Performa Produksi Telur Turunan Pertama (F1) Persilangan Ayam Arab dan Ayam Kampung yang Diberi Ransum dengan Level Protein Berbeda

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Ade Trisna*), Nuraini**)

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PENGARUH PEMBERIAN LEVEL PROTEIN-ENERGI RANSUM YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM BURAS

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C PADA PAKAN NON KOMERSIAL TERHADAP EFISIENSI PAKAN PUYUH PETELUR

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

PERFORMAN PERTUMBUHAN AWAL AYAM BURAS PADA FASE STARTER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL AYAM BROILER

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

T. Widjastuti dan R. Kartasudjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung ABSTRAK. ); 85% ad libitum (R 4

PEMANFAATAN CASSAPRO (SINGKONG FERMENTASI) DALAM RANSUM AYAM KAMPUNG PERIODE STARTER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PENAMBAHAN GRIT KERANG DAN PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KUALITAS KERABANG TELUR AYAM ARAB (Silver brakel Kriel)

(PRODUCTIVITY OF Two LOCAL DUCK BREEDS: ALABIO AND MOJOSARI RAISED ON CAGE AND LITTER HOUSING SYSTEM) ABSTRACT ABSTAAK PENDAHULUAN

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PERFORMA AYAM SKRIPSI

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

Kata kunci : Konsumsi, Konversi, Income Over Feed Cost (IOFC), Ayam Kampung, Enzim Papain

Sudjatinah, H.T. Astuti dan S. S. Maryuni Fakultas Peternakan Universitas Semarang, Semarang ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN RANSUM PADA FASE GROWER TERHADAP PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PERBEDAAN JUMLAH PEMBERIAN RANSUM HARIAN DAN LEVEL PROTEIN RANSUM TERHADAP PERFORMAN AYAM PETELUR UMUR MINGGU

Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan Layer Periode Starter

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PERBEDAAN JUMLAH PEMBERIAN RANSUM HARIAN DAN LEVEL PROTEIN RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS PETELUR UMUR MINGGU

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN TEPUNG IKAN RUCAH NILA (Oreochromis niloticus) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BURAS

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

BIJI SAGA POHON (Adenanthera pavonina, LINN) SEBAGAI SUMBER PROTEIN ALTERNATIF BAGI TERNAK AYAM

Substitusi Ransum Jadi dengan Roti Afkir Terhadap Performa Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Umur Starter Sampai Awal Bertelur

PEMANFAATAN MANURE HASIL DEGRADASI LARVA LALAT HITAM (Hermetia illucens L) SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG IKAN TERHADAP PENAMPILAN AYAM BURAS FASE GROWER

PERTUMBUHAN AYAM BURAS PERIODE GROWER MELALUI PEMBERIAN TEPUNG BIJI BUAH MERAH (Pandanus conoideus LAMK) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh terhadap Performa Produksi

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

MATERI DAN METODE. Materi

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH LABU KUNING/WALUH (Cucurbita moschata) DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP BERAT TELUR, TEBAL KERABANG, DAN EGG MASS

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

EFEKTIVITAS PENYERAPAN Ca DAN P, KADAR AIR DAN KANDUNGAN AMONIA MANUR AYAM PETELUR DENGAN RANSUM BERZEOLIT DAN RENDAH Ca SKRIPSI SUSILAWATI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E PADA RANSUM TERHADAP FERTILITAS PUYUH. Endah Subekti Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim

Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari X Alabio (MA): Masa Pertumbuhan sampai Bertelur Pertama

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Ibnu Katsir Ammllah, MS. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Surniati, MSc.

