BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA 17 /PER/M.

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 22/PER/M.KOMINFO/12/2010

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 860 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FORMAT RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA PASURUAN TAHUN 2016

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

kepada mahasiswa, pengembangan dibidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Visi, misi dan tujuan pengembangan dosen yunior bara sebatas

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BELITUNG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. pegawai merupakan hasil atau prestasi kerja pegawai yang dinilai dari segi

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dengan melihat hasil analisis dan pembahasan di bab sebelumnya mengenai

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

KODE ETIK DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING LIA

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

meningkatkan dan menindaklanjuti hasil penelitian ini. Oleh karena itu,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap karyawan bagian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia/ pegawai yang berdisiplin tinggi, berkemampuan, berdaya

BAB I PENDAHULUAN. disiplin kerja yang baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas kehidupan kerja termasuk dalam kategori sangat tinggi, komunikasi organisasi termasuk dalam kategori efektif, kepuasan kerja termasuk dalam kategori tinggi, disiplin kerja termasuk dalam kategori sangat tinggi, dan kinerja pegawai termasuk dalam kategori sangat tinggi. a. Dimensi supervisi (supervision) dalam kualitas kehidupan kerja termasuk dalam kategori sangat tinggi, sedangkan dimensi faktor sosial (social relevance) dalam kualitas kehidupan kerja termasuk dalam kategori sangat rendah. b. Dimensi aksesibilitas informasi dalam komunikasi organisasi termasuk dalam kategori sangat efektif, sedangkan dimensi kualitas media informasi dalam komunikasi organisasi termasuk dalam kategori sangat tidak efektif. c. Dimensi nilai-nilai pekerjaan dalam kepuasan kerja termasuk dalam kategori sangat tinggi, sedangkan dimensi pengaruh sosial dalam kepuasan kerja termasuk dalam kategori sangat rendah. d. Dimensi ketaatan pada peraturan dalam disiplin kerja termasuk dalam kategori sangat tinggi, sedangkan dimensi ketaatan pada standar kerja dalam disiplin kerja termasuk dalam kategori sangat rendah. e. Dimensi kualitas pekerjaan dalam kinerja pegawai termasuk dalam kategori sangat tinggi, sedangkan dimensi pemanfaatan waktu kerja dalam kinerja pegawai termasuk dalam kategori sangat rendah. 2. Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan Kota Bandung. Dengan demikian, jika kualitas kehidupan kerja semakin tinggi,

222 maka kepuasan kerja pegawai pada masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan semakin meningkat. 3. Komunikasi organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan Kota Bandung. Dengan demikian, jika komunikasi organisasi semakin efektif, maka kepuasan kerja pegawai pada masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan semakin meningkat. 4. Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin Kota Bandung. Dengan demikian, jika kualitas kehidupan kerja semakin tinggi, maka disiplin kerja pegawai pada masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan semakin baik. 5. Komunikasi organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin Kota Bandung. Dengan demikian, jika komunikasi organisasi semakin efektif, maka disiplin kerja pegawai pada masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan semakin baik. 6. Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Bandung. Kualitas kehidupan kerja juga berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja dan disiplin kerja. Dengan demikian, jika kualitas kehidupan kerja semakin tinggi, maka kinerja pegawai pada masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan semakin meningkat. Kualitas kehidupan kerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja pegawai apabila kepuasan kerja pegawai dapat terpenuhi dan disiplin kerja pegawai semakin ditingkatkan. 7. Komunikasi organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Bandung. Komunikasi organisasi juga berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja dan disiplin kerja. Dengan demikian, jika komunikasi organisasi semakin efektif, maka kinerja pegawai pada

