PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN MONOPOLI DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN TIPE COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK COURSE REVIEW HORAY DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN COURSE REVIEW HORAY DI MIN PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL STAD IPS KELAS V DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK WORD SQUARE DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELODI MENGGUNAKAN ALAT MUSIK REKORDER SOPRAN PADA SISWA KELAS VIII

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE KARTU ARISAN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DI SDN 24 PONTIANAK TENGGARA

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK INFORMASI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE NHT SISWA SMA NEGERI 10 PONTIANAK OLEH SUCI PRASTIWI F

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH YUSPITA NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS KELAS V SD

warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS merupakan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI ANAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI SEKOLAH DASAR

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PEMANFAATAN VIDEO DALAM MATERI GEJALA ALAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DI SD

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN IPA MODEL KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE DISEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 06 SUNGAI LAUR ARTIKEL PENELITIAN OLEH SULIANI NIM F

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN TALKING STICK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RIKA EFENDI NIM F

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN KARTU SOAL HIDROKARBON

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 71 PONTIANAK BARAT

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SDN 21 PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Syafaryani, Siti Halidjah, K.Y. Margiati. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan .

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH DAENG LITISIA NIM F32112027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016

1 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD Daeng Litisia, Suhardi Marli, Kaswari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email: Daenglitisia02@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran ips peserta didik menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan sebanyak III siklus dan terjadi peningkatan disetiap siklusnya. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (a) Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran mulai dari siklus I yaitu 3,31, siklus II 3,48, dan siklus III 3,78. (b) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran mulai dari siklus I yaitu 3,18, siklus II 3,44, dan siklus III 3,86. (c) Aktivitas belajar peserta didik mulai dari siklus I yaitu 60,00, siklus II 78,18, dan siklus III 95,45. Hasil belajar peserta didik dari siklus I yaitu 67,64, siklus II 71,77, dan siklus III 81,45. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir. Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Model Kooperatif, Tipe Numbered Heads Together dan IPS Abstract: This research aims to desribe the improvement and learnig result of social science studies subject using model numbered heads cooperative together in third-grade students from Mempawah Hilir Elementary School 16. This research uses descriptive method with class action research. This research is done in three cycles dan there is improvement in every cycle. The results of this research are (a) Teacher s ability in designing teaching plan from cycle I to III, respectively, are 3,31, 3,48, and 3, 78. (b) Teacher s ability in executing learning procces from cycle I to cycle III, respectively, are 3,18, 3, 44, and 3, 86. (c) Students s learning activity from cycle I to III, respectively, are 60,00, 78,18, and 95,45. Students s learning results from cycle I to III, respectively, are 67,64, 71,77, and 81,45. These results show that numbered heads together cooperative model can improve third-grade students s learning results in Mempawah Hilir 16 Elementary School. Keywords: Activities, Learning Results, Cooperative Model, Numbered Heads Together Type, and Social Science Studies

Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di sekolah dasar. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial peserta didik di ajarkan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Dimana peserta didik berasal dari berbagai segi suku, agama, adat, dan tradisi yang perlu menyesuaikan antara satu sama lain ketika berada di lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan sebagainya. Oleh sebab itu ilmu pengetahuan sosial sangat penting bagi peserta didik. Hasbullah (2012:1) mengatakan, Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2013:3), Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat (cukup memadai) dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tingkah laku peserta didik dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran peserta didik melakukan aktivitas fisik, mental maupun emosional. Menurut Oemar Hamalik (2013:179) Aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajar dalam situasi belajar mengajar. Aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Dan ketika peserta didik pasif atau kurang aktif dalam pembelajaran maka aktivitas tidak akan bisa dilaksanakan. Artinya tanpa aktivitas, proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Dalam proses pembelajaran sebagai pendidik atau pengajar guru harus mengetahui karakteristik peserta didik yan diajarinya. Hal ini sangat penting untuk membantu guru dalam memilih metode dan media pembelajaran yang cocok di kelasnya. Berdasarkan hasil observasi pada hari jumat tanggal 8 januari 2016 di Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir, ada beberapa hal yang dirasakan peneliti sebagai masalah dalam proses belajar. Adapun kenyataannya di lapangan khususnya pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir, peserta didik tampak kurang menunjukkan aktivitas belajar seperti yang diharapkan. Peserta didik cenderung pasif atau diam, tidak mau bertanya, sulit merespon peratanyaan guru, tidak berani maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal-soal yang guru berikan serta hasil ulangan harian peserta didik kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir masih ada yang belum mencapai kriteria ketuntasan mengajar (KKM) yang telah ditentukan yaitu 60. Oleh sebab itu tugas pendidik adalah membimbing agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dan tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil pengajaran sangat dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas peserta didik. Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurangnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik disebabkan kurang kreatifnya guru dalam memilih dan menggunakan media serta metode mengajar yang guru gunakan. Dari masalah di atas, sebagai peneliti memfokuskan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan model kooperatif tipe numbered heads together dalam pembelajaran ilmu pengetahuan 2

3 sosial dengan harapan aktivitas dan hasil belajar peserta didik di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir akan meningkat sesuai harapan. Dan dengan adanya model kooperatif tipe numbered heads together dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini, diharapkan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan sehingga materi pelajaran dapat disampaikan dengan baik dan ef isien. Suatu tindakan akan berhasil memuaskan apabila ada tujuan yang akan dicapai sebab dengan adanya tujuan dapat mengendalikan berbagai pembahasan yang akan menyimpang. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk meningkatkan kemempuan guru dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. (2) Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan rancangan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. (3) Untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. (4) Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. Ada beberapa teori yang membahas tentang model kooperatif tipe numbered heads together. Pada dasarnya, Numbered Heads Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (dalam Miftahul Huda, 2014:203) metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari Numbered Heads Together (NHT) adalah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerja sama peserta didik, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkat kelas. Menurut Hamdani (2011:89), Numbered Heads Together (NHT) adalah metode belajar dengan cara setiap peserta didik diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari peserta didik. Adapun langkah-langkah model kooperatif tipe numbered heads together sebagai berikut : Menurut Hamdani (2011:90) langkah-langkah yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah : (a) Peserta didik dibagi dalam kelompok dan setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor, (b) Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk mengerjakannya, (c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya, (d) Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka, (e) Peserta didik lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain, (f) Kesimpulan. Selain itu model kooperatif tipe Numbered Heads Together juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut : Adapun kelebihan dan kekurangan model kooperatif tipe Numbered Heads Together Menurut Hamdani (2011:90) adalah : Beberapa kelebihan dari model kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah: (a) Setiap peserta didik menjadi siap semua, (b) Setiap peserta didik melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, (c) Peserta didik yang pandai dapat

4 mengajari peserta didik yang kurang pandai. Sedangkan kekurangan dari model kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah: (a) Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru, (b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti memandang perlunya menerapkan model kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, sehingga dilakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Aktivitas Dan Hasil IPS Menggunakan Model kooperatif tipe Numbered Heads Together Peserta Didik Kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir. METODE Berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2012:67), Metode Deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang sedang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi, Suhardjono dan Supardi (2014:3) bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian ini bersifat kolaboratif. Menurut Suharsimi Arikunto (2012:63) menyatakan bahwa Salah satu ciri khas dari PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti (dosen, widyaiswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan. Dimana dalam penelitian ini adanya upaya kolaborasi antara guru kelas III dan peneliti. Penelitian ini dilakukan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir dengan subjek 25 orang peserta didik yang terdiri dari 10 peserta didik perempuan dan 15 orang peserta didik laki-laki dan satu orang guru kelas. Langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti prosedur Menurut Suharsimi Arikunto (2010:137) yaitu, (1) Perencanaan (planning), yaitu menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, (2) Pelaksanaan (acting), merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas, (3) Pengamatan (observing), merupakan tahap observasi yang dilakukan oleh pengamat terhadap proses pelaksanaan, (4) Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) Teknik Observasi Langsung adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti, seperti mengadakan observasi langsung terhadap proses belajar mengajar di kelas.dan (b) Teknik pengukuran