PENGARUH PEMBERIAN SPIRULINA DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM ARAB

Roesdiyanto, Rosidi dan Imam Suswoyo Fakultas Peternakan, Unsoed

PERFORMANS PRODUKSI TELUR AYAM ARAB AKIBAT PEMBERIAN RANSUM BERBEDA TARAF PROTEIN SAAT PERTUMBUHAN

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ENTOK (Muscovy duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

Transkripsi:

18 Performa Produksi Telur Turunan Pertama (F1) Persilangan Ayam Arab dan Ayam Kampung yang Diberi Ransum dengan Level Protein Berbeda Husmaini dan Sabrina Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang Abstract An experiment has been conducted to study the effect of diets with different level of protein on the production performance of offspring (F1) crossbred between arab and kampung chicken. Fifty four crossbreed hens of 20 weeks of age were used in the experiment. The hens were divided into 3 feeding groups, each 6 x 3 heads. Treatment diets were formulated in three different levels of protein: 15, 17 and 19 %. The diets which an average energy content of 2850 kcal/kg were offered for 8 weeks. Variable observed included: feed intake, hen day egg production, FCR, egg weight and color index of yellow egg. The data were statistically analyzed by variance analysis in completely block design with 3 treatments and 6 replicates. The results indicated the protein level had significant effect on all variables. Diet with 19 % crude protein gave the best performance. Key words: laying hen nutrition, protein level, Arab and kampung breed. Pendahuluan Ayam kampung yang lebih dikenal dengan ayam buras, merupakan ternak lokal yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan ayam ras, ayam kampung memiliki beberapa keunggulan. Harga telur dan dagingnya lebih mahal dibandingkan ayam ras. Disamping itu, ayam ini lebih tahan penyakit dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, sehingga pemeliharaannya lebih mudah. Populasi ayam kampung cukup banyak dan menyebar di seluruh daerah Indonesia. Penyebaran ayam kampung di Indonesia sebagian besar terkosentrasi di daerah pedesaan, dengan populasi 253.133.483 ekor pada tahun 1998. Kontribusi dari populasi tersebut terhadap daging mencapai 294.166 ton dan 126.254 ton untuk telur (Ditjen Peternakan, 1999) atau menyuplai 47,3 % produksi daging unggas dan 23,8 % produksi telur pada tahun tersebut. Salah satu kelemahan ayam kampung adalah produktivitasnya yang rendah. Dalam upaya meningkatkan potensi ayam kampung perlu adanya perbaikan manajemen pemeliharaan dan perbaikan mutu genetik melalui persilangan dengan ayam yang mempunyai produktivitas tinggi. Ayam arab merupakan ayam brakel krielsilver, dikenal sebagai ayam asli Belgia yang memiliki produktivitas telur tinggi. Telurnya menyerupai telur ayam kampung, baik dari warna, bentuk, ukuran maupun kandungan gizinya. Sedangkan dagingnya terlihat lebih padat

19 dibandingkan ayam broiler, juga menyerupai daging ayam kampung dengan perlemakan sedikit, tetapi dengan warna yang lebih gelap. Ayam arab mempunyai potensi sebagai petelur dengan produktivitas yang lebih tinggi yaitu mencapai 280 butir/tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan ayam kampung yang hanya memproduksi telur 150 butir per tahun setelah dipelihara secara intensif. (Sarwono, 2002). Menurut Kusnindaryanto (2000), ayam arab termasuk galur ayam bukan ras unggul di Belgia. Keunggulan ayam arab ini selain produktivitasnya yang tinggi, ayam arab tidak mempunyai sifat mengeram sehingga waktu bertelurnya lebih panjang. Upaya memperbaiki mutu genetik ayam kampung melalui persilangan dengan ayam arab diharapkan dapat dihasilkan keturunan dengan produktivitas yang tinggi, daya adaptasi dengan lingkungan yang baik serta tahan terhadap penyakit. Namun mutu genetik yang dihasilkan akan dapat tampil optimal bila diikuti dengan perbaikan lingkungan yang baik juga seperti memberikan kebutuhan pakan yang sesuai, karena penotip merupakan gabungan dari kemampuan faktor genetik dan faktor lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi, ayam membutuhkan ransum dan jumlah yang cukup. Ayam kampung membutuhkan protein 21 % untuk periode starter, 15-19 % untuk periode grower dan 18 % untuk periode layer (Dudung, 2000). Ayam arab membutuhkan protein 15 17 % untuk periode starter, 15 % untuk periode grower dan 14 15 % untuk periode layer (Darmana dan Sitanggang, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa level protein dalam ransum terhadap performa produksi telur ayam turunan pertama (FI) persilangan ayam arab dengan ayam kampung. Materi dan Metode Penelitian ini menggunakan 54 ekor ayam betina dengan umur 20 minggu. Ayam ini merupakan turunan pertama (F1) hasil persilangan antara ayam arab dengan ayam kampung. Ayam dipelihara secara individu di dalam 54 unit kandang baterai dengan rukuran 40 x 20 x 45 cm. Setiap unit kandang dilengkapi dengan tempat makan dan minum. Ransum pelakuan diaduk sendiri dan menggunakan bahan terdiri dari: jagung kuning, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung tulang dan minyak kelapa (Tabel 1). Ransum disusun iso energi yaitu 2850 Kkal/kg dengan kandungan protein berbeda sesuai dengan perlakuan, yaitu: 15, 17, dan 19 %. Komposisi bahan penyususn dan kandungan zat makanan dan energi ransum disajikan pada Tabel 1. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelomplok (RAK) berdasarkan bobot badan dengan 3 perlakuan level protein dan 6 kelompok bobot badan sebagai ulangan. Setiap unit perlakuan terdiri dari 3 ekor. Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi ransum, produksi telur, berat telur dan warna kuning. Pengukuran dilakukan selama 8 minggu produksi.

