BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

Perkembangan Ekspor Indonesia Biro Riset LMFEUI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

Pe n g e m b a n g a n

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

BAB. I PENDAHULUAN Secara umum sektor pertanian pada Pembangunan Jangka

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. anggota ASEAN pada ASEAN Summit di Singapura pada Juni Pertemuan tersebut mendeklarasikan pembentukan Asian Free Trade Area

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia masing menggantungkan hidupnya di sektor ini. Sektor

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. penting diantara rempah-rempah lainnya; sehingga seringkali disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

3.2. Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

RINGKASAN EKSEKUTIF AGUS RUSLI.

Perdagangan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH NOPEMBER 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan.

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH SEPTEMBER 2008

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional bukan hal baru bagi Indonesia, perdangangan internasional menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2000 hingga 2011 Indonesia memiliki surplus di dalam neraca perdangangan dan pada tahun selanjutnya neraca perdangan Indonesia mengalami defisit, pada tahun 2012 mengalami defisit sebesar 1.669 juta USD, pada tahun 2013 mengalami defisit sebesar 4.077 juta USD dan pada tahun 2014 mengalami defisit sebesar 1.886 juta USD dengan nilai ekspor 176.293 juta USD dan nilai impor sebesar 178.179 juta USD. Indonesia memiliki komoditas unggulan dan komoditas potensial yang menjadi penggerak pembangunan ekonomi Indonesia, ada sepuluh jenis komotitas unggulan Indonesia terdiri dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT), elektronik, karet dan produk karet, sawit, produk hasil hutan, alas kaki, otomotif, udang, kakao dan kopi. Sepuluh jenis komoditas potensial Indonesia yaitu kulit dan produk kulit, peralatan medis, tanaman obat, makanan olahan, minyak atsiri, ikan dan produk prikanan, kerajinan, perhiasan, rempah rempah dan peralatan kantor. Perkembangan ekspor dan impor komoditas dalam sektor non migas mengalami tahap naik dan turun dalam lima belas tahun terakhir, pada tahaun 2014 volume ekspor komoditas non migas Indonesia mencapai 507.722.330 Ton dengan nilai ekspor 145.961.200.000 USD, data tersebut menunjukan tahun 2014 mengalami penurunan volume ekspor dari tahun 2013 sebesar 148.241.000 Ton dengan nilai ekspor senilai 3.958.000.000 USD. Sedangkan volume ekspor komoditas sektor non migas mengalami peningkatan yang stabil. 1

2 Gambar 1. 1Grafik Volume Ekspor-Impor Non Migas Sumber: Badan Pusat Statistik (2015) Tabel 1. 1 Volume Ekspor-Impor Non Migas Tahun Volume Ekspor Volume Impor TON (000) TON (000) 2000 159475 41933 2001 207356 39611 2002 159024 41745 2003 158011 39230 2004 175455 46400 2005 206804 46927 2006 278881 50460 2007 297063 55196 2008 310253 63188 2009 332926 55348 2010 422922 70202 2011 523166 84494 2012 551691 92029 2013 655963 92056 2014 507722 98865 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan (2015)

3 Gambar 1. 2 Grafik Nilai Ekspor-Impor Non Migas Sumber: Badan Pusat Statistik (2015) Tabel 1. 2Nilai Ekspor-Impor Non Migas Tahun Nilai Ekspor Nilai Impor USD (000.000) USD (000.000) 2000 47757 27495 2001 43685 25490 2002 45046 24763 2003 47407 24940 2004 55939 34793 2005 66428 40243 2006 79589 42103 2007 92012 52541 2008 107894 98644 2009 97492 77849 2010 129740 108251 2011 162020 136734 2012 153043 149125

4 2013 149919 141362 2014 145961 134719 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan (2015) Kopi menjadi salah satu komoditas unggulan dari sektor perkebunan yang di ekpor Indonesia. Pada tahun 2013 Indonesia menyuplai kopi sebesar 534.023,5 Ton untuk memenuhi permintaan kopi di dunia, namun pada tahun 2014 volume ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan sebesar 149.195,83 Ton dengan volume ekspor 384.827,68 Ton. Tingkat konsumsi kopi di dunia secara terus menerus mengalami peningkatan di setiap tahunnya dalam lima belas tahun terakhir. Pada tahun 2014 tingkat konsumsi kopi dunia mencapai 11.461.533,66 Ton, Amerika Serikat menjadi negara pengimpor kopi terbesar dengan volume impor kopi sebesar 1.653.540 Ton. Tren gaya hidup masyarakat di berbagi belahan dunia yang cenderung mengkonsumsi kopi dalam kehidupan sehari hari, yang membuat tingkat konsumsi kopi di dunia semakin meningkat. Dengan meningkatnya permintaan kopi secara global, sebagi negara negara pengekspor kopi terus meningkatkan volume produksi kopi dan membuat peningkatan volume ekspor kopi.

