BAB IV ANALISIS. Setelah mempelajari duduk perkara No 709/Pdt.G/2006/PA.Bgl dan

dokumen-dokumen yang mirip
PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N

PUTUSAN. NOMOR 0178/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 13/Pdt.G/2013/PTA Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomo : ---/Pdt.G/2011/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No. 105/Pdt.G/2014/PTA Mks.

PUTUSAN. Nomor 13/Pdt.G/2013/PTA. Plk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 39/Pdt.G/2015/PTA.Plg

P U T U S A N Nomor : 7/Pdt.G/2009/PTA.Plk

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

بسم اهلل الرحمن الرحيم

P U T U S A N. Nomor 0297/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor. 41/Pdt.G/2009/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN N0 7/Pdt.G/2008/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 9/Pdt.G/2009/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 30/Pdt.G/2009/PTA.Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR 18/Pdt-G/2009/MSy-Prov. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 126/Pdt.G/2013/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 71/Pdt.G/2015/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 08/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 74/Pdt.G/2012/PTA.Btn

P E N E T A P A N Nomor 047/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 04/Pdt.G/2012/PTA Plk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 17/Pdt.G/2010/PTA.Pdg

PENETAPAN Nomor : 002/Pdt.P/2014/PA.Pkc.

PUTUSAN. Nomor : 38/Pdt.G/2012/PTA. Smd. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 155/Pdt.G/2011/PTA.Bdg

P E N E T A P A N Nomor 0074/Pdt.P/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENOLAKAN MAJELIS HAKIM ATAS PENCABUTAN AKTA KESEPAKATAN DI BAWAH TANGAN YANG DIBUAT

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III PENUTUP. 62 Universitas Indonesia

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0099/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR 328/Pdt/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 68/Pdt.G/2009/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 07/Pdt.G/2015/MS-Aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 139 /Pdt.G/2010/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 46/Pdt.G/2010/MS-Aceh.

P U T U S A N. Nomor : 38/Pdt.G/2009/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor : 145/PDT/2011/PTR

PUTUSAN Nomor 28/Pdt.G/2010/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 213/Pdt.G/2013/PA.Pkc.

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

P U T U S A N Nomor : 44/Pdt.G/2008/Msy-Prov. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

PUTUSAN Nomor 87/Pdt.G/2008/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 13/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 357/PDT/2014/PT.BDG.

PEMBANDING Muhdar MS, S.H., Advokat / Pengacara M e l a w a n 1.TERBANDING 2.TERBANDING 3. TERBANDING 4. TERBANDING 5. TERBANDING

P U T U S A N Nomor 46/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N. Nomor 18/Pdt.G/2013/PTA.Smd ا ا ا DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. semula Tergugat II, sekarang Pembanding II.

BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN MAJELIS HAKIM MENOLAK PERMOHONAN IWA<D} PERKARA KHULU DALAM GUGATAN REKONVENSI (No. 1274/Pdt.G/2010/PA.

P U T U S A N Nomor : 23/Pdt.G/2011/MS-ACEH. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0081/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg

PUTUSAN Nomor 2/Pdt.G/2009/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelesaian masalah di Pengadilan Agama ada syarat-syarat

P U T U S A N Nomor 80/Pdt.G/2010/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 55/Pdt.G/2014/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

U T U S A N Nomor : 49/Pdt.G/2013/PTA Pdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor 0105/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 45/Pdt.G/2011/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III. PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI No. 368 K/AG/1995. A. Ruang Lingkup Kekuasaan Mahkamah Agung

P U T U S A N. NOMOR : 42/Pdt-G/2008/MSy-Prov. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 67/Pdt.G/2012/PTA. Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 10/Pdt.G/2009/Msy-Prov. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 34/Pdt.G/2010/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 016/Pdt.G/2014/PTA.Btn

P U T U S A N Nomor : 0016/Pdt.G/2014/PTA.Pdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN. Nomor : 06 /Pdt.G/2011/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 17/Pdt.G/2015/PTA.Mks

m e l a w a n 1.TERBANDING I, agama Islam, Lahir di Wattang pada tanggal 31 Desember

P U T U S A N Nomor 34/Pdt.G/2011/PTA Pdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

P U T U S A N Nomor 329/PDT/2015/PT.Bdg.

