BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Sampai saat ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti. kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkohol adalah zat adiktif yang sering. disalahgunakan di masyarakat. Alkohol banyak terkandung

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem

BAB I PENDAHULUAN. saraf pusat tanpa menghilangkan kesadaran. 2,3 Parasetamol umumnya digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Racun merupakan substansi ( kimia maupun fisik) yang dapat menimbulkan cidera atau kerusakan pada

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I. Pendahuluan. Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal. dari sel-sel ganglion retina menuju khiasma nervus

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan

BAB I. Pendahuluan. Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal. dari sel-sel ganglion retina menuju chiasma nervus

BAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pewarna sintesis yang digunakan dalam makanan adalah aman. bahan yang diwarnai berwarna merah. Penyalahgunaan Rhodamine B pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih,

GAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG DAN OTAK PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia. Menurut WHO, lebih dari 4,2 juta orang di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN IODIN 10%, IODIN 70 %, IODIN 80%, DAN NaCl DALAM PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PUNGGUNG TIKUS JANTAN Sprague Dawley

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Pencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan. Toksikologi (Teori)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lalat adalah salah satu jenis serangga, yang mendekomposisi komponen

PERMENDAG no.20 tahun 2014 Pakta integritas

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

2007, prevalensi minum alkohol di Indonesia pada laki-laki dan perempuan

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida adalah bahan racun yang disamping memberikan manfaat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena dengan seseorang merasa sehat maka

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Teh merupakan minuman yang dibuat dari infusa daun kering Camelia

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia bahkan diseluruh dunia adalah gagal ginjal. Gagal ginjal terjadi

PENGARUH PEMBERIAN KOMBUCHA TEA PER-ORAL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) TUA SKRIPSI

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Senyawa kimia sangat banyak digunakan untuk mengendalikan hama. Di

pudica L.) pada bagian herba yaitu insomnia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. memabukan, seperti minuman keras. Minuman keras ini mengandung alkohol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus bangsapun dibutuhkan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Peran

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

BAB II TINJAUAN TEORI

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seluruh makhluk biologis akan mengalami kematian. dengan cara yang bermacam macam yang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN A: Kartu Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Alkohol telah lama dikenal, menurut catatan arkeologik minuman beralkohol sudah dikenal sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Sampai saat ini sudah beragam macam minuman alkohol yang dikonsumsi manusia.masing-masing Negara memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi minuman beralkohol, baik itu jumlah keseluruhan alkohol yang dikonsumsi, jenis-jenis minuman keras maupun situasi dimana minuman beralkohol dikonsumsi (Joewana, 1989). Alkohol merupakan penekan susunan saraf pusat tertua. Nama kimia alkohol yang terdapat dalam minuman berakohol ialah etil alkohol, yang sering juga disebut sebagai grain alkohol sebagai lawan dari wood alkohol yang sangat tosik dan nama kimianya adalah metil alkohol atau methanol. Alkohol adalah salah satu jenis alkohol alifatik yang larut air. 1

2 Alkohol dibuat dari hasil fermentasi, berupa cairan jernih tak berwarna dan rasanya pahit. Molekul alkohol sangat kecil dan dapat dengan mudah larut dalam lipid dan air. Oleh karena sifat ini, alkohol memasuki aliran darah dengan mudah dan juga dapat melewati sawar darah otak (blood brain barrier) dengan bebas. Ada beberapa jenis alkohol yang menyebabkan intoksikasi, yaitu etanol yang sering menyebabkan asidosis alkoholik, intoksikasi methanol, etilen glikol, propilen glikol dan isopropanol (Satya, 1989). Kandungan alkohol pada berbagai minuman keras berbeda-beda, menurut Joewana (1989) kebanyakan bir mengandung 3-5% alkohol, anggur 10-14%, sherry, port, muscatel berkadar alkohol 20%, sedangkan wisky, rum, gin, vodka dan brendi berkadar alkohol 40%. The American Association of Poison Central Centers mengumpulkan data dari Toxic Exposure Surveillance System. 63 pusat keracunan melaporkan, 2.168.248 kasus keracunan pada manusia yang disebabkan pemaparan toksik. 5% kurang dari kasus

3 tersebut merupakan efek samping makanan dan obatobatan atau alkohol (Moklhlest, 2003). Alkohol merupakan obat yang paling sering digunakan diseluruh dunia, dan apabila digunakan secara berlebihan dapat memberikan efek merusak hampir pada semua sistem organ. Riwayat penyalahgunaan alkohol sering terjadi, 10% diantaranya memerlukan perawatan di intensive care unit (ICU) (Moss & Burham, 2006). Penyalahgunaan alkohol dibeberapa rumah sakit diamerika serikat hampir 40% penyalahgunaan alkohol dirawat di ICU. Sering terjadi dan berhubungan dengan meningkatnya mortalitas dua kali lipat (Clark & Moss, 2011). Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), dewasa ini kasus perilaku berisiko menunjukkan presentase yang semakin tinggi yaitu diperkirakan terdapat 1.800.000 pertahun kematian akibat alkohol diseluruh dunia. Pada tanggal 30 Juni 2006, Jawatan Kesehatan Nasional Inggris mengeluarkan laporan yang mengungkapkan bahwa kematian akibat alkohol telah melonjak 37% dalam 5

