATERIAL DAN LIMBAH PRODUKSI BATIK CAP MENGGUNAKAN SANKEY DIAGRAM (Studi Kasus: Batik Putra Laweyan)

Analisis Produktivitas Bagian Pengolahan Susu Pasteurisasi Menggunakan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus Di Kud Dau Sekar Gading Malang)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Jawa Timur)

JURNAL MANEKSI VOL 6, NO. 2, DESEMBER 2017

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

atau keluaran yang dihasilkan dari proses.

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MUNDEL DAN APC

KUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar.

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA PROSES PRODUKSI DI PT BALI MEI SHO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minyak dalam Wilmar Group. PT Multimas memiliki beberapa proses produksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E.MUNDEL PADA PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN SAHAT ADI WARDANA SIMANGUNSONG

PENGUJIAN KOMPOR GAS HEMAT ENERGI MEMANFAATKAN ELEKTROLISA AIR DENGAN ELEKTRODA LEMPENG BERLARUTAN NaOH

PENENTUAN WAKTU STANDAR DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI BATIK CAP (STUDI KASUS: IKM BATIK SAUD EFFENDY, LAWEYAN)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Inpres No.10 Tahun 2005 tentang penghematan energi. Pelaksanaan audit energi untuk mengetahui penggunaan energi di Rumah sakit

LAPORAN TUGAS AKHIR. ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI ENERGI PADA INDUSTRI BATIK LAWEYAN (Studi Kasus : UKM Batik Putra Laweyan)

AUDIT DAN KONSERVASI ENERGI SEBAGAI UPAYA PENGOPTIMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI KAMPUS KASIPAH UNIMUS

BAB I PENDAHULUAN. negatif terhadap lingkungan diantaranya pencemaran lingkungan yang disebabkan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE THE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) (Studi Kasus di PT. Iskandar Tex, Surakarta)

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN MODEL BURNER KOMPOR BIOETANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER CHAMBER

Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja I.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PENGGUNAAN PENDINGIN UDARA KAMAR DI PATRA JASA CONVENTION HOTEL SEMARANG

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER (APC) DI PD.SURABRAJA FOOD INDUSTRY

PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI BAHAN BAKAR DALAM PROSES PENGERINGAN RAMBAK DI DAERAH BOYOLALI UNTUK MENGURANGI KETERGANTUNGAN TERHADAP MINYAK TANAH

HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI

ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TERHADAP LABA DI PERUSAHAAN

APLIKASI GREEN ENERGY PADA INDUSTRI BATIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

pelatihan ibu-ibu di Desa Sidomukti. - Batik Sidomukti struktur organisasi terdiri dari. 1. Ketua : Sri Wahyuni 2. Pendamping : Agus Sunarto

BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD.

DESAIN MODEL SMARTHOME SYSTEM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan,

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika sosial merupakan problematika yang biasa dalam era persaingan

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

EVALUASI INTENSITAS KONSUMSI ENERGI LISTRIK MELALUI AUDIT AWAL ENERGI LISTRIK DI RSJ.PROF.HB.SAANIN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

ANALISIS PERPINDAHAN KALOR PEMBAKARAN GENTENG

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

MESIN PENGERING KAYU SEDERHANA UNTUK HOME INDUSTRI. Murni *)

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN DENGAN VARIABEL PERUBAHAN KETINGGIAN 4M,3M,2M DAN PERUBAHAN DEBIT NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERFORMA BOILER BASUKI BERDASARKAN RASIO ANTARA BAHAN BAKAR DAN STEAM DI PT. INDO ACIDATAMA Tbk.

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

PENERAPAN ALAT PENCAMPUR BUMBU DI SENTRA INDUSTRI KECIL KERIPIK TEMPE SANAN

ERYANA PURNAWAN Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

Transkripsi:

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: GITSA MAHARANI D600130103 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA ABSTRAK Penelitian di UKM Batik Saud Effendy Laweyan Surakarta dilakukan untuk mengetahui konsumsi energi pada proses produksi batik cap, produktifitas energi, dan potensi penghematan konsumsi energi. Audit energi dilakukan dengan menghitung konsumsi energi dengan satuan rupiah, kemudian menganalisis grafik biaya konsumsi energi. Produktifitas energi dengan metode Marvin E. Mundel dilakukan dengan menghitung deflator berdasarkan indeks harga periode penelitian dan periode dasar, menghitung harga konstan, Resource Input Partial (RIP), agregat output, menghitung Indeks Produktifitas Partial dan menganalisis grafiknya. Setelah itu melakukan analisis produktifitas serta penghematan dengan fishbone diagram. Hasil yang diperoleh konsumsi energi rata-rata proses produksi kain batik cap untuk air Rp Rp 182,55, untuk kayu adalah Rp 4.051,24 dan untuk minyak tanah adalah Rp 2.581,28. Indeks Produktifitas pada bulan Februari 2017 adalah 84,72%, Maret 2017 adalah 82,06%, April 2017 adalah 89,78%. Kata Kunci : audit energi, produktifitas, Marvin E. Mundel, fishbone diagram ABSTRACT Research in House of Batik Saud Effendy Laweyan Surakarta conducted to determine energi consumption in batik cap production process, energy productivity, and energy saving potential. Energy audit is done by calculating energy consumption with rupiah unit, then analyzing cost graph of energy consumption. The energy productivity by the Marvin E. Mundel method is done by calculating the deflator based on the price index of the study period and the base period, calculating the constant price, Resource Input Partial (RIP), the output aggregate, calculating the Partial Productivity Index and analyzing the graph. After that do the analysis of productivity and savings with fishbone diagram. The results obtained by average energy consumption of batik cloth production process for water is Rp 182.55, for wood is Rp 4,051,24 and for kerosene is Rp 2,581,28. The Productivity Index in February 2017 was 84.72%, March 2017 was 82.06%, April 2017 was 89.78%. Keywords : energy audit, productivity, Marvin E. Mundel, fishbone diagram 1

1. PENDAHULUAN Audit energi terdiri dari rincian dan evaluasi bagaimana semua fasilitas menggunakan energi, dan apakah penggunaan energi tersebut mengeluarkan biaya. Kemudian pada akhirnya memberikan solusi agar sebuah sistem dapat melakukan konsumsi energi lebih efektif dan menghemat penggunaan biaya. Menurut Haryanto (2011), tujuan audit energi adalah untuk mengembangkan suatu basis data guna menentukan level dan pola penggunaan energi dan peluang untuk melakukan penghematan energi secara efektif. Audit energi menjadi suatu bagian yang penting dari manajemen karena ada hubungan antara biaya yang dikeluarkan dengan besarnya energi yang digunakan. Jumlah konsumsi energi yang didapat dari audit energi dapat digunakan untuk menghitung produktifitasnya. Produktifitas energi pada proses produksi dilakukan untuk mengetahui indeks produktifitas energi selama periode penelitian. Pengukuran produktifitas digunakan untuk mengevaluasi ketercapaian sebuah perusahaan dalam suatu periode serta sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan pada periode selanjutnya. Terletak di kampung jagalan RT. 02 RW. 05 Laweyan Surakarta, terdapat UKM Batik Saud Effendy. Batik art & painting Saud Effendy merupakan merk dagang dari kerajinan batik khas solo, yang merupakan produk home industri milik Bapak Saud Effendy. Produksi terbanyak yang dilakukan pada UKM ini adalah produksi batik cap. Audit energi pada proses produksi batik cap di UKM Batik Saud Effendy diperlukan untuk mengetahui konsumsi energi pada seluruh proses produksi dari kedatangan bahan baku hingga produk siap dikirim setelah proses packing. Kemudian menghitung produktifitas energi serta melakukan analisis penghematan konsumsi energinya. 2. METODE Peneliti melakukan survey atau observasi lapangan di UKM ini untuk mengetahui objek yang diteliti secara langsung agar lebih mudah dalam proses pengidentifikasian. Tahapan yang kedua ini dilakukan dengan mencari mencari sumber-sumber berupa buku, jurnal ilmiah, mengumpulkan dan membaca berbagai sumber lain. Tahapan pengumpulan data dilakukan tiga metode yaitu observasi 2