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn

P U T U S A N. Nomor: 1780/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PUTUSAN Nomor 0029/Pdt.G/2016/PTA.Pbr

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 1359/PDT. G/2013/PA. MLG DENGAN ALASAN GUGATAN OBSCUUR LIBEL DALAM PERKARA CERAI GUGAT

P U T U S A N Nomor : 50/Pdt.G/2013/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 115/Pdt.G/2011/PTA Mks. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA GRESIK NOMOR: 0085/ PDT.P/ 2012/ PA. G.S TENTANG PENETAPAN AHLI WARIS

P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N. Nomor 52/Pdt.G/2015/PTA.Mks

BAB IV. Hakim dalam memutuskan suatu perkara yang ditanganinya, selain. memuat alasan dan dasar dalam putusannya, juga harus memuat pasal atau

Transkripsi:

61 BAB IV ANALISIS A. Analisis Terhadap Pertimbangan Hukum Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Yang Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Bangil Tentang Sengketa Waris. Setelah mempelajari duduk perkara No 709/Pdt.G/2006/PA.Bgl dan berdasarkan keterangan serta alat bukti, baik saksi maupun surat berharga lainnya, maka hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya perlu untuk membatalkan dan mengadili sendiri putusan Pengadilan Agama Bangil. Pembanding dan terbanding yang sudah dinyatakan sah sebagai ahli waris dari almarhum Djuber H Mukti tetap ingin menyelesaikan kasus ini dengan melanjutkan sidang pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, setelah meninggalnya Djuber H Mukti perselisihan itu tidak terjadi karena keduanya merasa pembagian harta waris sudah dirasa adil, masalah kewarisan yang sering dianggap mudah ternyata tidak berlaku pada pembanding dan terbanding, mereka memilih untuk menyelesaikannya melalui bantuan Pengadilan Agama Bangil. Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya ini memang sangat teliti dalam menerapkan hukum, akan tetapi apa yang menjadi pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Bangil bukan berarti tidak terarah, hal ini terbukti setelah Hakim Pengadilan Agama Bangil menjelaskan penerapan 61

62 hukum adalah berdasarkan keadilan yang maksudnya hukum itu diputuskan dengan melihat keadilan bagi para pihak yang berperkara, setelah melihat dari proses persidangan yang lama, sangat menyita waktu dan sudah menghabiskan biaya yang tidak sedikit, maka putusan ini bisa terjadi karena untuk kebaikan bersama, apalagi permasalahan tambahan luas obyek sengketa telah diakui oleh para pihak (Penggugat dan Tergugat) meskipun pada akhirnya Tergugat menyatakan keberatan dengan penambahan tersebut, mengigat kembali asas peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan yang sangat bertolakan apabila perkara sengketa waris ini akhirnya tidak diterima, hanya karena surat gugatan dianggap kabur (obscuur libel). Memang dalam posita gugatan perkara waris penggugat atau terbanding sudah menegaskan bagaimana kedudukan atau hubungan hukumnya dengan pewaris, hubungan hukumnya dengan tergugat, status harta warisan yang digugat benar-benar peninggalan pewaris, serta kenyataan bahwa tergugat menguasai dan tidak mau melakukan pembagian atas harta waris, hanya saja kesalahan dalam penambahan pokok gugatan yaitu perbedaan luas obyek sengketa membuat gugatan ini tidak diterima dan dinyatakan obscuur libel. Dalam putusan dijelaskan keterangan saksi bernama Muhammad Munir bin Tohir yang diajukan oleh penggugat atau terbanding tidak membenarkan apa yang telah menjadi keterangan penggugat atau terbanding pada saat dipersidangan, pernyataan yang menyebutkan bahwa saksi telah mengetahui adanya pembagian harta waris dan melihat sendiri diperlihatkannya oleh Kyai