223 masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan semakin meningkat. Komunikasi yang efektif dalam organisasi akan meningkatkan kinerja pegawai apabila kepuasan kerja pegawai dapat terpenuhi dan disiplin kerja pegawai semakin ditingkatkan. 8. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Dengan demikian, jika kepuasan kerja semakin tinggi, maka kinerja Bandung akan semakin meningkat. 9. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Dengan demikian, jika disiplin kerja semakin tinggi, maka kinerja Bandung akan semakin meningkat. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka beberapa saran terkait dengan penelitian ini, yaitu : 1. Pada dasarnya persepsi pegawai terhadap kualitas kehidupan kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sudah sangat tinggi, namun berdasarkan tujuh indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas kehidupan kerja, masih ada dimensi yang rendah yakni faktor sosial (social relevance), untuk itu maka Pemerintah Kota Bandung perlu : a. Memberikan kesempatan yang luas kepada para pegawai untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dengan mengikuti beberapa pelatihan misalnya melalui bimtek, pelatihan teknisi. Selama ini pegawai pada masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung hanya mengikuti pendidikan dan pelatihan prajabatan, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan tehnis dan fungsional.

224 b. Meningkatkan kemampuan penilaian diri dalam bekerja, menilai sejauhmana pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik. Misalnya melalui upaya pemberian saran dari atasan maupun rekan kerja terhadap kinerja selama ini, program peningkatan kompetensi pegawai, program peningkatan kecakapan/kemampuan pegawai, kegiatan penyegaran mindset pola kerja. c. Pimpinan yang dapat menciptakan hubungan baik dengan rekan kerja untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dan agar lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan kinerja yang mendukung pencapaian Visi dan Misi Kota Bandung. 2. Berdasarkan lima indikator yang digunakan untuk mengukur komunikasi organisasi, dimensi komunikasi organisasi di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang paling rendah ialah kualitas media informasi, untuk itu maka Pemerintah Kota Bandung perlu : a. Memilih media yang tepat untuk menyampaikan informasi. Agar pemilihan media penyampaian informasi tepat, masing-masing SKPD/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dapat melakukan upaya melalui penyampaian media massa sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali, updating website (media online) sekurang-kurangnya setiap hari, media luar ruang seperti buletin Bina Kota Bandung, leaflet, brosur, spanduk, dan baliho dilakukan didasarkan kepada kebutuhan setempat (sekurangkurangnya 1 (satu) bulan sekali), dialog TV sekurang-kurangnya 4 kali dalam 1 bulan, dialog radio sekurang-kurangnya 2 kali dalam 1 bulan. Serta informasi dibuat semenarik mungkin agar pegawai tertarik untuk membaca, penggunaan kata-kata dan bahasa yang mudah diterima, dimengerti, dipahami dan dilaksanakan, menghindari bahasa asing yang sulit dimengerti, menghindari penggunaan gambar yang tidak ada hubungannya dengan pesan yang akan disampaikan. b. Meningkatkan kecepatan, kemudahan akses informasi melalui media yang tersedia. Misalnya melalui perbaikan sistem tatakelola (manajemen) urusan pemerintahan dan pelayanan masyarakat dengan mengoptimalkan

225 penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Mengadakan pelatihan para operator dari masing-masing SKPD sampai ke tingkat kecamatan karena selama ini masih kurang cepat tanggapnya pelayanan Layanan Aspirasi Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) dari masing-masing SKPD sehingga pelayanan pengaduan masih kurang optimal. Meningkatkan jaringan titik hotspot untuk komunikasi internal pegawai pada SKPD/Unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung guna memperlancar pelaksanaan pekerjaan. 3. Berdasarkan empat indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, dimensi kepuasan kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang paling rendah ialah pengaruh sosial, untuk itu maka Pemerintah Kota Bandung perlu : a. Meningkatkan kepuasan pegawai terhadap kebijakan yang dibuat oleh pimpinan Pemkot Bandung. Misalnya melalui pemberian sanksi yang tegas bagi pegawai yang tidak menjalankan aturan sesuai kebijakan yang telah dibuat pimpinan Pemerintah Kota Bandung. Senantiasa melakukan sosialisasi mengenai perubahan peraturan perundangan serta memberikan pemahaman tentang implementasinya. b. Meningkatkan kepuasan pegawai terhadap rekan kerja yang ada di lingkungan Pemkot Bandung. Misalnya melalui diskusi, bertukar pikiran akan penyelesaian pekerjaan, bahkan memfasilitasi agar para pegawai yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Bandung mampu berinteraksi secara optimal dengan lingkungan sosial yang ada. Selain itu, perlu diciptakan iklim kantor yang kondusif yang mendukung para pegawai untuk berhubungan secara optimal dengan lingkungan sosial yang ada melalui penciptaan koordinasi yang memungkinkan setiap pegawai mampu saling berinteraksi dan berkomunikasi secara baik. c. Menciptakan kepuasan pegawai terhadap tim kerja. Misalnya melalui keterlibatan pegawai dalam pembuatan LAKIP, efektivitas kerjasama tim dengan individu merasa ikut memiliki pekerjaan, suasana saling percaya, komunikasi dilakukan dengan tulus, dan individu aktif berpartisipasi dalam