lapangan, studi literatur dan wawancara. Identifikasi data dilakukan dengan melakukan perincian data mengenai proses produksi dan energi yang digunakan pada proses produksi batik cap di UKM Batik Saud Effendy. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung konsumsi energi yang ada pada keseluruhan proses produksi. Konsumsi energi yang dihitung yaitu berupa bahan bakar yaitu kayu dan minyak tanah dan energi air. Energi yang digunakan akan dikalkulasikan menjadi satuan biaya yaitu rupiah. Langkah menghitung produktfitas energi dengan metode Marvin E. Mundel adalah menghitung deflator. Kemudian melakukan perhitungan harga konstan dengan acuan periode dasar. Lalu menghitung Resource Input Partial (RIP) dengan cara menjumlahkan seluruh input dengan harga konstan. Kemudian menghitung output dengan cara mengkalikan seluruh jumlah produksi dengan harga rata-rata tiap produk pada periode penelitian. Yang terakhir menghitung indeks produktifitas dengan rumus: Keterangan: IP AOMP AOBP RIMP RIBP = Indeks Produktifitas = Output agregat untuk periode yang diukur = Output agregat untuk periode dasar = Input untuk periode yang diukur = Input untuk periode dasar (1) Analisis dilakukan dengan menggunakan grafik Indeks Produktifitas Parsial untuk menjelaskan tingkat produktifitasnya. Analisis sebab akibat menggunakan tools Fishbone diagram dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan produktifitas energi dan analisis untuk melakukan penghematan energi. 3

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Data Konsumsi Energi Proses produksi pembuatan batik cap di UKM Saud Effendy Laweyan meliputi proses pengecapan, pewarnaan, finishing, pelorotan, pencucian, pengeringan, penyortiran dan packing. Perhitungan konsumsi energi pada penelitian ini meliputi penggunaan air, bahan bakar kayu, dan bahan bakar minyak tanah. Proses produksi pengecapan menggunakan energi bahan bakar minyak tanah, pewarnaan menggunakan energi air, pelorotan menggunakan energi air dan bahan bakar kayu, dan pencucian menggunakan energi air. Perhitungan energi listrik selain pompa air tidak dilakukan dalam penelitian ini karena UKM tidak memakai daya listrik selain pompa air, semua proses dilakukan secara manual. Perhitungan energi air pada semua proses mengacu pada pengeluaran air per hari yang terbaca oleh flowmeter, kemudian menghitung energi air proses pewarnaan dengan rumus sebagai berikut. Volume Pewarnaan = Volume pewarnaan per kain x Jumlah Kain (4) Diketahui volume air tiap pewarnaan air rata-rata adalah 0,00001 m 3 atau 10 liter. Jadi pada tanggal 4 Januari 2017 yang menghasilkan produk kain 15 pcs maka digunakan energi air sebanyak 0,00015 m 3. Kemudian untuk proses pelorotan perhitungan energi air menggunakan rumus sebagai berikut. Volume Pelorotan = Volume pelorotan per kain x Jumlah Kain (5) Volume Pelorotan per Kain = 0,25 x ( π x r2 x t 1000000 ) (6) Pada rumus (6) diketahui rata-rata penggunaan air tiap proses pelorotan adalah 0,25 dari volume air keseluruhan, dengan diameter 60 cm dan tinggi 50 cm. Kemudian hasil perhitungan volume air dikalikan dengan jumlah kain per hari. Volume Pelorotan per Kain = 0,25 x ( 3,14 x 302 x 50 ) 1000000 4

Misalnya pada tanggal 4 Januari 2017 volume air pelorotan adalah 0,03532 m 3 dikali dengan jumlah kain 15 hasilnya 0,52988 m 3. Setelah diketahui volume air pewarnaan dan pelorotan, baru dihitung volume air pencucian yaitu dengan rumus (7). Volume Pencucian = Air flowmeter Pelorotan Pewarnaan (7) Hasil perhitungan volume air tiap proses produksi dapat dilihat pada tabel 4.1 yang disajikan dalam 15 hari kerja, kemudian dilakukan perhitungan serupa hingga 100 hari kerja atau 4 bulan. No. Tabel 4.1 Konsumsi energi air pada proses produksi Tanggal Volume Air (m3) PEWARNAAN PELOROTAN PENCUCIAN 1 4/1/2017 0.00015 0.52988 2.46998 2 5/1/2017 0.00015 0.52988 3.46998 3 6/1/2017 0.00007 0.24728 1.75266 4 7/1/2017 0.00009 0.31793 2.68199 5 9/1/2017 0.00014 0.49455 3.50531 6 10/1/2017 0.00008 0.28260 2.71732 7 11/1/2017 0.00010 0.35325 3.64665 8 12/1/2017 0.00014 0.49455 3.50531 9 13/1/2017 0.00011 0.38858 2.61132 10 14/1/2017 0.00005 0.17663 2.82333 11 16/1/2017 0.00008 0.28260 2.71732 12 17/1/2017 0.00014 0.49455 3.50531 13 18/1/2017 0.00011 0.38858 2.61132 14 19/1/2017 0.00013 0.45923 3.54065 15 20/1/2017 0.00007 0.24728 2.75266 Setelah memperhitungkan konsumsi energi air, kemudian menghitung konsumsi energi bahan bakar kayu dan minyak tanah. Untuk bahan bakar kayu dilakukan pendataan pembelian kayu. Harga pembelian kayu tiap kuintal bervariasi sesuai yang didapatkan. Kemudian total harga adalah jumlah kuintal dikalikan harga kayu per kuintalnya. Apabila kayu tersebut habis dipakai dalam 11 hari kerja, maka total produksi kain yang didapatkan pada sekali pembelian kayu adalah jumlah produksi kain per hari dijumlahkan hingga 11 hari tersebut. Kemudian 5