5 adalah cara pengumpulan data untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar sebagai satuan ukur yang relevan. Berdasarkan sub masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian, maka alat pengumpulan data yang digunakan yaitu (a) Lembar observasi IPKG I dan IPKG II, (b) lembar observasi aktivitas belajar peserta ddiik dan (c) data hasil belajar peserta didik yang berupa tes formatif. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dari sub-sub masalah yaitu, analisis data yang berhubungan dengan menyusun Rencana Pelaksanaan (RPP) atau IPKG 1 dan dari penilaian kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together atau IPKG 2 digunakan rumus rata-rata dari Nana Sudjana (2009:109) yaitu sebagai berikut: X = x N Keterangan : X = Rata-rata (mean) x = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek Untuk menentukan kategori digunakan tolok ukur menurut sumber FKIP Untan (buku ajar PPl, 2015) Keterangan: 0,100 1,99 : Kurang 2,00 2,99 : Cukup 3,00 3,49 : Baik 3,50 4,00 : Baik Sekali Untuk menganalisis data yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas belajar peserta didik maka digunakan rumus persentase dari Anas Sudijono (2012:43) yaitu sebagai berikut: P = f N x 100 Keterangan : f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya x = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu N = Angka persentase Untuk menentukan peningkatan aktivitas dapat digunakan kategori persentase sebagai berikut: 81-100 sangat tinggi 61-80 tinggi 41-60 cukup 21-40 rendah 0-20 sangat rendah

6 Untuk menganalisis data yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik, maka digunakan rumus rata-rata dari Nana Sudjana (2009:109) yaitu sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil X = x N Pada bagian ini akan diuraikan data hasil penelitian dalam tahapan siklussiklus penelitian hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together di Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir dengan subjek penelitian peserta didik kelas III yang berjumlah 25 orang dan seorang guru kolaborator. Data hasil penelitian ini adalah (a) Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran, (b) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, (c) Aktivitas belajar peserta didik dan (d) Hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) siklus. Yang setiap siklusnya terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 8 Agustus 2016 dan berakhir pada tanggal 27 Agustus 2016. Perencanaan Silus I. II, dan III a. Peneliti bertemu dengan guru kelas sebagai kolaborator untuk membicarakan tentang kapan penelitian siklus I, II, dan III dapat dimulai. b. Peneliti bersama guru kolaborator menyepakati pelaksanaan pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial dilakukan dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. c. Peneliti memberikan gambaran tentang cara melaksanakan pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together d. Peneliti bersama guru kolaborator mendiskusikan RPP, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model kooperatif tipe numbered heads together, membuat alat observasi untuk guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, lembar aktivitas peserta didik dan alat evaluasi berupa soal untuk siklus I, II, dan III. Pelaksanaan Siklus I, II, dan III Pelaksanaan siklus I yaitu pada hari kamis tanggal 11 Agustus 2016, pukul 07.00 dengan alokasi waktu 2x35 menit, siklus II pada hari kamis tanggal 18 Agustus 2016, pukul 07.00 dengan alokasi waktu 2x35 menit, dan siklus III pada hari sabtu tanggal 27 Agustus 2016, pukul 07.00 dengan alokasi waktu 2x35

