BAB III BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BAB III BAHAN DAN METODE

UJI F Tabel transformasi arcsin data kelangsungan hidup larva ikan nilem. Perlakuan Ulangan Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

II. BAHAN DAN METODE

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

METODE PENELITIAN. Materi Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

II. BAHAN DAN METODE

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

Jurnal Mina Sains ISSN: Volume 2 Nomor 1, April

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

PENETASAN ARTEMIA Laporan Praktikum Pakan Alami Program Studi Budidaya Perairan, Program Sarjana, Universitas Haluoleo ARDANA KURNIAJI (I1A )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada 15 Juni 15 Juli 2013 di Laboratorium

Transkripsi:

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Mei 2013 dilaksanakan di Hatchery Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan pada ini adalah : 1. Beaker glass Volume 1 L sebagai wadah penetasan dan dekapsulai Artemia 2. Toples plastik volume 5 liter sebagai wadah penetasan kista Artemia dan pengkayaan nutrisi nauplii Artemia 3. Akuarium 20cm x 30cm x 40cm wadah pemeliharaan larva Nilem sebanyak 15 buah 4. Aerator untuk mensuplai oksigen 5. ph meter dengan ketelitian 0,1 untuk mengukur derajat keasaman media 6. DO meter untuk mengukur oksigen terlarut pada media 7. Termometer dengan ketelitian 0,1 o C untuk mengukur suhu pada media 8. Salinometer ketelitian 0,1 ppt untuk mengukur kadar salinitas pada media 9. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g, untuk menimbang bobot larva Nilem dan bahan pengkaya 3.2.2 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam ini adalah : 1. Kista Artemia merk Supreme Plus 2. Larva Nilem berumur 3-5 hari, sebanyak 150 ekor 20

21 3. Susu bubuk afkir 4. Garam tidak beryodium 5. Air tawar 6. Klorin 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan ialah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan termasuk kontrol dengan 3 kali ulangan, seperti berikut : 1. Perlakuan A : Sebagai kontrol Artemia tanpa diberi pengkayaan susu bubuk afkir 2. Perlakuan B : Artemia diberi pengkayaan 0,3 g/l susu bubuk afkir 3. Perlakuan C : Artemia diberi pengkayaan 0,6 g/l susu bubuk afkir 4. Perlakuan D : Artemia diberi pengkayaan 0,9 g/l susu bubuk afkir 5. Perlakuan E : Artemia diberi pengkayaan 1,2 g/l susu bubuk afkir Model percobaan yang digunakan sesuai dengan Gaspersz (1991) model linier dari rancangan tersebut adalah : Y ij = µ + τ i + ε ij Y ij = nilai pengamatan pengamatan ke i, ulangan ke j µ = Rata-rata umum τ i = Pengaruh pemberian jumlah susu bubuk afkir yang berbeda = Pengaruh acak yang menyebar normal ε ij 3.4 Prosedur Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis. Pada tahapan persiapan dilakukan dekapsulasi kista Artemia dan penetasan Artemia sampai pada fase ke II (Instar II), kemudian tahapan pelaksanaan terdiri dari pengkayaan perendaman nauplii menggunakan bahan pengkaya yaitu susu bubuk afkir sesuai dengan konsentrasi tiap perlakuan, berikut penjabaran tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama :

22 a. Dekapsulasi Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan dejarat tetas Artemia agar penetasan bisa maksimal, Artemia yang digunakan sebanyak 2 g/l untuk setiap kali dekapsulasi. Prosedur dekapsulasi merujuk pada pernyataan Subaidah dan Mulyadi (2004), langkah-langkah penetasan dengan cara dekapsulasi, sebagai berikut: 1. Kista Artemia dihidrasi dengan menggunakan air tawar selama 1-2 jam 2. Kista dicampur dengan larutan kaporit atau klorin dengan konsentrasi 1,5 ml per 1 gram kista, kemudian diaduk direndam selama 20 menit hingga warna menjadi merah bata 3. Kista segera disaring menggunakan plankton net 120 mikron dan dibilas menggunakan air tawar sampai bau klorin hilang, Artemia siap untuk ditetaskan. b. Penetasan Kista hasil dekapsulasi ditetaskan menggunakan air laut atau garam yang tidak beryodium dengan kadar salinitas antara 30-35 ppt, suhu antara 25-30 o C, oksigen terlarut 3 ppm, ph 8 dan aerasi kuat. Kondisi tersebut berlangsung antara 18-24 jam hingga kista menetas, setelah menetas larva dipanen dan tetap pada kondisi media seperti sebelumnya. c. Pengkayaan (Enrichment) Pada tahapan ini larva Artemia yang sudah masuk pada instar II (nauplii) atau 8 jam setelah larva dipanen dibagi sama rata ke setiap wadah pengkayaan sesuai perlakuan, nauplii-nauplii tersebut dipindahkan ke media pengkayaan dan dilakukan perendaman dengan perlakuan dan konsentrasi pengkayaan yang telah ditentukan selama 12 jam. Pemberian susu bubuk afkir diberikan satu kali pada saat pengkayaaan Artemia sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan. d. Pengujian pada Larva Nilem Dalam tahap ini nauplii Artemia yang telah diperkaya dengan berbagai perlakuan disiapkan sebagai pakan untuk larva Nilem yang telah berumur 3-4 hari atau cadangan kuning telurnya setelah 96 jam akan habis (Harris, 1974), pada

23 media pemeliharaan. Padat tebar larva ikan Nilem yang menghasilkan pertumbuhan yang baik, yaitu sebanyak 10 ekor/l untuk kolam indoor (BRBAT 2008). Pemberian nauplii Artemia sebagai pakan larva Nilem dilakukan sebanyak 4 kali dan secara add libitum (Kamal 2008). e. Pengukuran Kualitas Air Beberapa parameter yang penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan Artemia pada saat pengkayaan juga untuk kebutuhan larva Nilem ialah suhu, ph, dan DO. Hal ini perlu dilakukan secara intensif agar bisa berjalan sebagaimana mestinya. 3.5 Parameter yang Diamati 1. Survival Rate (SR) dalam perikanan budidaya merupakan indeks kelulus hidupan suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya dari mulai awal ikan ditebar hingga ikan dipanen. Nilai SR ini dihitung dalam bentuk angka persentase, mulai dari 0 100 %. Rumusnya yaitu : SR = 100% (Zonneveld et al., 1991) Keterangan : SR : Tingkat kelangsungan hidup ikan (%) Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) No : Jumlah ikan pada awal penebaran (ekor) 2. Pertumbuhan Panjang Harian Larva Nilem Pertumbuhan panjang harian dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: α = [ 1] x 100 % (Huissman, 1976) Keterangan : α = Pertumbuhan panjang harian (%) Pt = Panjang larva Nilem pada akhir percobaan (mm)

24 Po t = Panjang larva Nilem pada awal percobaan (mm) = Waktu percobaan (hari). 3. Pengukuran kualitas air Pengukuran kualitas air meliputi temperatur ( o C), ph, DO (ppm), salinitas (ppt) dan amoniak ( ppm) setiap pengkayaan nauplii Artemia, sedangkan untuk pengujian pada larva Nilem kesemua parameter itu diukur setiap 7 hari sekali. 3.6 Analisis Data Data-data hasil diolah menggunakan analisis sidik ragam dengan uji F untuk mengetahui pemberian susu bubuk afkir terhadap pengkayaan nauplii Artemia serta data yang meliputi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan (Gaspersz 1991). Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% (Gaspersz 1991).