20 Hasil dan Pembahasan Rataan Konsumsi ransum, produksi telur dan konversi ransum selama 8 minggu pengamatan disajikan pada Tabel 1. sipnya ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Wahyu (1992) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum adalah energi ransum. Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Penyusun Ransum Perlakuan (%) Bahan Pakan Jagung Kuning Dedak Halus Bungkil Kedele Bungkil Kelapa Tepung Ikan Minyak Kelapa Tepung Tulang Ransum Perlakuan dengan Kandungan Protein (%): 15 17 19 62,00 15,00 3,00 2,50 12,00 0,50 5,00 59,10 11,00 9,40 2,50 12,50 0,50 5,00 53,00 6,75 15,50 5,75 12,50 1,50 5,00 Kandungan energi dan zat makanan: ME ( Kkal/Kg) Protein (%) Lemak (%) Serat Kasar (%) Ca (%) P (%) 2857,80 15,00 4,70 3,99 2,28 1,04 2850,26 17,02 3,81 3,65 2,34 1,05 2858,73 19,02 4,98 3,56 2,38 1,05 Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata (P>0,05) antara level protein ransum perlakuan terhadap jumlah konsumsi ransum. Hal ini disebabkan meskipun level protein ransum berbeda tetapi ransum disusun isoenergi, padahal tujuan utama ayam mengkonsumsi ransum adalah untuk memenuhi kebutuhan energinya, dan setelah energi terpenuhi maka ayam akan berhenti makan. Menurut Oluyemi and Roberts (1979) konsep ini didasari oleh kemampuan ayam untuk mengatur intake energinya melalui sitem syaraf di hypothalamus, dimana prin- Dari Tabel 1 diketahui bahwa rataan konsumsi ransum ayam turunan pertama persilangan ayam kampung dan ayam arab adalah 3 830,27 gram/ekor atau setara dengan 68,40 gram/ekor/hari. Rataan konsumsi ransum penelitian ini mendekati konsumsi ransum ayam arab yaitu 70 80 gram/ekor (Sarwono, 2001) tetapi jauh lebih rendah dibandingkan konsumsi ayam kampung yaitu 95 gram/ekor pada umur yang sama (Deptan, 1999). Hasil analisis ragam peubah produksi telur (hen day production) ayam turunan (F1) persilangan ayam arab dengan ayam kampung mem-