dilakukan perhitungan dengan cara yang sama untuk bahan bakar minyak tanah hingga periode yang diinginkan. No. Tanggal Tabel 4.2 Konsumsi Energi Bahan Bakar Kayu Jumlah (kuintal) Harga/kuintal (Rp) Harga Total (Rp) Total Hari Kerja Tabel 4.3 Konsumsi Energi Bahan Bakar Minyak Tanah Hasil Produksi Keseluruhan (pcs) 1 4/1/2017 8.5 48000 408000 11 116 2 17/1/2017 8 50000 400000 12 133 3 31/1/2017 10 50000 500000 11 107 4 13/2/2017 8 45000 360000 10 99 5 24/2/2017 9.5 45000 427500 9 91 6 7/3/2017 9 45000 405000 10 89 7 18/3/2017 8 50000 400000 8 90 8 28/3/2017 8.5 48000 408000 9 91 9 7/4/2017 9 45000 405000 10 113 10 19/4/2017 9.5 45000 427500 9 97 11 1/5/2017 8.5 45000 382500 7 83 No. Tanggal Jumlah Pembelian (Lt) Harga/Liter (Rp) Harga Total (Rp) Total Hari Kerja Hasil Produksi Keseluruhan (pcs) 1 3/1/2017 30 11000 330000 12 126 2 17/1/2017 30 11000 330000 13 138 3 1/2/2017 30 11000 330000 12 123 4 15/2/2017 30 11000 330000 13 124 5 2/3/2017 30 11000 330000 13 127 6 17/3/2017 30 11000 330000 12 124 7 31/3/2017 30 11000 330000 12 127 8 14/4/2017 30 11000 330000 11 131 9 28/4/2017 30 11000 330000 12 132 Setelah mengetahui konsumsi energi pada proses produksi dan rekapan konsumsi bahan bakar kayu dan minyak tanah, kemudian melakukan konversi kebutuhan air, kayu, dan minyak tanah dalam bentuk rupiah. Konsumsi air setiap harinya diperoleh dengan mencari lama waktu penggunaan air dengan cara menghitung debit air yang keluar dari selang dengan rumus sebagai berikut. Debit air = Volume air (m3 ) Waktu (jam) (8) 6