7 menit. Pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. a. Kegiatan awal yang meliputi pengkondisikan kelas (salam, doa, absensi), memotivasi peserta didik, mengkondisikan kesiapan belajar, apersepsi, menginformasi materi dan tujuan pembelajaran, dan kontrak pembelajaran.. b. kegiatan inti, Peserta didik mendengarkan penjelasan guru materi tentang kerja sama. Peserta didik mengamati media gambar yang guru tampilkan. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kerja sama. Secara bergantian peserta didik dapat menyebutkan tentang kerja sama. Peserta didik dengan bimbingan guru membentuk kelompok. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapatkan nomor yang telah guru siapkan. Guru memberikan tugas kelompok kepada peserta didik. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang nomornya dipanggil melaporkan hasil diskusinya. Peserta didik lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. c. Kegiatan akhir meliputi : Refleksi, tindak lanjut (motivasi), menyampaikan materi pada pertemuan yang akan datang, salam, guru menutup pembelajaran. Pengamatan Siklus I, II, dan III Pengamatan atau observasi pada siklus I, II, dan III terhadap kemampuan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together dilakukan oleh guru kolaborator ibu Ramona, S.Pd.SD dengan menggunakan lembar observasi berupa IPKG I dan IPKG II, serta lembar observasi Aktivitas belajar peserta didik. Tabel 1 Rekapitulasi Kemampuan Guru Merancang No Komponen Pelaksanaan Rekapitulasi Siklus I Siklus II Siklus III 1. Perumusan tujuan pembelajaran 2. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar 3. Pemilihan Sumber Belajar / Media 4. Sekenario / Kegiatan 5. Penilaian Hasil Belajar 3,00 3,33 3,67 3,00 3,50 3,75 3,67 3,67 3,67 3,56 3,56 3,89 3,33 3,33 4,00

8 Skor Total 16,56 17,39 18,98 Skor Rata-rata 3,31 3,48 3,78 Berdasarkan hasil kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran ips menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together siklus 1 diperoleh skor rata-rata sebesar 3,31 dengan katagori baik, dan pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 0,17 menjadi 3,48 dengan katagori baik, dan pada siklus 3 mengalami peningkatan sebesar 0,30 sehingga meningkat menjadi 3,78 dengan katagori sangat baik. Tabel 2 Rekapitulasi Kemampuan Guru Melaksanakan No Komponen Pelaksanaan Rekapitulasi Siklus I Siklus II Siklus III 1. Membuka 3,33 3,67 4,00 2. Melaksanakan Pendekatan Strategi 3,42 3,50 3,83 3. Pemanfaatan Media /Sumber 3,00 3,33 3,67 Belajar 4. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar 3,00 3,50 4,00 5. Penggunaan Bahasa 3,00 3,33 3,67 6 Mengakhiri 3,33 3,33 4,00 Skor Total 19,08 20,66 23,17 Skor Rata-rata 3,18 3,44 3,86 Berdasarkan hasil kemampuan guru melaksanakan pembelajaran ips menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together pada siklus 1 diperoleh skor rata-rata sebesar 3,18 dengan katagori baik, dan pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 0,26 menjadi 3,44 dengan katagori baik, dan pada siklus 3 mengalami peningkatan sebesar 0,42 sehingga meningkat menjadi 3,86 dengan katagori sangat baik.

9 Tabel 3 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Peserta Didik menggunakan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together No Komponen Pelaksanaan muncul Rekapitulasi Siklus I Siklus II Siklus III Tidak muncul muncul Tidak muncul muncul Tidak muncul Peserta didik yang 1. mencatat isi pembelajaran Peserta didik yang 2. mengajukan pertanyaan Peserta didik aktif 3. berdiskusi dengan teman kelompoknya Peserta didik bersungguh sungguh 4. mengikuti pembelajaran Peserta didik yang bersemangat 5. mengikuti pembelajaran Rata rata Aktivitas (persentase) 73,91 43,48 65,22 69,57 69,57 64,35 26,09 56,52 34,78 30,43 30,43 35,65 81,82 68,18 77,27 81,82 81,82 78,18 18,18 31,82 22,73 18,18 18,18 21,82 90,90 95,45 9,10 4,55 100 0 95,45 95,45 95,45 4,55 4,55 4,55 Berdasarkan hasil aktivitas peserta didik pada siklus 1 diperoleh persentase sebesar 64,35 dan pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 13,83 menjadi 78,18, dan pada siklus 3 juga mengalami peningkatan sebesar 17,27 sehingga menjadi 95,45. Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Belajar Hasil Belajar Siklus I Siklus II Siklus III Rata-rata kelas 67,54 71,77 81,45 Jumlah peserta didik tuntas 16 19 25 Rata-rata tuntas () 64,00 76,00 100 Berdasarkan nilai hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together diperoleh hasil sebagai berikut : siklus I adalah 67,54 dengan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 16 orang dengan persentase ketuntasan 53,20, pada siklus II adalah 71,77 dengan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 19 orang

