KAJIAN KAWASAN SAPI POTONG DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT MOCHAMMAD SAID SOLTIEF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juli 2009 Mochammad Said Soltief NIM D151070081
ABSTRACT MOCHAMMAD SAID SOLTIEF. Study of Region Development of Beef Cattle at Kabupaten Raja Ampat in West Papua Province. Supervised by ASNATH M. FUAH and RUDY PRIYANTO. The objectives of this study were to design resources based of beef cattle regional model in District of Raja Ampat, West Papua Province. The study was conducted in Sakabu, Kalobo and Waijan villages, Sub district of Salawati Utara, from August 2008-May 2009. Primary data used on this study were local beef cattle production, management and farmer characteristic. As many 218 farmers and 314 beef cattle surveied on this study. Also, secondary data were used on this study that were regional characteristic, land using system, local institution and government policy on beef cattle development. Farmers and beef cattle management descriptively analyzed. Statistic Mann-Withney test were used to compare farmers characteristic between the three villages. Beef cattle productivity was evaluated based on body weight estimation. Cluster analysis was used to classify and analyzed the three villages. The determination of regional model using some indicators which were land, carrying capacity, beef cattle, rearing practice, farmer, extension agent, facility and institution. Strength Weakness Opportunity Threats (SWOT) analysis was used to analyzed and design a strategy of regional development. The results showed that sub district Salawati Utara is classified as a new region for beef cattle development and consist of two cluster i.e Kalobo Waijan and Sakabu. Regional development strategy consist of some key factors that are; design of beef cattle regional development, development of human resources, technology of rearing and breeding, breeding and housing facility, veterinary service and its facilities, networking, beef cattle regional development should be made on two patterns, that are beef cattle rolling and breeding center. Both of them should be managed based on integration of local resources and community management. Keywords: beef cattle, regional development, management, resources, Raja Ampat
RINGKASAN MOCHAMMAD SAID SOLTIEF. Kajian Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Dibimbing oleh ASNATH M FUAH dan RUDY PRIYANTO. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan model kawasan sapi potong berbasis sumberdaya ternak di Kabupaten Raja Ampat. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kampung Sakabu, Kalobo dan Waijan Distrik Salawati Utara, selama Agustus 2008 Mei 2009. Pengumpulan data menggunakan metode survei terhadap 218 orang peternak responden dan 314 ekor sampel ternak. Data yang diperoleh terdiri atas : (1) data primer, yaitu data hasil pengamatan dan wawancara dengan responden, meliputi ; karakteristik produksi ternak sapi potong, karakteristik peternak, dan pola manajemen produksi sapi potong yang ada; (2) data sekunder, meliputi; karakteristik wilayah yang terdiri dari iklim dan topografi, sistem penggunaan lahan, karakteristik kelembagaan yang ada dan kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan peternakan. Data karakteristik peternak dan pola managemen dianalisis secara deskriptif, produktivitas sapi potong dievaluasi dan diukur berdasarkan estimasi bobot badan. Perbandingan skor nilai pengetahuan, motivasi dan partisipasi peternak dalam pengembangan sapi potong menggunakan metode uji Mann-Whitney. Pengelompokan kesamaan potensi wilayah untuk kawasan sapi potong menggunakan analisis gerombol (Cluster Analisis). Penentuan model kawasan sapi potong menggunakan kriteria dan indikator komponen kawasan meliputi; (1) lahan; (2) kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) efektif dalam satuan ternak (ST); (3) ternak; (4) teknis budidaya ; (5) peternak; (6) tenaga pendamping; (7) fasilitas dan (8) kelembagaan. Keseluruhan hasil analisis digunakan untuk menyusun strategi pengembangan kawasan, menggunakan analisis SWOT dengan metode tabel IFAS dan EFAS. Hasil survei dan analisis menunjukkan bahwa kondisi lokasi penelitian cocok bagi pengembangan sapi potong. Lahan di kampung Sakabu, Kalobo dan Waijan masing-masing seluasr 2887, 5579 dan 4283 ha dengan tingkat kepadatan 10 jiwa/km 2 mempunyai kapasitas tampung masing-masing sebesar 6202.50, 5713.42 ST, dan 5876.63 ST (Satuan Ternak) Data karakteristik produksi ternak sapi potong di lokasi penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan populasi dari tahun 2006-2008 rata-rata sebesar 53.64% per tahun. Populasi pada saat akhir penelitian mencapai 1733 ekor. Persentase kelahiran berkisar 15.9% - 28.0%. Persentase kematian ternak adalah 2.14-7.22% per tahun. Produksi daging diperkirakan sebesar 55.07 ton dengan persentase peningkatan rata-rata mencapai 35% per tahun. Penampilan produktivitas berdasarkan bobot badan secara keseluruhan masih termasuk rendah dan belum memenuhi standar dari tiga kategori kualitas bibit yang ditetapkan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian. Data karakteristik peternak sapi potong pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (>75% responden) berumur 15 55 tahun, tingkat pendidikan didominasi oleh tingkat SD (57-76%), Perguruan Tinggi (1-2%). Pekerjaan pokok peternak adalah sebagai petani atau nelayan dengan pengalaman beternak rata-rata kurang dari lima tahun. Komposisi dan pemilikan ternak sapi