63 Mukti yang pada saat itu bertindak sebagai saksi dalam pembagian harta waris antara penggugat atau terbanding dengan adiknya tergugat atau pembanding yaitu dihibahkan kepada tergugat atau pembanding, hal ini seolah-olah membenarkan pihak tergugat atau pembanding, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tentang keterangan saksi tersebut diatas adalah saksi yang sangat memberatkan bagi penggugat atau terbanding karena dengan jelas saksi tersebut menyatakan hal yang sangat tidak dibenarkan oleh penggugat atau terbanding, saksi ini malah memberikan keterangan bahwa saksi mengetahui tanah yang dihibahkan kepada tergugat atau pembanding. Berbeda sekali dengan keterangan saksi yang diajukan oleh tergugat atau pembanding, walaupun hanya satu orang tapi sudah dianggap cukup karena dengan pernyataannya kalau saksi tersebut mendengar sendiri bahwa obyek sengketa telah dihibahkan kepada tergugat atau terbanding. Dengan segala pertimbangan hukum, maka hakim Pengadilan Tinggi Agama memutuskan bahwa untuk membatalkan putusan Pengadilan Agama Bangil yang beberapa hal pokok putusan Pengadilan Agama Bangil yang dibatalkan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya adalah mengenai gugatan yang tidak diterima sehingga mengakibatkan gugatan dianggap kabur ( obscuur libel), hal ini secara otomatis juga menjadikan sita jaminan yang sudah dilakukan harus diangkat kembali serta dinyatakan tidak sah dan tidak berharga, biaya persidangan yang semula harus dibayar secara tunggang renteng oleh kedua pihak penggugat dan tergugat juga harus dibayar oleh terbanding atau penggugat, hal ini

64 berdasarkan aturan hukum yang menyatakan bahwa biaya persidangan dalam kasus hukum sengketa waris harus ditanggung oleh pihak yang dikalahkan. Adanya penerapan hukum formil yang sangat teliti oleh para Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya memang disebabkan karena setiap gugatan yang akan dibuat oleh pihak yang berperkara tidak hanya asal-asalan karena semua itu sudah ada aturannya, syarat formil tersebut sangat menentukan diterima tidaknya suatu gugatan, seperti penjelasan M.Yahya Harahap didalam bukunya bahwa jangan memanfaatkan kecacatan satu atau sebagian petitum menjadi dalih obscuur libel, hal ini akan mengakibatkan segala hal sudah ditempuh menjadi sia-sia. Masalah ini juga diatur dalam hukum perdata pasal 127 Rv tentang perubahan gugatan yang hanya diubah pada hari pertama sidang dan tidak diubahnya pokok dari gugatan, sedangkan dalam kasus ini penggugat atau terbanding merubah gugatannya pada sidang kesembilan. Berdasarkan penerapan pasal 127 Rv diatas hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya menyatakan menolak putusan Pengadilan Agama Bangil tentang dilakukannya sita jaminan terhadap obyek sengketa dan Mengadili sendiri tentang sita jaminan atas barang sengketa dalam perkara diatas yaitu tanah dan rumah yang terletak di Jalan Mujair 239 Kelurahan Kauman, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan dinyatakan tidak sah dan tidak berharga, sehingga Pengadilan Tinggi Agama Surabaya memerintahkan kepada panitera Pengadilan Agama Bangil untuk mengangkat sita atas barang sengketa tersebut.

65 Dalam putusannya hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya juga menghukum penggugat/terbanding untuk membayar biaya perkara ditingkat pertama sebesar Rp.1.642.000,-(satu juta enam ratus empat puluh dua ribu rupiah) dan ditingkat banding sebesar Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah). B. Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Tentang Sengketa Waris. Dalam analisis sebelumnya telah diketahui beberapa hal pokok tentang putusan Pengadilan Bangil yang dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Dalam hukum Islam sendiri kewarisan adalah suatu akibat hukum antara orang yang telah mati kepada orang yang masih hidup yaitu ahli waris dari si mati. Dasar kewarisan atau sumber utama dari hukum Islam adalah nas yang terdapat dalam al-qur an. Dalam al-qur an sebagian yang mengatur kewarisan adalah sebagai berikut: Q.S An-Nisa ayat 7 Artinya: Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (QS. An-Nisa> : 7).