5 Gambar 1. 3Grafik Volume Konsumsi Kopi Dunia Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan (2015) Amerika Serikat adalah negara pengimpor kopi indonesia terbesar dalam sepuluh tahun terakhir dan di ikuti Jerman dan Jepang, pada tahun 2014 Amerika Serikat telah mengimpor sebesar 58.308,5 Ton atau 11,49% dari volume ekspor kopi Indonesia ke dunia, sedangkan Jerman 37.976,7 Ton dengan nilai 84.459.200.000 USD dan Jepang 41.234,3 Ton dengan nilai 101.350.400.00 USD. Kegiatan ekspor impor kopi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan Indonesia bergabung ke dalam organisasi kopi yaitu International Coffee Organizarion (ICO). ICO adalah organisasi kopi utama antar negara dan ICO menjadi wadah bagi eksportir dan importir untuk tetap berjalan pada pasar global di sektor kopi. ICO mencatat pada tahu 2014 Indonesia menjadi negara produsen dan pengekspor kopi ke empat terbesar terbesar di dunia. Sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia Indonesia telah memproduksi kopi sebesar 675.881 Ton pada tahun 2013 dan di tahun 2014 produksi kopi Indonesia mengalami peningkatan produksi menjadi 685.089 Ton. Indonesia memproduksi dua jenis kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta, Indonesia

6 memproduksi kopi robusta lebih dominan dari pada kopi arabika. Di tahun 2014 produksi kopi robusta mencapai 517.788 Ton dan kopi arabika sebesar 167.301 Ton. Daerah penghasil kopi di Indonesia terbagi menjadi enam wilayah yaitu wilayah Sumatera dengan luas lahan 793.654 Ha, Jawa 185.611 Ha, Nusa Tengara dan Bali 114.419 Ha, Kalimantan 27.074 Ha, Sulawesi 114.292 Ha dan wilayah Maluku dan Papua 11.760 Ha, Jadi Indonesia memiliki luas lahan kopi seluas 1.246.810 Ha di tahun 2014. Indonesia memiliki citra rasa kopi yang khas dari berbagai wilayah perkebunan kopi dan Indonesia menjadi negara produsen kopi spesialti terbanyak di dunia, kopi spesialti dari Indonesia yang terkenal di dunia adalah kopi Gayo, kopi Sidikalang, kopi Mandheling, kopi Lintong, kopi Jawa, kopi Toraja, kopi Kintamani, kopi Flores Bajawa, kopi Papua Wamena dan kopi dan kopi luwak. Struktur industri kopi Indonesia terbagi menjadi tiga jenis industri kopi yaitu industri kopi olahan kelas kecil (Home Industri), industri kopi dengan pemasaran kopi yang mencakup wilayah lokal industri dan tidak terdaftar di dinas perindustrian maupun di dinas POM. Industri kopi olahan kelas menengah, industri kopi dengan luas pemasaran di wilayah Kecamatan atau Kabupaten tempat produk tersebut dihasilkandan telah memiliki izin dari dinas perindustrian. Industri kopi olahan kelas besar merupakan industri kopi yang memasarkan produknya di pasar domestik dan pasar global. Indonesia juga mengimpor kopi untuk memenuhi permintaan dari pasar domestik. Volume impor kopi mengalami peningkatan setiap tahun, pada tahun 2013 indonesia telah mengimpor 15800,3 Ton dengan nilai 38.838.390 USD dan pada tahun 2014 volume impor kopi menjadi 19110,82 Ton dengan nilai 46.767.780 USD. 1.2 Formulasi Masalah 1. Apakah ada pengaruh volume produksi kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 2. Apakah ada pengaruh nilai ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

7 3. Apakah ada pengaruh nilai impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 4. Apakah ada pengaruh USD per IDR terhadap terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 5. Apakah ada pengaruh volume produksi kopi Indonesia terhadap volume ekspor kopi Indonesia? 6. Apakah ada pengaruh nilai ekspor kopi Indonesia terhadapvolume ekspor kopi Indonesia? 7. Apakah ada pengaruh USD per IDR terhadap terhadapvolume ekspor kopi Indonesia? 8. Apakah ada pengaruh nilai impor kopi Indonesia terhadap volume impor kopi Indonesia? 9. Apakah ada pengaruh USD per IDR terhadap terhadapvolume impor kopi Indonesia? 10. Apakah ada pengaruh volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 11. Apakah ada pengaruh volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 12. Apakah ada pengaruh tidak langsung volume produksi kopi Indonesia melalui volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 13. Apakah ada pengaruh tidak langsung nilai ekspor kopi Indonesia melaluivolume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 14. Apakah ada pengaruh tidak langsung USD per IDR melalui volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 15. Apakah ada pengaruh tidak langsung nilai impor kopi Indonesia melaluivolume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 16. Apakah ada pengaruh tidak langsung USD per IDR melalui volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia? 17. Seberapa besar pengaruh volume produksi kopi Indonesia, nilai ekspor kopi Indonesia, nilai impor kopi Indonesia, USD per IDR, volume ekspor kopi Indonesia, dan volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia?

