BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha menghindari diri dengan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan dengan cara cara yang tradisional. Masyarakat. lingkungan dimana mereka bertempat tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. antropologi kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji manusia dan prilaku seputar

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dan berfikir. Perilaku konsumen memiliki berbagai macam pengertian. Salah

yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

BAB I PENDAHULUAN. beragam pula yang dilakukan oleh masing masing etnis itu sendiri. Tumbuhantumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

BAB I PENDAHULUAN. Karo, Sumatera Utara, Indonesia.Etnis Karo memiliki bahasa sendiri yaitu cakap

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Antropologi kesehatan dipandang oleh para dokter sebagai disiplin biobudaya

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

I. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB I PENDAHULUAN. makan dengan teratur, istirahat yang cukup, dan rajin berolahraga. Namun, pola

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas masing-masing yang menjadi pembeda dari setiap suku.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki etnis sangat beragam, yaitu terdiri atas 300 kelompok etnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat melimpah, meliputi flora dan fauna beserta sumber daya

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN TANAMAN TOGA DENGAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam hayati Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi.

julukan live laboratory. Sekitar jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

BAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatan tumbuhan baik dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini adalah permasalahan kesehatan (Human Healt). Nampaknya

Kontroversi Pemakaian Obat Alami Untuk Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati telah disebutkan dalam kitab suci AlQur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OUKUP DALAM PERAWATAN KESEHATAN IBU NIFAS PADA SUKU KARO DI BERASTAGI KABUPATEN KARO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar belakang. Manusia sebagai mahluk berbudaya memiliki kemampuan untuk merubah keadaan dirinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Pramesti Indriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi. Masyarakat berperan serta, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS JAMU

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

1. Pengantar A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kajian etnobotani di Indonesia sangat penting karena di satu pihak masih

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kelompok besar, yaitu masyarakat pedesaan (rural) dan perkotaan (urban). Dua

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan saat ini banyak industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia salah satunya berfungsi dalam menyembuhkan. berbagai penyakit yang dikenal sebagai tumbuhan obat.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. kaum tua, dan lambat laun mulai ditinggalkan karena berbagai faktor penyebab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal dan pikiran menjadikan

INVENTARISASI PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA TRADISIONAL OLEH SUKU OSING BANYUWANGI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping pangan, pemukiman dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh dan berkarya lebih baik (Agoes & Jacob, 1996). Manusia berperan penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan diri dan lingkungan. Oleh karena itu, manusia memiliki pengetahuan yang menyangkut dengan usaha menghindari diri dengan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit. Pemahaman masyarakat tentang kesehatan berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukannya (Foster & Anderson, 1986). Pilihan modern merupakan konsekuensi pemahaman yang rasional. Pengetahuan yang maju dan rasional akan bermuara kepada pilihan pengobatanp Barat yang modern. Selain usaha menghindari penyakit, usaha untuk mengetahui cara penyembuhan penyakit juga merupakan salah satu pedoman tingkah laku manusia demi mencapai kesejahteraan hidupnya. Bila dilihat kondisi di negara kita, pengetahuan tentang obat-obatan tradisional yang berasal dari tumbuhan sudah sejak lama diperkenalkan oleh nenek moyang kita. Secara turun-temurun pengetahuan ini diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dan untuk setiap daerah atau suku mempunyai kekhasan tradisi sendiri-sendiri. Kekhasan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan falsafah budaya yang melatarbelakangi serta perbedaan kondisi alam terutama vegetasi di masing-masing wilayahmya (Ajijah & Iskandar, 1995). 1