Berdasarkan rumus (8) diperoleh debit air adalah 0,703583 m 3 /jam. Setelah mengetahui lama waktu pemakaian air setiap harinya, kemudian menghitung biaya air per hari dengan rumus: Biaya = Daya Pompa Air (kwh) x Waktu (jam) x Biaya Listrik per kwh (9) Untuk biaya bahan bakar kayu, menghitung kebutuhan energi tiap potong kain dengan cara membagi biaya total pembelian kayu dengan hasil produksi pada hari kerja. Begitu juga dengan biaya bahan bakar minyak tanah yaitu dengan membagi biaya total pembelian minyak tanah dengan hasil produksi kain batik cap pada hari kerja. Hasil perhitungan konsumsi energi perhari dalam satuan rupiah terdapat pada tabel 4.4 dalam 15 hari kerja dan dilanjutkan perhitungan serupa hingga 100 hari kerja atau 4 bulan. Tabel 4.4 Konsumsi Energi per Hari No. Tanggal Biaya Air/hari (Rp) Biaya kayu / Hari (Rp) Biaya Minyak Tanah / Hari (Rp) Produksi/ Hari (pcs) Total Biaya Energi/ Hari (Rp) 1 4/1/2017 1564.08 52758.62 39285.71 15 93608.41 2 5/1/2017 2085.44 52758.62 39285.71 15 94129.77 3 6/1/2017 1042.72 24620.69 18333.33 7 43996.74 4 7/1/2017 1564.08 31655.17 23571.43 9 56790.68 5 9/1/2017 2085.44 49241.38 36666.67 14 87993.49 6 10/1/2017 1564.08 28137.93 20952.38 8 50654.39 7 11/1/2017 2085.44 35172.41 26190.48 10 63448.33 8 12/1/2017 2085.44 49241.38 36666.67 14 87993.49 9 13/1/2017 1564.08 38689.66 28809.52 11 69063.26 10 14/1/2017 1564.08 17586.21 13095.24 5 32245.52 11 16/1/2017 1564.08 28137.93 20952.38 8 50654.39 12 17/1/2017 2085.44 42105.26 33478.26 14 77668.96 13 18/1/2017 1564.08 33082.71 26304.35 11 60951.13 14 19/1/2017 2085.44 39097.74 31086.96 13 72270.14 15 20/1/2017 1564.08 21052.63 16739.13 7 39355.84 Kemudian menghitung konsumsi energi air, bahan bakar kayu, dan bahan bakar minyak tanah untuk setiap potong kain dengan cara membagi konsumsi 7

energi per hari denga jumlahn produksi kain batik cap per hari di UKM Batik Saud Effendy. Misalnya pada tanggal 4 Januari 2017 biaya energi perhari adalah Rp 93.608,41 dengan kain hasil produksi 15 pcs. Jadi biaya energi per kain batik cap adalah Rp 6.240,56. Biaya konsumsi energi untuk setiap potong batik dapat dilihat pada tabel 4.5 untuk perhitungan 15 hari kerja, dan dilakukan perhitungan serupa hingga 100 hari kerja atau 4 bulan. No. Tanggal Tabel 4.5 Konsumi Energi per Potong Kain Biaya Air/pcs (Rp) Biaya kayu/pcs (Rp) Biaya Minyak Tanah/pcs (Rp) Biaya Total/pcs (Rp) 1 4/1/2017 104.27 3517.24 2619.05 6240.56 2 5/1/2017 139.03 3517.24 2619.05 6275.32 3 6/1/2017 148.96 3517.24 2619.05 6285.25 4 7/1/2017 173.79 3517.24 2619.05 6310.08 5 9/1/2017 148.96 3517.24 2619.05 6285.25 6 10/1/2017 195.51 3517.24 2619.05 6331.80 7 11/1/2017 208.54 3517.24 2619.05 6344.83 8 12/1/2017 148.96 3517.24 2619.05 6285.25 9 13/1/2017 142.19 3517.24 2619.05 6278.48 10 14/1/2017 312.82 3517.24 2619.05 6449.10 11 16/1/2017 195.51 3517.24 2619.05 6331.80 12 17/1/2017 148.96 3007.52 2391.30 5547.78 13 18/1/2017 142.19 3007.52 2391.30 5541.01 14 19/1/2017 160.42 3007.52 2391.30 5559.24 15 20/1/2017 223.44 3007.52 2391.30 5622.26 Setelah itu biaya energi air, bahan bakar kayu, dan bahan bakar minyak tanah per pcs kain, dan biaya total energy tiap potong kain dibuat grafik seperti pada gambar 4.1 8