66 Q.S An-Nisa> ayat 33 Artinya: Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (QS. An-Nisa> : 33). Dalam hukum acara Islam hakim haruslah seorang yang berpengetahuan luas dan pandai membaca segala indikasi hukum, petunjuk situasi dan kondisi, serta implikasi dari perkara yang diajukan kepadanya baik yang berwujud perbuatan maupun perkataan, sebagaimana kapabilitas keilmuannya mengenai hukum. Jika tidak demikian, maka dapat dipastikan keputusab hukum yang dijatuhkannya akan merugikan pihak-pihak yang seharusnya memperoleh haknya. Seorang hakim akan mengetahui kekeliruan putusan yang dijatuhkan itu hanya karena dia menerapkan hukum formilnya saja, tanpa berusaha menggali kebenaran materiil dengan memperhatikan kenyataan yang tampak. Hukum Islam mempunyai tujuan hukum keadilan yang tidak ada lagi keadilan didalamnya, dan kemaslahatan yang tidak ada lagi melebihi muatan kemaslahatannya. Dalam KHI hukum kewarisan diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan ( tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya

67 masing-masing. Waris dalam hukum Islam berasal dari bahasa arab yang berarti peninggalan yang ditinggalkan oleh seorang yang telah meninggal dunia. Miras menurut bahasa ialah pindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain dan sesuatu itu lebih umum dari harta meliputi ilmu, kemuliaan dan sebagainya, adapun menurut istilah warisan adalah berpindahnya hak milik seseorang yang meninggal dunia baik berupa harta atau hak-hak kepada ahli warisnya karena mempunyai sebab-sebab mewarisi. Dalam skripsi ini telah dijelaskan hasil riset dari putusan bahwa Pengadilan Tinggi Agama Surabaya memutuskan perkara tersebut karena dianggap ada kesalahan formil dalam membuat gugatan yang kabur, dalam perkara waris, posita yang dibuat penggugat harus menegaskan bagaimana kedudukan atau hubungan hukumnya dengan pewaris, status barang-barang warisan yang digugat benar-benar harta peninggalan pewaris, serta dijelaskan peristiwa bahwa tergugat telah menguasai dan tidak mau melakukan pembagian atas harta warisan. Posita gugatan juga harus cakap, ringkas, jelas, terinci dan sistematik. Posita yang tidak sistematik, tidak runtut dan berbelit-belit membuat gugatan dikualifikasikan sebagai gugatan kabur, pada dasarnya permasalahan yang muncul adalah karena adanya suatu kesalahan dalam gugatan yaitu penambahan pokok gugatan yang mengakibatkan gugatan itu tidak memenuhi syarat formil sehingga menjadikan gugatan yang diajukan oleh Penggugat kabur ( obscuur libel).

68 Dalam membuat gugatan sebenarnya banyak sekali yang harus diperhatikan, misalnya seperti prinsip-prinsip dalam membuat gugatan yang dijelaskan dalam hukum acara perdata diantaranya yaitu : a. Harus ada dasar hukum. Para pihak yang bermaksud mengajukan gugatan pada pengadilan haruslah diketahui dulu dasar hukumnya. Gugatan yang tidak ada dasar hukumnya sudah pasti akan ditolak oleh hakim dalm sidang pengadilan karena dasar hukum inilah yang menjadi dasar putusan yang dimbilnya. Dasar hukum ini dapat berupa peraturan, perundang-undangan, doktrin-doktrin, praktek pengadilan dan kebiasaan yang sudah diakui sebagai hakim. b. Adanya kepentingan hukum. Suatu tuntutan yang akan diajukan kepada pengadilan yang dituangkan dalam sebuah gugatan, pihak penggugat harus mempunyai kepentingan hukum yang cukup. Orang yang tidak mempunyai kepentingan hukum, tidak dibenarkan untuk menjadi para pihak dalam mengajukan gugatan. Hanya orang yang berkepentingan langsung yang dapat mengajukan gugatan, sedangkan orang yang tidak berkepentingan langsung haruslah mendapat kuasa terlebih dahulu. c. Merupakan Suatu Sengketa. Gugatan yang diajukan kepada pengadilan haruslah bersifat sengketa,dan pesengketaan itu telah menyebabkan dari pihak penggugat,