8 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian di batasi dengan generalisasi jenis dan varitas kopi di dalam volume produksi kopi, volume ekspor kopi, volume impor kopi, nilai ekspor kopi dan nilai impor kopi dimana data tersebut menggunakan data yang di sediakan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui ditjenbun.pertanian.go.id dan data volume konsumsi kopi dunia dari International Coffee Organization (ICO) www.ico.org. pelitian ini menggunakan data variabel dari tahun 2000 hingga tahun 2014. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penlitian adalah; 1. Mengetahui pengaruh volume produksi kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 2. Mengetahui pengaruh nilai ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 3. Mengetahui pengaruh nilai impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 4. Mengetahui pengaruh USD per IDR terhadap terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 5. Mengetahui pengaruh volume produksi kopi Indonesia terhadap volume ekspor kopi Indonesia. 6. Mengetahui pengaruh nilai ekspor kopi Indonesia terhadapvolume ekspor kopi Indonesia. 7. Mengetahui pengaruh USD per IDR terhadap terhadapvolume ekspor kopi Indonesia. 8. Mengetahui pengaruh nilai impor kopi Indonesia terhadap volume impor kopi Indonesia. 9. Mengetahui pengaruh USD per IDR terhadap terhadapvolume impor kopi Indonesia.

9 10. Mengetahui pengaruh volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 11. Mengetahui pengaruh volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 12. Mengetahui pengaruh tidak langsung volume produksi kopi Indonesia melalui volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 13. Mengetahui pengaruh tidak langsung nilai ekspor kopi Indonesia melaluivolume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 14. Mengetahui pengaruh tidak langsung USD per IDR melalui volume ekspor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 15. Mengetahui pengaruh tidak langsung nilai impor kopi Indonesia melaluivolume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 16. Mengetahui pengaruh tidak langsung USD per IDR melalui volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 17. Mengetahui besar pengaruh volume produksi kopi Indonesia, nilai ekspor kopi Indonesia, nilai impor kopi Indonesia, USD per IDR, volume ekspor kopi Indonesia, dan volume impor kopi Indonesia terhadap tingkat konsumsi kopi dunia. 1.5 State of The Art Tabel 1. 3State of The Art No Judul Pengarang Tahun Metode Kesimpulan 1 Analisis Komparasi Dan Daya Saing Ekspor Kopi Antara Asean I Gusti Ayu Made Dian Rianita 2014 Revealed Comparative Advantage (RCA) Indonesia menjadi negara ke dua yang memiliki nilai daya saing komparati kopi di ASEAN

10 2 Analisis Efisiensi Produksi Kopi Robusta Di Kabupaten Temanggung Tri Risandewi 2013 Model Produksi Dengan Analisa Regresi Mengurangi tenaga kerja, peremajaan umur kopi robusta, mengurangi jumlah pupuk dan intensifikasi lahan, efisiensi produksi kopi robusta dapat tercapai 3 Determinants Of Coffee Export Supply In Ethiopia: Error Correction Modeling Approach Hassen Beshir Hussien 2015 Error Correction Modeling Approach Dalam jangka pendek pasokan ekspor kopi di Ethiopia di tentukan oleh nilai tukar nominal, arus modal asing dan jangka perdagangan. Sedangkan dari jangka panjang adalah harga domestik, nilai tukar rill dan jangka perdagangan. Dalam jangka panjang elisitas harga tinggi, sedangkan dalam jangka pendek elisitas harga rendah. Tabel 1. 3 State of The Art (Lanjutan) No Judul Pengarang Tahun Metode Kesimpulan

11 4 Competitiveness And Determinants Of Coffee Exports, Producer Price And Production For Ethiopia David Boansi dan Christian Crentsil 2013 The Revealed Comparative Advantage and Revealed Symmetric Comparative Advantage measures of competitiveness Ethiopia memiliki keunggulan komparatif dalam ekspor kopi, yang tidak dapat dikatakan kinerja secara keseluruhan di pasar internasional karena dengan tantangan pengolaan resiko harga, biaya transaksi dari rantai pemasok, produktifitas petani yang rendah dan kejadian penyelundupan. 5 Pengaruh Perdagangan Internasional, Distribusi Pasar, Dan Daya Saing Terhadap Pertumbuhan Nilai Ekspor Kopi Indonesia 1992-2011 Arus Reka Prasetia 2012 Analisis Regresi dan Constant Market Share Analysis (CMSA) Distribusi pasar, dan daya saing memiliki pengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia. Distribusi pasar, dan daya saing memiliki pengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan nilai komoditas ekspor kopi Indonesia. Sumber: Peneliti (2016)