2 Perhatian dunia terhadap obat-obatan bahan alam menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari penggunaan obat bahan alam di negara maju mencapai 65% dan pembelanjaan obat bahan alam di pasar global pada tahun 2000 mencapai 43 milyar dolar Amerika. Suatu cara pengobatan yang memadukan antara pengetahuan manfaat jenis-jenis tumbuhan dengan keterampilan meracik obat sesuai sistem budaya dari suatu suku, dalam bahasa Antropologi Medis dikenal dengan sebutan ethnomedicine (Etnomedisin) atau Herbal medicine dalam istilah internasional setelah melewati proses teknologi modern (Ramawati, 2014) Komponen ethnomedicine (Etnomedisin) telah lama diabaikan oleh praktisi biomedis karena berbagai alasan misalnya, karena komposisi kimia, dosis dan toksisitas tanaman yang digunakan dalam ethnomedicine tidak jelas. Namun, menarik untuk dicatat bahwa ethnomedical menggunakan tanaman yang merupakan salah satu kriteria yang paling sukses digunakan oleh industri farmasi dalam menemukan agen terapi baru untuk berbagai bidang biomedis yaitu sistem pengobatan tradisional yang bertumpu pada pemanfaatan tumbuh-tumbuhan alam berkhasiat (Stevan Jr, 2000) Di Indonesia (60%) mengandalkan pelayanan kesehatan pada tumbuhan obat tradisional (Mukherjee 2009). Tumbuhan obat merupakan spesies tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat baik dalam membantu memelihara kesehatan maupun pengobatan suatu penyakit (Harmida dkk., 2011) Tumbuhan obat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : tumbuhan obat tradisional, tumbuhan obat modern, dan tumbuhan obat potensial ( Zahud dan Haryanto, 1994).

3 Pengobat tradisional di Indonesia tumbuh dan berkembang di kehidupan sosial suku bangsa di Indonesia. Pengobat tradisional tersebut terbagi di antara anggota masyarakat dalam kehidupan masyrakat. Pengobat tradisional disebut juga sebagai pengobatan alternative. Pada umumnya masyarakat menggunakan pola-pola kebudayaan merupakan bentuk pengetahuan mengenai pengobatan secara tradisional sebagai kearifan lokal yang ada. Di Indonesia menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tren penggunaan pengobatan tradisional dan obatobatan tradisional 2002-2014 yaitu pada tahun 2002 sebanyak 32,24%, tahun 2003 29,82%, 2004 36,34%, 2005 38,82%, 2006 42,11%, 2007 27,09%, 2008 20.56%, 2009 24,66%, 2010 26,48%, 2011 24,44% 2012 25,82% 2013 22,37% dan tahun 2014 23,04% (sumber www.bps.go.id) Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional berhubungan dengan keanekaragaman budaya, etnis dan keanekaragaman hayati. Indonesia memiliki lebih dari 300 etnis, salah satu diantaranya adalah etnis Batak. Etnis batak terdiri dari lima sub etnis yaitu Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, dan Mandailing- Angkola (Aritonang, 2000, Kushnick, 2006; Bangun, 2010). Subetnis Batak Karo merupakan subetnis yang masih melekat dengan pengobatan tradisional (Nasution, 2009, Bangun 2010). Pengembangan manfaat tumbuhan sebagai obat diawali dengan mengumpulkan informasi pengetahuan masyarakat lokal (Sukara, 2007). Penggunaan data tumbuhan obat dari penelitian etnomedisin merupakan cara yang efektif baik dari segi waktu dan biaya untuk menemukan senyawa kimia baru yang berguna sebagai obat (Purwanto, 2002; Sukara, 2007).