10 dengan persentase ketuntasan 62,00, dan siklus III adalah 81,45 dengan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 25 orang dengan persentase ketuntasan 72,00. Refleksi siklus I, II, III Refleksi dilakukan setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together pada siklus I, II, dan III. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka langkah pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) guru harus melengkapi cakupan rumusan keseluruhan, (2) guru harus lebih memotivasi peserta didik dan mengaitkan materi yang akan dibahas dengan pengetahuan yang relevan, (3) menyesuaikan pembelajaran dengan alokasi waktu, memaanfaatkan media secara efektif dan efisien serta serta menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai harus lebih ditingkatkan, (4) menyusun Rencana Pelaksanaan (RPP) tentang materi yang akan di pelajari dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. menyiapkan lembar observasi untuk guru kolaborator. Berdasarkan refleksi yang telah disepakati pada siklus II, maka perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut: (1) guru harus lebih optimal dalam proses pembelajaran dan memperhatikan seluruh peserta didik (2) menyusun Rencana Pelaksanaan (RPP) tentang materi yang akan di pelajari dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together. menyiapkan lembar observasi untuk guru kolaborator. Berdasarkan refleksi yang telah disepakati pada siklus III. disepakati bahwa model kooperatif tipe numbered heads together dapat membantu guru meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran, kendala dan hambatan yang dihadapi pada saat pembelajaran berlangsung dapat diatasi oleh guru, aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ips juga semakin meningkat. Berdasarkan dari refleksi tersebut peneliti bersama guru kolaborator sepakat untuk menghentikan penelitian sampai pada siklus III, hal ini dikarenakan data yang diperoleh sudah mencapai titik jenuh dan terdapat peningkatan baik dari kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, kemampuan guru mengajar, aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian peneliti bersama kolaborator bersepakat untuk menghentikan penelitian ini. Pembahasan Penelitian ini dilakukan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir dengan Jumlah peserta didik 25 orang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together pada pembelajaran ips dan menggunakan media gambar. Pada penelitian ini proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh peneliti dan diamati oleh ibu Ramona, S.Pd.SD selaku guru kolaborator. Pada model kooperatif tipe numbered heads together terdapat beberapa langkah-langkah dalam pelaksanannya langkah pertama, guru menyampaikan materi sesuai topik bahasan yang dikaji, Kemudian guru menjelaskan kegiatan pembelajaran model kooperatif tipe numbered heads together pada pembelajaran