226 pengambilan keputusan. Selain itu melalui pembentukan tim kendali dalam upaya untuk meningkatkan kepatuhan aparat kewilayahan 4. Pada dasarnya persepsi pegawai terhadap disiplin kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sudah sangat tinggi, namun berdasarkan lima indikator yang digunakan untuk mengukur disiplin kerja, masih ada dimensi yang rendah yakni ketaatan pada standar kerja, untuk itu maka Pemerintah Kota Bandung perlu : a. Meningkatkan kemauan pegawai menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan. Misalnya melalui pemberian motivasi pimpinan kepada pegawai agar lebih bisa bersemangat dalam bekerja sehingga pekerjaan akan terselesaikan dengan cepat sesuai waktu yang ditentukan. Pimpinan harus terbuka dalam menerima pertanyaan-pertanyaan pegawai mengenai pekerjaan yang belum dimengerti, sehingga disiplin kerja pegawai akan besarnya tanggungjawab yang dibebankan padanya akan semakin meningkat. Selain itu, mengembangkan mekanisme peningkatan disiplin pegawai dan penerapan penghargaan dan sanksi bagi pegawai untuk memacu dan memotivasi prestasi serta etos kerjanya. b. Menciptakan kesesuaian hasil pekerjaan dengan standar hasil yang telah ditetapkan. Kenyataannya, masih ada pekerjaan yang belum sesuai dengan standar hasil yang telah ditetapkan, target tidak sesuai dengan realisasi. Upaya dapat dilakukan misalnya melalui pemberian pengawasan oleh pimpinan pada masing-masing SKPD/unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung untuk terus melakukan evaluasi, mengidentifikasi indikator apa saja yang belum bisa tercapai dan memberikan solusi penyelesaian masalahnya. Selain itu dapat dilakukan melalui peningkatan intensitas pembinaan dan pengarahan kepada para pegawai dalam upaya menyamakan persepsi dan pemahaman dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang telah direncanakan sesuai garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

227 5. Pada dasarnya persepsi terhadap kinerja pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sudah sangat tinggi, namun berdasarkan sepuluh indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pegawai, masih ada dimensi yang rendah yakni pemanfaatan waktu kerja, untuk itu maka Pemerintah Kota Bandung perlu : a. Meningkatkan kemampuan pegawai dalam mengoptimalkan waktu yang diberikan dalam mengemban pekerjaan melalui penggunaan waktu kerja yang efektif untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya dengan tidak menyia-nyiakan waktu yang ada, sehingga seluruh pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Misalnya melalui pengawasan secara langsung oleh pimpinan kepada pegawai saat jam kerja. Selain itu melalui perubahan pola pikir PNS dari ingin dilayani menjadi pelayan (pamong) yang menyenangkan masyarakat. Dari pola budaya santai, malasmalasan dan tidak berdisiplin, menjadi pola budaya kerja keras, bersemangat, inovatif, kreatif dan berdisiplin. Dari system tatakelola (manajemen) pemerintahan yang birokratik ke system pemerintahan bercorak bisnis/wirausaha. Jika pemanfaatan waktu kerja sudah digunakan secara optimal maka pekerjaan akan dapat terselesaikan.