4 Usaha untuk mengetahui cara penyembuhan penyakit juga merupakan salah satu pedoman tingkah laku manusia dalam mencapai kesejahteraan hidupnya. Cara penyembuhan penyakit dapat dibagi menjadi dua pengobatan yakni pengobatan medis atau yang dikenal dengan pengobatan modern dan pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Pilihan akan pengobatan modern merupakan konsekuensi pemahaman yang rasional bagi masyarakat sekarang. Pengetahuan yang sudah maju dan rasional akan bermula kepada pilihan pengobatan modern. Begitu juga sebaiknya, apabila pengetahuan belum begitu maju dalam bidang medis maka penderita penyakit akan bermuara kepada pilihan pengobatan tradisional (Sembiring, F.A. 2015). Pengobatan tradisional merupakan suatu upaya kesehatan yang berakar pada tradisi yang berasal dari dalam Indonesia. Pengobatan alternatif adalah pengobatan non Barat, yang terdiri atas pengobatan tradisional ditambah pengobatan lain yang bukan pengobatan Barat modern. Di kalangan ilmuan sendiri, konsep pengobatan alternatif disamakan penggunaannnya dengan pengobatan tradisional maupun pengobatan rakyat. Sistem pengobatan tradisional juga merupakan pengobatan yang digunakan untuk memperoleh kesembuhan. Pengobatan ini menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang masih ada di sekitar lingkungan masyarakat. Ada yang menggunakan daun, batang, akar dan sebagainya (Sembiring, F.A, 2015). Pengobatan dan penyembuhan ilmu kedokteran dari Barat. Salah satu dari pengobatan alternatif yang berkembang dari tradisi masyarakat adalah terapi air (hydrotheraphy). Terapi air telah dikenal sejak Tahun 2400 SM. Pengobatan

5 terapi air merupakan bagian dari lingkungan sosial budaya yang memiliki nilainilai yang patut dipertahankan dan ditingkatkan serta memberikan sumbangan positif bagi upaya kesehatan Salah satu jenis terapi air yang masih digunakan di Indonesia adalah Mandi Uap. Masyarakat Indonesia secara tradisional menggunakan terapi mandi uap untuk pencegahan maupun dalam pengobatan untuk beberapa jenis penyakit. Khususnya pada ibu pasca melahirkan pengobatan tersebut sering digunakan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Sutawijaya, 2010). Meskipun dunia pengobatan dan kosmetik semakin berkembang dengan pesat bukan berarti pengobatan dan penggunaan kosmetik tradisional di Tanah Karo tidak digunakan. Secara turun-temurun dapat dipastikan mereka telah mampu mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang dikenal dan dimanfaatkan untuk bahan obat dan kosmetik (Nasution. J, 2009) Suku Karo sebagaimana suku-suku lainnya juga memiliki pengetahuan tersendiri. Masyarakat Karo merupakan salah satu komunitas masyarakat yang berdiam di daerah Kabupaten Karo. Masyarakat Karo sebagaimana komunitas masyarakat lain juga memiliki pengetahuan yang menjadi ciri khas tersendiri, sehingga membedakannya dengan suku-suku lainnya. Adapun kebudayaan Karo setelah masuknya pengaruh Islam dan Kristen kepada masyarakat Karo yang berdiam di Tanah Karo hanya sedikit memberikan pengaruh bagi masyarakat Karo. Setelah masuknya agama Islam, Protestan dan Khatolik yang merupakan suatu kebudayaan baru bagi masyarakat Karo ternyata masih banyak masyarakat Karo yang sekalipun telah memeluk agama masih tetap percaya dan terikat