v potong menunjukkan bahwa jumlah pedet, dan jantan serta betina muda masingmasing 7-10% dan 28-36%, jantan dan betina dewasa masing-masing 7-11% dan 46-55% dengan rasio jantan dan betina 4.27-5.0. Nilai pengetahuan, motivasi dan partisipasi peternak tentang budi daya sapi potong di Kabupaten Raja Ampat relatif rendah dengan skor < 25.0. Persepsi dan aspirasi responden dalam pengembangan sapi potong di Kabupaten Raja Ampat menunjukkan hasil yang baik walaupun dengan sistem budidaya yang bersifat semi tradisional dengan campur tangan manusia yang terbatas. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa fasilitas layanan peternakan sapi potong relatif cukup memadai dan perlu dioptimalkan pemanfaatannya. Skala kepemilikan ternak yang layak adalahh 3.25 satuan ternak (ST) atau setara dengan RP. 23 159 250,- untuk satu periode pemeliharaan (12 bulan). Hasil analisis kawasan menunjukkan bahwa ketiga lokasi penelitian diklasifikasikan sebagai Kawasan Baru, dan terbagi menjadi dua kluster yaitu kluster Kalobo Waijan dan kluster Sakabu. Kluster Sakabu lebih didominasi oleh penduduk asli yang baru mengenal budidaya ternak sapi potong, sedangkan kluster Kalobo Waijan umumnya merupakan transmigran asal Jawa yang sudah lama mengenal budidaya sapi potong dengan sistem pemeliharaan yang ekstensif. Strategi pengembangan kawasan menghasilkan beberapa sub elemen kunci meliputi; Penyusunan Model Pengembangan Kawasan Sapi Potong ; Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Teknologi Budidaya Sapi Potong, Fasilitas Pembibitan Ternak dan Pengembangan Sistem Pemuliabiakan Sapi Potong, Fasilitas Kandang Karantina Ternak/Hewan, Fasilitas Layanan Kesehatan Berupa Poskeswan dan Paramedis/Dokter Hewan, Pasar dan Pemasaran, Kemitraan Usaha, Lembaga Keuangan dan Modal, Kualitas Bibit Sapi Potong yang Rendah, dan Layanan Peternakan. Pengembangan kawasan disusun dalam tiga tahap pengembangan kawasan berdasarkan komponen penyusunnya, dan diformulasikan menjadi satu model pengembangan kawasan sapi potong dengan sistem Inti- Plasma berbasis sumber daya lokal dan terintegrasi dengan subsistem pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Kata kunci: Sapi potong, pengembangan kawasan, Kabupaten Raja Ampat.
Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
KAJIAN KAWASAN SAPI POTONG DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT MOCHAMMAD SAID SOLTIEF Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul Penelitian Nama NIM : Kajian Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat : Mochammad Said Soltief : D151070081 Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Asnath Maria Fuah, M.S Ketua Dr. Ir. Rudy Priyanto Anggota Diketahui Ketua Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Rarah R. A. Maheswari, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S Tanggal Ujian : Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunianya sehingga penelitian mengenai Kajian Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat dapat diselesaikan sebaik mungkin. Permasalahan ini didasarkan keinginan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk mengembangkan subsektor peternakan khususnya sapi potong sebagai komoditas unggulan daerah tersebut. Berkenaan dengan itu maka Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat mulai membangun sarana dan prasarana untuk pengembangan sapi potong, agar lebih terarah dan terencana maka sangat dibutuhkan adanya suatu daerah kawasan sapi potong sebagai basis pengembangannya. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian mengenai kawasan sapi potong yang berbasis sumber daya lokal. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Marcus Wanma,M.Si. selaku Bupati Raja Ampat yang telah memberikan beasiswa kepada penulis. Ibu Dr. Ir. Asnath Maria Fuah dan Bapak Dr. Ir. Rudy Priyanto sebagai komisi pembimbing atas kesediaannya memberikan informasi, bimbingan dan saran. Terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada Istri tercinta Yuli Abdul Muis, Anak-anakku tersayang Ali Yusuf Ramdhani dan Syarifah Putri Aulia, Ayahanda Hi.M.L.Soltief dan Ibunda Sitti N. Salassa, Kak Nona dan Bang Robert, Fatrah dan Ali Usman serta semua pihak yang telah membantu baik fisik maupun moril. Tak lupa kepada Bapak Ir. A. Rahman Wairoy atas dukungannya selama ini. Penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak guna penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2009 Mochammad Said Soltief
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Fafanlap, Raja Ampat pada tanggal 15 Juni 1974 dari ayah Mochammad Luthan Soltief dan ibu Siti Norma Salasa. Penulis merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Tahun 1992 Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Jayapura dan pada tahun yang sama lulus masuk Universitas Cendrawasih Jayapura pada Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN), dan lulus tahun 1997. Pada tahun 2001 Penulis diterima sebagai staf pegawai di Dinas Peternakan Kabupaten Sorong, kemudian pada tahun 2003 dipindahkan ke Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Raja Ampat. Selama mengabdi penulis pernah diangkat sebagai Kepala Seksi Usaha Ternak dan Produksi Hasil Peternakan Bidang Peternakan Distannakbun Kabupaten Raja Ampat pada periode 2003 sampai sekarang. Selanjutnya tahun 2007 diterima sebagai mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Sponsor biaya pendidikan pascasarjana diperoleh dari Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Raja Ampat.