69 sehingga perlu diselesaikan melalui pengadilan sebagai instansi yang berwenang dan tidak memihak. d. Dibuat dengan cermat dan terang. Gugatan secara tertulis harus disusun dalam surat gugatan yang dibuat secara cermat dan terang, jika tidak maka akan mengalami kegagalan dalam sidang pengadilan. Surat gugatan harus jelas, artinya tidak boleh kabur baik mengenai pihak-pihak yang berperkara, obyek sengketa, dan dasar hukum yang dijadikan sebagai dasar gugatan. Terutama dalam membuat surat gugatan perkara waris, diperlukan ketelitian yang seksama, apabila salah dalam pencantuman pihak-pihak yang berperkara, obyek sengketa yang tidak sesuai dapat menyebabkan gugatan tersebut tidak diterima oleh pengadilan karena dianggap gugatannya kabur. e. Memahami hukum formil. Dalam membuat gugatan harus memahami tentang hukum formil dan materiil, sebab kedua hukum tersebut berkaitan erat dengan seluruh isi gugatan yang akan dipertahankan dalam sidang pengadilan. Dengan menguasai hukum formil dan materiil secara baik maka akan mudah mempertahankan dalil gugatan yang dijadikan dasar gugatan kepada pengadilan, terutama dalam jawab menjawab dan pembuktian. Untuk menghindari terjadinya obscuur libel sebaiknya sebelum mengajukan gugatan kita harus memahami dulu kriteria gugatan kabur, yaitu :

70 a. Tidak jelas pihak-pihak yang berperkara (subyek). Hal ini dapat terjadi pihak-pihak yang berperkara dalam gugatan tidak jelas baik dari identitasnya yang bisa menyebabkan salah dalam menyebutkan seseorang, kedudukannya dalam perkara tersebut( selaku penggugat, tergugat). Penegasan hubungan hukum yang terjadi antara para pihak, serta hubungan penggugat dan tergugat dengan obyek sengketa. b. Tidak jelas obyek sengketa. Hal ini terjadi jika obyek dalam persengketaan tidak jelas, misalnya dalam perkara waris tanah sengketa yang tidak jelas batas-batas atau luasnya. c. Tidak jelas dasar atau landasan hukumnya. Dapat terjadi dasar atau landasan hukum yang digunakan dalam gugatan salah satu atau tidak ada, karena dasar hukum dapat berupa peraturan perundang-undangan, doktrin-doktrin, kebiasaan, yang sudah diakui. Ini merupakan dasar pengambilan suatu putusan yang berguna untuk mempertahankan dalil gugatan dalam persidangan serta meyakinkan para pihak bahwa kejadian dan peristiwa hukum benar-benar terjadi. Gugatan yang diajukan bukan hanya harus memenuhi syarat formil seperti yang telah diatur dalam hukum acara perdata, selain itu dalam hukum Islam (fiqh) juga disebutkan bahwa gugatan harus diajukan dengan terperinci, yakni penggugat harus merinci apa yang digugat, dengan pernyataan tersebut berarti sudah jelas bahwa dalam membuat gugatannya Penggugat harus benar-benar teliti