21 perlihatkan tidak terdapat pengaruh yang nyata (P>0,05) perlakuan level protein ransum dengan hen day production selama 8 minggu pengamatan. Hal ini disebabkan kemampuan genetis ayam hasil persilangan ini berada diantara kemampuan genetis tetuanya yaitu ayam arab dan ayam kampung. Menurut Rasyaf (1991) walaupun banyak yang mempengaruhi produksi telur, secara genetis setiap unggas mempunyai batas kemampuan maksimal dalam berproduksi. Dari Tabel 2 terlihat bahwa, pemberian ransum dengan level protein yang lebih tinggi dapat meningkatkan hen day production tetapi peningkatan produksi telur yang dihasilkan belum menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik. Pada penelitian ini pemberian level protein ransum 19 % dalam ransum pada penelitian ini diperoleh ransum yang dikonsumsinya. Pada penelitian ini, meskipun jumlah konsumsi ransum sama, tetapi akibat perbedaan level protein maka protein yang terkonsumsi juga akan berbeda yaitu perlakuan A = 10,25 gram/hari; B = 11,73 gram /hr dan C = 12,89 gram. Tingkat produksi telur (HD) ayam turunan pertama persilangan ayam arab dengan ayam kampung pada penelitian rata-rata adalah 47,22 %, dengan demikian persilangan ayam kampung dengan ayam arab yang mempunyai tingkat produksi mencapai 70 % perhari (Sarwono, 2001) telah dapat memperbaiki tingkat produksi ayam kampung. Dari penelitiaan Abbas (1988) diketahui bahwa rata-rata produksi ayam kampung petelur pada usaha peternakan rakyat di Sumatera Barat adalah 36,30 %. Tabel 2. Rataan Konsumsi Ransum, Produksi Telur (HD) dan Konversi Ransum Masing-masing Perlakuan Selama 8 Minggu Penelitian Perlakuan Konsumsi Ransum (gram/ekor) Produksi Telur (Hen day, %) Konversi Ransum A ( 15% ) B ( 17% ) C ( 19% ) 3826,95 3863,35 3800,52 43,65 45,44 52,58 4,47 4,39 3,49 Rataan 3830,27 47,22 4,12 SE 19,61 4,18 0,796 produksi telur paling tinggi yaitu 52,58 %. Menurut Sudaryani dan Santoso (1994) untuk mendapatkan produksi telur yang tinggi dibutuhkan tingkat konsumsi protein yang lebih tinggi pula, karena untuk membentuk sebutir telur juga diperlukan sejumlah protein yang diperoleh ayam melalui Hasil analisis ragam konversi ransum menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata (P>0,05) pemberian level protein ransum terhadap konversi ransum. Hal ini disebabkan konsumsi ransum dan produksi telur juga tidak berbeda nyata sedangkan konversi ransum merupakan perbandingan antara

22 konsumsi ransum dengan jumlah produksi telur dalam satuan berat yang sama. Meskipun demikian, dari Tabel 2 terlihat bahwa ada kecenderungan peningkatan level protein dalam ransum dapat menekan konversi ransum menjadi lebih baik. Pemberian level protein 19 % dapat menghasilkan konversi ransum paling rendah yaitu 3,49. Rataan konversi ransum ayam turunan pertama persilangan ayam arab dengan ayam kampung pada penelitian ini adalah 4,12. Menurut Abbas (1988), konversi ransum ayam kampung petelur di Sumatera Barat ini adalah 5,22, sedangkan konversi ransum ayam arab (hasil perhitungan) adalah 2,38 (Sarwono, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa persilangan ayam kampung dengan ayam arab dapat memperbaiki konversi ayam kampung dari 5,22 menjadi 4,12 karena kemampuan genetis hasil persilangan berada diantara tetuanya. Rataan berat telur dan warna kuning telur menurut masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil analisa keragaman ternyata perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P 0,05) terhadap berat, warna kuning dan indeks telur disebabkan jumlah protein perlakuan terhadap (A) yang diberikan talah mencukupi kebutuhan untuk produksi optimal, sesuai dengan pendapat Sugandhi (1973), bahwa peningkatan kandungan protein dengan kandungan energi yang sama dalam ransum dapat meningkatkan produksi telur, tetapi peningkatan protein ransum dalam batas tertentu tidak berpengaruh terhadap berat telur bila kebutuhannya sudah terpenuhi. Secara biologis dari perlakuan A ke B terjadi peningkatan berat telur, akan tetapi pada perlakuan C, berat telur menurun, hal ini disebabkan pada perlakuan C terjadi peningkatan jumlah produksi harian, sehingga akan menurunkan berat telur. Rataan berat telur pada penelitian ini adalah 37,92 gram/butir. Menurut Darmana dan Sitanggang (2002) berat telur ayam arab adalah 40 gram per burtir sedangkan berat telur ayam kampung adalah 34,89 45,49 gram per butir (Jasman, 1989). Dengan demikian terlihat bahwa berat telur ayam hasil persilangan ayam arab dengan ayam kampung berada diantara tetuanya. Tabel 3. Rataan Berat Telur dan Warna Kuning Telur Menurut Masing-masing Perlakuan Perlakuan A ( 15% ) B ( 17% ) C ( 19% ) Rataan Berat Telur ( gr butir ) 37,87 38,51 37,37 Rataan Warna Kuning Telur 9,80 9,75 9,33 Rataan 37,92 9,62 SE 1,09 0,24

