BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

Efisiensi Mesin Carnot

TURBIN UAP. Penggunaan:

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR TERMODINAMIKA DASAR. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Termodinamika Dasar

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC) DENGAN TURBOCHARGER. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

IV. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II HUKUM THERMODINAMIKA I

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting

A. HUKUM I THERMODINAMIKA

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB II DASAR TEORI 2012

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PLTG unit pembangkit PT. Dian Swastatika

BAB IV PERCOBAAN, ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Gambar 1. Skematik pembangkit listrik tenaga uap

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur, dan keadaan lainnya. Hukum pertama termodinamika menyebutkan bahwa sejumlah bersih panas yang masuk setara dengan sejumlah bersih panas yang keluar pada seluruh bagian siklus. Proses alami yang berulang-ulang menjadikan proses berlanjut, membuat siklus ini sebagai konsep penting dalam termodinamika. Gambar 2.1 P-V diagram pada siklus thermodinamika. Sumber : (Termodinamika Teknik Edisi 4 Jilid,Michael J.Moran, dan Howars N.Shapiro) Universitas Mercu Buana 7

Proses termodinamika berlangsung dalam rantai tertutup pada diagram P-V, di mana axis Y menunjukkan tekanan (pressure, P) dan axis X menunjukkan volume (V). 2.1.2 Hukum Termodinamika Kedua Pernyataan Kelvin-Plank Melihat karakteristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang dapat mengubah semua panas yang diterima dan kemudian mengubahnya semua menjadi kerja. Keterbatasan tersebut kemudian dibuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang berbunyi : Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat/mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih. Pernyataan Kelvin-Plank (hanya diperuntuk untuk mesin kalor) diatas dapat juga diartikan sebagai tidak ada sebuah mesin/alat yang bekerja dalam sebuah siklus menerima panas dari reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruh menjadi kerja bersih. Jadi hukum termodinamika II, memberikan batasan-batasan tentang arah yang dijalani suatu proses, dan memberikan criteria apakah prose situ reversible atau irreversible dan salah satu akibat dari hukum termodinamika II ialah perkembangangan dari suatu sifat fisik alam yang disebut entropi. Perubahan entropi menentukan arah yang dijalani suatu proses. Universitas Mercu Buana 8

Hukum termodinamika II menyatakan : tidak mungkin panas dapat dirubah menjadi kerja seluruhnya, tetapi sebaliknya kerja dapat dirubah menjadi panas W = Q in - Q out (2.1) dimana, W Q in Q out = Kerja (kw) = Panas yang masuk (Joule) = Panas yang keluar (Joule) atau : Q Wseluruhnya W Q (sama besarnya) Untuk mendapatkan sejumlah kerja (W) dari suatu sistem, maka kalor (Q) yang harus diberikan kepada sistem selalu lebih besar. Q diserap > W sehingga, η siklus < 100 %. suatu yang bekerja sebagai suatu siklus tidak dapat memindahkan kalor (Q) dari bagian yang bertemperatur rendah ke bagian yang bertamperatur tinggi, tanpa menimbulkan perubahan keadaan pada sistem yang lain. Dari kedua hal tersebut diatas, menyatakan tentang arah prosesperubahan energy dalam bentuk panas ke bentuk kerja yang menyatakan adanya pembatasan transformasi energi. Universitas Mercu Buana 9

2.1.3 Definisi Eksergi Berdasarkan hokum termodinamika kedua disimpulkan bahwa suatu kesempatan muncul dalam menghasilkan kerja, disaat dua sistem pada kondisi berbeda diarahkan untuk berinteraksi, karena pada prinsipnya kerja dapat dikembangkan apabila sistem diarahkan untuk mencapai keadaan kesetimbangan. Jika salah satu dari dua sistem dalam keadaan ideal disebut sebagai lingkungan referansi eksergi atau sederhananyalingkungan, dan lainnya merupakan sistem yang menjadi bahasan, eksergi adalah kerja maksimum teoretis yang mampu diperoleh saat sistem tersebut berinteraksi dalam kesetimbangan. 2.2 Siklus Ideal Rankine Siklus ideal yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap adalah siklus Rankine. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau dari fluida kerjanya yang mengalami perubahan fase selama siklus pada saat evaporasi dan kondensasi. Perbedaan lainnya secara termodinamika siklus uap dibandingkan dengan siklus gas adalah bahwa perpindahan kalor pada siklus uap dapat terjadi secara isotermal. Proses perpindahan kalor yang sama dengan proses perpindahan kalor pada siklus Carnot dapat dicapai pada daerah uap basah dimana perubahan entalpi fluida kerja akan menghasilkan penguapan atau kondensasi, tetapi tidak pada perubahan temperatur. Temperatur hanya diatur oleh tekanan uap fluida. Universitas Mercu Buana 10