4 tahun terakhir. Alkohol sekarang merupakan pembunuh nomor 1 bagi pria dan wanita muda di Inggris dan di sejumlah Negara lain (Grup Berita Florida, 2006). Pada bulan Mei 2009 di Denpasar, terjadi kasus keracunan methanol karena disalahgunakan sebagai minuman keras oplosan sehingga mengakibatkan kematian masal. Minuman keras oplosan dapat dibuat dengan mencampurkan berbagai zat seperti spritus atau methanol, etanol, nanas, pepsi blue, obat nyamuk, bahkan deterjen (Adi, 2009). Yogyakarta, sembilan orang tewas karena minuman lapen. Berdasarkan penelitian Persatuan Dokter Mata Seluruh Indonesia (Perdamai) DIY, setiap 3 bulan selalu ada pasien yang mengalami kebutaan akibat lapen. Menurut Ketua Perdamai DIY Prof dr. Suhardjo, lapen diindikasi menyebabkan kebutaan, mulai dari buta ringan hingga buta total (Rochmatin, 2013). Salah satu penyebab utama kematian terkait alkohol adalah toksisitas alkohol akut. Alkohol dengan konsentrasi alkohol darah yang tinggi menginduksi depresi pernapasan dan kematian akibat

5 keracunan alkohol akut adalah bentuk dominan dari mono toksisitas zat kematian. Blood Alcohol Concentration (BAC) merupakan panduan untuk mengetahui kadar dari intoksikasi alkohol. Blood Alcohol Concentration menunjukkan jumlah alkohol diperedaran darah dalam gram alkohol per 100 ml darah. BAC 0,05 mengandung arti seseorang memiliki kadar 0,05gram alkohol per 100 ml darah (atau BAC 0,05%= 11 mmol/l) ( Kraut & Kurtz, 2008). Berdasarkan penelitian Zumwal et al. (1982), bahwa pada jenasah yang membusuk akan ditemukan alkohol, semakin lama proses pembusukan semakin besar kadar alkohol darahnya. Pada tahun 2010, Kedokteran Forensik FK UGM pernah menangani kasus keracunan minuman keras oplosan jenis lapen, kemudian dilakukan ekshumasi jenazah yang sudah dikubur 3 minggu, pada saat itu ditemukan kadar alkohol organ hati dengan metode mikrodifusi Conway dengan kadar 400 mg%. Namun apakah kadar tersebut memang karena alkohol yang diminumnya atau dari proses pembusukan dalam tanah. Hal ini belum diketahui secara pasti, oleh karena

6 itu akan dilakukan penelitian apakah memang alkohol ditemukan pada kondisi jenazah yang sudah membusuk dan sudah dikubur dalam tanah yang tercemar insektisida selama 72 jam. Karena pada jenasah sulit dilakukan, maka disini penelitiannya dilakukan pada tikus putih dewasa jenis wistar. I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan adanya perumusan masalah yaitu : 1. Berapa kadar alkohol darah organ hati pada tikus putih dewasa jenis wistar yang mati karena fisiologis dank arena keracunan alkohol setelah dikubur dalam tanah yang terkontaminasi insektisida setelah 72 jam? 2. Berapakah kadar alkohol darah organ hati pada tikus putih dewasa jenis wistar yang mati karena keracunan alkohol setelah dikubur dalam tanah yang terkontaminasi insektisida setelah 72 jam? 3. Apakah terdapat perbedaan kadar alkohol organ hati pada tikus putih dewasa jenis wistar yang mati karena mati fisiologis dengan keracunan alkohol

7 setelah dikubur dalam tanah yang terkontaminasi insektisida setelah 72 jam? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiperbedaan kadar alkohol pada organ hati tikus putih karena mati fisiologis dan keracunan alkohol dengan metode mikrodifusi conway yang dikubur dalam tanah yang terkontaminasi insektisida selama 72jam. I.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari peneltian ini diharapkan: a. Bagi peneliti : untuk mendapatkan pengetahuanmengenai perbedaan kadar alkohol darah yang mati fisiologis dan keracunan alkoholsetelah dikubur dalam tanah yang terkontaminasi insektisida setelah 72 jam. b. Bagi Dokter Forensik : mempunyai landasan atau pedoman untuk menerapkan kondisi jenazah membusuk tentang ada atau tidaknya alkohol.

8 c. Bagi aparat penegak hukum atau penyidik: untuk membantu membuat keputusan menangani kasus pidana terkait dengan keracunan alkohol. I.5. Keaslian Penelitian Penelitian tentang pengaruh alkohol darah pada tikus wistar dewasa telah banyak. Penelitian khusus tentang perbedaan kadar alkohol pada organ hati tikus putih karena mati fisiologis dan keracunan alkohol dengan metode mikrodifusi conway yang dikubur dalam tanah yang terkontaminasi insektisida selama 72jam belum ada. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan berkaitan dengan alkohol antara lain : a) Penelitian oleh Nugroho (2008) mengenai PengaruhMinuman Alkohol Terhadap Jumlah Lapisan sel spermatogenik dan Berat Vesikula Seminalis Mencit di Madiun. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel dan lokasi penelitian.

9 b) Penelitian oleh Hendy Halim, Fakhrurrazy, Yuliastuti, Dwi Cahyani Ratna Sari, Rina Susilowati (2006) mengenai Pemberian alkohol peroral secara kronis menurunkan kepadatan sel granula cerebellum pada tikus putih jantan dewasa. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel dan lokasi penelitian