23 Hasil analisis ragam warna kuning telur pada penelitian ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang nyata (P>0,05) pemberian level protein ransum yang berbeda terhadap warna kuning telur. Tidak nyata pengaruh perlakuan terhadap warna kuning telur disebabkan komposisi jagung kuning dalam ransum tidak jauh berbeda. Pada perlakuan A (15 %), B (17 %) dan C (19 %), masing-masing komposisi jagung yang dipakai adalah 62 %; 59,10 % dan 53 %. Jadi perbedaan komposisinya hanya sebesar 9 %. Menurut North dan Bell (1990) warna kuning telur dipengaruhi oleh pigmen karotenoid yang terkandung dalam jagung kuning bahan pakan. Sebelumnya Romanoff (1963) menjelaskan bahwa unggas yang mengkonsumsi ransum yang mengandung karatenoid tinggi akan menghasilkan telur dengan intensitas warna kuning telur yang lebih tinggi Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemberian level protein ransum belum mempengaruhi secara nyata performa produksi ayam hasil persilangan arab dengan kampung pada periode layer. Pemberian level protein ransum 15 % sudah dapat dihasilkan performa produksi yang baik, tetapi pemberian level protein 19 % dapat menghasilkan performa produksi yang lebih tinggi. Daftar Pustaka Abbas, M.H.,1988. Ketahanan Usaha Ternak Ayam Ras dan Ayam Buras dibawah Tekanan Fluktuasi Harga Makanan dan Telur di Sumatera Barat. Proc. Seminar Nas. Pengembangan Peternakan di Sumatera Barat. Darmana, W. dan M. Sitanggang., 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Arab Petelur. Agromedia Pustaka, Semarang. Deptan, 1999. Pedoman Beternak Ayam Buras di Pedesaan. Tim Konsultan RRMC Proyek Produksi dan Pengembangan Ayam Buras, Jakarta Dudung, 1990. Memelihara Ayam Kampung Sistim Batery. Penerbit Kanisius, Jogyakarta. Jasman, 1989. Pengaruh Tingkat Protein terhadap Hen Day Ayam Buras Petelur. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang, Padang North, M.O. and Bell, 1990. Commercial Chicken Production Manual. The 4 th Ed. Chapman and Hall, New York. Oleyemi, J.A. and F.A. Roberts,. 1979. Poultry Production in Warm Wet Climate. The Macmillan Press Ltd, London. Romanoff, A.L. and A.J. Romanoff., 1963. The Avian Egg. Jhon Willey and Sons. Inc New York. Sarwono, 2001. Ayam Arab Petelur Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. Sudaryani, T dan Santoso. 1994. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya, Jakarta. Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika

24 Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia, Jakarta. Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi Revisi. UGM Press, Jogyakarta. Alamat korespondensi: Husmaini Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang Telp. 0751-74208 Fax: 0751-71464, HP: 0812 67 36590 Artikel diterima: 28 Januari 2006, disetujui: 1 Februari 2006