Kerja pompa pada siklus Rankine untuk menaikkan tekanan fluida kerja dalam fase cair akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan pemampatan untuk campuran uap dalam tekanan yang sama pada siklus Carnot. Siklus Rankine ideal dapat digambarkan dalam diagram T-S dan H-S seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 2.2 Siklus Rankine Sederhana Sumber : (Yunus A. Cengel dan Michael A. Boles, 1994) Siklus Rankine ideal terdiri dari 4 tahapan proses : 1 2 Kompresi isentropik dengan pompa. 2 3 Penambahan panas dalam boiler secara isobar 3 4 Ekspansi isentropik pada turbin. 4 1 Pelepasan panas pada kondenser secara isobar dan isotermal Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh (saturated liquid) dan dikompresi sampai tekanan operasi boiler. Temperatur air akan meningkat selama kompresi isentropik karena menurunnya volume spesifik air. Air memasuki boiler sebagai cairan terkompresi (compressed liquid) pada kondisi 2 dan akan menjadi uap superheated pada kondisi 3. Universitas Mercu Buana 11

Dimana panas diberikan oleh boiler ke air pada tekanan yang tetap. Boiler dan seluruh bagian yang menghasilkan steam ini disebut sebagai steam generator. Uap superheated pada kondisi 3 kemudian akan memasuki turbin untuk diekspansi secara isentropik dan akan menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator listrik sehingga dapat dihasilkan listrik. Tekanan dan temperatur dari steam akan turun selama proses ini menuju keadaan 4 dimana steam akan masuk kondenser dan biasanya sudah berupa uap jenuh. Steam ini akan dicairkan pada tekanan konstan didalam kondenser dan akan meninggalkan kondenser sebagai cairan jenuh yang akan masuk pompa untuk melengkapi siklus ini. 2.2.1 Effesiensi eksergi pada turbin dalam sistem ORC. Sama halnya dengan energi, nilai eksergi dalam sistem ORC sangatlah berpengaruh khususnya pada power yang dihasilkan pada siklus (Samuel M. Sami, Adjunct Professir and instructor SDSIJ, 2009). Effesiensi eksergi pada turbin yaitu: ɳ ex = Ex out / Ex in (2.2) dimana : ɳ ex Ex out Ex in = effesiensi eksergi (kj/kg) = eksergi out (kj/kg) = eksergi in (kj/kg) eksergi out adalah eksegi yang terjadi pada saat turbin melakukan kerja dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan diluar sistem, sedangkan eksergi in adalah eksergi yang terjadi pada saat aliran dalam sistem sebelum masuk ke turbin atau pada saat aliran dari boiler menuju turbin Universitas Mercu Buana 12

dan sebelum masuk ke turbin. Adapun nilai Ex out dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Ex out = W t + ṁ [h out h e T e (s out s e )] (2.3) dimana : W t ṁ h out h e T e S out S e = Mechanical Power Turbin (kw) = mass flow (kg/s) = entalphy out turbin (kj/kg) = entalphy spesifik lingkungan (kj/kg) = temperature spesifik lingkungan (K) = entrophy out turbin (kj/kg.k) = entrophy spesifik lingkungan (kj/kg.k) dan nilai Ex in dengan menggunakan rumus : Ex in = ṁ [h in h e T e (s in s e )]...(2.4) dimana : Ex in ṁ h in h e T e S in S e = eksergi in (kj/kg) = mass flow (kg/s) = entalphy in turbin (kj/kg) = entalphy spesifik lingkungan (kj/kg) = temperature spesifik lingkungan (K) = entrophy in turbin (kj/kg.k) = entrophy spesifik lingkungan (kj/kg.k) 2.3 Turbocharger Turbocharger adalah sebuah kompresor sentrifugal yang mendapat daya dari turbin yang sumber tenaganya berasal dari asap gas buang kendaraan. Biasanya digunakan di mesin pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga dan efisiensi mesin dengan meningkatkan tekanan udara yang memasuki mesin. Universitas Mercu Buana 13

Kunci keuntungan dari turbocharger adalah mereka menawarkan sebuah peningkatan yang lumayan banyak dalam tenaga mesin hanya dengan sedikit menambah berat. Turbocharger ditemukan oleh seorang insinyur Swiss Alfred Büchi. Patennya untuk turbocharger diaplikasikan untuk dipakai tahun 1905. Lokomotif dan kapal bermesin diesel dengan turbocharger mulai terlihat tahun 1920an. Turbocharger meningkatkan output tenaga mesin sewaktu bertahan dalam kondisi operasional yang ekstrim, turbocharger adalah jenis sistem induksi paksa. Mereka memampatkan udara mengalir ke dalam mesin. Keuntungan dari kompresi udara adalah bahwa hal itu memungkinkan mesin memeras lebih banyak udara ke dalam silinder, dan lebih banyak udara berarti lebih banyak bahan bakar dapat ditambahkan. Oleh karena itu, Anda mendapatkan daya yang lebih dari setiap ledakan di dalam silinder masing-masing. Sebuah mesin turbocharged menghasilkan tenaga lebih secara keseluruhan daripada motor yang sama tanpa pengisian daya. Hal ini dapat secara signifikan meningkatkan rasio power dengan berat mesin. Komponen mesin ini memiliki tiga bagian penting: roda turbin, roda kompressor dan rumah as. Roda turbin yang bersudu-sudu ini berputar memanfaatkan tekanan gas buang keluar, kemudian melalui as terputarnya roda turbin ini berputar pula roda kompressor dengan sudu-sudunya sehingga memompa udara masuk dalam massa yang padat. Mengingat komponen ini sering berputar melebihi 80,000 putaran per menit maka pelumasan yang baik sangat diperlukan. Universitas Mercu Buana 14