4/1/2017 9/1/2017 13/1/2017 18/1/2017 23/1/2017 27/1/2017 1/2/2017 6/2/2017 10/2/2017 15/2/2017 20/2/2017 24/2/2017 1/3/2017 6/3/2017 10/3/2017 15/3/2017 20/3/2017 24/3/2017 29/3/2017 3/4/2017 7/4/2017 12/4/2017 17/4/2017 21/4/2017 27/4/2017 10000.00 8000.00 6000.00 4000.00 2000.00 0.00 Konsumsi Energi Per Pcs Kain Biaya Air/pcs (Rp) Biaya Minyak Tanah/pcs (Rp) Biaya kayu/pcs(rp) Biaya Total/pcs (Rp) Gambar 4.1 Grafik konsumsi energi per potong kain Berdasarkan grafik konsumsi energi pada gambar 4.1, kosumsi energi terbesar terletak pada penggunaan bahan bakar kayu dengan rata-rata konsumsinya Rp 4.051,24 setiap potong kainnya. Kemudian yang kedua ada pada penggunaan bahan bakar minyak tanah denga rata-rata konsumsinya Rp 2.581,28 untuk setiap potong kain batik cap. Biaya energi terendah ada pada penggunaan air yaitu ratarata Rp 182,55 tiap potong kain batik capnya. Untuk total rata-rata biaya energi adalah sebesar Rp 6.815,059 setiap potong kain. Biaya terbesar terjadi pada tanggal 1 Maret 2017 yaitu sebesar Rp 7.671,91 dan biaya terkecil terjadi pada tanggal 1 Mei 2017 sebesar Rp 5.351,88. Jika dilihat dari biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk setiap potong kain, biaya energi besarnya hanya berkisar 2% saja, selebihnya digunakan untuk biaya bahan baku, material, dan tenaga kerja. Berdasarkan hasil dari audit energi dalam satuan rupiah, secara keseluruhan dari periode penelitian biaya energi proses produksi batik cap relatif menurun. Namun terjadi peningkatan biaya di beberapa periode jika dilihat dari periode dasar pengukuran yaitu Januari 2017. Hasil dari audit energi pada proses produksi dapat dijadikan dasar untuk perusahaan melakukan evaluasi kemudian pada akhirnya dapat memberikan solusi agar sebuah sistem dapat melakukan konsumsi energi lebih efektif dan menghemat biaya. 9

3.2 Produktifitas Energi Dengan Metode Marvin E. Mundel Perhitungan deflator dilkukan dengan menggunakan rumus (2) dengan contoh perhitungan deflator bulan Februari sebagai berikut: D = 1755172,94 1613513,86 1613513,86 = 0,0878 = 8,78% Perhitungan harga konstan menggunakan rumus (3). Contoh perhitungan harga konstan pada bulan Februari adalah sebagai berikut: Harga Konstan = 1755172,94 x 100 100+0,0878 = Rp 1.753.633,33 Kemudian menghitung Resource Input Partial (RIP) dengan cara menjumlahkan seluruh input dengan harga konstan. Setelah itu Agregat Output dengan cara mengkalikan seluruh jumlah produksi dengan harga rata-rata tiap produk. Yang terakhir, menghitung Indeks Produktifitas Energi dengan membandingkan output dan input-nya. Tabel 4.6 Perhitungan Deflator PERIODE DASAR PERIODE PENELITAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL Air (Rp) 45358.31 43272.88 45358.31 43794.24 Kayu (Rp) 896785.05 1053083.09 1107554.95 1149525.20 Minyak Tanah (Rp) 671370.50 658816.98 644409.45 723065.06 TOTAL BIAYA (Rp) 1613513.86 1755172.94 1797322.71 1916384.49 DEFLATOR (%) 8.78 11.39 18.77 HARGA KONSTAN (Rp) 1753633.33 1795277.56 1912794.01 RIP (Rp) 3508806.27 3592600.27 3829178.50 AGREGAT OUTPUT (Rp) 187600000.00 172900000.00 171500000.00 196700000.00 Berdasarkan tabel 4.6, deflator pada bulan Februari sebesar 8,78%, bulan Maret sebesar 11,39% dan bulan April sebesar 16,81%. Harga Konstan pada bulan Februari, Maret, April adalah Rp 1.753.633,32, Rp 1.795.277,55 dan Rp 1.881.613,17. Resource Input Parsial (RIP) adalah Rp 3.508.806,26, Rp 3.592.600,26 dan Rp 3.766.389,70. Didapatkan hasil Agregat Output untuk bulan Januari, Februari, Maret dan April sebesar Rp 187.600.000, Rp 172.900.000, Rp 10