6 terhadap kepercayaan tradisionalnya. Dahulu ketika ada anggota keluarga yang jatuh sakit, maka akan dipanggil Guru Sibaso (dukun) untuk mengobatinya. Proses penyembuhan akan dilakukan melalui ritual erpangir ku lau ( berlangir ke sungai) untuk menghilangkan segala penyakit yang ada dalam tubuh orang yang sakit. Sekarang ritual erpangir ku lau sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Karo masih tetap saja melakukan pengobatan kepada dukun. Walaupun sudah terdapat beberapa pelayanan medis namun masyarakat Karo lebih memilih pengobatan Tradisional (Berger, 1991). Desa Sukanalu Simbelang merupakan salah satu desa yang masyarakatnya sebagian besar terdiri dari masyarakat Karo. Hampir seluruh masyarakat Karo yang bertempat tinggal di desa ini telah menganut agama berdasarkan kepercayaan masing- masing. Terdapat puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) dan poliklinik sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat. Menurut survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis bahwa desa Sukanalu Simbelang merupakan salah satu desa dengan jumlah masyarakat khususnya pada ibu pasca melahirkan dalam penggunaan oukup terbanyak. Bagi masyarakat Karo penyakit merupakan salah satu bentuk persepsi budaya yang dianut oleh masyarakatnya, sehingga ketika penyakit datang dimaknai dengan sebagai gangguan hidup. Penyakit timbul dikarenakan adanya ketidaksinambungan unsur-unsur kesatuan bersama yang terdiri dari kula (tubuh), tendi (jiwa), pusuh peraten (perasaan), kesah (nafas), dan ukur (pikiran). Selain itu penyakit juga bisa disebabkan karena adanya ketidaksinambungan antara unsur-unsur kesatuan bersama dengan lingkungan alam, kesatuan sosial dan dunia gaib (Tridah dan Bangun, 1986).

7 Mandi uap atau secara tradisional disebut oukup adalah salah satu jenis terapi air dimana seseorang mandi di ruang uap hangat yang dirancang khas. Uap itu dari air yang dipanaskan sehingga menguap dan dipompakan ke ruangan tertutup sehingga menciptakan panas basah. Tujuannya adalah membantu pengeluaran racun melalui keringat sekaligus pembersihan kulit (Stevan, 2000) Dalam beroukup ada tiga hal yang dilakukan yakni sebelum oukup, saat oukup, dan sesudah oukup. Oukup adalah salah satu pengobatan tradisional masyarakat etnis Karo yang saat ini masih digunakan oleh masyarakat untuk menyembuhkan penyakit. Ada 21 jenis rempah-rempah yang digunakan dan ditambah dengan rempah ratusan yang telah dibungkus untuk oukup yang dipercaya sangat baik untuk kesehatan. Ada berbagai macam-macam penyakit yang bisa disembuhkan dengan oukup, yang dahulunya oukup ini hanya diperuntukkan untuk ibu-ibu yang baru melahirkan untuk menambah kesegaran dan stamina untuk ibu-ibu yang baru melahirkan tersebut. Namun sayangnya masyarakat etnis Karo tidak secara keseluruhan mengetahui sejarah munculnya oukup ditengah-tengah mereka dan juga tidak mengetahui segala jenis-jenis ramuan yang digunakan dalam oukup. Dengan demikian oukup sebagai pengobatan tradisional semakin digemari masyarakat untuk menyembuhkan penyakit atau sekedar untuk mengembalikan stamina (Sembiring, F.A, 2015). Oukup adalah sauna tradisional suku Karo yang memanfaatkan keanekaragaman jenis tumbuhan sebagai ramuan yang berasal dari alam untuk menjaga kesehatan pasca melahirkan dan pengobatan berbagai jenis penyakit Dahulu oukup dilakukan dengan memasak air yang telah dicampur dengan