ilmu pengetahuan sosial, setelah itu guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, kemudian guru memberikan nomor pada setiap peserta didik, guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok, dan guru memanggil salah satu nomor secara acak. ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together berjalan dengan lancar, seluruh peserta didik sangat bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Namun ada beberapa kendala kecil yang terjadi pada saat pertemuan pertama seperti guru kurang menguasai kelas sehingga masih ada beberapa pesrta didik yang tidak memperhatikan dan kurang tepat dalam mengalokasikan waktu pembelajaran dengan materi yang disampaikan tetapi kendala tersebut dapat teratasi, adanya kendala-kendala tersebut dapat dijadikan refleksi untuk pertemuan selanjutnya sehingga peneliti dapat lebih teliti dan disiplin dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Selain itu, penerapan model kooperatif tipe numbered heads together pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together pada pembelajaran ilmu pengetahuan social disetiap siklusnya. Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor, diantaranya yaitu karena peserta didik merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together dimana model kooperatif tipe numbered heads together merupakan suatu pengalaman baru bagi mereka dalam proses pembelajaran selain itu penambahan media berupa gambar membuat peserta didik lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penggunaan model kooperatif tipe numbered heads together ini juga dapat mendorong pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran sehingga saat proses pembelajaran peserta lebih mudah menerima materi yang di sampaikan oleh guru, dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together ini peserta didik juga akan terlatih untuk disiplin dalam melakukan berbagai tugas, karena peserta didik harus menyimak dan memahami dengan baik setiap materi yang di samapaikan oleh guru, selain itu, model kooperatif tipe numbered heads together juga dapat menjadi sarana latihan bagi pesrta didik untuk bersikap teliti dan kritis, dan penggunaan model kooperatif tipe numbered heads together juga dapat Merangsang siswa untuk berpikir aktif karena pada model ini peserta didik diminta untuk mengerjakan LKS yang telah dibagikan oleh guru. Hal inilah yang membuat nilai hasil belajar peserta didik meningkat dari siklus ke siklus dapat dilihat pada siklus I dengan rata-rata nilai 67,54, dan pada siklus II dengan rata-rata nilai 71,77 terjadi peningkatan sebesar 4,23, dan pada siklus III dengan rata-rata nilai 81,4 dengan peningkatan sebesar 9,68. Dari paparan diatas dapat dilihat terjadi peningkatan dari siklus I sampai siklus III sebesar 13,91. Hal ini dapat membuktikan bahwa penggunaan model kooperatif tipe numbered heads together dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. 11

12 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didi dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir telah mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Adapun kesimpulan khusus dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut: (1) Kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together mengalami peningkatan, yaitu pada siklus 1 sebesar 3,31 dengan katagori baik, pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 0,17 menjadi 3,48 dengan katagori baik, dan pada siklus 3 mengalami peningkatan sebesar 0,30 sehingga meningkat menjadi 3,78 dengan katagori sangat baik. (2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir menggunakan model kooperatif tipe numbered heads together mengalami peningkatan, yaitu pada siklus 1 sebesar 3,18 dengan katagori baik, pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 0,26 menjadi 3,44 dengan katagori baik, dan pada siklus 3 mengalami peningkatan sebesar 0,42 dengan katagori sangat baik sehingga meningkat menjadi 3,86. (3) Penggunaan model kooperatif tipe numbered heads together mampu meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir yaitu pada siklus 1 sebesar 64,35 dan pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 13,83 menjadi 78,18, dan pada siklus 3 mengalami peningkatan sebesar 17,27 sehingga meningkat menjadi 95,45. (4) Penggunaan model kooperatif tipe numbered heads together mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas III Sekolah Dasar Negeri 16 Mempawah Hilir, yaitu pada siklus 1 diperoleh rata-rata nilai sebesar 67,54 dan pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 4,23 menjadi 71,77, dan pada siklus 3 mengalami peningkatan sebesar 9,68 sehingga meningkat menjadi 81,45. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Penggunaan model kooperatif tipe numbered heads together di kelas dapat dikatakan efektif maka disarankan untuk dapat digunakan pada saat kegiatan pembelajaran karena dapat memberikan semangat pada peserta didik, memotivasi peserta didik untuk belajar dan menyenangkan bagi peserta didik. (2) Guru hendaknya tidak bosan menggunakan variasi dalam pembelajaran dengan menggunakan model, strategi, dan metode yang menyenangkan agar peserta didik selalu termotivasi untuk aktif dalam belajar. (3) Guru hendaknya melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan, agar guru dapat mengetahui kekurangan pada pembelajaran dan dapat segera memperbaikinya.

13 DAFTAR RUJUKAN Sudijono, Anas. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Hasbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Hamalik, Oemar. (2013). Kurikulum dan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. (2013). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Huda, Miftahul. (2015). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda, Miftahul. (2014). Model-model Pengajaran dan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Nawawi, Hadari. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.