171.500.000, dan Rp 196.700.000. Hasil Indeks Produktifitas dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Indeks Produktifitas No. Periode INDEKS PRODUKTIFITAS ENERGI Indeks Poduktifitas (%) Selisih Indeks 1 Januari 2017 100-2 Februari 2017 84.726 15.274 3 Maret 2017 82.069 17.931 4 April 2017 89.760 10.240 120 100 80 60 40 20 0 INDEKS PRODUKTIFITAS (%) J A N U A R I 2017 F E B R U A R I 2017 M A R E T 2 0 1 7 A P R IL 2 0 1 7 1 2 3 4 Gambar 4.3 Grafik Indeks Produktifitas Berdasarkan grafik Indeks Produktifitas Energi, diperoleh hasil 84,72% pada bulan Februari. Angka ini mengalami penurunan 15,27% dari periode dasar. Untuk bulan Maret didapatkan hasil 82,06% mengalami penurunan 17,93% dari periode dasar. Bulan April dihasilkan 89,78% mengalami penurunan 10,23% dari periode dasar. Penurunan produktifitas terbesar terjadi pada bulan Maret 2017. Secara keseluruhan, terjadi peningkatan produktifitas pada produksi kain batik cap di UKM Batik Saud Effendy. Tetapi terjadi penurunan pada periode tertentu bila dibandingkan dengan periode dasar yaitu bulan Januari 2017. Pengukuran produktifitas pada periode tertentu dilakukan untuk mengetahui pencapaian produktifitas dalam suatu periode yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan produktifitas pada periode berikutnya. (Heri S, 2013) Setelah melakukan pengukuran produktifitas, untuk mencari penyebab dan solusi penurunan produktfitas maka dilakukan analisis sebab akibat menggunakan 11

tools fishbone diagram. Dengan menggunakan tools tersebut, penulis dapat mengetahui elemen-elemen yang mempengaruhi produktifitas serta faktor-faktor yang ada didalamnya. Kemudian setelah menganalisa diagram sebab-akibat diharapkan dapat menemukan pemecahan masalah agar produktifitas di UKM Batik Saud Effendy meningkat dari periode sebelumnya. 3.3 Analisis Fishbone Diagram Metode Penggunaan air mengalir Material Kualitas bahan baku berbeda Harga beli fluktuatif Produktifitas Menurun Cuaca tidak pasti Lingkungan Gambar 4.3 Diagram Sebab Akibat Elemen pertama yang menyebabkan penurunan produktifitas di UKM Batik Saud Effendy yaitu material. Ada dua faktor dalam elemen material ini, yang pertama yaitu kualitas bahan baku yang berbeda. Kayu yang didapatkan oleh UKM Batik Saud Effendy berbeda-beda kualiasnya, terkadang kayu yang didapat adalah kayu berkualitas bagus tetapi terkadang justru kayu yang mudah lapuk dan cepat habis dipakai untuk melakukan proses pembakaran. Faktor yang kedua yaitu harga yang fluktuatif. Untuk kayu biasanya dihargai 45 ribu hingga 50 ribu rupiah tiap kuintalnya. Untuk menghemat penggunaan kayu dengan kualitas dan harga yang didapatkan, tetapi bisa dihabiskan dalam jangka waktu yang lebih lama adalah dengan cara menghidupkan api dari kayu sesaat sebelum digunakan untuk proses pelorotan, dan mematikan api saat proses pelorotan selesai. Hal tersebut juga dapat digunakan untuk menghemat penggunaan bahan bakar minyak tanah pada proses pengecapan, yaitu dengan menghidupkan kompor sesaat sebelum digunakan dan mematikannya langsung saat sudah selesai digunakan pada proses pengecapan. 12

Elemen kedua yang mempengaruhi produktifitas pada UKM Batik Saud Effendy yaitu metode. Dalam proses produksi, metode yang disoroti adalah metode penggunaan air untuk proses pencucian. Pada proses pencucian, air yang digunakan pada bak pertama selalu mengalir, kemudian di bak kedua sampai terakhir tidak mengalir. Hal tersebut menyebabkan perusahaan tidak dapat memperkirakan banyaknya air yang terbuang untuk proses pencucian. Solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan proses pencucian batik cap dengan menggunakan air yang diisi sesuai volume bak, kemudian diganti airnya apabila sudah keruh agar dapat penggunaan air dapat lebih diperhitungkan. Elemen ketiga yang mempengaruhi produktifitas pada UKM Batik Saud Effendy adalah lingkungan. Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi proses produksi pada UKM ini karena prosesnya yang dijalankan secara manual, terutama untuk proses pengeringan. Proses pengeringan untuk kain batik dilakukan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari langsung. Hal ini menyebabkan proses produksi sangat bergantung pada cuaca. Apabila cuaca mendung maka proses pengeringan akan membutuhkan waktu semakin lama. Bahkan, apabila turun hujan maka proses produksi pembuatan batik dihentikan. Hal ini belum ditemukan solusinya apabila perusahaan masih bergantung dengan sinar matahari secara manual. Pemberian alternatif solusi berupa penambahan alat bantu dapat menambah biaya untuk melakukan proses pengeringan. 4. PENUTUP Berdasarkan penelitian dan analisis pengolahan data yang dilakukan di UKM Batik Saud Effendy maka didapatkan kesimpulan bahwa rata-rata penggunaan energi tiap potong kain batik cap untuk air adalah Rp 182,55, untuk kayu adalah Rp 4.051,24 dan untuk minyak tanah adalah Rp 2.581,28. Biaya energi terbesar terletak pada penggunaan kayu sebagai bahan bakar. Produktifitas energi pada periode penelitian mengalami penurunan sebesar 15,274% pada bulan Februari 2017, mengalami penurunan sebesar 17,931% pada bulan Maret 2017, dan penurunan sebesar 10,24% pada bulan April 2017. 13