8 beragam rempah hingga mendidih dalam sebuah kuali besar. Uap yang muncul dari proses itu akan diserap oleh tubuh. Biasanya hal ini dilakukan wanita Karo yang baru melahirkan agar sehat dan segar kembali. Saat ini, oukup tidak hanya dilakukan oleh pria dan wanita, remaja sampai usia lanjut dan dari berbagai suku. Mandi uap ini dapat mengeluarkan racun melalui keringat, membersihkan kulit, dan merangsang sirkulasi (Nasution J, 2009). Fenomena tersebut menarik untuk dipahami dan dicermati lebih lanjut. Hal ini dapat memperlihatkan berbagai model pengobatan diluar pengobatan medis yang sudah lazim yang menjadi pilihan-pilihan tertentu masyarakat dalam menjaga kesehatannya. Kenyataan tersebut juga memperlihatkan status pengobatan tradisional yang masih diakui keberadaannya dan dapat menjawab berbagai masalah kesehatan. Akhirnya dapat dipahami bahwa pengobatan tradisional juga merupakan sistem pengobatan yang masih sangat dikenal bagi peminatnya (Daeli,W.G, 2010) Pada Ibu Pasca Melahirkan biasanya menggunakan oukup karena sudah menjadi tradisi dan budaya pada suku karo dan masih mempercayai pengobatan tradisional dan juga karena ingin perawatan tubuh, seperti mengeringkan luka, mengencangkan kulit, mengeluarkan keringat, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bau badan serta lemak di dalam tubuh (Walujo, 2002) Secara tradisi, seorang atau ibu-ibu yang melakukan Oukup dibungkus dengan kain selimut dan kemudian diuap melaului sebuah wadah yang dipanasi dan diberi ramuan tumbuh-tumbuhan. Oukup itu dipercayai oleh masyarakat Karo sangat baik untuk membersihkan darah kotor setelah proses melahirkan serta

9 memudahkan kembali kulit dari kerut-kerut setelah proses kehamilan. Menurut penuturan orang Karo, Oukup ini baru bisa dilakukan dua minggu setelah persalinan, karena selama kurun waktu tersebut kemungkinan pendarahan tidak akan terjadi. Cara perawatan ini kemudian secara turun-temurun dan menjadi tradisi yang khas bagi orang Karo. Sesuai dngan perkembangan jaman, tradisi ini terus-menerus mengalami prubahan dan perkembangan. Bentuk-bentuk perubahan ini dapat ditemui disekitar kota Medan. Perubahan yang ditemui dalam pelaksanaan Oukup adalah teknik penguapannya, sedangakan Oukup ramuan utama tidak banyak mengalami perubahan yang mendasar karena terdapat perkembangan jumlah jenis ramuan hanya sebatas pada ramuan alternatif dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan, terutama struktur dan komposisi vegetasi di masing-msing wilayah, serta falsafah budaya yang melatarbelakanginya (Walujo, 2002). Berdasarkan surve awal yang peneliti lakukan di Desa Sukanalu Simbelang bahwa masih banyak masyarakat yang menggunakan oukup khususnya pada ibu pasca melahirkan. Menurut data di wilayah kerja Puskesmas Desa Sukanalu Simbelang terdapat 90 % ibu pasca melahirkan yang menggunakan oukup. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pandangan masyarakat Karo terhadap oukup sebagai penelitian ini dan menjadikannya judul Oukup Dalam Pemeliharaan Kesehatan Ibu Pasca Melahirkan Di Desa Sukanalu Simbelang.

10 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Oukup Dalam Pemeliharaan Kesehatan Ibu Pasca Melahirkan Di Desa Sukanalu Simbelang Tahun 2016. 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui oukup dalam pemeliharaan kesehatan ibu pasca melahirkan di Desa Sukanalu Simbelang 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui proses Oukup yang dilakukan oleh ibu pasca melahirkan. 2. Untuk mengetahui manfaat Oukup untuk kesehatan Ibu Pasca Melahirkan 3. Untuk menggali lebih dalam pengalaman ibu dalam menggunakan terapi tradisional Oukup untuk meningkatkan kesehatan. 4. Untuk mengetahui pandangan ibu terhadap ramuan tradisional (oukup) untuk kesehatan pasca melahirkan di desa Sukanalu Simbelang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi karya pada kepustakaan, khususnya mengenai Oukup Dalam Pemeliharaan Kesehatan Ibu Pasca Melahirkan. 2. Serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang menindaklanjuti penelitian ini dengan mengambil penelitian yang sama dengan informan penelitian yang lebih baik.

11 3. Secara praktisi, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat berbagai kebijakan yang terkait dengan pengobatan tradisional ataupun yang terkait dengan perkembangan pengobatan tradisional.