Turbocharger, atau Turbo Supercharger, merupakan jenis supercharger yang digerakkan oleh turbin dari sisa gas pembakaran didalam silinder. Saat ini, turbocharger banyak digunakan pada mesin Diesel. Turbocharger dapat menambah daya output secara signifikan, sekitar 30%, tanpa menambah berat dari mesin itu sendiri. Turbocharger merupakan salah satu sistem induksi paksa (force induction system). Turbocharger mengkompresi udara yang mengalir kedalam silinder. Udara dikompresikan bertujuan agar kerapatan udara menjadi renggang sehingga semakin banyak udara yang dapat dimasukkan kedalam silinder. Semakin banyak udara yang masuk, maka bahan bakar yang masuk pun akan bertambah banyak. Akibatnya, daya output yang dihasilkan akan semakin besar. Mesin dengan turbocharger dapat menghasilkan daya output yang lebih besar dibandingkan dengan mesin tanpa turbocharger dengan ukuran mesin yang sama. Untuk mendapatkan udara tambahan ini, turbocharger menggunakan gas buang hasil pembakaran dari silinder untuk menggerakkan (memutar) turbin yang dihubungkan langsung dengan poros ke kompresor (pompa udara). Sehingga apabila turbin berputar, maka kompresor akan berputar pula. Kecepatan putar turbin dapat mencapai 150.000 putaran per menit sekitar 30 kali lebih cepat dibandingkan dengan semua putaran mesin mobil. Temperatur turbin sangat tinggi karena terletak pada saluran pembuangan gas yang bertemperatur sangat tinggi. Universitas Mercu Buana 15

Salah satu cara untuk menambah daya mesin adalah dengan menambah jumlah udara dan bahan bakar. Antara lain dengan menambah jumlah silinder atau membuat geometri silinder menjadi lebih besar, namun terkadang cara ini tidak mungkin dilakukan. Cara lainnya adalah dengan menggunakan turbocharger. Cara ini lebih sederhana, desain kompak untuk mendapatkan tambahan daya mesin. Gambar 2.3. Prinsip Kerja Turbocharger Sumber : Thermodynamics:An Engineering Approach (2 nd ed) John Wiley & Sons Turbocharger membuat mesin dapat membakar lebih banyak udara dan bahan bakar yang dimasukkan kedalam silinder. Tekanan yang diberikan turbocharger mencapai 6-8 psi, karena tekanan normal atmosfir adalah 14,7 psi maka mesin mendapatkan tambahan udara sekitar 50%. Ini berarti daya mesin dapat ditambah hingga mencapai 50%. Namun, dikarenakan in-efisiensi, tambahan daya yang didapat berkisar antara 30% sampai dengan 40%. Salah satu penyebab in-efisiensi adalah daya untuk memutar turbin tidaklah bebas. Letak turbin pada saluran pembuangan gas menambah hambatan pada saluran pembuangan. Hal ini berarti, pada langkah buang, mesin harus mendorong tekanan balik (back-pressure) yang sangat tinggi. Tentunya ini akan mengurangi daya dari silinder yang pada saat bersamaan melakukan pembakaran. Universitas Mercu Buana 16

Turbocharger diletakkan diexhaust manifold dari mesin. Gas buang sisa pembakaran dari silinder berfungsi untuk memutar turbin, yang bekerja seperti halnya turbin gas. Turbin tersebut dihubungkan dengan poros ke kompresor (pompa udara), yang terletak diantara saringan udara dan intake manifold. Kompresor berfungsi untuk menambah tekanan udara yang akan dimasukkan kedalam silinder. Gas buang dari silinder melewati sudu-sudu turbin, menyebabkan turbin berputar. Semakin banyak gas buang yang melewati sudu turbin, semakin cepat putaran turbin. Sedangkan pada ujung poros dimana turbin dipasang, kompresor memompa udara masuk kedalam silinder. Kompresor yang digunakan merupakan tipe sentrifugal tipe ini menghisap udara pada bagian tengah sudu dan mengalirkan udara keluar ketika berputar. Untuk mengatasi kecepatan putaran sampai dengan 150.000 putaran per menit, poros turbin harus diberi bantalan secara cermat. Kebanyakan bantalan akan rusak pada kecepatan tinggi tersebut, sehingga kebanyakan turbocharger menggunakan bantalan fluida. Jenis bantalan ini menopang poros pada sebuah lapisan tipis fluida yang secara konstan dialirkan ke poros. Bantalan ini mempunyai dua fungsi, mendinginkan poros dan beberapa komponen turbocharger lainnya serta yang terpenting adalah menyebabkan poros berputar tanpa banyak mengalami gesekan. Universitas Mercu Buana 17