Usulan perbaikan produktifitas dan penghematan konsumsi energi pada UKM Batik Saud Effendy adalah sebagai berikut: a. Memilih kayu dengan kualitas terbaik dan harga terendah serta perbaikan metode dengan cara menghidupkan api dari kayu sesaat sebelum proses pelorotan, dan mematikan api saat pelorotan selesai. Begitu juga dengan bahan bakar minyak tanah, yaitu dengan menghidupkan kompor sesaat sebelum digunakan dan mematikannya langsung saat sudah selesai proses pengecapan. Hal tersebut dapat menghemat 25% penggunaan bahan bakar tiap bulannya. b. Melakukan proses pencucian batik dengan air yang tidak mengalir melainkan mengganti saat sudah keruh atau setiap produksi beberapa kain secara berkala. Hal tersebut dapat menghemat 38,9% pengeluaran air tiap bulannya. DAFTAR PUSTAKA Fauziah, Naily. 2009. Aplikasi Fishbone Analysis Dalam Meningkatkan Kualitas Produksi Teh Pada Pada PT. Rumpun Sari Kemuning, Kabupaten Karanganyar Universitas Sebelas Maret. Surakarta Firdaus, A dan Uly A. 2015. Energy Audit Analysis By Business Intelligence Application. Sinergi Vol. 19, No. 3, Oktober 2015: 175-180. Haryanto, A., Budianto L., Sugeng T., Mirwan S., Nomi S. 2011. Analisis Energi Masukan-Keluaran Pada Proses Produksi Kelapa Sawit Agritech, Vol. 31, No. 3, Agustus 2011. Hal. 154 Herman, R.T., Faisal S., Rhiren R.M. 2008. Pengukuran Produktifitas Berdasarkan Model Mundel dan APC Untuk Menciptakan Keunggulan Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. ITS Jakarta). Jakarta Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Salemba Empat. Jakarta. Hal. 380. Purwanti, A.D., Retno A., Panji D. 2014. Analisis Produktifitas Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di UD. Sabar Jaya Malang). Universitas Brawijaya: Malang. 14

Rahardi, D. 2008. Fishbone Analysis. http://dickyrahardi.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 Februari 2017 Raharjo, B.A., Unggul W., dan Hadi S.. 2013. Studi Analisis Konsumsi dan Penghematan Energi di PT.P.G. Krebet Baru I. Universitas Brawijaya, Malang. Singh, M., Gurpreet S., dan Harmandeep S. 2012. Energy Audit: A Case Study To Reduce Lighting Cost Asian Journal of Computer Science and Information Technology 2:5 (2012) 119-122. Syahputra, H., Imam S., Ika A.D., 2013. Analisis Produktifitas Menggunakan Metode Marfin E. Mundel di KUD BATU Kota Batu. Universitas Brawijaya: Malang Syarip, M dan Karnoto. 2011. Audit Energi di PT. Suyuti Sido Maju Program Kerjasama Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konsrvasi Energi (EBTKE) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Dengan PT. Rekadaya Sentra Mandiri Universitas Diponegoro, Semarang. Thumann, A dan William J.Y. 2003. Handbook of Energy Audits Sixth Edition Georgia: The Fairmont Press, inc. Untoro, J., Herri G., dan Nining P. 2014. Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi Pada Sistem Peralatan Listrik di Gedung Pelayanan Unila Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol. 8, No.2, Mei 2014. Hal. 94 15