71 agar gugatan tersebut tidak membingungkan para hakim yang memeriksa dan tidak juga merugikan pihak Tergugat. Dalam syariat Islam kedudukan hakim sebagai pejabat yang sangat mulia, kepadanya diberikan ijtihad yaitu usaha pikiran secara maksimal untuk menemukan kebenaran dari sumbernya yaitu al-quran dan as-sunnah maupun dari cara penerapan hukum secara tepat, jadi dasar pertimbangan hukum hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabayadalam memutuskan perkara waris ini memang betul-betul dilaksanakan dengan seksama, semua hakim dalam memutuskan perkara yang diperiksanya pasti akan memberikan kemampuan sepenuhnya dalam mengambil suatu keputusan hakum, hanya karena kembali lagi bahwa hakim juga manusia biasa yang mempunyai kesalahan bukan tidak mungkin terjadi kesalahan yang sudah tidak bisa dihindari lagi. Hakim Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dalam hal ini memutuskan perkara No.104/Pdt.G/2007/PTA.Sby berdasarkan adanya bukti bahwa penambahan obyek sengketa yang dilakukan oleh penggugat atau terbanding dalam surat gugatannya itu menyalahi aturan hukum sebagai syarat formil dalam membuat gugatan, perubahan dilakukan setelah sidang sudah berjalan cukup lama yaitu pada sidang kesembilan, yang artinya putusan hakim tinggi tersebut sudah selaras dengan penerapan pasal 127 Rv yang menyebutkan bahwa perubahan gugatan itu bisa dilakukan asalkan tidak merubah pada pokok gugatan dan dilakukan pada hari pertama persidangan.

72 Sedangkan putusan Pengadilan Agama Bangil yang menyatakan bahwa obyek sengketa yaitu rumah yang terletak di Jalan Mujair Adalah harta peninggalan almarhum Djuber H.Mukti yang belum dibagi waris. Penggugat dan tergugat dinyatakan juga berhak mendapatkan warisan setengah bagian dari obyek sengketa tersebut diatas, pengadilan juga menghulkum kepada tergugat untuk menyerahkan bagian harta warisan penggugat kepada penggugat. Dinyatakan juga sah dan berharga atas sita jaminan terhadap obyek sengketa yang dilakukan oleh Juru Sita Pengadilan Agama Bangil pada tanggal 12 Maret 2007, serta membebankan biaya perkara kepada penggugat dan tergugat secara tanggung renteng sebesar Rp. 1.642.000,- ( satu juta enam ratus empat puluh dua ribu rupiah). Putusan tersebut diatas jelas dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya karena permasalahan gugatan yang dianggap kabur ( obscuur libel). Setelah diketahui hanya karena salah dalam membuat gugatan, surat gugatan seseorang bisa tidak diterima oleh pengadilan dan menjadikannya harus membuat surat gugatan yang baru, mendaftarkannya lagi dengan nomer dan biaya yang baru sehingga membuat sangat dirugikannya masalah waktu dan biaya, dapat disimpulkan pula ketelitian seorang hakim dalam memutuskan suatu hukum sangat penting, karena hal itu bisa saja orang yang tidak bersalah menjadi korban kesalahan penerapan hukum, dalam skripsi ini putusan yang dianggap telah memenuhi ketentuan hukum adalah putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

73 yang telah membatalkan putusan Pengadilan Agama Bangil, dengan menerapkan pasal 127 Rv yang menyebutkan tentang perubahan gugatan harus dilakukan pada saat sidang pertama dan tidak boleh merubah pada pokok gugatnnya, jelas berbeda dengan yang terjadi dalam kasus perubahan gugatan yang dilakukan oleh penggugat Asfani binti Djuber H Mukti dalam kasus sengketa waris ini. Dengan kemampuan ilmu hukum yang sempurna, pada dasarnya semua putusan hakim dilakukan dengan segala pertimbangan yang sangat cermat, tetapi hakim juga manusia biasa yang tak pernah lepas dari salah, oleh karena itu putusan Pengadilan Agama Bangil juga tetap harus dihargai, karena dengan begitu hakim tinggi dapat menyimpulkan mana penerapan hukum yang harus dibetulkan, karena tanpa putusan hakim Pengadilan Agama Bangil tentunya akan didapati kesulitan yang berarti dalam mengambil putusan di peradilan tingkat banding.